Panduan Makan di Musim Penghujan

Kala hujan mengguyur deras, sah-sah saja kok bila Anda sesekali ingin mengurung diri di rumah sambil menikmati serial favorit dan… ngemil! Hanya saja, Anda tetap perlu selektif dalam memilih cemilan agar tidak berujung pada melemahnya daya tahan tubuh dan melambungnya berat badan. Yuk, ikuti panduan berikut ini:

 

1. Batasi gorengan

Sebenarnya, konsumsi gorengan tetap perlu dibatasi baik di musim penghujan maupun kemarau. Selain banyak mengandung lemak jenuh, gorengan—terlebih yang digoreng dalam minyak yang sudah dipakai berulang kali, juga mengandung asam lemak trans yang memicu kanker. Lemak jenuh juga bersifat memicu terjadinya peradangan di dalam tubuh, sehingga rentan menimbulkan keluhan seperti sariawan, sakit tenggorokan, dan sebagainya.

2. Perbanyak buah-buahan

Konsumsi buah-buahan—terutama yang kaya kandungan vitamin C, amat baik digunakan sebagai “rompi pelindung” dari serangan berbagai macam penyakit. Asupan vitamin C yang cukup memang mampu menguatkan fungsi sistem imunitas tubuh kita.

3. Hindari makanan mentah

Udara lembap dan kurangnya paparan sinar matahari bisa mengakibatkan kuman penyakit berkembang biak dengan pesat. Tak heran, serangan penyakit seperti diare, tipus, dan influenza selalu meningkat di sepanjang musim penghujan. Untuk menghindarinya, perhatikan kebersihan makanan yang Anda santap. Sebisa mungkin, hindari konsumsi makanan yang tidak dimasak secara sempurna untuk mencegah pencemaran kuman penyakit. Cuci buah dan sayuran dengan teliti sebelum dikonsumsi.

4. Karbohidrat kompleks & lemak baik

Asupan karbohidrat dan lemak amat diperlukan sebagai sumber energi untuk beraktivitas dan menstabilkan suhu tubuh guna menghalau udara dingin. Untuk itu, pilihlah jenis karbohidrat kompleks dan lemak tak jenuh yang terkandung dalam produk biji-bijian dan padi-padian utuh (wholegrain). Anda juga bisa memilih SOYJOY yang mengandung karbohidrat kompleks, lemak baik, dan juga serat dalam jumlah ideal.

5. Pilih hidangan berbumbu

Minuman hangat seperti teh dan wedang memang bisa membantu menghangatkan tubuh di tengah udara dingin. Bukan hanya itu, Anda juga bisa menyantap hidangan yang dibumbui beraneka rempah seperti jahe, kunyit, bawang merah, pala, dan sebagainya. Bukan hanya memperkaya cita rasa masakan, jenis rempah tesebut juga berkhasiat menghangatkan tubuh dan membantu mengatasi gejala “masuk angin”.

 

Selamat mencoba! J

 

Sumber:

– timesofindia.indiatimes.com
– lifestyle.okezone.com

5 Langkah Pemulihan Pasca “5K”

Persiapan matang memang perlu dilakukan agar Anda bisa mengikuti ajang lomba lari 5K dengan lancar. Tapi jangan lupa, langkah pemulihan yang tepat juga tak kalah penting peranannya untuk mengembalikan kondisi tubuh Anda seperti sediakala. Apa saja yang perlu dilakukan?

 

1. Berhenti secara bertahap

Hindari berhenti mendadak begitu Anda mencapai garis finish. Sebaliknya, lanjutkan langkah Anda dengan berjalan santai di sekitar arena lari. Ini penting dilakukan untuk menghindari kram otot dan mengembalikan pernapasan serta denyut jantung ke level normal, terutama bagi Anda yang secara konstan berlari sejak garis start hingga finish. Lakukan langkah pendinginan ini sambil menggerakkan lengan ke atas dan ke bawah untuk melemaskan otot-otot tubuh bagian atas.

2. Minum cukup cairan

Begitu denyut jantung berangsur normal, minumlah air putih atau sports drink untuk menggantikan cairan dan elektrolit tubuh yang keluar serta mendinginkan suhu tubuh yang meningkat selama berlari. Teruslah minum hingga 30 menit setelahnya, karena minum beberapa teguk air saja belumlah cukup untuk menggantikan jumlah cairan tubuh yang hilang, terutama jika Anda berlari di bawah terik sinar matahari.

3. Makan secukupnya

Bukan hanya minum, Anda juga memerlukan asupan makanan untuk menggantikan kehilangan zat gizi kala berlari. Pakar nutrisi olahraga dari Southern Illinois University, Amerika, Clete McLeod menyarankan Anda untuk memilih jenis makanan dengan perbandingan karbohidrat dan protein sebesar 4:1. Buah pisang atau SOYJOY adalah contoh jenis makanan yang ideal untuk Anda konsumsi.

4. Latihan peregangan

Pasca pendinginan, lakukan latihan peregangan (stretching) pada otot-otot di seluruh tubuh. Aktivitas berlari mampu membuat otot-otot tubuh memendek, sehingga latihan peregangan selama 20-30 detik untuk setiap gerakan amat diperlukan untuk memanjangkan kembali otot-otot tubuh Anda. Jika mungkin, lakukan pemijatan untuk mengurangi peradangan yang biasanya muncul akibat latihan fisik yang berat.

5. Hindari aktivitas berat

Jangan lakukan aktivitas fisik yang berat dalam waktu 2 hari ke depan. Hal ini berguna untuk memberikan waktu pemulihan yang cukup bagi otot-otot tubuh yang mengalami kerusakan. Meski demikian, sebaiknya Anda tetap melakukan aktivitas fisik ringan seperti berjalan santai untuk melemaskan otot-otot tubuh yang tegang.

Setelah menjalani masa pemulihan dengan baik, tubuh Anda pun akan siap untuk “terjun” kembali ke arena lari dalam waktu singkat. J

 

Sumber:

– www.active.com
– healthyliving.azcentral.com
– www.livestrong.com

Hindari Komplikasi Diabetes dengan Konsumsi Ikan

Penyandang diabetes tak hanya harus mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana alias gula, penyandang diabetes juga perlu mengutamakan jenis makanan yang kaya kandungan lemak baik untuk mengurangi risiko komplikasi diabetes. Ikan adalah salah satu jenis makanan yang memenuhi kriteria tersebut. Jenis ikan apa yang layak menjadi pilihan?

Salmon

Salmon adalah jenis ikan yang banyak mengandung protein dan asam lemak omega-3. Menurut organisasi American Diabetes Association, kondisi diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung. Konsumsi asam lemak omega-3 dapat mengatasi hal tersebut karena mampu menghambat pembentukan plak pada dinding pembuluh darah serta menurunkan tekanan darah.

Tuna

Tuna merupakan jenis ikan laut dalam yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3 dan lemak tak jenuh. Selain mengurangi risiko serangan stroke dan jantung, asupan asam lemak omega-3 juga berguna untuk memelihara kesehatan mata dan otak. Bukan hanya itu, kandungan lemak tak jenuh di dalam ikan tuna juga amat bermanfaat untuk mencegah terjadinya peradangan di dalam pembuluh darah.

 

Sardin

Sama seperti kedua jenis ikan di atas, sardin merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik. Jenis ikan ini juga memiliki kandungan lemak jenuh yang rendah serta kandungan kalsium yang sama tingginya dengan segelas susu. Bukan hanya itu, Anda juga bisa mendapatkan asupan vitamin B3, protein, dan zat besi dalam jumlah cukup signifikan dengan mengonsumsi ikan sardin.

Bukan hanya jenis ikan segar, produk ikan yang sudah dikemas pun sesekali bisa menjadi pilihan. Hanya saja, perhatikan kadar sodium dalam cairan yang digunakan untuk merendam ikan. Pasalnya, terlalu banyak konsumsi sodium justru bisa berisiko meningkatkan nilai tekanan darah.

Jangan lupa, cara memasak pun perlu diperhatikan agar Anda bisa mendapatkan manfaat optimal dari mengonsumsi ikan. Usahakan untuk mengolah ikan dengan cara dipanggang, dikukus, atau ditumis. Hindari proses penggorengan yang dapat menjadi gerbang masuknya lemak jenuh ke dalam tubuh Anda. Bon appetit!

 

Sumber:
– www.livestrong.com
– www.everydayhealth.com

Hindari Komplikasi Diabetes dengan Konsumsi Ikan

Penyandang diabetes tak hanya harus mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana alias gula, penyandang diabetes juga perlu mengutamakan jenis makanan yang kaya kandungan lemak “baik” untuk mengurangi risiko komplikasi diabetes. Ikan adalah salah satu jenis makanan yang memenuhi kriteria tersebut. Jenis ikan apa yang layak menjadi pilihan?

Salmon

Salmon adalah jenis ikan yang banyak mengandung protein dan asam lemak omega-3. Menurut organisasi American Diabetes Association, kondisi diabetes dapat meningkatkan risiko seseorang terkena serangan jantung. Konsumsi asam lemak omega-3 dapat mengatasi hal tersebut karena mampu menghambat pembentukan plak pada dinding pembuluh darah serta menurunkan tekanan darah.

Tuna

Tuna merupakan jenis ikan laut dalam yang kaya akan kandungan asam lemak omega-3 dan lemak tak jenuh. Selain mengurangi risiko serangan stroke dan jantung, asupan asam lemak omega-3 juga berguna untuk memelihara kesehatan mata dan otak. Bukan hanya itu, kandungan lemak tak jenuh di dalam ikan tuna juga amat bermanfaat untuk mencegah terjadinya peradangan di dalam pembuluh darah.

Sardin

Sama seperti kedua jenis ikan di atas, sardin merupakan sumber asam lemak omega-3 yang baik. Jenis ikan ini juga memiliki kandungan lemak jenuh yang rendah serta kandungan kalsium yang sama tingginya dengan segelas susu. Bukan hanya itu, Anda juga bisa mendapatkan asupan vitamin B3, protein, dan zat besi dalam jumlah cukup signifikan dengan mengonsumsi ikan sardin.

Bukan hanya jenis ikan segar, produk ikan yang sudah dikemas pun sesekali bisa menjadi pilihan. Hanya saja, perhatikan kadar sodium dalam cairan yang digunakan untuk merendam ikan. Pasalnya, terlalu banyak konsumsi sodium justru bisa berisiko meningkatkan nilai tekanan darah.

Jangan lupa, cara memasak pun perlu diperhatikan agar Anda bisa mendapatkan manfaat optimal dari mengonsumsi ikan. Usahakan untuk mengolah ikan dengan cara dipanggang, dikukus, atau ditumis. Hindari proses penggorengan yang dapat menjadi gerbang masuknya lemak jenuh ke dalam tubuh Anda. Bon appetit!

 

Sumber:
– www.livestrong.com
– www.everydayhealth.com

Ayo Coba Diet Mayo

Ayo Coba Diet Mayo

Diet Mayo tengah digandrungi oleh mereka yang sedang berjuang mendapatkan berat badan ideal. Bersamaan dengan itu, tak sedikit pula jasa katering yang menawarkan menu harian ala program diet Mayo bagi mereka yang tak sempat menyiapkan makanan sendiri di rumah. Tak heran, peserta program diet pun kian bertambah dari waktu ke waktu.

 

Seimbang Mengonsumsi Makanan

Berangkat dari pengalaman puluhan tahun, para pakar nutrisi dari Mayo Clinic di Amerika menciptakan sebuah panduan diet yang dipublikasikan dalam buku The Mayo Clinic Diet: Eat Well, Enjoy Life, Lose Weight (2010). Menurut Dr. Donald Hensrud, pakar nutrisi dari Mayo Clinic, panduan tersebut diluncurkan terutama untuk mendidik masyarakat tentang cara mengonsumsi makanan yang seimbang dan mencegah berkembangnya pola diet tidak seimbang.

 

5 Kebiasaan Baik & 5 Kebiasaan Buruk

Seperti apa penerapan diet Mayo dalam keseharian? Periode diet Mayo terbagi atas dua tahap, yaitu tahap 1: Lose It dan tahap 2: Live It . Tahap 1 yang memakan waktu dua minggu berguna untuk memperkenalkan tubuh pada kebiasaan makan yang sehat. Selama periode tersebut, Anda wajib menerapkan 5 kebiasaan baik, menyingkirkan 5 kebiasaan buruk, dan melatih 5 kebiasaan baik tambahan, yaitu:

 

5 Kebiasaan Baik

5 Kebiasaan Buruk

5 Kebiasaan Baik Tambahan

1. Rutin sarapan dalam porsi kecil

1. Tidak menonton TV sambil makan.

1. Membuat diary makanan.

2. Makan sayur dan buah minimal 3-4 kali sehari.

2. Tidak makan gula, kecuali yang ada dalam buah-buahan.

2. Membuat diary aktivitas fisik.

3. Konsumsi karbohidrat kompleks

3. Tidak makan snack, kecuali sayur dan buah serta snack sehat seperti SOYJOY.

3. Banyak bergerak.

4. Hanya mengonsumsi lemak baik (dari kacang-kacangan, ikan laut, dll)

4. Tidak makan daging dan produk susu, kecuali yang bebas lemak.

4. Mengonsumsi makanan dalam bentuk asli, bukan yang sudah diproses.

5. Olahraga setidaknya 30 menit per hari.

5. Tidak makan di restoran kecuali menunya sesuai program diet.

5. Menulis target harian dan hal-hal yang bisa menjadi motivator.

 

Makan Sesuai Piramida Diet Mayo

Usai menjalani tahap 1, Anda bisa memasuki tahap 2 yang diharapkan berlangsung selamanya. Apa peraturan dalam tahap 2? Selain melanjutkan kebiasaan dalam tahap 1, terapkan pula pedoman makan ala piramida diet Mayo berikut:

– Makanan yang dikonsumsi sepuasnya: sayur dan buah-buahan.

– Makanan yang dikonsumsi secukupnya: karbohidrat kompleks.

– Makanan yang dibatasi: protein dari daging dan produk susu.

– Makanan yang sedapat mungkin dihindari: makanan manis.

 

 

Sumber:

– www.mayoclinic.org
– www.webmd.com