5 Makanan “Terlarang” Bagi Diabetesi

5 Makanan “Terlarang” Bagi Diabetesi

Status sebagai diabetesi membuat kamu mesti lebih selektif dalam memilih makanan. Ini beberapa yang perlu dihindari dalam menu harian.

Kadar gula darah dan berat badan ideal adalah dua pertimbangan utama bagi penyandang diabetes dalam menyusun menu harian. Menurut Joy Bauer, RD, pakar nutrisi dari New York University, Amerika, diabetesi di antaranya perlu mengutamakan jenis-jenis makanan yang memiliki nilai indeks glikemik (IG) rendah dan menghindari jenis makanan dengan nilai IG tinggi untuk mencegah kadar gula darah naik drastis setelah dikonsumsi. Disamping itu, diabetesi juga perlu membatasi konsumsi jenis-jenis makanan berikut.

 

Makanan manis

Kue tart, permen, kukis, camilan manis, dan aneka jenis minuman bergula adalah “musuh utama” penyandang diabetes. Jenis-jenis makanan ini memiliki nilai IG tinggi sehingga bisa mengakibatkan kadar gula darah melonjak drastis setelah disantap. Sebagai pengganti camilan manis, kamu bisa makan aneka jenis buah manis seperti mangga, anggur, pir, dan jeruk manis dalam porsi sewajarnya. Meski sama-sama mengandung glukosa, buah-buahan juga mengandung serat yang ampuh meredam kenaikan kadar gula darah serta vitamin yang banyak manfaatnya bagi kesehatan.

 

Produk susu full fat dan olahannya

Kandungan lemak jenuh di dalam susu full fat dan aneka produk olahannya bisa memicu  peningkatan kadar kolesterol “jahat” LDL. Selain bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, penelitian menyatakan bahwa peningkatan kadar LDL juga bisa memperparah kondisi resistensi insulin pada penyandang diabetes. Itu sebabnya, diabetesi perlu menghindari susu full fat dan produk olahannya, seperti es krim, butter, keju, dan yogurt. Tapi jangan khawatir, kamu bisa menggantinya dengan produk sejenis yang berstatus low fat.

 

Karbohidrat sederhana

Makanan pokok seperti nasi putih, roti putih, mie, dan pasta yang tidak terbuat dari bahan whole-grain memiliki nilai IG cukup tinggi sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi berlebihan. Sebagai pengganti, kamu bisa memilih jenis makanan pokok yang mengandung karbohidrat kompleks seperti whole-grain (gandum utuh), oatmeal, nasi merah, nasi hitam, dan roti whole-grain.

Untuk snack, kamu bisa memilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan. Karena terbuat dari kedelai yang merupakan karbohidrat kompleks serta tinggi serat, SOYJOY memiliki nilai IG rendah serta bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama. Bukan itu saja, SOYJOY juga kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral sehingga ideal disantap sebagai camilan sehat setiap hari.

 

Daging berlemak

Dengan alasan yang sama seperti produk susu full fat, diabetesi perlu menghindari konsumsi daging berlemak, kecuali ikan berlemak yang kaya kandungan lemak baik Omega-3, 6, dan 9. Jika hendak makan daging ayam, singkirkan bagian kulitnya. Jangan lupa, cara memasak juga mempengaruhi kandungan lemak di dalam daging. Alih-alih digoreng atau dibakar, lebih baik kamu mengolahnya dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis dengan sedikit minyak zaitun.

 

Gorengan dan makanan olahan

Aneka jenis makanan yang dimasak dengan cara digoreng akan meningkatkan asupan lemak jenuh dan lemak trans yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sedangkan, produk makanan olahan seperti keripik kentang, sosis, dan nugget, kebanyakan mengandung garam dan lemak dalam jumlah tinggi. Asupan garam dan lemak, ditambah kandungan bahan pengawet di dalam makanan olahan bisa memicu tekanan darah tinggi serta masalah kesehatan lain yang berbahaya bagi diabetesi.

 

Sumber:

5 Cara Memotivasi Pasien Diabetes

5 Cara Memotivasi Pasien Diabetes

Hidup dengan kondisi diabetes bisa menghadirkan perasaan jenuh dan putus asa pada diri diabetesi. Kalau sudah begini, caregiver perlu turun tangan untuk memberi suntikan semangat kepada pasien.

Untuk memelihara keseimbangan kadar gula darah, penyandang diabetes mesti menjalani rutinitas harian yang cukup ketat. Mulai dari menepati jadwal minum obat, cek darah, berdiet, sampai melakukan olahraga sesuai ketentuan. Menurut Wendy Satin Rapaport, LCSW, PsyD, psikolog klinis dari Diabetes Research Institute, University of Miami Miller School of Medicine, Amerika, untuk bisa melakukan itu semua, diperlukan energi fisik dan mental yang jumlahnya tidak sedikit.

Itu sebabnya, menurut Rapaport, tak mengherankan bila seorang diabetesi sewaktu-waktu mengalami kondisi yang namanya “burnout”, yaitu perpaduan antara kelelahan, stres, jenuh, dan sedih. Kalau sudah terjebak dalam kondisi ini, diabetesi bisa mengabaikan rutinitas harian, yang pada akhirnya bisa membahayakan kesehatannya. Dalam hal ini, peran caregiver amat penting untuk memulihkan semangat dan motivasi dibetesi. Apa yang bisa dilakukan?

1. Tenang, jangan ikut stres

Pasien yang sedang stres dan kelelahan terkadang bisa berubah menjadi amat moody dan pemarah. Kalau sudah begini, caregiver mesti bisa mengontrol emosi pribadi agar tidak ikut terbawa arus. Tetap tenang, hindari sikap reaktif. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah fase yang mesti dilewati.

2. Dengarkan curhatnya

Dalam buku Approaches to Behavior: Changing the Dynamic Between Patients and Professionals in Diabetes Care and Education yang ditulisnya bersama Janis Roszler, MS, RD, LDN, CDE, FAND, Rapaport menjelaskan bahwa langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendengarkan segala curhat dan uneg-uneg pasien. Setelah mengungkapkan hal-hal yang membebani pikirannya, biasanya pasien akan menjadi lebih tenang.


3. Tunjukkan empati

Kala mendengarkan, tempatkan diri kamu dalam posisi pasien. Katakan bahwa kamu bisa merasakan kesedihannya dan kemungkinan akan berpikir hal yang sama bila berada dalam posisinya. Sambil mendengarkan, tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya merasa lebih baik. Hal-hal kecil seperti mengambilkan minuman hangat, memutar film komedi, atau menemani berjalan-jalan seringkali bisa membantu meredakan emosi pasien.

4. Berikan afirmasi

Katakan pada pasien bahwa kamu bisa mengerti apa yang membuatnya melakukan hal-hal tertentu—misalnya, ketika ia menolak minum obat atau ngotot ingin makan camilan manis. Tekankan bahwa ia tetap memegang kendali pada kehidupannya, dan berhak menjalani kegiatan sesuai keinginannya. Hanya saja, ingatkan pula bahwa setiap tindakan itu kelak memiliki konsekuensi pada kesehatannya.

5. Positif mencari solusi

Setelah pasien tenang dan bersedia menerima masukan, ajak ia untuk bersama-sama mencari solusi. Hindari pembicaraan satu arah dan sikap memerintah, karena itu akan membuatnya kembali menarik diri. Jika masalahnya ada pada jenis olahraga, maka kamu bisa bersama-sama mencari alternatif aktivitas fisik yang lebih menyenangkan, seperti latihan menari atau berkebun.

 

Jika ia bosan berdiet dan ingin makan sesuatu yang lezat, coba berikan SOYJOY sebagai #Soylution atas kondisinya. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli, sehingga kaya nutrisi dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah. Kandungan serat pangan di dalam SOYJOY juga mampu menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak tergoda untuk makan berlebihan.

Dengan menerapkan langkah di atas, diabetesi akan kembali termotivasi untuk memelihara kesehatannya kembali.

 

Sumber:

3 Langkah Sederhana Kaum Muda Untuk Cegah Diabetes

3 Langkah Sederhana Kaum Muda Untuk Cegah Diabetes

Usia penyandang diabetes kian bertambah muda dari waktu ke waktu. Mumpung belum terlambat, yuk, lakukan langkah pencegahan sedini mungkin.

Diabetes tak lagi identik dengan jenis penyakit yang menyerang penduduk berusia lanjut. Berdasarkan survey yang terbit di jurnal Diabetes Care (2014), jumlah penyandang diabetes tipe 2 berumur di bawah 20 tahun di Amerika meningkat hingga 30% antara tahun 2001-2009.

Riset lain yang terbit di jurnal tersebut juga menyatakan bahwa jumlah penyandang diabetes berusia di bawah 20 tahun diprediksi akan melonjak hingga 49% pada tahun 2050. Mengingat pertambahan kasusnya amat pesat, maka langkah pencegahan perlu dilakukan sedari dini. Ini tiga langkah sederhana yang bisa kamu lakukan.

1. Hidup Lebih Aktif

Gaya hidup lembam adalah salah satu penyebab meningkatnya kasus obesitas, yang mayoritas berujung pada kondisi diabetes. Pada penyandang obesitas, tubuh bekerja terus menerus untuk memproses gukosa menjadi energi, dengan bantuan hormon insulin. Karena bekerja ekstra keras, lama-kelamaan muncul kondisi yang disebut resistensi insulin, yaitu berkurangnya respon tubuh terhadap hormon insulin, yang berakibat ketidakmampuan tubuh mengolah glukosa. Glukosa yang tidak dapat diolah ini pun menumpuk di dalam darah sehingga menimbulkan kondisi diabetes.

Langkah sederhana: Idealnya, setiap orang perlu berolahraga setiap hari, minimal selama 30 menit. Supaya tak terkesan berat, lakukan secara bertahap. Mulailah dengan berolahraga selama 10 menit per hari, lalu tingkatkan waktunya 5 menit setiap awal minggu hingga target 30 menit tercapai. Langkah lain untuk menambah aktivitas fisik adalah mengurangi ketergantungan pada kendaraan dan memilih berjalan kaki untuk bepergian.

 

2. Hindari Minuman Manis

Ini adalah salah satu sikap keliru yang banyak dilakukan orang. Yaitu, menahan diri untuk tidak makan berlebihan, tetapi tetap rajin minum yang manis-manis seperti softdrink, minuman manis dalam kemasan, serta teh dan kopi bergula. Padahal tahukah kamu, kandungan kalori di dalam minuman manis itu sangat tinggi, bahkan nyaris menyamai asupan kalori dari satu porsi makanan sehat?

Langkah sederhana: Untuk mengatasi keinginan minum yang manis-manis, biasakan diri minum air putih. Jika tak suka dengan rasanya yang hambar, kamu bisa membuat infused water dengan tambahan irisan lemon, strawberry, atau daun mint. Segar dan lebih menyehatkan karena diperkaya dengan vitamin dari potongan buah. Bawa selalu botol berisi infused water ke mana pun kamu pergi, agar tak tergoda untuk jajan minuman manis.


3. Pilih Snack Sehat

Meski sudah membatasi porsi makan pagi, siang, dan malam, terkadang kita takluk pada “jebakan” camilan yang disantap setiap hari. Ngemil sih boleh-boleh saja, tapi sebisa mungkin hindari jenis camilan tak sehat yang tinggi kalori dan mengandung bahan-bahan tak sehat, seperti lemak trans dan gula berlebihan.

 

Langkah sederhana: Ganti camilan kamu dengan snack sehat. Kalau mau yang praktis dan enak, kamu juga bisa memilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. SOYJOY bisa menjadi #Soylution akan kebutuhan snack sehat, karena kaya akan protein, serat pangan, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. SOYJOY juga mengandung isoflavon untuk kesehatan kulit dan flavonoid untuk menurunkan kadar kolesterol jahat. Bukan cuma itu, SOYJOY juga tersedia dalam aneka pilihan cita rasa yang lezat dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh mereka yang sedang berdiet maupun penyandang diabetes.

 

Sumber:

Piramida Makanan Untuk Penyandang Diabetes

Piramida Makanan Untuk Penyandang Diabetes

Penyandang diabetes perlu mengatur pola makan jangka panjang untuk memelihara kestabilan kadar gula darah. Sebagai pedoman dalam memilih jenis-jenis makanan untuk dikonsumsi setiap hari, kamu bisa menggunakan panduan piramida makanan yang diterbitkan oleh American Diabetes Association berikut ini.

(Sumber: American Diabetes Association)

 

– Lapisan 4 (Makanan ber-IG Rendah)

Nilai IG (Indeks Glikemik) yang rendah menandakan kenaikan kadar gula darah yang rendah dan stabil setelah dikonsumsi, sehingga kamu bisa mendapatkan asupan energi secara bertahap.

Jenis makanan: kacang-kacangan seperti kedelai dan almond, biji-bijian seperti wijen dan biji bunga matahari, sayuran bertepung seperti kentang dan jagung, serta produk makanan wholegrain seperti oatmeal, roti gandum utuh, dan nasi merah.

Untuk mendapatkan #KebaikanKedelai, kamu bisa memilih SOYJOY sebagai snack di antara jam makan utama. SOYJOY hadir sebagai #Soylution untuk pola hidup sehat diabetesi.

 

– Lapisan 3 (Makanan Kaya Serat)

Termasuk di dalam lapisan ini adalah aneka jenis sayur dan buah-buahan yang merupakan sumber serat, mineral, dan vitamin yang ideal.

Jenis makanan: kamu bisa mengonsumsi berbagai jenis buah dan sayuran yang disukai. Hanya saja, batasi konsumsi jenis buah-buahan yang manis dan mengandung kalori tinggi seperti durian dan mangga. Ingat, pilih sayur dan buah segar, bukan sayur dan buah kaleng yang telah direndam di dalam larutan sirup ataupun air garam.

 

– Lapisan 2 (Sumber Protein Hewani)

Asupan protein diperlukan untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, menguatkan sistem kekebalan tubuh, serta memelihara fungsi otot dan organ tubuh kita. Tak kalah penting, asam amino yang terkandung di dalam protein berperan penting membentuk kolagen untuk memelihara kesehatan kulit.

Jenis makanan: yogurt dan susu rendah lemak, daging merah, daging ayam tanpa kulit, aneka jenis ikan.

 

– Lapisan 1 (Makanan Manis & Berlemak)

Sesekali, diabetesi tetap bisa menyantap makanan favorit seperti kue manis, keripik kentang, es krim, dan sebagainya. Hanya saja, berhubung jenis-jenis makanan tersebut mengandung kalori dan lemak dalam jumlah tinggi, asupannya harus dibatasi secara ketat. Konsultasikan dengan dokter tentang frekuensi dan porsi makanan yang masih tergolong aman untuk dikonsumsi sewaktu-waktu.

Jenis makanan: kue, kukis, es krim / gelato, keripik kentang.

 

Boks: Ini Juga Perlu Dibatasi!

– Lemak Jenuh.

Lemak jenuh terdapat dalam aneka jenis produk olahan, seperti nugget dan sosis, serta produk makanan dalam kaleng seperti kornet.

– Lemak Trans

Lemak trans terkandung dalam aneka makanan yang diolah dengan cara digoreng. Idealnya, diabetesi mengolah makanan dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau ditumis.

– Kolesterol

Hindari jenis makanan tinggi kolesterol seperti kuning telur, jeroan, dan produk dari susu full fat. Kamu bisa memilih jenis makanan yang mengandung lemak baik, seperti alpukat, minyak zaitun, kedelai, dan ikan salmon.

 

Sumber:

 

Pengaruh Stres Pada Diabetes

Pengaruh Stres Pada Diabetes

Dalam kehidupan sehari-hari, stres bisa muncul karena penyebab fisik maupun psikis. Kecelakaan dan penyakit adalah dua hal yang bisa mendatangkan stres dari segi fisik. Sementara dari segi psikis, stres bisa disebabkan oleh masalah pribadi, kondisi keuangan, beban pekerjaan, dan lain sebagainya.

 

Meski wajar dialami oleh siapa saja, stres bisa berakibat buruk apabila dibiarkan berlarut-larut. Ada banyak penelitian yang menyatakan bahwa stres bisa memicu munculnya berbagai jenis gangguan kesehatan, mulai dari yang ringan seperti sakit kepala sampai yang berat seperti serangan jantung. Risiko gangguan kesehatan bisa meningkat apabila stres dialami oleh penyandang diabetes. Apa penyebabnya?


1. Stres Memicu Kenaikan Kadar Gula Darah

Kala stres menyerang, tubuh akan melepaskan hormon adrenalin dan kortisol ke dalam darah. Efek dari pelepasan hormon-hormon tersebut adalah sebuah respon yang dinamakan aksi “hadapi atau hindari” (fight or flight), yang dirasakan oleh seluruh tubuh, termasuk otak. Pada dasarnya, tujuan dari respon ini adalah menyiapkan tubuh untuk melawan atau melarikan diri dari situasi berbahaya yang sedang dihadapi.

Untuk persiapan melakukan aksi “hadapi atau hindari” tadi, maka tubuh akan melepaskan gula atau glukosa ke dalam darah, sebagai pasokan energi. Yang jadi masalah, tubuh penyandang diabetes tidak selalu memiliki pasokan insulin yang cukup untuk memproses pelepasan glukosa ekstra tersebut. Sebagai akibatnya, glukosa akan menumpuk di dalam darah sehingga menimbulkan peningkatan kadar gula darah. Jika sudah mencapai titik tertentu, maka peningkatan kadar gula darah ini perlu diatasi dengan konsumsi obat-obatan atau suntikan insulin.


2. Dampak Buruk Stres Berkepanjangan

Situasi bisa memburuk apabila diabetesi mengalami stres berkepanjangan. Dalam kondisi demikian, maka pelepasan glukosa ekstra ke dalam darah akan berlangsung terus-menerus yang berakibat peningkatan kadar gula darah terjadi secara konstan. Bila tidak segera dikendalikan, kondisi ini tentu bisa membahayakan kesehatan penyandang diabetes.

Meski demikian, penelitian menyatakan bahwa beban stres secara fisik dan mental bisa mendatangkan akibat berbeda pada penyandang diabetes tipe 1 dan 2. Bila stres fisik sama-sama mengakibatkan kenaikan kadar gula darah (hiperglikemia) pada penyandang diabetes tipe 1 dan 2, maka stres psikis terkadang malah mengakibatkan merosotnya kadar gula darah (hipoglikemia) pada penyandang diabetes tipe 1. Kedua kondisi tersebut sama-sama buruk dampaknya terhadap kesehatan diabetesi.

 

Stres, Bisa Dikendalikan

Untuk menghindari risiko komplikasi penyakit yang membahayakan, diabetesi perlu menerapkan manajemen stres yang baik. Buat catatan harian mengenai kondisi yang bisa mengakibatkan stres dan cara tubuh kamu menyikapinya. Berdasarkan catatan, ambil langkah antisipasi. Misalnya, bila stres kerap hadir pada Senin pagi di tempat kerja, maka untuk selanjutnya kamu bisa membereskan berkas-berkas penting di hari Jumat, agar bisa mengawali hari Senin secara lebih santai.

Kamu juga bisa melakukan olahraga dan latihan meditasi untuk membantu menenangkan pikiran. Perbaiki pola makan dan perbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan yang kaya vitamin dan mineral. Tambah pula asupan vitamin C dan mineral magnesium yang telah terbukti ampuh membantu mengatasi stres.

Jika stres membuat kamu ingin ngemil, pilih camilan sehat yang memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah, agar tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah. Kamu bisa memilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah asli. SOYJOY kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh. Karbohidrat kompleks dan serat di dalam SOYJOY juga bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga aman bagi kamu yang sedang berdiet.

 

Sumber:

Pentingnya Keluarga Dalam Kehidupan Penyandang Diabetes

Pentingnya Keluarga Dalam Kehidupan Penyandang Diabetes

Menyeimbangkan kadar gula darah adalah prioritas utama penyandang diabetes dalam memelihara kesehatan tubuhnya. Agar segalanya berjalan sesuai harapan, diperlukan konsistensi dan sikap disiplin dalam keseharian, terutama dalam hal menjaga pola makan, mengikuti jadwal minum obat, memantau kadar gula darah, dan mengambil langkah antisipasi sesuai anjuran dokter.

 

Meski demikian, tak jarang diabetesi menemukan hambatan di tengah jalan yang bisa disebabkan oleh banyak hal. Karena itulah, dukungan dari keluarga dan caregiver (orang yang bertugas memberikan perawatan) amat diperlukan agar diabetesi tetap bisa memperoleh berbagai kebutuhannya. Kamu seorang diabetesi atau punya keluarga yang menyandang diabetes? Ini beberapa bentuk dukungan yang bisa diberikan bagi orang terkasih yang menyandang diabetes.


1. Memantau pola makan

Bagi diabetesi, asupan makanan sehari-hari perlu dikontrol secara ketat. Untuk itu, pedoman makan sesuai 3J (Jenis, Jumlah & Jadwal) wajib ditaati dalam berbagai kondisi. Keluarga dan caregiver bisa membantu mengingatkan diabetesi untuk menepati jadwal makan serta mengonsumsi jenis-jenis makanan kaya nutrisi yang memiliki nilai indeks glikemik (IG) rendah, seperti sayuran, buah-buahan, produk makanan whole-grain (gandum utuh), kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Snack sehat seperti SOYJOY bisa menjadi #soylution ideal bagi diabetesi. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan, sehingga  kaya kandungan serat, protein, dan vitamin. Setiap bungkus SOYJOY juga hanya mengandung 80 kalori, sehingga aman dikonsumsi oleh diabetesi yang ingin memelihara berat badan ideal.

2. Ingatkan jadwal minum obat

Penyandang diabetes perlu mengonsumsi obat-obatan tertentu untuk membantu meningkatkan produksi insulin dan menyeimbangkan kadar gula darah. Jenis obat yang perlu diminum bisa berbeda-beda, tergantung kondisi diabetes yang dialami. Penyandang diabetes tipe 1 dan sejumlah penyandang diabetes tipe 2 bahkan perlu mendapatkan suntikan insulin secara berkala.

Melewatkan jadwal minum obat dan suntikan bisa mendatangkan risiko kesehatan bagi penyandang diabetes. Bukan hanya risiko jangka pendek seperti sakit kepala dan tubuh lemas, namun juga risiko jangka panjang berupa komplikasi penyakit diabetes. Agar tidak sampai terjadi, keluarga dan caregiver bisa membantu mengingatkan diabetesi untuk meminum obat sekaligus juga memantau ketersediaan obat-obatan dan melakukan cek gula darah sesuai jadwal.


3. Antisipasi kondisi darurat

Keluarga dan caregiver wajib mengetahui langkah apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi situasi darurat, yaitu apabila diabetesi mengalami hiperglikemia (kadar gula darah sangat tinggi), hipoglikemia (kadar gula darah sangat rendah), atau ketoasidosis (kadar zat keton berlebihan di dalam tubuh). Bila tidak segera ditangani, ketiga kondisi ini bisa mengakibatkan keluhan serius pada diabetesi, mulai dari otot terasa lemas, pandangan kabur, kehilangan kesadaran, kerusakan jaringan tubuh, bahkan kematian. Kondisi darurat pada diabetesi bisa diatasi dengan suntikan pemberian tablet gula, obat-obatan, atau suntik insulin, sesuai kebutuhan.

4. Dukungan semangat

Tak kalah penting, atau bisa jadi yang paling penting di antara segalanya, keluarga dan caregiver perlu memberikan dukungan semangat kepada penyandang diabetes. Suntikan semangat amat diperlukan agar diabetesi selalu memelihara sikap positif dan semangat hidup yang tinggi kala berjuang mengatasi kondisi kesehatannya. Mengetahui bahwa dirinya mendapat dukungan dari orang-orang terkasih akan membuat diabetesi lebih bersemangat dan optimis dalam keseharian.

 

Sumber:

https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4624026/

https://www.webmd.com/diabetes/diabetes#1

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/expert-answers/caring-for-a-loved-one-with-diabetes/faq-20424136