by gl75FKPUUayArC | Dec 3, 2013 | Uncategorized
Hati-hati mengisi liburan di akhir pekan. Jika salah langkah, program diet yang sudah susah-payah Anda jalankan terancam “bubar jalan” karenanya.
Setelah kerja “banting tulang” selama seminggu, waktu libur di akhir pekan adalah saatnya untuk memanjakan diri dengan melakukan berbagai hal yang disukai. Sayangnya, kegiatan memanjakan diri tersebut seringkali berarti juga menyantap makanan favorit tanpa limit. Menurut Juliette Kellow, BSc. RD, seorang pakar nutrisi dari London, Inggris, sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa libur akhir pekan adalah “musuh besar” mereka yang menjalani program diet. “Kalau tidak hati-hati, program diet yang sudah dijalankan secara tertib bisa hancur berantakan hanya dalam waktu dua hari,” ujar Kellow. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya:
1. Hadiah dalam bingkisan mungil
Mendapat hadiah setelah berperilaku manis sepanjang minggu atau dengan kata lain menyantap makanan favorit setelah diet seminggu, memang bisa membuat program diet terasa lebih menyenangkan. Sayangnya, banyak orang mengambil “kupon hadiah” akhir pekan ini secara berlebihan. Jika memang ingin sekali makan kue cokelat, santaplah sepotong kecil saja. Ngidam milkshake? Boleh, tapi segelas kecil saja. Dengan demikian, Anda tetap bisa memuaskan lidah tanpa mengorbankan diet yang sudah dijalani selama seminggu.
2. Bayar kalori di muka
Di akhir pekan biasanya bertebaran undangan pesta perkawinan, acara makan siang bersama keluarga besar, pesta ulang tahun, dan sebagainya yang potensial menjadi perangkap bagi Anda makan secara berlebihan. Jika ingin tetap bisa menikmati suasana dan mencicipi suguhan yang tersedia, “bayarlah” kelebihan asupan kalori dengan melakukan olahraga dan diet lebih ketat sejak dua hari sebelumnya. Artinya, jika Anda akan menghadiri pesta di malam minggu, tambahlah porsi olahraga Anda di hari Jumat dan Sabtu, lalu kurangi pula porsi makan Anda pada kedua hari tersebut. Tak lupa, nikmatilah hidangan pesta secara wajar tanpa berlebihan agar “uang muka” yang sudah Anda bayar tidak hangus sia-sia.
3. Sarapan sebelum jalan-jalan
Salah satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan di hari libur adalah jalan-jalan bersama keluarga ke tempat-tempat hiburan maupun pusat perbelanjaan. Kemana pun Anda bepergian, jangan lupa mengawali hari dengan mengonsumsi sarapan kaya gizi. Ini berguna menghindari bahaya kelaparan saat berjalan-jalan, yang biasanya diakhiri dengan Anda menyerbu restoran dan melahap hidangan yang tersedia dalam jumlah berlebihan. Apa menu sarapan ideal? Anda bisa memilih buah-buahan, smoothies, jus sayuran, dan sebagainya yang mengenyangkan namun tidak mengandung banyak kalori.
4. Tetap aktif bergerak
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Obesity baru-baru ini berupaya menghitung jumlah langkah kaki yang dilakukan setiap hari oleh lebih dari 100 orang dewasa. Hasilnya, orang yang memiliki kelebihan berat badan memiliki hasil perhitungan lebih sedikit 2221 langkah pada akhir pekan dibandingkan pada hari kerja. Sebaliknya, responden yang memiliki berat badan seimbang memiliki perhitungan jumlah langkah yang sama pada akhir pekan maupun hari-hari biasa. “Artinya, jika ingin berat badan tetap stabil, kita harus tetap aktif secara fisik meski sedang liburan,” kata Kellow.
Hari libur tidak lagi identik dengan berat badan melambung, bukan? Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda akan tetap bisa menaati program diet meski sedang menikmati momen liburan akhir pekan. Selamat mencoba! ?
Sumber:
https://www.weightlossresources.co.uk/food/overeating-binge-weekend.htm
http://nutrition.about.com/od/changeyourdiet/f/weekends.htm
by gl75FKPUUayArC | Nov 27, 2013 | Uncategorized
Mendengarkan musik sambil berolahraga bukan hanya terasa asyik namun juga mendatangkan banyak manfaat bagi tubuh kita. Apa saja?
Anda senang mengikuti sesi latihan di gym dengan diiringi suara musik? Atau mungkin berlari di taman sambil mendengarkan lagu-lagu lewat media player? Bukan hanya Anda, jutaan orang lain di dunia pun gemar melakukannya.
Hanya saja, tak semuanya tahu bahwa kebiasaan yang tampaknya sederhana itu ternyata bisa membuat manfaat olahraga menjadi berlipat ganda! Berikut empat diantaranya:
1. Meningkatkan Performa Fisik
Menurut Dr. Costas Karageorghis, peneliti dari Brunel University, Inggris, mendengarkan lagu sebelum dan selama berolahraga ternyata bisa meningkatkan ketahanan serta performa fisik hingga 20%! Tetapi Anda mesti menyesuaikan jenis musik dengan jenis latihan yang dijalani, yaitu musik bertempo cepat untuk olahraga dengan intensitas tinggi dan jenis musik lambat untuk tahap pemanasan dan pendinginan.
2. Penawar Lelah & Bosan
Melakukan olahraga dalam jangka waktu lama tentu akan mengakibatkan tubuh terasa lelah serta memunculkan rasa bosan. Nah, mendengarkan musik bisa menjadi “obat penawar” yang ampuh untuk mengatasi keduanya. Menurut Prof. Andy Lane, psikolog dari University of Wolverhampton, Inggris, mendengarkan musik selagi berolahraga bisa membantu menyeimbangkan emosi negatif dan positif sehingga olahraga tidak lagi terasa melelahkan ataupun menjemukan.
3. Menguatkan Motivasi
Mendengarkan alunan lagu tertentu bisa membuat seseorang mengasosiasikan dirinya dengan image ataupun memori tertentu yang pernah dialaminya ketika mendengar lagu tersebut. Misalnya, lagu Girl on Fire-nya Alicia Keys atau Roar milik Katty Perry yang mampu membakar semangat untuk melakukan sesuatu. Coba bandingkan efek yang ditimbulkan dengan ketika Anda berolahraga sambil mendengarkan lagu-lagu bertema patah hati.
4. Memicu Gerakan Fisik
Irama musik yang digunakan saat berolahraga dapat mempengaruhi daerah otak yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh seseorang, termasuk menentukan kapan serta bagaimana cara gerak orang yang bersangkutan. Sebuah penelitian yang dilakukan di Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences, Jerman, menyatakan bahwa jenis musik berkategori “high-groove” mampu mengaktifkan fungsi motorik tubuh atau dengan kata lain memicu munculnya gerakan pada diri pendengarnya.
Jadi tunggu apa lagi? Ayo mulai menggerakkan tubuh sambil menikmati lagu-lagu di dalam playlist Anda.
Sumber:
http://www.ideafit.com/fitness-library/beat-goes-effects-music-exercise – http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/4359874.stm- http://www.huffingtonpost.com/2013/11/01/why-exercise-workout-music-playlist_n_4173931.html
by gl75FKPUUayArC | Nov 26, 2013 | Uncategorized
Sedentary lifestyle bukan hanya bisa membuat berat badan melambung, tetapi juga berisiko menurunkan usia harapan hidup!
Anda pernah menonton film WALL-E yang menyandang predikat “Best Movies of the Decade” versi majalah Times tahun 2009? Dalam film tersebut kita bisa menyaksikan proyeksi “horor” masa depan kehidupan manusia di bumi, dimana kemajuan teknologi telah menggantikan beraneka pekerjaan yang melibatkan otot, bahkan termasuk berjalan dan memegang gelas untuk minum! Hasilnya? Semua orang menyandang obesitas berat dan usia harapan hidup manusia tidak melampaui 50 tahun.
Yang memprihatinkan, saat ini para pakar kesehatan sedunia menyatakan bahwa sedentary lifestyle alias gaya hidup lembam yang minim aktivitas fisik telah menjadi semacam “virus” yang menjangkiti penduduk di seluruh dunia. Aktivitas berjalan kaki telah digantikan oleh kendaraan bermotor, acara bermain di luar rumah bagi anak-anak telah digantikan oleh video game, kegiatan di alam bebas telah digantikan dengan duduk manis di depan televisi, dan sebagainya.
Berbagai penelitian juga telah membuktikan bahaya gaya hidup “mematung” yang membuat seseorang lebih banyak berdiam diri ketimbang bergerak. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health, Amerika, kebiasaan duduk dalam jangka waktu terlalu lama ketika menonton televisi, mengemudi, ataupun duduk bekerja di depan computer bisa meningkatkan kemungkinan seseorang menderita obesitas. Setiap kali duduk diam selama 2 jam, risiko obesitas meningkat hingga 23% dan risiko terkena diabetes pun meningkat sampai 14%!
Penelitian lain yang dilakukan oleh Australian Diabetes, Obesity, and Lifestyle Study juga menyatakan bahwa orang yang terlalu banyak duduk memiliki kemungkinan lebih besar untuk meninggal di usia muda. Lamanya waktu yang dihabiskan untuk duduk menurut para peneliti, adalah indikator yang bisa menunjukkan tingkat sedentary lifestyle seseorang. Berdasarkan penelitian, duduk selama berjam-jam bisa mengubah metabolisme seseorang sehingga tubuhnya lebih mudah terserang obesitas, penyakit jantung, diabetes, serta berbagai penyakit kronis lainnya.
Tidak ingin mengalami hal tersebut? Solusinya adalah bangkit dari tempat duduk dan mulai membuat diri Anda lebih aktif secara fisik. Simpan kunci kendaraan dan pilihlah sepeda atau sepatu keds untuk menemani Anda menempuh perjalanan dari rumah ke minimarket. Ajak anak-anak menghirup udara segar dan menikmati hangatnya sinar matahari di taman kota untuk menggantikan udara dari pendingin ruangan di dalam rumah. Terakhir, jadwalkan waktu olahraga setiap hari, meskipun Anda hanya sempat melakukannya selama 15 menit.
Dengan menjalani kehidupan yang lebih aktif ditambah menerapkan pola makan sehat, masa depan Anda tentu akan jauh dari proyeksi “horor” di masa depan ala film animasi WALL-E. Ayo memulainya sejak hari ini!
Sumber:
http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/staying-active-full-story/
http://www.nhs.uk/Livewell/fitness/Pages/Activelifestyle.aspx
by gl75FKPUUayArC | Nov 21, 2013 | Uncategorized
Artikel ditulis oleh:
Abdullah Firmansah Wargahadibrata, dr., SpGK, Mkes
Perhimpunan Dokter Gizi Klinis Indonesia
Kita sering kali mendengar untuk memasukkan serat ke dalam menu makanan kita, nah sebenarnya apakah yang dimaksud dengan serat dan apa manfaat dari konsumsi serat?
Jika dilihat dari struktur kimia, serat mirip seperti karbohidrat. Oleh karena itu, serat sering juga dimasukkan dalam kelompok karbohidrat. Namun, manfaat serat berbeda dengan karbohidrat. Serat berasal dari sumber nabati contohnya nasi, kentang, singkong, ubi, sayur, dan buah. Manfaat serat akan kita dapatkan selama kita konsumsi makanan yang bentuknya masih sama seperti bentuk aslinya.
Artinya jika kita makan nasi ya bentuknya masih seperti beras, begitu juga jika kita makan kentang rebus, singkong rebus dan ubi rebus yang masih seperti bahan makanan aslinya. Lain cerita, pada makanan dengan kandungan beras, kentang, ubi dan singkong yang sudah diproses terlebih dahulu seperti tepung beras, tepung gandum atau terigu, tepung singkong. Makanan tersebut telah hilang kuantitas dan kualitas seratnya. Begitu pula jika kita makan sayur dan atau buah yang dijus maupun diblender, maka kuantitas dan kualitas seratnya akan berkurang. Padahal yang kita butuhkan adalah serat, selain daripada zat gizi lain yang dikandung oleh makanan sumber serat di atas.
Mengapa serat penting? Serat akan berkompetisi di usus dengan zat gizi yang berlebih lainnya sehingga energi pada makanan tidak semuanya diserap usus, dan serat adalah sumber makanan bagi bakteri normal di usus yang berfungsi untuk menjaga kesehatan usus sehingga akan mempengaruhi sistem imun tubuh kita.
Berapa banyak kebutuhan serat kita dalam sehari? WHO menganjurkan agar kita makan serat sebanyak lima kepalan tangan kita sehari. Kalau begitu, jumlahnya berbeda-beda tiap orang karena besar kepalan tangan kita berbeda. Serat sebanyak ini dapat kita konsumsi dengan makan sayur masing-masing satu kepalan tangan setiap sarapan, makan siang dan makan malam. Pada saat makan cemilan, baik itu cemilan pagi, sore, dan malam, kita konsumsi buah sebanyak masing-masing satu kepalan tangan. Alhasil, kita dapat konsumsi serat sebanyak lima kepalan tangan sehari.
Selain itu, salah satu bahan pangan yang juga mengandung serat adalah kacang-kacangan, salah satunya adalah kedelai. Dalam 100 gr kedelai, mengandung 15% serat. Cukup tinggi juga bukan. Jadi selain konsumsi sayur atau buah, kita dapat juga mengonsumsi kedelai atau olahannya untuk membantu mencukupi kebutuhan serat harian kita.
Selamat mencoba!
by gl75FKPUUayArC | Nov 20, 2013 | Uncategorized
Ditulis oleh:
Dr. A. Firmansah Wargahadibrata, SpGK, MKes
Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Cabang Jawa Barat
Kegemukan terjadi akibat berbagai faktor terhadap kehidupan seseorang. Faktor genetik adalah salah satu faktor penting, faktor lainnya yang berpengaruh adalah perilaku makan dan gaya hidup. Dilaporkan, khususnya di Asia, bahwa banyak diantara mereka yang mengalami kegemukan adalah orang-orang yang sebelumnya tidak gemuk. Sehingga sangatlah penting untuk memperhatikan perubahan berat badan anda. Bila anda tadinya kurus dan pada waktu tertentu berat badan anda naik terus, maka walaupun belum mencapai apa yang disebut kegemukan, anda memiliki risiko untuk mengalami masalah kesehatan yang sama.
Kegemukan (Obesitas) terjadi karena adanya penambahan jumlah jaringan lemak yang berlebihan yang jauh di atas normal. Obesitas memang sering menjadi permasalahan citra diri yang berdampak pada masalah sosial yang tidak menyenangkan. Obesitas karena sebab apapun merupakan faktor risiko bagi timbulnya berbagai penyakit seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, stroke, radang sendi tulang, osteoporosis, penyakit kanker. Obesitas juga merupakan faktor risiko terjadinya masalah kesehatan seperti sindroma metabolik, diabetes, alergi, gangguan organ reproduksi dan masalah-masalah lainnya seperti masalah kulit, seksual, psikologis. Penanganannya merupakan penanganan kronik yang tidak dapat dilakukan dalam waktu singkat. Hal ini menyebabkan terapi obesitas sering tidak berhasil dengan baik dan lestari. Cenderung banyak yang berharap dan melakukan tindakan instan agar berat badan turun dengan cepat, hal ini dapat mempengaruhi kesehatan anda. Dengan demikian sangat penting untuk memahami perilaku, pola diet dan aktifitas yang baik agar obesitas dapat dicegah dan diatasi.
Om Samsak sekarang tampak gemuk, berbeda dengan 20 tahun yang lalu saat masihkuliah, tubuhnya tampak ramping. Hingga kini dia selalu sibuk dengan pekerjaan kantor, aktifitas fisiknya sedikit, makan dan camilan sering ia dapatkan dariberbagai acara meeting dan berbagai jamuan kantor lainnya. Contoh lain adalah Kakek Goni tubuhnya tampak gemuk, berbeda dengan saat menikah dia tampak langsing. Sejak sebelum pensiun Kakek Goni memang sudah terbiasa makan dengan porsi besar, jarang ngemil. Sekarang ia jarang beraktivitas, kerjanya nonton TV dan baca Koran sambil ngopi.
Contoh cerita diatas adalah obesitas yang terjadi akibat adanya kesalahan dari perilaku dan mindset tentang makan serta aktifitas, yang terbentuk dari lingkungan keluarga dan lingkungan luar lainnya. Dulu gemuk identik dengan citra sukses dan makmur, pemahaman ini harus dirubah. Bila ingin sehat, ingin lebih sukses, ingin lebih produktif, ingin perkasa di atas ranjang, serta ingin mendapatkan hidup yang lebih berkualitas, maka cegahlah berat badan berlebih dan obesitas sejak dini.
Frekuensi makan erat kaitannya dengan peristiwa, misalnya:
- Rapat / meeting.
- Rehat kopi di kantor.
- Terbangun malam hari nonton ‘sepak bola’ atau mengerjakan tugas (PR) malam hari.
- Acara kumpul teman atau acara keluarga dan arisan.
- Acara makan ketika belanja ke mall / toko /pasar.
Deteksi dini obesitas
Diantaranya obesitas terjadi pada orang-orang yang sebelumnya memiliki berat badan normal. Obesitas dapat terjadi dalam kurun waktu tertentu, dalam beberapa tahun bahkan puluhan tahun, sehingga obesitas dapat terjadi perlahan-lahan tanpa disadari. Mendeteksi adanya kenaikan berat badan penting dalam mencegah terjadinya obesitas. Lakukanlah timbang berat badan dan lingkar pinggang secara rutin, sekitar 3-6 bulan sekali. Makin sempitnya ukuran celana merupakan petanda yang baik bahwa lingkar perut menjadi semakin bertambah. Pada kondisi ini baiknya peduli untuk menurunkan berat badan, jangan segera mengganti celana dengan ukuran yang lebih besar. Risiko meningkat bila lingkar perut pria lebih dari 90 cm, atau ukuran celana lebih dari ukuran 36. Pada wanita, lingkar perut lebih dari 80 cm atau ukuran celana lebih dari ukuran 33.
Kepada dokter siapa anda sebaiknya berkonsultasi bila mengalami kelebihan berat badan?
Konsultasi medik masalah kegemukan dapat dilakukan pada dokter ahli endokrinologi metabolik atau dokter spesialis gizi klinik.
Kapan sebaiknya saya ke dokter?
Sebaiknya anda berkonsultasi kepada dokter:
- Ketika berat badan mulai bertambah dan merasa sulit untuk diturunkan. Ingat mencegah terjadinya obesitas lebih baik daripada mengobatinya.
- Ketika sudah timbul berbagai keluhan akibat adanya penyakit yang merupakan dampak dari kegemukan.
- Ketika sudah menjalani terapi dari suatu penyakit dengan meminum obat yang justru malah menimbulkan kegemukan.
- Bila gagal ‘coba ini dan coba itu’ untuk menurunkan berat badan.
Selain ke dokter, penderita obesitas juga perlu berkonsultasi kepada:
- Dietisien, untuk dapat membuat rencana menu makan, menentukan bahan-bahan makanan.
- Koki, untuk mendapatkan masakan yang bila dihidangkan enak rasanya.
- Instruktur olah raga, untuk bisa melakukan olah raga yang benar, serta
- Psikolog, untuk mendapatkan dukungan psikologi.
Konsumsi lebih banyak serat dari makanan
Konsumsi serat yang berasal dari sayur dan buah. Cara yang mudah adalah setiap sarapan, makan siang dan makan malam, makanlah sayur sebanyak masing-masing satu kepalan tangan. Pada saat selingan pagi dan sore anda makan buah potong yang berair banyak masing-masing satu kepalan tangan. Keseluruhan, anda makan lima kepalan tangan sayur dan buah dalam satu hari, banyak kan?
Waspada terhadap makanan yang mengandung terlalu banyak minyak atau lemak
Dengan demikian akan tidak terlalu sering mengkonsumsi makanan yang berenergi tinggi. Anda dianjurkan untuk makan sumber lemak sebanyak 25% dari energi total sehari, artinya anda boleh makan lemak, misalnya lauk pauk yang digoreng. Jenis lemak yang baik adalah lemak nabati seperti minyak goreng. Lemak hewani tinggi kolesterol dan lemak jenuh.
Jenis makanan:
- Hindari makanan gorengan yang terlalu banyak minyak, gunakan minyak goreng sekali pakai, tiriskan lebih lama, bila perlu minyak dikeringkan dengan kertas tissue.
- Hindari makanan yang mengandung lemak hewani dan mengandung banyak santan (santan kental).
- Pilihlah daging rendah lemak. Daging ayam tanpa kulitnya. Pilihlah makan rendah kolesterol: telur tanpa kuning telur, hindari kulit dan jeroan.
- Cara memasak: Tumislah bumbu dalam katel anti gores dengan lebih sedikit minyak. Hindari pemakaian mentega / margarin.
Batasi gula dan berbagai jenis makanan yang berbahan dasar tepung (boleh dikonsumsi dua kali seminggu).
Gula ( putih, pasir, merah, aren) merupakan karbohidrat sederhana yang paling mudah diserap oleh tubuh, sehingga bersifat menggemukan. Tepung merupakan sumber karbohidrat yang telah terolah sehingga juga lebih mudah diserap oleh tubuh. Terdapat berbagai jenis tepung seperti tepung beras, tepung terigu, tepung singkong (aci) yang dapat dimakan dalam bentuk roti, mie, bakso, pempek, sosis, kue-kue kering/basah dan lain-lain. Bubur juga bersifat menggemukan karena mudah diserap oleh tubuh. Untuk mencegah kegemukan pilihlah sumber karbohidrat kompleks yang belum terolah, seperti nasi, kentang rebus , singkong rebus dan jagung rebus.
Hidup aktif
Hidup aktif perlu dibiasakan pada semua anggota keluarga: anak-anak, remaja, dewasa dan lansia (pensiunan). Kurangi berbagai aktivitas diam seperti duduk menonton TV atau berlama-lama bermain games atau chatting atau bersosialita di depan komputer. Lakukan berbagai pekerjaan rumah seperti mencuci kendaraan, berkebun dan lain-lain. Walaupun aktivitas rumah tidak sama dengan olah raga, namun tetap aktif merupakan modal yang berguna untuk sehat. Kurangi pemakaian kendaraan seperti motor atau mobil, perbanyak jalan kaki.
by gl75FKPUUayArC | Nov 18, 2013 | Uncategorized
Setiap orang menginginkan berat badan yang stabil dan tidak berlebihan karena selain bisa memperbaiki penampilan, juga menurunkan risiko berbagai penyakit. Namun, menjaga berat badan seringkali dianggap sebagai suatu hal yang membutuhkan pengorbanan dan sulit dilakukan.?
Namun, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Ada beberapa hal mudah dan menyenangkan yang dapat dilakukan untuk menjaga berat badan tetap stabil dan tidak berlebihan. Simak lima di antaranya berikut ini;
1.?Kurangi Kebiasaan Menyimpan Makanan
Biasakan untuk mengonsumsi makanan sekali habis. Walau selalu memiliki stok makanan dalam lemari dapur ataupun laci kantor terasa menyenangkan, namun, kebiasaan ini sebaiknya dihindari bila ingin memiliki berat badan yang stabil, karena makanan yang disimpan akan mengalami reaksi kimia yang bisa berdampak pada penumpukan lemak.
2.?Hindari Makanan Berminyak dan Gula
Untuk mengurangi penambahan berat badan, pilihlah makanan yang diolah dengan cara dikukus atau dipanggang yang tidak kalah lezat dibanding makanan yang digoreng. Selain itu, konsumsilah gula dari bahan-bahan alami seperti buah atau makanan lain yang menggunakan pemanis alami.
3.?Memilih Cemilan Lebih Selektif
Ngemil memang menyenangkan. Namun, pilihlah cemilan dengan lebih selektif. Kudapan seperti keripik buah, atau cemilan yang terbuat dari bahan kedelai dan buah alami lainnya lebih memberi manfaat bagi tubuh seperti serat yang tinggi, kadar Glikemik Indeks yang rendah serta kalori yang rendah.
4.?Rajin Konsumsi Ikan
Ikan merupakan jenis makanan pembakar lemak. Hal ini karena kandungan omega-3 nya, mampu membakar lemak dan mencegah lemak untuk disimpan dalam tubuh.
5.?Tata Makanan dalam Kulkas
Cara mudah ini bisa menjaga berat badan tetap stabil. Aturlah letak makanan dalam kulkas dengan menempatkan makanan sehat di bagian depan sedangkan makanan kurang sehat lainnya seperti soda, keripik, di bagian belakang agar tidak tergoda untuk mengambilnya.
Mulailah hidup sehat dengan memperhatikan berat tubuh. Mengatasi berat badan agar tak berlebihan seperti di atas, dapat menjadikan hidup lebih sehat dan menyenangkan. Namun, jangan lupa bahwa berolah raga juga penting dan memberi manfaat yang besar untuk tubuh.