Berjalan Kaki untuk Menurunkan Kadar Gula Darah

Rutin melakukan latihan atau kegiatan jasmani sangat penting bagi seorang penyandang diabetes karena dapat menurunkan konsentrasi gula darah. Gula dalam darah tersebut akan dibakar sebagai energi sehingga tidak ada gula yang menumpuk.

Salah satu latihan jasmani yang direkomendasikan sebagai cara menurunkan kadar gula darah yang mudah dan aman adalah berjalan kaki minimal 30 menit setiap hari. Latihan jasmani ini dapat membantu menurunkan berat badan. Penurunan berat badan sebanyak 10% saja pada sebagian orang normal dapat bermanfaat mengembalikan glukosa darah ke tingkat normal.

Berjalan kaki memberikan efek penurunan kadar gula darah dengan cara mengambil alih peran GLUT-2 (glucose-transporting molecules-2) atau transporter gula dalam darah dalam mengangkut gula ke membran sel. Selain itu, berjalan kaki juga mampu meningkatkan produksi GLUT-4atautransporter gula di dalam sel yang memungkinkan gula memasuki sel secara lebih efisien. Intinya, berjalan kaki menurunkan kebutuhan tubuh Anda akan insulin dan membuat sel-sel otot Anda lebih sensitif terhadap insulin dari dalam tubuh.

Untuk mendapatkan efek berjalan kaki terhadap penurunan kadar gula darah, Anda setidaknya harus berjalan kaki selama 38 menit sehari atau sebanyak 4.400 langkah, menurut sebuah studi. Kecepatan yang disarankan adalah 3,5-4 mil per jam, artinya Anda harus berjalan dengan langkah yang cukup cepat. Namun, jika Anda belum terbiasa, Anda bisa memulai dengan kecepatan yang lebih lambat.

Sedangkan untuk mendapatkan manfaat aerobik dari berjalan kaki, Anda harus membuat detak jantung meningkat antara 70-80% dari detak jantung maksimum per menit. Detak jantung maksimum per menit sendiri secara umum didefinisikan sebagai 220 dikurangi usia Anda. Untuk membantu meningkatkan detak jantung Anda ketika berjalan kaki, Anda bisa mengayunkan lengan dengan kuat. Berjalan menanjak dan menurun juga bisa menjadi variasi yang menambah manfaat.

Sebelum Anda melakukan kegiatan berjalan kaki sebagai cara menurunkan kadar gula darah, pastikan Anda memakai sepatu yang baik dan nyaman. Pakaian yang Anda kenakan juga harus mampu menyerap keringat. Hal tersebut untuk menghindarkan Anda dari kemungkinan lecet yang sulit sembuh seperti umumnya terjadi pada penyandang diabetes. Sedangkan setelah usai berjalan kaki, pastikan Anda segera cukupi asupan cairan untuk menggantikan cairan yang hilang bersama keringat. Yang tidak kalah penting, periksa gula darah Anda sebelum dan sesudah berjalan kaki. Jangan sampai kadar gula turun terlalu rendah. Selamat menikmati berjalan kaki dan manfaatnya bagi pengendalian gula darah Anda.

 

Sumber:

Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus Kencing Manis Sakit Gula. Prof. DR. Sidartawan Soegondo, dr.SpPD, K-EMD, F.A.C.E. dan Kartini Sukarji, MCH. Hal 13 dan 89

http://www.wrhs.com/releases.asp?ArticleID=60

http://www.diabetes.co.uk/how-to/bring-down-high-blood-sugar-levels.html

Efek Samping Junk Food bagi Anak-anak

Makanan cepat saji atau populer dengan sebutan junk food memang mudah sekali disukai siapa saja termasuk anak-anak. Sayangnya, junk food bisa mendatangkan berbagai macam masalah kesehatan. Tak hanya orang dewasa saja yang bisa terkena dampaknya, namun juga anak-anak.

Masa kanak-kanak adalah masa yang sangat penting karena tubuh sedang tumbuh dan berkembang. Bila saat ini si kecil terus diberikan asupan nutrisi yang baik maka kesehatannya saat dewasa nanti pun akan optimal. Ada beberapa hal mengapa bahaya junk food juga bisa menganggu kesehatannya. Pertama ialah dapat meningkatkan risiko obesitas sekalipun buah hati Anda masih kanak-kanak. Seorang anak yang sering sekali menikmati makanan jenis ini akan memiliki kadar kalori dan lemak yang sangat tinggi dalam tubuhnya. Inilah yang membuatnya mengalami kenaikan badan secara berlebih.

The Penn State Children’s Hospital menganjurkan para orang tua untuk menyediakan sarapan setiap pagi agar di siang hari ia tidak merasa sangat lapar sehingga memicunya mengonsumsi junk food atau makanan lain secara berlebihan. Makanan cepat saji pun bisa mempengaruhi perilaku sang anak. Si kecil yang sering rewel ataupun emosinya tidak seimbang bisa jadi berasal dari makanan cepat saji atau makanan olahan dengan nilai gizi yang buruk.

Menurut Dr. Richardson, seorang co-director dari Food and Behaviour Research Charity, lemak jahat pada makanan justru bisa mengurangi lemak baik pada otak. Maka tak heran bila penikmatnya pun memiliki emosi yang tidak stabil. Terlebih lagi kemampuan otak yang menurun akan terlihat dari nilai akademis sang buah hati yang semakin menurun. Alangkah baiknya bila asupan lemak sehat lebih banyak diberikan padanya ketimbang lemak jahat.

Studi yang dilakukan The Oxford University menemukan bahwa lemak sehat pada kacang-kacangan seperti kedelai dan ikan baik untuk kesehatan otak anak-anak. Membatasi makanan cepat saji untuknya sama artinya juga menghindarkannya dari penyakit diabetes. Junk food bisa membuat sel-sel dalam tubuhnya sulit merespon insulin. Terganggunya fungsi insulin akan sulit menyeimbangkan gula darahnya. Maka dari itu, lindungi selalu kesehatannya dari efek samping junk food mulai saat ini juga.

 

Sumber:

http://www.livestrong.com/article/358229-negative-health-effects-of-fast-food-on-children/

http://www.dailymail.co.uk/health/article-347122/Junk-food-diet-makes-children-badly-behaved.html

Hidup secara mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula. Prof. DR. Sidartawan Soegondo, dr. SpPD, K-EMD, F.A.C.E. & Kartini Sukardji, MCH. Hal 82-83

5 Mitos Penyakit Diabetes

Ada banyak mitos yang beredar tentang penyakit diabetes, misalnya diet diabetes tanpa menikmati makanan mengandung gula sama sekali. Padahal, selama jumlahnya dibatasi, makanan manis pun masih bisa dinikmati.

Seorang penyandang diabetes tentu perlu memperhatikan gaya hidupnya. Hal ini bertujuan agar penyakit tersebut bisa segera diatasi dan dipulihkan. Mencari banyak informasi mengenai penyakit yang diderita tentu sangat diperlukan untuk menambah pengetahuan, terutama saat proses penyembuhan.

Tanpa disadari, banyak orang yang terjebak pada mitos-mitos tentang penyakit diabetes yang berkembang di masyarakat. Agar Anda bisa mengetahui fakta ketimbang mitos, berikut ini adalah 5 mitos penyakit diabetes yang perlu diketahui.

1. Pengobatan atau Metode Alternatif Mampu Mengatasi Diabetes

Kini, marak sekali pengobatan maupun metode alternatif yang diiklankan baik di televisi maupun media massa lainnya. Tapi sayangnya, belum ada bukti ilmiah terkait aman atau tidaknya cara ini dalam menyembuhkan diabetes. Agar Anda tidak termakan janji manis iklan pengobatan alternatif, alangkah baiknya untuk mendiskusikannya terlebih dahulu dengan dokter sebelum hendak mencobanya.

2. Sepotong Kue Berakibat Fatal bagi Penyandang Diabetes

Saat tubuh terkena penyakit ini tentunya diet diabetes perlu dijalani, salah satunya adalah dengan banyak menghindari makanan dengan kandungan gula. Namun, bukan berarti makanan dengan kandungan gula sama sekali tidak dapat dinikmati. Seiring dengan pesatnya kemajuan bidang kedokteran, maka diketahui pula bahwa makanan dengan kandungan gula yang sedikit tidak akan berakibat fatal bagi penyandang diabetes. Oleh karena itu, kue dengan kandungan gula yang sedikit atau dibatasi dalam pengolahannya, masih bisa dinikmati.

3. Olah Raga Tidak Baik untuk Diabetes

Pernyataan tersebut tidaklah benar, karena justru para penyandang diabetes dianjurkan untuk berolah raga. Aktivitas fisik ini merupakan contoh perawatan bagi para penyandang diabetes. Namun bila sang penyandang memiliki komplikasi seperti neuropati berat atau pendarahan di mata, maka harus lebih berhati-hati atau dihentikan. Bila sang penyandang berusia lebih dari 40 tahun dan jarang sekali berolah raga, maka ada baiknya untuk mendiskusikan aktivitas ini dengan dokter terlebih dahulu.

4. Penyakit Diabetes Adalah Penyakit Keturunan

Diabetes tipe 2 memang penyakit keturunan, namun diabetes tipe ini belum tentu menjangkit seluruh anggota keluarga. Hal ini bergantung pada di antaranya aktivitas yang dijalani ataupun berat badan. Oleh karena itu, gaya hidup yang sehat akan mengurangi risiko terkena kedua tipe penyakit diabetes tersebut.

5. Penyakit Diabetes Menurunkan Selera Humor

Menderita suatu penyakit tentunya akan membuat diri merasa sedih. Namun, bila Anda bisa menerima keadaan dan tetap bersemangat untuk menyembuhkannya, tentunya rasa humor pun akan kembali. Selera humor akan membuat Anda mudah tertawa dimana hal ini bisa membuat hari-hari terasa lebih menyenangkan.

 

Sumber:

Hidup secara mandiri dengan diabetes melitus, kencing manis, sakit gula. Prof. DR. Sidartawan Soegondo, dr.SpPD, K-EMD, F.A.C.E & Kartini Sukardji MCH

http://www.diabetes.org/diabetes-basics/diabetes-myths/

Mari Tertawa Lepas untuk Hidup yang Lebih Sehat

Hidup sehat tentu merupakan salah satu hal utama yang diinginkan setiap individu. Terdapat banyak cara untuk mendapatkannya, dan satu di antaranya ialah hal yang mungkin tak Anda sangka, yaitu tertawa lepas.

Tertawa dapat menghilangkan stres dan bahkan membuat otot-otot yang tegang menjadi rileks hingga 45 menit lamanya. Di samping itu, tubuh Anda akan lebih banyak memproduksi sel-sel imun sehingga mampu melawan segala macam infeksi dan penyakit. Semakin banyak tertawa maka tubuh pun mengeluarkan lebih banyak zat kimia yang bisa membuat Anda merasa bahagia dan mengurangi rasa sakit, yaitu endhorphins.

Bahkan, sebuah studi telah dilakukan pada 19 orang penyandang diabetes untuk mengetahui efek tertawa terhadap gula darah. Hasilnya mengejutkan yaitu kadar gula darah mereka menurun setelah menonton film dengan genre komedi. Maka dari itu, tertawa bisa menjadi ‘obat’ yang menyenangkan sebagai salah satu cara menurunkan kadar gula darah. Tak hanya itu, para peneliti dari University of Maryland membandingkan efek film yang bisa membuat orang tertawa tersebut dengan film drama terhadap peredaran darah. Para peneliti tersebut menemukan bahwa baik komedian maupun penonton dari film atau pertunjukan komedi memiliki aliran darah yang lancar pada pembuluh darahnnya. Sedangkan penonton film drama memiliki pembuluh darah yang tegang sehingga aliran darah pun tidak lancar.

Tahukah Anda? tertawa ternyata mudah sekali menular lebih dari bersin ataupun batuk. Tapi tentunya efek yang didapat adalah kesehatan fisik maupun mental. Selain Anda merasa lebih bahagia serta stres pun hilang, suasana pun akan terasa lebih meriah dan lebih dekat dengan orang-orang yang sedang berkumpul dan tertawa berasama Anda. Maka, tertawa bersama orang lain terutama orang-orang terdekat Anda akan lebih terasa manfaatnya.

Hal ini pun akan mendorong tubuh Anda menghasilkan energi lebih banyak, maka tubuh jauh lebih sehat sekaligus bugar. Selain itu, aktivitas yang menyenangkan ini mampu mencegah penyakit jantung, mengatasi rasa cemas yang berlebihan, dan menghilangkan rasa takut. Anda bisa mengajak orang-orang terdekat untuk menonton film komedi, berbagi cerita lucu, atau sekadar melakukan hal-hal konyol agar bisa tertawa lepas. Nah, apakah Anda sudah tertawa lepas hari ini? 

 

Sumber:

Diabetes di usia muda. holistic health solution. hal 78-80

http://www.helpguide.org/life/humor_laughter_health.htm

http://www.webmd.com/balance/features/give-your-body-boost-with-laughter

Kenali Pemicu Diabetes Saat Ini Juga

Tahukah Anda? Di Indonesia, diabetes adalah salah satu penyakit dengan jumlah penyandang yang cukup banyak. Apalagi kini jumlah penyandang diabetes semakin bertambah setiap tahunnya, tak hanya pada usia lanjut tapi juga usia produktif.

Siapapun bisa memiliki risiko tinggi untuk memilikinya. Tentunya Anda tak ingin mendapatkan masalah kesehatan ini, bukan? Maka dari itu, ada baiknya jika Anda bisa mengenali beberapa pemicunya. Pemicu yang pertama adalah faktor keturunan. Artinya bila ada anggota keluarga Anda yang menyandang diabetes, maka risiko terkena diabetes tipe 1 atau 2 akan lebih tinggi. Jadi, gaya hidup Anda pun sebaiknya diperhatikan sedini mungkin sebagai salah satu upaya pencegahannya. Diabetes juga bisa terjadi jika Anda malas berolah raga atau beraktivitas. Semakin aktif tubuh Anda bergerak, Anda pun bisa terhindar dari penyakit ini.

Faktor pemicu lainnya bisa didatangkan oleh kelebihan berat badan. Hal ini dikarenakan berat badan berlebih bisa memicu banyaknya jaringan lemak. Maka, sel jaringan dan otot akan semakin resisten terhadap insulin. Diabetes tipe 2 sering disandang oleh orang yang kelebihan berat badan. Jika terdapat banyak lemak di sekitar perut Anda, maka risiko terkena penyakit ini akan semakin tinggi. Pemicu terakhir terjadinya diabetes adalah kehamilan, atau dikenal sebagai diabetes gestasional. Wanita yang mengalami diabetes saat hamil, memiliki risiko lebih tinggi terkena diabetes tipe 2 dalam hidupnya. Selain itu, wanita yang pernah melahirkan bayi dengan berat lebih dari 4,5 kg pun berisiko lebih tinggi terkena diabetes.

Usia juga menjadi faktor penyebab tingginya risiko diabetes. Usia yang semakin bertambah akan meningkatkan risiko diri terkena diabetes tipe 2. Selain itu, kadar glukosa darah yang tinggi bisa menjadi penyebabnya. Coba periksakan diri Anda ke dokter untuk mengetahui glukosa dalam darah Anda. Jika hasilnya menunjukan 111-125 mg/dL, artinya Anda sudah mengalami prediabetes. Bila kadar gula dalam darah Anda sudah diatas 160-180 mg/dL, maka akan terjadi gejala diabetes seperti pegal-pegal, penglihatan kabur, mengkonsumsi makanan berlebihan, mudah lelah, dan berat badan turun drastis.

Biasanya Anda akan sangat sering buang air kecil. Hal ini bisa menyebabkan diri merasa sangat haus sehingga sering minum. Bila sudah seperti ini, tentunya diet diabetes perlu dilakukan. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi karbohidrat dalam porsi sedikit setiap satu kali makan. Jika karbohidrat dikonsumsi dalam porsi banyak, glukosa darah bisa meningkat. Dengan porsi makanan karbohidrat yang sedikit dan tersebar pada setiap jam makan, maka tubuh Anda bisa memenuhi kebutuhan insulin yang nantinya digunakan untuk mencerna karbohidrat.

Itulah beberapa pemicu penyakit diabetes yang bisa Anda pelajari. Jika ada beberapa hal di atas yang sedang Anda alami, sebaiknya berhati-hati dan segeralah berkonsultasi dengan dokter. Diabetes yang ditangani sedini mungkin akan mempercepat pemulihannya. Jadi, hidup sehat saat ini juga dan jangan biarkan diabetes menganggu hari-hari Anda.

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda (Holistic Health Solution) hal 10-14

Hidup secara Mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (Prof.DR. Sidartawan Soegondo, dr. SpPD,K-EMD, F.A.C.E. & Kartini Sukardji, MCH) hal 45

Cegah Diabetes dengan Tidur yang Cukup

Anda mungkin mengira risiko diabetes hanya berhubungan dengan pola makan tidak sehat dan berat badan berlebih. Tapi sebenarnya kebiasaan tidur Anda pun perlu diperhatikan untuk mencegah diabetes dan menjaga kestabilan kadar gula dalam darah.

Pada malam hari, hormon melatonin dan serotonin bekerja aktif untuk membuat tubuh lebih rileks. Saat Anda tidur, kadar gula tubuh pun menurun, karena gula dalam tubuh banyak dipakai oleh hati pada proses detoksifikasi. Karena itulah para periset dari University of Buffalo, New York, melakukan penelitian mengenai efek kurang tidur pada kesehatan. Penelitian ini menemukan bahwa efek tidur kurang dari 6 jam setiap malam pada kesehatan di antaranya adalah:

  1. Kadar glukosa dalam tubuh tidak bisa diatur dengan efisien.
  2. Meningkatkan hormon perangsang nafsu makan hingga 28%. Itu sebabnya Anda cenderung lebih sering mengemil atau merasa lapar di tengah malam atau saat begadang.
  3. Mengurangi toleransi tubuh terhadap glukosa.
  4. Meningkatkan produksi kortisol, yaitu hormon yang diproduksi ketika stres. Lho? Apa hubungannya stres dengan diabetes? Asal tahu saja, tingkat stres yang berlebihan juga berpengaruh pada kebiasaan makan Anda. Misalnya, ketika Anda mencari hiburan dalam bentuk makanan berlemak untuk melupakan stres yang Anda alami. Selain itu, kalau tubuh memproduksi hormon stres seperti seperti kortisol dan adrenalin secara terus menerus, sistem syaraf dan pankreas Anda akan cepat lelah, sehingga memicu rasa lapar dan menaikkan kadar gula dalam darah.

Semua faktor inilah membuat Anda semakin sulit menjaga berat badan sehat dan sulit menjaga kadar gula dalam darah. Padahal masalah kelebihan berat badan adalah salah satu penyebab utama diabetes. Penelitian yang dilakukan University of Utah bahkan menemukan bahwa tidur kurang dari 6 jam setiap malam akan meningkatkan resiko diabetes hingga 34%! Sedangkan menurut penelitian di University of Texas School of Public Health, tidur selama 7 malam membantu Anda menstabilkan kadar gula dalam darah dalam waktu 72 jam.

Jadi, satu lagi solusi sehat yang disarankan untuk mengurangi resiko diabetes adalah menghentikan kebiasaan tidur larut malam. Toh manfaat positifnya tidak hanya demi mengurangi resiko diabetes, tapi juga menjaga berat badan ideal Anda. Siapa sih yang tidak mau hidup sehat dan tampil prima?

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution