Agar Tak Gampang Tergoda dengan Si Manis

Coba 5 cara berikut ini untuk mengatasi ketergantungan Anda pada cemilan yang manis-manis.

Makanan manis seperti cokelat, permen, es krim, muffin, dan cupcake, memang cocok untuk dijadikan teman menonton televisi ataupun melakukan aktivitas lainnya. Hanya saja, terlalu banyak menyantap makanan manis bisa membuat seseorang mengalami gangguan mood dan berisiko menimbulkan ketagihan. Bukan hanya itu, asupan gula dalam jumlah berlebihan juga bisa meningkatkan risiko serangan penyakit diabetes. Untuk menghindarinya, atasi ketergantungan Anda pada “si manis” dengan cara-cara berikut ini:

1. Makan dalam porsi kecil

Menurut Kerry Neville, MS, RD, juru bicara American Dietetic Association, makan dalam porsi kecil adalah cara paling sederhana yang ampuh meredakan keinginan Anda untuk menyantap makanan manis. Satu bar SOYJOY dengan rasa favorit sudah cukup untuk menjaga rasa kenyang lebih lama dan mengontrol nafsu makan agar tetap terkendali. “Dengan makan dalam porsi kecil, Anda akan tetap merasa puas tanpa dibebani perasaan bersalah,” ujar Neville.

2. Kurangi melihat iklan

Perasaan ingin ngemil bisa juga datang dari kebiasaan kita menonton TV. Terlalu banyak memandangi iklan makanan yang ada di TV dapat dengan mudah membuat Anda tergoda untuk beranjak mencari kulkas dan mengambil persediaan cemilan Anda. Setidaknya itu menurut Kathleen Page, MD, asisten profesor Fakultas Kedokteran University of Southern California.

3. Kunyah permen karet

Mengunyah permen karet, menurut Dave Grotto, RD, LDN—pakar nutrisi yang juga penulis buku 101 Foods That Could Save Your Life, adalah cara yang ampuh untuk membantu mengontrol nafsu makan. “Mulut yang sibuk mengunyah permen karet mampu mengalihkan perhatian agar otak Anda tidak melulu terfokus pada makanan. Untuk membatasi jumlah kalori yang masuk, pilihlah jenis permen karet yang tidak mengandung gula atau hanya mengandung gula sedikit saja,” jelas Grotto.

4. Pilih buah-buahan

Menurut spesialis yang kerap menangani kecanduan makanan, Judy Chambers, LCSW, CAS, buah bisa menjadi alternatif makanan manis yang bersahabat karena selain gula buah (fruktosa), buah-buahan juga mengandung zat gizi lain seperti serat, vitamin, dan antioksidan yang belum tentu dimiliki pula oleh jenis penganan manis lainnya. Namun walaupun termasuk cemilan alami, memilih buah-buahan tidak boleh sembarangan karena kadar gulanya bervariasi. Pilihlah buah-buahan low GI seperti pisang, mangga, anggur, atau beri agar asupan gula ke dalam tubuh tetap terjaga.

5. Olahraga

Ketika keinginan untuk ngemil makanan manis kembali datang, kenakan sepatu Anda dan mulailah berolahraga. Atau, bangkitlah dari tempat duduk dan sibukkan diri Anda dengan berbagai pekerjaan rumah, seperti menyiram tanaman, menata buku di lemari, dan sebagainya. Menurut Dr. Daniel Crabtree, peneliti dari Rowett Institute of Nutrition and Health, Inggris, kegiatan fisik mampu mengaktifkan hormon yang menekan keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, Anda akan terbebas dari jeratan makanan manis dan mampu menjalani kehidupan yang lebih berkualitas. Selamat mencoba!

 

Sumber: foxnews.com; prevention.com; huffingtonpost.co.uk 

Agar Tak Gampang Tergoda dengan Si Manis

Coba 5 cara berikut ini untuk mengatasi ketergantungan Anda pada cemilan yang manis-manis.

Makanan manis seperti cokelat, permen, es krim, muffin, dan cupcake, memang cocok untuk dijadikan teman menonton televisi ataupun melakukan aktivitas lainnya. Hanya saja, terlalu banyak menyantap makanan manis bisa membuat seseorang mengalami gangguan mood dan berisiko menimbulkan ketagihan. Bukan hanya itu, asupan gula dalam jumlah berlebihan juga bisa meningkatkan risiko serangan penyakit diabetes. Untuk menghindarinya, atasi ketergantungan Anda pada “si manis” dengan cara-cara berikut ini:

1. Makan dalam porsi kecil

Menurut Kerry Neville, MS, RD, juru bicara American Dietetic Association, makan dalam porsi kecil adalah cara paling sederhana yang ampuh meredakan keinginan Anda untuk menyantap makanan manis. Satu bar SOYJOY dengan rasa favorit sudah cukup untuk menjaga rasa kenyang lebih lama dan mengontrol nafsu makan agar tetap terkendali. “Dengan makan dalam porsi kecil, Anda akan tetap merasa puas tanpa dibebani perasaan bersalah,” ujar Neville.

2. Kurangi melihat iklan

Perasaan ingin ngemil bisa juga datang dari kebiasaan kita menonton TV. Terlalu banyak memandangi iklan makanan yang ada di TV dapat dengan mudah membuat Anda tergoda untuk beranjak mencari kulkas dan mengambil persediaan cemilan Anda. Setidaknya itu menurut Kathleen Page, MD, asisten profesor Fakultas Kedokteran University of Southern California.

3. Kunyah permen karet

Mengunyah permen karet, menurut Dave Grotto, RD, LDN—pakar nutrisi yang juga penulis buku 101 Foods That Could Save Your Life, adalah cara yang ampuh untuk membantu mengontrol nafsu makan. “Mulut yang sibuk mengunyah permen karet mampu mengalihkan perhatian agar otak Anda tidak melulu terfokus pada makanan. Untuk membatasi jumlah kalori yang masuk, pilihlah jenis permen karet yang tidak mengandung gula atau hanya mengandung gula sedikit saja,” jelas Grotto.

4. Pilih buah-buahan

Menurut spesialis yang kerap menangani kecanduan makanan, Judy Chambers, LCSW, CAS, buah bisa menjadi alternatif makanan manis yang bersahabat karena selain gula buah (fruktosa), buah-buahan juga mengandung zat gizi lain seperti serat, vitamin, dan antioksidan yang belum tentu dimiliki pula oleh jenis penganan manis lainnya. Namun walaupun termasuk cemilan alami, memilih buah-buahan tidak boleh sembarangan karena kadar gulanya bervariasi. Pilihlah buah-buahan low GI seperti pisang, mangga, anggur, atau beri agar asupan gula ke dalam tubuh tetap terjaga.

5. Olahraga

Ketika keinginan untuk ngemil makanan manis kembali datang, kenakan sepatu Anda dan mulailah berolahraga. Atau, bangkitlah dari tempat duduk dan sibukkan diri Anda dengan berbagai pekerjaan rumah, seperti menyiram tanaman, menata buku di lemari, dan sebagainya. Menurut Dr. Daniel Crabtree, peneliti dari Rowett Institute of Nutrition and Health, Inggris, kegiatan fisik mampu mengaktifkan hormon yang menekan keinginan seseorang untuk mengonsumsi makanan tinggi kalori.

Dengan melakukan langkah-langkah di atas, Anda akan terbebas dari jeratan makanan manis dan mampu menjalani kehidupan yang lebih berkualitas. Selamat mencoba!

 

Sumber: foxnews.com; prevention.com; huffingtonpost.co.uk 

Mengenal Berbagai Jenis Gangguan Makan

Bukan sekadar memangkas kualitas asupan gizi, gangguan makan juga bisa mengakibatkan akibat yang lebih buruk bagi penderitanya. Bisakah diatasi?

Terpengaruh tayangan iklan, memiliki tubuh ramping bagai supermodel adalah impian mayoritas orang saat ini. Padahal, tubuh langsing bukan jaminan bahwa fisik kita sehat dan kuat. Selain itu, tak sedikit pula di antara kita yang menjalani pola hidup tidak sehat dan minim bergerak sehingga sulit mencapai berat badan ideal. Lantaran didera obsesi tentang berat badan, muncullah berbagai jenis gangguan makan (eating disorders) yang mayoritas dialami oleh kaum wanita. Berikut tiga diantaranya:

1. Anoreksia

Penderita anoreksia memiliki sudut pandang yang terdistorsi akan kondisi tubuhnya sendiri. Mereka selalu merasa gemuk meski pada kenyataannya memiliki berat badan ideal atau bahkan terlampau kurus. Ciri penderita anoreksia yang paling bisa diamati adalah seringkali menolak untuk makan, giat (bahkan cenderung terlalu giat) berolahraga, dan malu bila kelihatan sedang makan di depan umum meski dalam porsi sedikit. Berdasarkan riset yang dilakukan di University of Zurich, Swiss, penderita anoreksia memiliki risiko kematian 18 kali lebih tinggi dibandingkan orang normal.

2. Bulimia

Sama seperti penderita anoreksia, pengidap bulimia juga terobsesi untuk memiliki tubuh ramping. Hanya saja, mereka yang mengidap bulimia menyalurkan obsesi tersebut dengan mengeluarkan kembali semua makanan yang sudah dikonsumsinya, entah dengan cara muntah (menggunakan bantuan sikat gigi yang ditekan ke pangkal lidah), minum obat pencahar, ataupun dengan olahraga berlebihan. Penderita bulimia senang makan dalam porsi normal, namun kemudian merasa bersalah karena telah memasukkan kalori ke dalam tubuhnya. Emosi negatif tersebut baru bisa diatasi setelah makanan berhasil dikeluarkan kembali dari tubuhnya.

3. Binge Eating Disorder (BED)

Gangguan BED ditandai dengan hilangnya kendali diri pada saat menyantap makanan. Serupa dengan pengidap bulimia, penderita gangguan BED punya kebiasaan untuk makan dalam jumlah berlebihan. Bedanya, jika penderita bulimia berusaha mengeluarkan makanan kembali, tidak demikian halnya dengan pengidap BED. Ketika sedang “kambuh” atau istilahnya sedang mengalami “binge episode”, penderita bisa makan terus-menerus hingga jauh melampaui batas kenyang dan kerap kali mengalami gangguan pencernaan akibat makan terlalu banyak.

Apa bahayanya bila seseorang dinyatakan positif menderita gangguan makan? Tak lain adalah meningkatnya risiko serangan berbagai jenis penyakit, mulai dari anemia (kekurangan sel darah merah), gangguan pencernaan, osteoporosis (tulang keropos), gigi lekas tanggal, tekanan darah tinggi, diabetes, hingga penyakit gagal jantung dan kerusakan otak.

Untungnya, pakar kesehatan sedunia percaya bahwa gangguan makan bisa diatasi dengan melibatkan dukungan dari psikolog, ahli nutrisi, serta keluarga dekat. Jika  masalah psikis yang menjadi biang keladi munculnya gangguan makan bisa diatasi dengan baik, maka selanjutnya giliran pakar nutrisi turun tangan untuk membantu menerapkan pola makan sehat. Terakhir namun terpenting adalah dukungan dari keluarga dan orang terdekat untuk membantu menguatkan motivasi. Dengan komitmen yang kuat, maka kesembuhan yang diinginkan akan lekas tercapai.

 

Sumber: mayoclinic.org; nimh.nih.gov; psychiatry.org