by gl75FKPUUayArC | Dec 3, 2013 | Uncategorized
Hati-hati mengisi liburan di akhir pekan. Jika salah langkah, program diet yang sudah susah-payah Anda jalankan terancam “bubar jalan” karenanya.
Setelah kerja “banting tulang” selama seminggu, waktu libur di akhir pekan adalah saatnya untuk memanjakan diri dengan melakukan berbagai hal yang disukai. Sayangnya, kegiatan memanjakan diri tersebut seringkali berarti juga menyantap makanan favorit tanpa limit. Menurut Juliette Kellow, BSc. RD, seorang pakar nutrisi dari London, Inggris, sudah banyak penelitian yang menunjukkan bahwa libur akhir pekan adalah “musuh besar” mereka yang menjalani program diet. “Kalau tidak hati-hati, program diet yang sudah dijalankan secara tertib bisa hancur berantakan hanya dalam waktu dua hari,” ujar Kellow. Berikut beberapa hal yang bisa Anda lakukan untuk mengatasinya:
1. Hadiah dalam bingkisan mungil
Mendapat hadiah setelah berperilaku manis sepanjang minggu atau dengan kata lain menyantap makanan favorit setelah diet seminggu, memang bisa membuat program diet terasa lebih menyenangkan. Sayangnya, banyak orang mengambil “kupon hadiah” akhir pekan ini secara berlebihan. Jika memang ingin sekali makan kue cokelat, santaplah sepotong kecil saja. Ngidam milkshake? Boleh, tapi segelas kecil saja. Dengan demikian, Anda tetap bisa memuaskan lidah tanpa mengorbankan diet yang sudah dijalani selama seminggu.
2. Bayar kalori di muka
Di akhir pekan biasanya bertebaran undangan pesta perkawinan, acara makan siang bersama keluarga besar, pesta ulang tahun, dan sebagainya yang potensial menjadi perangkap bagi Anda makan secara berlebihan. Jika ingin tetap bisa menikmati suasana dan mencicipi suguhan yang tersedia, “bayarlah” kelebihan asupan kalori dengan melakukan olahraga dan diet lebih ketat sejak dua hari sebelumnya. Artinya, jika Anda akan menghadiri pesta di malam minggu, tambahlah porsi olahraga Anda di hari Jumat dan Sabtu, lalu kurangi pula porsi makan Anda pada kedua hari tersebut. Tak lupa, nikmatilah hidangan pesta secara wajar tanpa berlebihan agar “uang muka” yang sudah Anda bayar tidak hangus sia-sia.
3. Sarapan sebelum jalan-jalan
Salah satu hal menyenangkan yang bisa dilakukan di hari libur adalah jalan-jalan bersama keluarga ke tempat-tempat hiburan maupun pusat perbelanjaan. Kemana pun Anda bepergian, jangan lupa mengawali hari dengan mengonsumsi sarapan kaya gizi. Ini berguna menghindari bahaya kelaparan saat berjalan-jalan, yang biasanya diakhiri dengan Anda menyerbu restoran dan melahap hidangan yang tersedia dalam jumlah berlebihan. Apa menu sarapan ideal? Anda bisa memilih buah-buahan, smoothies, jus sayuran, dan sebagainya yang mengenyangkan namun tidak mengandung banyak kalori.
4. Tetap aktif bergerak
Sebuah penelitian yang dipublikasikan di International Journal of Obesity baru-baru ini berupaya menghitung jumlah langkah kaki yang dilakukan setiap hari oleh lebih dari 100 orang dewasa. Hasilnya, orang yang memiliki kelebihan berat badan memiliki hasil perhitungan lebih sedikit 2221 langkah pada akhir pekan dibandingkan pada hari kerja. Sebaliknya, responden yang memiliki berat badan seimbang memiliki perhitungan jumlah langkah yang sama pada akhir pekan maupun hari-hari biasa. “Artinya, jika ingin berat badan tetap stabil, kita harus tetap aktif secara fisik meski sedang liburan,” kata Kellow.
Hari libur tidak lagi identik dengan berat badan melambung, bukan? Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda akan tetap bisa menaati program diet meski sedang menikmati momen liburan akhir pekan. Selamat mencoba! ?
Sumber:
https://www.weightlossresources.co.uk/food/overeating-binge-weekend.htm
http://nutrition.about.com/od/changeyourdiet/f/weekends.htm
by gl75FKPUUayArC | Nov 27, 2013 | Healthy Living
Mendengarkan musik sambil berolahraga bukan hanya terasa asyik namun juga mendatangkan banyak manfaat bagi tubuh kita. Apa saja?
Anda senang mengikuti sesi latihan di gym dengan diiringi suara musik? Atau mungkin berlari di taman sambil mendengarkan lagu-lagu lewat media player? Bukan hanya Anda, jutaan orang lain di dunia pun gemar melakukannya.
Hanya saja, tak semuanya tahu bahwa kebiasaan yang tampaknya sederhana itu ternyata bisa membuat manfaat olahraga menjadi berlipat ganda! Berikut empat diantaranya:
1. Meningkatkan Performa Fisik
Menurut Dr. Costas Karageorghis, peneliti dari Brunel University, Inggris, mendengarkan lagu sebelum dan selama berolahraga ternyata bisa meningkatkan ketahanan serta performa fisik hingga 20%! Tetapi Anda mesti menyesuaikan jenis musik dengan jenis latihan yang dijalani, yaitu musik bertempo cepat untuk olahraga dengan intensitas tinggi dan jenis musik lambat untuk tahap pemanasan dan pendinginan.
2. Penawar Lelah & Bosan
Melakukan olahraga dalam jangka waktu lama tentu akan mengakibatkan tubuh terasa lelah serta memunculkan rasa bosan. Nah, mendengarkan musik bisa menjadi “obat penawar” yang ampuh untuk mengatasi keduanya. Menurut Prof. Andy Lane, psikolog dari University of Wolverhampton, Inggris, mendengarkan musik selagi berolahraga bisa membantu menyeimbangkan emosi negatif dan positif sehingga olahraga tidak lagi terasa melelahkan ataupun menjemukan.
3. Menguatkan Motivasi
Mendengarkan alunan lagu tertentu bisa membuat seseorang mengasosiasikan dirinya dengan image ataupun memori tertentu yang pernah dialaminya ketika mendengar lagu tersebut. Misalnya, lagu Girl on Fire-nya Alicia Keys atau Roar milik Katty Perry yang mampu membakar semangat untuk melakukan sesuatu. Coba bandingkan efek yang ditimbulkan dengan ketika Anda berolahraga sambil mendengarkan lagu-lagu bertema patah hati.
4. Memicu Gerakan Fisik
Irama musik yang digunakan saat berolahraga dapat mempengaruhi daerah otak yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh seseorang, termasuk menentukan kapan serta bagaimana cara gerak orang yang bersangkutan. Sebuah penelitian yang dilakukan di Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences, Jerman, menyatakan bahwa jenis musik berkategori “high-groove” mampu mengaktifkan fungsi motorik tubuh atau dengan kata lain memicu munculnya gerakan pada diri pendengarnya.
Jadi tunggu apa lagi? Ayo mulai menggerakkan tubuh sambil menikmati lagu-lagu di dalam playlist Anda.
Sumber:
http://www.ideafit.com/fitness-library/beat-goes-effects-music-exercise – http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/4359874.stm- http://www.huffingtonpost.com/2013/11/01/why-exercise-workout-music-playlist_n_4173931.html
by gl75FKPUUayArC | Nov 27, 2013 | Uncategorized
Mendengarkan musik sambil berolahraga bukan hanya terasa asyik namun juga mendatangkan banyak manfaat bagi tubuh kita. Apa saja?
Anda senang mengikuti sesi latihan di gym dengan diiringi suara musik? Atau mungkin berlari di taman sambil mendengarkan lagu-lagu lewat media player? Bukan hanya Anda, jutaan orang lain di dunia pun gemar melakukannya.
Hanya saja, tak semuanya tahu bahwa kebiasaan yang tampaknya sederhana itu ternyata bisa membuat manfaat olahraga menjadi berlipat ganda! Berikut empat diantaranya:
1. Meningkatkan Performa Fisik
Menurut Dr. Costas Karageorghis, peneliti dari Brunel University, Inggris, mendengarkan lagu sebelum dan selama berolahraga ternyata bisa meningkatkan ketahanan serta performa fisik hingga 20%! Tetapi Anda mesti menyesuaikan jenis musik dengan jenis latihan yang dijalani, yaitu musik bertempo cepat untuk olahraga dengan intensitas tinggi dan jenis musik lambat untuk tahap pemanasan dan pendinginan.
2. Penawar Lelah & Bosan
Melakukan olahraga dalam jangka waktu lama tentu akan mengakibatkan tubuh terasa lelah serta memunculkan rasa bosan. Nah, mendengarkan musik bisa menjadi “obat penawar” yang ampuh untuk mengatasi keduanya. Menurut Prof. Andy Lane, psikolog dari University of Wolverhampton, Inggris, mendengarkan musik selagi berolahraga bisa membantu menyeimbangkan emosi negatif dan positif sehingga olahraga tidak lagi terasa melelahkan ataupun menjemukan.
3. Menguatkan Motivasi
Mendengarkan alunan lagu tertentu bisa membuat seseorang mengasosiasikan dirinya dengan image ataupun memori tertentu yang pernah dialaminya ketika mendengar lagu tersebut. Misalnya, lagu Girl on Fire-nya Alicia Keys atau Roar milik Katty Perry yang mampu membakar semangat untuk melakukan sesuatu. Coba bandingkan efek yang ditimbulkan dengan ketika Anda berolahraga sambil mendengarkan lagu-lagu bertema patah hati.
4. Memicu Gerakan Fisik
Irama musik yang digunakan saat berolahraga dapat mempengaruhi daerah otak yang berfungsi mengatur pergerakan tubuh seseorang, termasuk menentukan kapan serta bagaimana cara gerak orang yang bersangkutan. Sebuah penelitian yang dilakukan di Max Planck Institute for Human Cognitive and Brain Sciences, Jerman, menyatakan bahwa jenis musik berkategori “high-groove” mampu mengaktifkan fungsi motorik tubuh atau dengan kata lain memicu munculnya gerakan pada diri pendengarnya.
Jadi tunggu apa lagi? Ayo mulai menggerakkan tubuh sambil menikmati lagu-lagu di dalam playlist Anda.
Sumber:
http://www.ideafit.com/fitness-library/beat-goes-effects-music-exercise – http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/4359874.stm- http://www.huffingtonpost.com/2013/11/01/why-exercise-workout-music-playlist_n_4173931.html
by gl75FKPUUayArC | Nov 26, 2013 | Healthy Living
Sedentary lifestyle bukan hanya bisa membuat berat badan melambung, tetapi juga berisiko menurunkan usia harapan hidup!
Anda pernah menonton film WALL-E yang menyandang predikat “Best Movies of the Decade” versi majalah Times tahun 2009? Dalam film tersebut kita bisa menyaksikan proyeksi “horor” masa depan kehidupan manusia di bumi, dimana kemajuan teknologi telah menggantikan beraneka pekerjaan yang melibatkan otot, bahkan termasuk berjalan dan memegang gelas untuk minum! Hasilnya? Semua orang menyandang obesitas berat dan usia harapan hidup manusia tidak melampaui 50 tahun.
Yang memprihatinkan, saat ini para pakar kesehatan sedunia menyatakan bahwa sedentary lifestyle alias gaya hidup lembam yang minim aktivitas fisik telah menjadi semacam “virus” yang menjangkiti penduduk di seluruh dunia. Aktivitas berjalan kaki telah digantikan oleh kendaraan bermotor, acara bermain di luar rumah bagi anak-anak telah digantikan oleh video game, kegiatan di alam bebas telah digantikan dengan duduk manis di depan televisi, dan sebagainya.
Berbagai penelitian juga telah membuktikan bahaya gaya hidup “mematung” yang membuat seseorang lebih banyak berdiam diri ketimbang bergerak. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health, Amerika, kebiasaan duduk dalam jangka waktu terlalu lama ketika menonton televisi, mengemudi, ataupun duduk bekerja di depan computer bisa meningkatkan kemungkinan seseorang menderita obesitas. Setiap kali duduk diam selama 2 jam, risiko obesitas meningkat hingga 23% dan risiko terkena diabetes pun meningkat sampai 14%!
Penelitian lain yang dilakukan oleh Australian Diabetes, Obesity, and Lifestyle Study juga menyatakan bahwa orang yang terlalu banyak duduk memiliki kemungkinan lebih besar untuk meninggal di usia muda. Lamanya waktu yang dihabiskan untuk duduk menurut para peneliti, adalah indikator yang bisa menunjukkan tingkat sedentary lifestyle seseorang. Berdasarkan penelitian, duduk selama berjam-jam bisa mengubah metabolisme seseorang sehingga tubuhnya lebih mudah terserang obesitas, penyakit jantung, diabetes, serta berbagai penyakit kronis lainnya.
Tidak ingin mengalami hal tersebut? Solusinya adalah bangkit dari tempat duduk dan mulai membuat diri Anda lebih aktif secara fisik. Simpan kunci kendaraan dan pilihlah sepeda atau sepatu keds untuk menemani Anda menempuh perjalanan dari rumah ke minimarket. Ajak anak-anak menghirup udara segar dan menikmati hangatnya sinar matahari di taman kota untuk menggantikan udara dari pendingin ruangan di dalam rumah. Terakhir, jadwalkan waktu olahraga setiap hari, meskipun Anda hanya sempat melakukannya selama 15 menit.
Dengan menjalani kehidupan yang lebih aktif ditambah menerapkan pola makan sehat, masa depan Anda tentu akan jauh dari proyeksi “horor” di masa depan ala film animasi WALL-E. Ayo memulainya sejak hari ini!
Sumber:
http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/staying-active-full-story/
http://www.nhs.uk/Livewell/fitness/Pages/Activelifestyle.aspx
by gl75FKPUUayArC | Nov 26, 2013 | Uncategorized
Sedentary lifestyle bukan hanya bisa membuat berat badan melambung, tetapi juga berisiko menurunkan usia harapan hidup!
Anda pernah menonton film WALL-E yang menyandang predikat “Best Movies of the Decade” versi majalah Times tahun 2009? Dalam film tersebut kita bisa menyaksikan proyeksi “horor” masa depan kehidupan manusia di bumi, dimana kemajuan teknologi telah menggantikan beraneka pekerjaan yang melibatkan otot, bahkan termasuk berjalan dan memegang gelas untuk minum! Hasilnya? Semua orang menyandang obesitas berat dan usia harapan hidup manusia tidak melampaui 50 tahun.
Yang memprihatinkan, saat ini para pakar kesehatan sedunia menyatakan bahwa sedentary lifestyle alias gaya hidup lembam yang minim aktivitas fisik telah menjadi semacam “virus” yang menjangkiti penduduk di seluruh dunia. Aktivitas berjalan kaki telah digantikan oleh kendaraan bermotor, acara bermain di luar rumah bagi anak-anak telah digantikan oleh video game, kegiatan di alam bebas telah digantikan dengan duduk manis di depan televisi, dan sebagainya.
Berbagai penelitian juga telah membuktikan bahaya gaya hidup “mematung” yang membuat seseorang lebih banyak berdiam diri ketimbang bergerak. Menurut sebuah penelitian yang dilakukan di Harvard School of Public Health, Amerika, kebiasaan duduk dalam jangka waktu terlalu lama ketika menonton televisi, mengemudi, ataupun duduk bekerja di depan computer bisa meningkatkan kemungkinan seseorang menderita obesitas. Setiap kali duduk diam selama 2 jam, risiko obesitas meningkat hingga 23% dan risiko terkena diabetes pun meningkat sampai 14%!
Penelitian lain yang dilakukan oleh Australian Diabetes, Obesity, and Lifestyle Study juga menyatakan bahwa orang yang terlalu banyak duduk memiliki kemungkinan lebih besar untuk meninggal di usia muda. Lamanya waktu yang dihabiskan untuk duduk menurut para peneliti, adalah indikator yang bisa menunjukkan tingkat sedentary lifestyle seseorang. Berdasarkan penelitian, duduk selama berjam-jam bisa mengubah metabolisme seseorang sehingga tubuhnya lebih mudah terserang obesitas, penyakit jantung, diabetes, serta berbagai penyakit kronis lainnya.
Tidak ingin mengalami hal tersebut? Solusinya adalah bangkit dari tempat duduk dan mulai membuat diri Anda lebih aktif secara fisik. Simpan kunci kendaraan dan pilihlah sepeda atau sepatu keds untuk menemani Anda menempuh perjalanan dari rumah ke minimarket. Ajak anak-anak menghirup udara segar dan menikmati hangatnya sinar matahari di taman kota untuk menggantikan udara dari pendingin ruangan di dalam rumah. Terakhir, jadwalkan waktu olahraga setiap hari, meskipun Anda hanya sempat melakukannya selama 15 menit.
Dengan menjalani kehidupan yang lebih aktif ditambah menerapkan pola makan sehat, masa depan Anda tentu akan jauh dari proyeksi “horor” di masa depan ala film animasi WALL-E. Ayo memulainya sejak hari ini!
Sumber:
http://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/staying-active-full-story/
http://www.nhs.uk/Livewell/fitness/Pages/Activelifestyle.aspx