Langsing Kilat Tanpa Diet Ketat

Ingin punya tubuh langsing dalam waktu singkat tanpa perlu olahraga berat dan menerapkan diet ketat? Baca dulu yang satu ini! 

Punya tubuh langsing ideal memang dambaan setiap orang. Selain lebih sehat dan lebih bersahabat dengan penampilan, berat badan ideal juga bisa membuat diri kita lebih lincah dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Untuk mendapatkan berat badan ideal pun ternyata tak sesulit yang dibayangkan, meski tidak juga semudah membalik telapak tangan. Cukup dengan mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari seperti yang disebutkan di bawah ini, dan berat badan ideal pun tak lama lagi akan menjadi milik Anda. 

Jangan Makan di Depan Televisi

Banyak orang tidak menyadari bahwa menyantap camilan di depan televisi adalah kebisaan yang amat potensial untuk mengakibatkan kegemukan. Pasalnya, makan sembari melakukan sesuatu yang lain (menonton televisi) bisa membuat Anda kehilangan kontrol atas jumlah kalori yang dikonsumsi. Sekantong keripik kentang dan sekaleng biskuit bisa habis “disikat” sambil menonton film kartun yang hanya berdurasi 30 menit. Karenanya, simpanlah camilan di dalam lemari makan dan jadikan sofa di depan televisi sebagai “area bebas makanan” sehingga Anda tidak lagi tergoda untuk ngemil sambil nonton. Tips: sebagai pengganti camilan, ambillah sepatu olahraga untuk menemani Anda menonton televisi. Jika “lupa diri” di kala ngemil bisa membuat Anda gemuk, maka “lupa diri” kala berolahraga di depan televisi bisa membuat Anda langsing! 

Makan Dalam Porsi Kecil

Ingin punya berat badan ideal? Mulai sekarang, pangkaslah porsi makanan Anda menjadi setengahnya. Jangan lupa, lakukan secara bertahap sehingga tubuh Anda tidak kaget karenanya. Bukan hanya baik untuk menurunkan berat badan, kebiasaan menyantap makanan dalam porsi kecil juga baik untuk para penyandang diabetes, karena tidak mengakibatkan kadar gula darah meningkat secara drastis. Tips: alih-alih menggunakan piring makan besar, mulai sekarang gunakanlah piring berdiameter lebih kecil dan sendok yang lebih sempit ketika mengambil makanan. Penelitian yang dilakukan di Cornell University, Amerika, menunjukkan bahwa ukuran peralatan makan yang digunakan bisa mempengaruhi porsi makanan yang Anda santap.

Kunyah Lebih Lama

Sebuah penelitian yang diterbitkan di American Journal of Clinical Nutrition menyatakan bahwa mereka yang mengunyah makanan sebanyak 40 kali bisa mengurangi porsi makan hingga 12% lebih sedikit dibandingkan orang lain yang hanya mengunyah makanan 15 kali sebelum menelannya. Menurut Catherine Collins, pakar diet dari St. George Hospital, London, mengunyah makanan lebih lama akan membuat seseorang betul-betul menyadari rasa, aroma, serta tekstur makanan yang disantap, sehingga dia juga menyadari seberapa besar porsi yang dimakannya. Mengunyah lebih lama juga akan memicu produksi hormon yang dapat mengirimkan sinyal kepada otak bahwa tubuh kita sudah kenyang. Tips: biasakan mengunyah makanan antara 30-40 kali sebelum ditelan. Meski pada awalnya Anda harus rajin menghitung, tapi lama-kelamaan hal ini akan menjadi bagian dari kebiasaan makan sehari-hari. 

Perbanyak Aktivitas Fisik

Membakar kalori tidak harus dilakukan di pusat kebugaran atau dalam waktu-waktu khusus yang Anda sediakan untuk berolahraga. Anda bisa memanfaatkan kegiatan sehari-hari untuk membantu tubuh mendapatkan berat ideal. Caranya adalah dengan mengambil kesempatan sebanyak mungkin untuk melakukan aktivitas fisik, mulai dari berjalan kaki menuju tempat parkir, memilih tangga dibandingkan elevator, membersihkan rumah tanpa bantuan “si mbak”, mengajak jalan-jalan hewan peliharaan, dan sebagainya. Kuncinya adalah, semakin banyak Anda menggerakkan badan, maka akan semakin banyak pula kalori yang bisa dibakar oleh tubuh. Tips: sesekali, berikan waktu libur untuk asisten rumah tangga Anda dan kerjakanlah sendiri semua tugasnya di rumah. Dijamin, aktivitas seperti mencuci mobil, mengepel lantai, dan menyetrika pakaian akan membuat tubuh Anda berkeringat dan bugar seperti ketika baru saja keluar dari kelas pilates. 

 

Sumber:

http://life.nationalpost.com/2013/04/03/a-case-for-the-dinner-table-eating-in-front-of-the-tv-computer-one-of-the-quickest-ways-to-pack-on-the-pounds/ 

http://weightloss.about.com/od/healthyeatingnews/a/icecreamstudy.htm

http://www.dailymail.co.uk/health/article-2020403/Chew-mouthful-food-40-TIMES-help-lose-weight.html

Kenali Pemicu Diabetes Saat Ini Juga

Tahukah Anda? Di Indonesia, diabetes adalah salah satu penyakit dengan jumlah penyandang yang cukup banyak. Apalagi kini jumlah penyandang diabetes semakin bertambah setiap tahunnya, tak hanya pada usia lanjut tapi juga usia produktif.

Siapapun bisa memiliki risiko tinggi untuk memilikinya. Tentunya Anda tak ingin mendapatkan masalah kesehatan ini, bukan? Maka dari itu, ada baiknya jika Anda bisa mengenali beberapa pemicunya. Pemicu yang pertama adalah faktor keturunan. Artinya bila ada anggota keluarga Anda yang menyandang diabetes, maka risiko terkena diabetes tipe 1 atau 2 akan lebih tinggi. Jadi, gaya hidup Anda pun sebaiknya diperhatikan sedini mungkin sebagai salah satu upaya pencegahannya. Diabetes juga bisa terjadi jika Anda malas berolah raga atau beraktivitas. Semakin aktif tubuh Anda bergerak, Anda pun bisa terhindar dari penyakit ini.

Faktor pemicu lainnya bisa didatangkan oleh kelebihan berat badan. Hal ini dikarenakan berat badan berlebih bisa memicu banyaknya jaringan lemak. Maka, sel jaringan dan otot akan semakin resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2 sering disandang oleh orang yang kelebihan berat badan. Jika terdapat banyak lemak di sekitar perut Anda, maka risiko terkena penyakit ini akan semakin tinggi. Pemicu terakhir terjadinya diabetes adalah kehamilan, atau dikenal sebagai diabetes gestasional. Wanita yang mengalami diabetes saat hamil, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dalam hidupnya. Selain itu, wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg pun berisiko lebih tinggi terkena diabetes.

Usia juga menjadi faktor penyebab tingginya risiko diabetes. Usia yang semakin bertambah akan meningkatkan risiko diri terkena diabetes tipe 2. Selain itu, kadar glukosa darah yang tinggi bisa menjadi penyebabnya. Coba periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui glukosa dalam darah Anda. Jika hasilnya menunjukan 111-125 mg/dL, artinya Anda sudah mengalami prediabetes. Bila kadar gula dalam darah Anda sudah diatas 160-180 mg/dL, maka akan terjadi gejala diabetes seperti pegal-pegal, penglihatan kabur, mengkonsumsi makanan berlebihan, mudah lelah, dan berat badan turun drastis.

Biasanya Anda akan sangat sering buang air kecil. Hal ini bisa menyebabkan diri merasa sangat haus sehingga sering minum. Bila sudah seperti ini, tentunya diet diabetes perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi karbohidrat dalam porsi sedikit setiap satu kali makan. Jika karbohidrat dikonsumsi dalam porsi banyak, glukosa darah bisa meningkat. Dengan porsi makanan karbohidrat yang sedikit dan tersebar pada setiap jam makan, maka tubuh Anda bisa memenuhi kebutuhan insulin yang nantinya digunakan untuk mencerna karbohidrat.

Itulah beberapa pemicu penyakit diabetes yang bisa Anda pelajari. Jika ada beberapa hal di atas yang sedang Anda alami, sebaiknya berhati-hati dan segeralah berkonsultasi dengan dokter. Diabetes yang ditangani sedini mungkin akan mempercepat pemulihannya. Jadi, hidup sehat saat ini juga dan jangan biarkan diabetes menganggu hari-hari Anda.

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda (Holistic Health Solution) hal 10-14

Hidup secara Mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (Prof.DR. Sidartawan Soegondo, dr. SpPD,K-EMD, F.A.C.E. & Kartini Sukardji, MCH) hal 45

Kenali Pemicu Diabetes Saat Ini Juga

Tahukah Anda? Di Indonesia, diabetes adalah salah satu penyakit dengan jumlah penyandang yang cukup banyak. Apalagi kini jumlah penyandang diabetes semakin bertambah setiap tahunnya, tak hanya pada usia lanjut tapi juga usia produktif.

Siapapun bisa memiliki risiko tinggi untuk memilikinya. Tentunya Anda tak ingin mendapatkan masalah kesehatan ini, bukan? Maka dari itu, ada baiknya jika Anda bisa mengenali beberapa pemicunya. Pemicu yang pertama adalah faktor keturunan. Artinya bila ada anggota keluarga Anda yang menyandang diabetes, maka risiko terkena diabetes tipe 1 atau 2 akan lebih tinggi. Jadi, gaya hidup Anda pun sebaiknya diperhatikan sedini mungkin sebagai salah satu upaya pencegahannya. Diabetes juga bisa terjadi jika Anda malas berolah raga atau beraktivitas. Semakin aktif tubuh Anda bergerak, Anda pun bisa terhindar dari penyakit ini.

Faktor pemicu lainnya bisa didatangkan oleh kelebihan berat badan. Hal ini dikarenakan berat badan berlebih bisa memicu banyaknya jaringan lemak. Maka, sel jaringan dan otot akan semakin resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2 sering disandang oleh orang yang kelebihan berat badan. Jika terdapat banyak lemak di sekitar perut Anda, maka risiko terkena penyakit ini akan semakin tinggi. Pemicu terakhir terjadinya diabetes adalah kehamilan, atau dikenal sebagai diabetes gestasional. Wanita yang mengalami diabetes saat hamil, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dalam hidupnya. Selain itu, wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg pun berisiko lebih tinggi terkena diabetes.

Usia juga menjadi faktor penyebab tingginya risiko diabetes. Usia yang semakin bertambah akan meningkatkan risiko diri terkena diabetes tipe 2. Selain itu, kadar glukosa darah yang tinggi bisa menjadi penyebabnya. Coba periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui glukosa dalam darah Anda. Jika hasilnya menunjukan 111-125 mg/dL, artinya Anda sudah mengalami prediabetes. Bila kadar gula dalam darah Anda sudah diatas 160-180 mg/dL, maka akan terjadi gejala diabetes seperti pegal-pegal, penglihatan kabur, mengkonsumsi makanan berlebihan, mudah lelah, dan berat badan turun drastis.

Biasanya Anda akan sangat sering buang air kecil. Hal ini bisa menyebabkan diri merasa sangat haus sehingga sering minum. Bila sudah seperti ini, tentunya diet diabetes perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi karbohidrat dalam porsi sedikit setiap satu kali makan. Jika karbohidrat dikonsumsi dalam porsi banyak, glukosa darah bisa meningkat. Dengan porsi makanan karbohidrat yang sedikit dan tersebar pada setiap jam makan, maka tubuh Anda bisa memenuhi kebutuhan insulin yang nantinya digunakan untuk mencerna karbohidrat.

Itulah beberapa pemicu penyakit diabetes yang bisa Anda pelajari. Jika ada beberapa hal di atas yang sedang Anda alami, sebaiknya berhati-hati dan segeralah berkonsultasi dengan dokter. Diabetes yang ditangani sedini mungkin akan mempercepat pemulihannya. Jadi, hidup sehat saat ini juga dan jangan biarkan diabetes menganggu hari-hari Anda.

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda (Holistic Health Solution) hal 10-14

Hidup secara Mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (Prof.DR. Sidartawan Soegondo, dr. SpPD,K-EMD, F.A.C.E. & Kartini Sukardji, MCH) hal 45

Cegah Diabetes dengan Tidur yang Cukup

Anda mungkin mengira risiko diabetes hanya berhubungan dengan pola makan tidak sehat dan berat badan berlebih. Tapi sebenarnya kebiasaan tidur Anda pun perlu diperhatikan untuk mencegah diabetes dan menjaga kestabilan kadar gula dalam darah.

Pada malam hari, hormon melatonin dan serotonin bekerja aktif untuk membuat tubuh lebih rileks. Saat Anda tidur, kadar gula tubuh pun menurun, karena gula dalam tubuh banyak dipakai oleh hati pada proses detoksifikasi. Karena itulah para periset dari University of Buffalo, New York, melakukan penelitian mengenai efek kurang tidur pada kesehatan. Penelitian ini menemukan bahwa efek tidur kurang dari 6 jam setiap malam pada kesehatan di antaranya adalah:

  1. Kadar glukosa dalam tubuh tidak bisa diatur dengan efisien.
  2. Meningkatkan hormon perangsang nafsu makan hingga 28%. Itu sebabnya Anda cenderung lebih sering mengemil atau merasa lapar di tengah malam atau saat begadang.
  3. Mengurangi toleransi tubuh terhadap glukosa.
  4. Meningkatkan produksi kortisol, yaitu hormon yang diproduksi ketika stres. Lho? Apa hubungannya stres dengan diabetes? Asal tahu saja, tingkat stres yang berlebihan juga berpengaruh pada kebiasaan makan Anda. Misalnya, ketika Anda mencari hiburan dalam bentuk makanan berlemak untuk melupakan stres yang Anda alami. Selain itu, kalau tubuh memproduksi hormon stres seperti seperti kortisol dan adrenalin secara terus menerus, sistem syaraf dan pankreas Anda akan cepat lelah, sehingga memicu rasa lapar dan menaikkan kadar gula dalam darah.

Semua faktor inilah membuat Anda semakin sulit menjaga berat badan sehat dan sulit menjaga kadar gula dalam darah. Padahal masalah kelebihan berat badan adalah salah satu penyebab utama diabetes. Penelitian yang dilakukan University of Utah bahkan menemukan bahwa tidur kurang dari 6 jam setiap malam akan meningkatkan resiko diabetes hingga 34%! Sedangkan menurut penelitian di University of Texas School of Public Health, tidur selama 7 malam membantu Anda menstabilkan kadar gula dalam darah dalam waktu 72 jam.

Jadi, satu lagi solusi sehat yang disarankan untuk mengurangi resiko diabetes adalah menghentikan kebiasaan tidur larut malam. Toh manfaat positifnya tidak hanya demi mengurangi resiko diabetes, tapi juga menjaga berat badan ideal Anda. Siapa sih yang tidak mau hidup sehat dan tampil prima?

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution

Cegah Diabetes dengan Tidur yang Cukup

Anda mungkin mengira risiko diabetes hanya berhubungan dengan pola makan tidak sehat dan berat badan berlebih. Tapi sebenarnya kebiasaan tidur Anda pun perlu diperhatikan untuk mencegah diabetes dan menjaga kestabilan kadar gula dalam darah.

Pada malam hari, hormon melatonin dan serotonin bekerja aktif untuk membuat tubuh lebih rileks. Saat Anda tidur, kadar gula tubuh pun menurun, karena gula dalam tubuh banyak dipakai oleh hati pada proses detoksifikasi. Karena itulah para periset dari University of Buffalo, New York, melakukan penelitian mengenai efek kurang tidur pada kesehatan. Penelitian ini menemukan bahwa efek tidur kurang dari 6 jam setiap malam pada kesehatan di antaranya adalah:

  1. Kadar glukosa dalam tubuh tidak bisa diatur dengan efisien.
  2. Meningkatkan hormon perangsang nafsu makan hingga 28%. Itu sebabnya Anda cenderung lebih sering mengemil atau merasa lapar di tengah malam atau saat begadang.
  3. Mengurangi toleransi tubuh terhadap glukosa.
  4. Meningkatkan produksi kortisol, yaitu hormon yang diproduksi ketika stres. Lho? Apa hubungannya stres dengan diabetes? Asal tahu saja, tingkat stres yang berlebihan juga berpengaruh pada kebiasaan makan Anda. Misalnya, ketika Anda mencari hiburan dalam bentuk makanan berlemak untuk melupakan stres yang Anda alami. Selain itu, kalau tubuh memproduksi hormon stres seperti seperti kortisol dan adrenalin secara terus menerus, sistem syaraf dan pankreas Anda akan cepat lelah, sehingga memicu rasa lapar dan menaikkan kadar gula dalam darah.

Semua faktor inilah membuat Anda semakin sulit menjaga berat badan sehat dan sulit menjaga kadar gula dalam darah. Padahal masalah kelebihan berat badan adalah salah satu penyebab utama diabetes. Penelitian yang dilakukan University of Utah bahkan menemukan bahwa tidur kurang dari 6 jam setiap malam akan meningkatkan resiko diabetes hingga 34%! Sedangkan menurut penelitian di University of Texas School of Public Health, tidur selama 7 malam membantu Anda menstabilkan kadar gula dalam darah dalam waktu 72 jam.

Jadi, satu lagi solusi sehat yang disarankan untuk mengurangi resiko diabetes adalah menghentikan kebiasaan tidur larut malam. Toh manfaat positifnya tidak hanya demi mengurangi resiko diabetes, tapi juga menjaga berat badan ideal Anda. Siapa sih yang tidak mau hidup sehat dan tampil prima?

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution