by gl75FKPUUayArC | Mar 3, 2019 | 18
Bukan hanya bisa memicu obesitas, konsumsi fast food juga terkait erat dengan tingginya risiko serangan jantung, stroke, dan depresi.
Makanan siap saji alias fastfood banyak disukai karena berbagai alasan. Selain praktis dan harganya terjangkau, aneka jenis fast food seperti fried chicken, burger, pizza, dan nugget, juga mudah didapat dan cita rasanya cocok dengan lidah kebanyakan orang. Sayangnya, hasil studi menunjukkan bahwa di balik popularitasnya, konsumsi fast food yang kerap kali disebut junk food, ternyata bisa mendatangkan banyak masalah pada kesehatan. Apa saja?
Dari sakit kepala, stroke, sampai depresi
Banyak penelitian mengungkap berbagai masalah kesehatan yang bisa muncul akibat mengonsumsi fast food. Beberapa di antaranya adalah:
Gigi berlubang

Fast food mengandung karbohidrat sederhana dan gula dalam jumlah Kombinasi kedua zat ini bisa menggerus lapisan enamel pada gigi sehingga meningkatkan risiko terjadinya karies (gigi berlubang).
Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah masalah kesehatan yang melanda berbagai negara di seluruh dunia. Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika, konsumsi fast food dan minimnya aktivitas fisik adalah penyebab utamanya. Kondisi obesitas juga terkait erat dengan tingginya risiko penyakit diabetes tipe 2 serta masalah pada tulang dan gangguan pernapasan.
Sakit Kepala
Kandungan garam yang tinggi di dalam fast food bersifat menarik cairan sehingga mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat. Akibatnya, pasokan oksigen dan zat-zat makanan menuju otak bisa terhambat, sehingga memicu munculnya sakit kepala.
Penyakit Kardiovaskular

Jika dibiarkan berlarut-larut, peningkatan tekanan darah akibat mengonsumsi fast food juga bisa memicu terjadinya penyakit pembuluh darah (kardiovaskular), seperti serangan jantung dan stroke. Asupan lemak jenuh dan lemak trans di dalam fast food juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.
Depresi

Sebuah studi terhadap lebih dari 8 ribu responden yang dipublikasikan di jurnal Public Health Nutrition menyatakan bahwa kebiasaan makan fast food bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi hingga 51%. Hal ini disebabkan, kebiasaan makan fast food terkait erat dengan minimnya aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat. Di tambah konsumsi sodium, lemak, dan gula berlebihan yang terkandung di dalam fast food, tubuh akan memproduksi hormon kortisol—hormon yang terkait dengan stres, dalam jumlah lebih banyak.
Sama Cepat, Tapi Lebih Sehat
Sebagai jalan tengah bagi kamu yang berkomitmen menjalani gaya hidup sehat namun tetap ingin menikmati kepraktisan, SOYJOY bisa menjadi alternatif ideal. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan, sehingga lezat dan memiliki kandungan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh. Karbohidrat kompleks dan serat di dalam SOYJOY juga mampu mendatangkan rasa kenyang lebih lama sehingga ampuh menekan keinginan untuk makan berlebihan, termasuk makan fastfood.
Sumber:
by gl75FKPUUayArC | Feb 19, 2019 | 18
Selain bisa membuat kehidupan lebih berwarna, punya banyak teman baik ternyata juga ampuh untuk membantu menghindari penyakit diabetes.
Ancaman diabetes kian membayangi kaum muda. Jika dulu hanya menyerang kaum dewasa matang, kini diabetes mulai banyak menyerang mereka yang masih menginjak usia 40-an tahun. Tapi tak perlu cemas, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindarinya, salah satunya adalah dengan menjalin hubungan pertemanan. Mumpung masih muda, yuk, perluas jejaring dan pelihara kondisi kesehatan dengan membentuk jalinan pertemanan sehat.
Teman Mempengaruhi Gaya Hidup

Punya teman baik memang banyak nilai plusnya. Selain membuat hari-hari terasa lebih menyenangkan, penelitian yang dilakukan di Maastricht University, Belanda, menyatakan bahwa hubungan pertemanan bisa bantu turunkan risiko penyakit diabetes.
Dalam penelitian, terungkap bahwa seseorang yang memiliki jaringan pertemanan berisi 10-12 orang teman dekat bisa menurunkan risiko penyakit diabetes tipe 2 lebih besar dibandingkan mereka yang hanya memiliki 7-8 teman dekat. Perbedaan penurunan risiko diabetesnya bahkan cukup signifikan, bisa mencapai 5-12%!
Menurut Stephanie Brinkhues, kepala peneliti, jaringan pertemanan bisa mendatangkan pengaruh besar pada gaya hidup seseorang. Mulai dari pola makan, cara mengelola stres, ritme tidur, sampai intensitas aktivitas fisik, bisa saling mempengaruhi antar anggota di dalam sebuah kelompok pertemanan.
Jika orang-orang yang ada di dalam kelompok pertemanan tersebut kompak menerapkan gaya hidup sehat, maka semakin banyak anggotanya, kian sering pula paparan tentang gaya hidup sehat yang diterima oleh setiap anggota. Pada akhirnya, akan tercipta dorongan kuat untuk ikut memperbaiki pola makan, menambah frekuensi olahraga, dan mencukupi kebutuhan tidur, seperti yang dilakukan oleh anggota kelompok pertemanan lainnya.
Dukungan Fisik & Psikis

Bukan hanya memengaruhi gaya hidup, jalinan pertemanan yang baik juga bisa memberikan dukungan dari segi fisik maupun psikis bagi setiap anggota. Ini penting, karena ketersediaan dukungan ini bisa memengaruhi kondisi emosi seseorang, yang juga terkait erat dengan kemampuannya mengatasi stres dengan baik.
Stres merupakan salah satu pemicu munculnya penyakit diabetes. Ketika dilanda stres, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan kortisol yang kemudian mengakibatkan pelepasan glukosa ke dalam darah. Jika stres tak kunjung ditangani, maka pelepasan glukosa juga akan berlangsung secara terus menerus sehingga mengakibatkan tubuh mengalami resistensi insulin dan tak mampu lagi memproses glukosa. Inilah cikal bakal hadirnya penyakit diabetes.
Hal itu masih belum ditambah lagi dengan fakta bahwa stres bisa membuat seseorang mengabaikan kesehatan pribadi. Kondisi stres bisa membuat seseorang menunjukkan perilaku makan berlebihan, begadang bermalam-malam, merokok, dan kebiasaan lainnya yang bisa merusak kesehatan.
Saling Berbagi Nilai Positif

Manfaat pertemanan akan kian terasa apabila seluruh kelompok sepakat untuk saling mentransfer nilai-nilai positif kepada setiap anggota. Melakukan pertemuan rutin untuk olahraga bersama, belajar mengolah hidangan sehat, dan mengikuti workshop tentang gaya hidup sehat adalah beberapa agenda yang bisa dilakukan bersama-sama dengan kelompok pertemanan sehatmu.
Jika biasanya ajang ngumpul diisi dengan acara makan bersama di tempat yang menyediakan aneka menu tinggi kalori, coba deh sesekali adakan potluck party dan kompakan untuk membawa hidangan rumahan yang sehat seperti gado-gado, pepes ikan, rujak, dan sebagainya.
Untuk snack, daripada gorengan dan kue manis, lebih baik kamu pilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. SOYJOY bisa menjadi #Soylution untuk cita-cita menerapkan gaya hidup sehat, karena kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral. Nilai Indeks Glikemik (IG) SOYJOY rendah sehingga tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah setelah dikonsumsi. SOYJOY juga banyak mengandung serat pangan yang bisa membantu menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak tergoda untuk makan berlebihan.
Sudah siap untuk saling berbagi nilai positif dalam jalinan pertemanan sehat?
Sumber: