Menurunkan Kadar Gula Darah dengan Bumbu Masak

Pada dasarnya ada berbagai cara menurunkan kadar gula darah yang bisa Anda coba. Pola makan sehat dengan bahan makanan tepat adalah salah satunya. Akan tetapi, siapa sangka jika bumbu masak pun bisa membantu Anda untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam darah Anda?

Beberapa bahan tradisional seperti bumbu masak dan rempah memang memiliki manfaat bagi kesehatan, salah satunya adalah untuk menjaga kadar gula dalam darah tetap stabil. Kelebihan dari bahan tradisional adalah lebih aman karena tidak memiliki efek samping yang tidak diinginkan.

Berikut ini adalah beberapa bumbu masak dan rempah yang bisa membantu Anda menormalkan kadar gula dalam darah:

1. Daun Salam

Daun ini biasa digunakan sebagai penambah aroma masakan. Padahal sebenarnya daun salam dikenal bisa menyembuhkan beberapa penyakit seperti diare, maag, serta menormalkan kadar gula dalam darah. Kandungan yang terdapat pada daun salam di antaranya adalah minyak atsiri, tanin dan flavonoid. Kandungan-kandungan tersebut dipercaya mampu menjaga kadar gula dalam darah tetap normal. Kandungan minyak atsiri dalam daun salam juga bersifat anti bakteri. Dalam pengobatan tradisional Cina, bahkan daun salam juga bisa memperbaiki sirkulasi darah.

Menurut R. Broto Sudibyo dari Pengembang Kesehatan Masyarakat RS Bethesda Yogyakarta dan Kabid Sendtra Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional Yogyakarta, daun salam dapat digunakan oleh penyandang diabetes dengan cara merebus 7 lembar daun salam yang telah dicuci bersih dengan 3 gelas air. Rebus air sampai tersisa hanya 1 gelas saja. Tunggu sampai dingin, lalu saring airnya. Air rebusan daun salam yang tersisa 1 gelas itu dapat dibagi untuk 2 kali minum.

2. Daun Kemangi

Daun kemangi bisa ditambahkan dalam jamu untuk menurunkan kadar gula dalam darah hingga 26% dalam satu bulan. Kemangi juga dapat menurunkan produksi hormon cortisol, yakni hormon yang diproduksi saat Anda merasa stres dan bisa merusak pankreas. Pankreas yang sehat akan bekerja lebih efektif dalam mengendalikan kadar gula dalam darah. Untuk mendapatkan manfaat kemangi pada kadar gula dalam darah, konsumsilah kemangi sebanyak 400-900 mg per hari.

 

Bumbu masak dan rempah lain yang juga dikenal dapat menstabilkan kadar gula dalam darah adalah kayu manis, jahe, cabai, kunyit, dan daun ketumbar. Menurut University Medical School, bumbu masak tersebut membantu meningkatkan kemampuan hati hingga 3 kali lipat untuk mengubah gula darah dan lemak menjadi bahan bakar, sehingga tubuh membakar kalori dengan lebih efektif. Akibatnya, kadar gula darah menjadi lebih stabil dan risiko terkena diabetes pun menurun. Untuk mendapatkan manfaat dari bumbu masak tersebut, tambahkan 1 sendok teh bumbu kesukaan Anda dan keluarga ke dalam makanan, setidaknya 1 kali makan per hari.

Cara menurunkan kadar gula darah memang tidak perlu rumit. Yang penting adalah menjadikannya sebagai bagian dari kebiasaan sehari-hari Anda, sehingga kadar gula dalam darah tetap stabil tanpa menjadi beban Anda.

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution (halaman 118, 126, 127)

Waktu Makan Sesuai Jam Biologis

Menurut para peneliti di Amerika, waktu makan yang disesuaikan dengan jam biologis dapat secara efektif menurunkan risiko seseorang mengidap diabetes.

Bukan hanya memperhatikan jenis dan porsi makanan, waktu makan pun perlu mendapatkan perhatian khusus agar tubuh senantiasa sehat. Sebuah penelitian yang dilakukan di Vanderbilt School of Medicine, Amerika membuktikan pernyataan tersebut. 

Mengapa bisa demikian? Pertama, pahamilah dahulu bahwa sudah tubuh manusia dirancang untuk bekerja dengan siklus teratur, mirip dengan siklus jam. Siklus ini dikenal sebagai ritme sirkadian atau jam biologis tubuh, yang menentukan pola tidur dan makan sehari-hari, aktivitas gelombang otak, jadwal produksi hormon, mekanisme regenerasi sel-sel, dan bermacam-macam kegiatan biologis lainnya. 

Menurut Dr. Carl Johnson MD, seorang pakar Fisiologi Molekuler yang memimpin penelitian tersebut, selama periode tidak aktif yaitu malam hari, tubuh manusia menjadi kurang sensitif (resisten) terhadap insulin dibandingkan pada periode aktivitas tinggi yaitu siang hari. Karenanya, menyantap makanan pada waktu-waktu yang seharusnya menjadi periode istirahat akan membuat gula  tidak dapat diproses secara semestinya oleh insulin, sehingga terus mengendap di dalam darah atau diubah menjadi lemak.

Itulah sebabnya, bukan hanya meningkatkan kadar gula darah di dalam tubuh, kebiasaan makan pada waktu yang tidak sesuai dengan jam biologis ini juga bisa membuat seseorang lebih cepat mengalami kegemukan dibandingkan makan pada waktu-waktu “normal”. Menyantap makanan pada jam istirahat juga bisa mengganggu kerja tubuh kita dalam memperbaiki sel-sel yang rusak. 

Selain disesuaikan dengan pola harian tubuh, waktu makan juga sebaiknya dilakukan pada jam yang sama setiap hari. Sebuah riset yang dilakukan di Tuft University, Amerika membuktikan bahwa pola makan teratur dapat menurunkan risiko obesitas dan diabetes hingga 70%. Pasalnya, makan pada saat yang sama setiap hari akan mengirimkan sinyal kepada otak bahwa tubuh kita terhindar dari bahaya kelaparan. Hal ini akan memicu sistem pencernaan kita untuk mengeluarkan dan membakar timbunan lemak yang pada awalnya disimpan oleh tubuh untuk keadaan darurat. 

Karena itulah, selain memilih jenis makanan yang menyehatkan, biasakanlah menaati jadwal makan harian berupa tiga porsi makanan besar ditambah 2 atau 3 porsi makanan selingan. Cukupi pula kebutuhan istirahat setiap hari agar tubuh kita memiliki kesempatan untuk memulihkan diri dari aktivitas fisik yang melelahkan. 

Ingin punya tubuh sehat dan terhindari dari ancaman penyakit berat seperti diabetes? Mulailah menerapkan pola makan yang teratur sejak sekarang!

Guratan Hitam di Kulit Tanda Diabetes

Pernah mendapati gurat kehitaman pada daerah lipatan kulit seperti leher, ketiak, dan siku? Jangan curiga dulu bahwa itu adalah akibat kebiasaan mandi yang kurang bersih. Bisa jadi, warna kehitaman tersebut adalah acanthosis nigricans yaitu penghitaman warna pada kulit yang salah satunya disebabkan oleh resistensi insulin.

Resistensi insulin merupakan gejala kondisi pradiabetes melitus tipe 2, tahapan yang dilalui tubuh sebelum berkembang menjadi diabetes. Apa hubungan resistensi insulin dengan kondisi diabetes? Berikut penjelasan sederhananya. Agar gula  dapat diserap masuk ke dalam sel-sel tubuh, tubuh kita akan mengeluarkan hormon insulin yang berfungsi seperti “kunci” untuk membuka “pintu sel”. Pada sebagian orang, sel-sel tubuhnya tidak mampu merespon insulin dengan baik atau mengalami resistensi. Akibatnya, gula  tidak dapat diserap masuk ke dalam tubuh dan menumpuk di dalam darah. Inilah yang dinamakan dengan kondisi diabetes. 

Oleh karena itu, selain melakukan langkah pencegahan sejak dini dengan cara mengatur pola makan, aktif berolahraga, serta menjaga berat badan ideal, tak kalah penting pula untuk memperhatikan tanda-tanda awal berkembangnya penyakit diabetes. Mewaspadai gejala gurat kehitaman pada tubuh Anda adalah salah satu di antaranya. Gejala diabetes lainnya adalah rasa haus dan lapar yang berlebihan, penurunan berat badan secara drastis, serta kondisi tubuh yang lekas lesu dan mudah mengantuk. 

Jangan ragu berkonsultasi dengan dokter atau melakukan tes kadar gula darah apabila Anda mendapati suatu hal yang berbeda dalam keseharian. Jika cepat terdeteksi dan segera mengambil langkah pencegahan yang diperlukan, bukan tak mungkin Anda bisa lolos dari ancaman diabetes yang sudah berada di ambang pintu.

Semoga sehat selalu!

Awas! Diabetes Mengintai Kaum Muda

Secara mengejutkan, hasil penelitian yang terbit pada bulan Mei 2009 menyebutkan bahwa penyandang diabetes berusia muda banyak ditemukan di wilayah Asia. Fakta ini kemudian diterbitkan dalam Journal of American Medical Association.

Jika dulu penyakit diabetes identik dengan kaum berumur , kini banyak penyandang diabetes yang masih berusia produktif. Ketua Pengurus Besar Persatuan Diabetes Indonesia (Persadia) , Prof. Sidartawan Soegondo MD Ph.D, FACE, juga menyatakan hal serupa. Menurutnya, beberapa dekade silam, penyakit diabetes tipe 2 (yang tidak tergantung pada insulin) memang biasanya baru muncul pada usia lebih dari 40 tahun. Namun sekarang, penyandang ?diabetes tipe 2 ini justru banyak ditemukan pada mereka yang masih berusia dua puluhan atau bahkan belasan tahun, ujarnya.

Mengapa bisa demikian? Sebuah riset yang dilakukan oleh organisasi International Diabetes Federation (IDF) menyebutkan bahwa perubahan gaya hidup merupakan penyebab utama meningkatnya jumlah penyandang diabetes di usia muda. Meningkatnya kesibukan seringkali mengakibatkan pola makan seseorang menjadi tidak teratur, kian dekat dengan konsumsi junk-food, dan semakin jauh dari olahraga. Ketiga hal tersebut amat berperan meningkatkan risiko seseorang ?menyandang penyakit diabetes.

Sayangnya, hingga kini belum ada satu penelitian pun yang membuktikan keampuhan suatu jenis pengobatan untuk menyembuhkan diabetes. Yang banyak beredar di pasaran hanya jenis-jenis terapi dan pengobatan untuk meningkatkan kualitas hidup seorang penyandang diabetes. Oleh sebab itu, langkah pencegahan untuk menghindari ancaman diabetes merupakan suatu hal yang penting dilakukan sejak dini.

Bagaimana caranya? Mulailah dengan mengatur keseimbangan pola makan sehari-hari serta menjaga agar tubuh selalu aktif bergerak. Sediakan waktu untuk berolahraga paling tidak setengah jam setiap harinya dan batasi asupan kalori dalam menu sehari-hari. Kendalikan pula kadar gula darah Anda dengan mengonsumsi jenis makanan yang memiliki nilai Indeks Glikemik rendah, tinggi serat, serta rendah kandungan lemak jenuh seperti kedelai, buah-buahan, dan sayuran.

Ayo, lakukan langkah pencegahan sejak sekarang dan jangan biarkan ancaman diabetes mengganggu hari-hari produktif Anda.

Nyaman Bekerja dengan Diabetes

Menjadi penyandang diabetes bukanlah akhir dari harapan dan cita-cita. Kehidupan seorang penyandang diabetes boleh jadi tidak semudah mereka yang kesehatannya “normal”. Tetapi, siapa pun tetap punya kesempatan untuk membuat kehidupannya lebih optimal, termasuk dalam mengejar karier. Meski demikian, tentunya diperlukan langkah bijak untuk menyeimbangkan kondisi tubuh dengan tuntutan pekerjaan.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk membuat diri Anda lebih nyaman saat bekerja, antara lain:

Disiplin

Seorang penyandang diabetes amat disarankan untuk mematuhi rutinitas setiap hari. Bukan hanya menepati jadwal deadline pekerjaan, jadwal makan, snack, serta olahraga juga sebisa mungkin dilakukan secara teratur. Keteraturan dalam berbagai hal amat berperan dalam menjaga kestabilan gula darah. Apabila kadar gula darah tetap stabil, stamina Anda akan tetap terpelihara dan Anda pun bisa menunjukkan performa kerja yang baik. 

Terbuka

Seringkali, seorang penyandang diabetes berusaha menutupi kondisinya lantaran tidak ingin mendapatkan perlakuan yang berbeda dari orang lain. Namun ingat, hal ini justru bisa berbalik merugikan bagi Anda. Lebih baik, ungkapkan secara jujur mengenai kondisi kesehatan Anda kepada atasan serta orang lain yang berkepentingan. Dengan demikian, mereka akan lebih mampu menyesuaikan diri dengan ritme kerja Anda. Selain itu, mereka juga akan bisa memahami apa yang harus dilakukan jika sewaktu-waktu Anda berada dalam kondisi darurat.

Atur Prioritas

Hindari mengorbankan kesehatan demi menyelesaikan tugas yang sebenarnya tidak harus Anda lakukan. Di sinilah pentingnya mengasah kemampuan Anda dalam mengatur skala prioritas. Kenali batasan-batasan yang Anda miliki dan belajarlah memilah hal-hal yang harus Anda tangani sendiri dan mana yang bisa didelegasikan kepada orang lain. Jangan lupa untuk mengambil jeda setiap satu jam sekali untuk beristirahat. Hal ini berguna untuk menghindari stres dan memelihara kestabilan level gula darah Anda.

Hindari Shift

Sedapat mungkin, hindari jenis pekerjaan yang memiliki jadwal shift berubah-ubah. Selain lebih melelahkan, shift yang senantiasa berubah ini juga bisa mengacaukan rutinitas yang sudah Anda bentuk dengan susah payah. Ingat, sebagai seorang penyandang diabetes, Anda memiliki sejumlah batasan yang harus dipatuhi demi memelihara stamina tubuh. 

Tetap Optimis

Kata orang, tantangan seberat apa pun akan terasa lebih mudah apabila dijalani dengan sikap optimis. Bagai suntikan dopping, sikap optimis ampuh memelihara keseimbangan cadangan energi Anda agar tidak sampai terkuras habis. Sikap optimis juga bisa membuat aura seseorang lebih bersinar sehingga rekan kerja merasa lebih nyaman berada di sekitar Anda. 

 

Selamat berkarya! 

 

Cegah Diabetes Dengan Kedelai

Jika sebelumnya diabetes identik dengan penyakit yang menyerang di usia senja, akhir-akhir ini kasus diabetes bukan hanya dialami oleh mereka yang sudah berumur, melainkan juga mereka yang tergolong berusia produktif.

Diabetes merupakan ancaman yang menakutkan bagi banyak orang. Tak heran, komplikasi dari penyakit diabetes seringkali menimbulkan efek serius pada organ-organ tubuh yang sifatnya vital seperti jantung, ginjal, dan lain-lain. Data organisasi kesehatan dunia WHO, seperti yang dirilis dalam situs www.worlddiabetesfoundation.org menyebutkan setidaknya 70% penyandang diabetes di dunia berasal dari di negara berkembang, salah satunya Indonesia.

Masih menurut WHO—seperti yang dikutip oleh harian Suara Pembaruan, jumlah penyandang diabetes di Indonesia yang pada tahun 2000 “hanya” 8,4 juta jiwa diperkirakan akan mengalami peningkatan menjadi 21,3 juta pada tahun 2030 nanti!

Meski demikian, diabetes bisa dicegah sejak dini. Caranya adalah dengan aktif melakukan kegiatan fisik dan memperhatikan kecukupan nutrisi sehari-hari. Membatasi jumlah asupan karbohidrat serta menyantap jenis makanan yang berkhasiat mencegah diabetes adalah dua hal yang bisa Anda lakukan. Salah satu jenis makanan yang terkenal ampuh mencegah diabetes adalah kedelai.

Seorang peneliti dari University of Massachusetts di Amerika, Jong Cheoul Kim, merilis hasil risetnya yang menyebutkan bahwa kandungan isoflavon di dalam kacang kedelai mampu mengendalikan risiko diabetes dan penyakit jantung. Berdasarkan penelitian tersebut, konsumsi kedelai secara rutin dapat menurunkan kadar kolesterol, menstabilkan tekanan darah, serta memelihara kestabilan kadar gula darah. 

Penelitian ini tentunya merupakan kabar baik bagi kita, warga Indonesia, yang akrab dengan kedelai sebagai menu makanan sehari-hari. Di sini, kedelai biasa diolah menjadi beraneka jenis penganan lezat seperti tahu, tempe, kembang tahu, kecap, tauco, maupun susu kedelai. Bahkan kini kedelai juga bisa dikonsumsi dalam bentuk snack bar yang praktis dibawa kemana-mana. 

Ingin mencegah diabetes dengan cara yang mudah dan menyenangkan? Yuk, mulai konsumsi kedelai sejak sekarang!