by gl75FKPUUayArC | Aug 21, 2013 | 14
Olahraga memberikan manfaat bagi siapa saja pada tingkat umur berapapun, termasuk orang-orang dengan risiko diabetes. Bahkan, mereka yang sudah menjadi penyandang diabetes juga dapat merasakan manfaat olahraga. Ya, olahraga sangatlah baik untuk mencegah dan mengontrol gula darah. Selain membantu mengatasi kegemukan yang merupakan salah satu faktor risiko diabetes, olahraga juga membantu menurunkan kadar gula darah dan membuat insulin bekerja lebih efisien.
Pada saat melakukan gerakan olahraga, otot-otot memakai lebih banyak gula daripada saat tidak bergerak. Dengan demikian, konsentrasi gula darah akan turun. Selanjutnya, insulin akan bekerja lebih baik sehingga gula dapat masuk ke dalam sel-sel otot untuk dibakar. Namun, agar manfaat olahraga tersebut bisa diperoleh dengan baik, dibutuhkan perencanaan dan pemantauan yang hati-hati, terutama pada orang-orang yang menggunakan obat oral atau suntikan insulin untuk mengontrol diabetes mereka. Mereka perlu melakukan beberapa penyesuaian, seperti menghitung intensitas olahraga, melakukan pemeriksaan gula darah, dan mengatur makanan yang dikonsumsi. Hal itu demi mencegah kadar gula darah menjadi terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia) selama berolahraga.
Menurut Dawn Sherr, RD, dari American Association of Diabetes Educators, Anda tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan hasil yang baik dari berolahraga. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti:
- Buatlah rencana yang matang. Hal ini termasuk berkonsultasi dengan dokter dan memilih jenis olahraga yang cocok bagi Anda. Tanyakan kepada dokter olahraga apa saja yang sekiranya boleh Anda lakukan dan perlukah Anda melakukan penyesuaian obat. Selanjutnya, pilih olahraga yang paling bisa Anda nikmati dan akan membuat Anda bertahan lama melakukannya. Beberapa jenis olahraga yang patut Anda pertimbangkan antara lain menari, bersepeda, berenang atau mencoba aerobik air, yoga atau tai chi, tenis, atau melakukan pekerjaan rumah tangga dan berkebun.
- Pilih waktu yang terbaik untuk berolahraga, yaitu setelah makan. Anda bisa berjalan-jalan di sekitar rumah usai sarapan dan makan malam. Bisa pula melakukan yoga atau bermain tenis setelah makan siang. Atur jadwalnya, misal 3-5 kali dalam seminggu. Boleh ajak teman atau anggota keluarga agar Anda lebih bersemangat.
- Periksa kadar gula darah Anda dua kali sebelum berolahraga, yaitu 30 menit sebelum berolahraga dan tepat pada saat hendak mulai berolahraga. Dengan cara ini Anda akan mengetahui apakah gula darah Anda sedang naik, stabil, atau turun. Jika sedang naik, tunggulah sampai stabil. Apabila rendah, mungkin Anda perlu snack. Jika telah stabil, mulailah berolahraga. Jika Anda akan berolahraga lebih dari satu jam, periksalah gula darah setiap 30 menit. Jangan lupa, periksa ulang gula darah Anda setelah selesai berolahraga.
Dan berikut tips berolahraga yang tidak kalah penting:
- Mulailah olahraga secara bertahap, misalnya dengan menambah waktu 5 menit setiap kali latihan.
- Minimalkan cidera dengan melakukan olahraga secara aman dan meliputi pemanasan, inti, dan pendinginan.
- Hitung dan targetkan denyut nadi sesuai umur Anda.
- Evaluasi apakah olahraga yang Anda lakukan terlalu berat. Temukan kelompok olahraga agar dapat bersama-sama membantu mengontrol latihan.
- Konsumsi cemilan seperti buah atau fruit soy bar sebagai sumber energi 30 menit sebelum berolahraga
Sumber:
Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus Kencing Manis Sakit Gula. Prof. DR. Sidartawan Soegondo, dr.SpPD, K-EMD, F.A.C.E. dan Kartini Sukarji, MCH. Hal 84-89
http://www.johnshopkinshealthalerts.com/reports/diabetes/131-1.html
http://www.webmd.com/healthy-aging/nutrition-world-2/exercise-lower-blood-sugar
by gl75FKPUUayArC | Aug 21, 2013 | Uncategorized
Penyandang diabetes umumnya memiliki kekhawatiran yang tinggi akan kalori yang terkandung dalam pemanis seperti gula dan madu. Lalu, apakah pengganti gula atau pemanis alternatif merupakan pilihan yang lebih baik untuk mempermanis makanan tanpa mendapatkan kalori ekstra? Sebelum Anda mempertimbangkan pemanis yang akan dipilih, mari ketahui terlebih dahulu jenis-jenis pemanis yang ada.
Semua jenis pemanis yang ada sekarang ini bisa dikategorikan menjadi 6 kelompok, yaitu:
1. Gula
Gula merupakan karbohidrat dan mengandung 4 kalori per gramnya. Gula cenderung memiliki indeks glikemik tinggi (high GI). Gula alami ditemukan pada makanan seperti buah dan sayuran serta sereal dan susu. Jenis gula yang paling umum adalah Sukrosa, Glucose, Dextrose, Fruktosa, Laktosa, Maltose, Galactose, dan Trehalosa.
2. Gula Alkohol
Gula alkohol secara alami ditemukan pada tanaman dan sereal meskipun dalam jumlah kecil. Gula alkohol juga merupakan karbohidrat dan bisa memiliki 4 kalori per gram. Namun, tubuh tidak sepenuhnya dapat memetabolisme gula alkohol sehingga pemanis ini cenderung memberikan kalori yang lebih sedikit per gramnya.. Kelamahannya, pemanis ini dapat menyebabkan kram, kembung, dan diare osmotik jika dikonsumsi berlebihan. Jenis yang paling umum dari gula alkohol adalah Sorbitol, Xylitol, Manitol, Maltitol, Erythritol, Isomalt, Laktitol, dan Gliserol.
3. Pemanis Alami Berkalori
Pemanis jenis ini adalah yang tertua, yaitu termasuk madu dan sirup maple. Keduanya mengandung gula tapi juga nutrisi lainnya. Pemanis alami berkalori cenderung memiliki indeks glikemik lebih rendah dari gula, tapi tetap membutuhkan batasan karena dalam jumlah besar dapat berbahaya bagi kesehatan. Selain madu dan sirup maple, pemanis alami berkalori termasuk gula kelapa dan sirup sorghum.
4. Pemanis Alami Tanpa Kalori
Jenis pemanis ini bukan karbohidrat dan memiliki indeks glikemik nol. Contoh dari pemanis alami tanpa kalori adalah Luo Han Guo, gula Stevia, Thaumatin, Pentadin, Monellin, dan Brazzein. Pemanis-pemanis tersebut tidak berbahaya bagi gigi, tapi dapat memberikan aftertaste atau sensasi rasa yang tertinggal di mulut.
5. Gula Modifikasi
Jenis pemanis ini biasanya merupakan gula yang diproduksi dengan mengubah pati menggunakan enzim. Contoh dari gula modifikasi antara lain sirup jagung tinggi fruktosa, sirup gula pabrikan, dan karamel. Jenis gula yang umumnya digunakan dalam masakan atau makanan olahan ini cenderung memiliki indeks glikemik tinggi dan dapat berbahaya bagi gigi.
6. Pemanis Buatan
Ada banyak jenis pemanis buatan di pasaran, tapi yang paling umum adalah Aspartam, Sucralose, Sakarin, Neotame, Acesulfame K, dan Siklamat. Jenis pemanis yang telah digunakan selama lebih dari 120 tahun ini memiliki indeks glikemik nol dan tidak berbahaya selama penggunaannya dalam batas aman. Jika penggunaannya dilakukan secara berlebihan, maka dapat menimbulkan efek buruk pada gigi.
Nah, dalam lingkup diabetes, jenis-jenis pemanis hanya dikategorikan menjadi dua, yaitu nutritive dan nonnutritive. Pemanis nutritive menyediakan kalori atau energi sekitar 4 kalori per gram, seperti karbohidrat dan protein. Contoh umum dari pemanis nutritive adalah gula putih, gula merah, madu, sirup maple, dan sirup jagung. Rasa manisnya berasal dari kandungan Glukosa, Fruktosa, atau Sukrosa dan dapat mempengaruhi gula darah Anda. Gula alkohol seperti Sorbitol, Mannitol, Xylitol, dan Maltitol juga masuk dalam kategori pemanis nutritive tapi kurang dapat mempengaruhi gula darah.
Sementara pemanis nonnutritive, yang juga disebut sebagai pengganti gula atau pemanis alternatif, tidak memberikan kalori dan tidak mempengaruhi gula darah. Jenis pemanis ini temasuk Sakarin, Siklamat, Aspartam, Sucralose, Acesulfame Kalium, dan gula Stevia. Bagi penyandang diabetes, jenis pemanis pengganti gula boleh digunakan secukupnya sebagai pemanis alternatif asal tidak melebihi ADI (Accepted Daily Intake). Untuk Sakarin misalnya, hanya boleh 1 gram per hari. Siklamat, 11 mg per kg per badan. Aspartam, 50 mg per kg berat badan.
Demi hidup sehat, pilih dan gunakan pemanis secara tepat dan bijak. Memilih makanan tanpa pemanis buatan juga lebih baik, misalnya SOYJOY. SOYJOY adalah cemilan unik yang terbuat dari tepung kedelai utuh dan buah asli yang dikeringkan, tanpa pemanis buatan dan bahan pengawet. SOYJOY juga low GI dan kaya nutrisi sehingga soylution sehat bagi Anda untuk menjaga gula darah tetap stabil.
Sumber:
Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus Kencing Manis Sakit Gula. Prof. DR. Sidartawan Soegondo, dr.SpPD, K-EMD, F.A.C.E. dan Kartini Sukarji, MCH. Hal 74-77
http://www.sugar-and-sweetener-guide.com/types-of-sweetener.html
http://www.diabetes.ca/diabetes-and-you/nutrition/sweeteners/
by gl75FKPUUayArC | Aug 21, 2013 | Uncategorized
Berkebun merupakan kegiatan yang menyenangkan dan juga cara sehat menurunkan berat badan. Ya, menggali dan menyiangi rumput-rumput liar di sekitar tanaman saja sama dengan latihan beban 12 menit di gym. Sehingga, tak heran American Council on Exercise menyebutkan bahwa berkebun selama 1 jam dapat membakar hingga 300 kalori. Berkebun membuat Anda menggerakkan semua kelompok otot utama dalam tubuh, termasuk punggung, leher, lengan, perut, bahu, bokong, dan kaki. Gerakan otot-otot itulah yang membantu Anda membakar kalori lebih besar dan membangun kekuatan tubuh.
Selain dalam hal pembakaran kalori, berkebun juga memberikan manfaat kebugaran kardiovaskuler, memperkuat tulang dan sendi, serta meningkatkan fleksibilitas. Bahkan, berkebun telah terbukti menurunkan risiko kanker, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, dan diabetes. Selain itu, dari berkebun buah-buahan dan sayur-sayuran, Anda juga dapat menjaga konsumsi makanan sehat dari kebun sendiri yang sangat baik untuk menurunkan berat badan.
Agar semua manfaat dari berkebun tersebut bisa Anda dapatkan dengan baik, terutama sebagai cara sehat menurunkan berat badan, ada beberapa tips yang perlu Anda ikuti:
- Lakukan kegiatan berkebun yang benar-benar dapat membakar kalori. Dalam rangka menurunkan berat badan dengan berkebun, Anda harus membakar kalori lebih dari yang Anda konsumsi. Kegiatan yang bagus untuk Anda lakukan antara lain:
- menggali lubang, membakar 150 kalori pada wanita, 197 kalori pada pria
- menanam bibit, membakar 135 kalori pada wanita, 177 kalori pada pria
- menyiangi rumput, membakar 156 kalori pada wanita, 157 pada pria
Selain itu, Anda bisa memupuk dan menyiram tanaman serta mengumpulkan daun kering untuk menambah pembakaran kalori.
- Mulailah perlahan-lahan untuk menghindari rasa sakit. Lalu, perhatikan postur dan posisi tubuh demi membangun otot dengan aman. Hindari gerakan yang tiba-tiba. Gerakkan tubuh dengan stabil dan halus. Selaraskan antara gerakan otot perut dan punggung. Tekuk lutut dan arahkan kaki ke depan dengan benar saat membungkuk. Jangan lupa atur pernapasan, lalu berdiri dan regangkanlah lengan, kaki, dan punggung setiap 10 menit.
- Seiring waktu, tambah jangkauan gerak dan variasikan kegiatan berkebun. Misalnya dengan menambah lahan untuk ditanami bunga-bunga cantik sehingga Anda bisa lebih lama menyiangi rumput. Atau tanam tanaman yang agak tinggi agar Anda bisa memangkas cabang-cabangnya.
- Demi menurunkan berat badan secara maksimal, lakukan kegiatan berkebun secara rutin, setidaknya 3 sampai 5 kali dalam seminggu selama 30 menit sampai 1 jam. Jika Anda tidak memiliki waktu 30 menit sampai 1 jam pada satu waktu, pecah kegiatan berkebun Anda menjadi beberapa kali dalam sehari. Misalnya, menyirami tanaman selama 20 menit di pagi hari dan menyiangi rumput selama 20 menit di sore hari.
Sebagai tambahan tips, lakukan peregangan sebelum dan setelah berkebun untuk menghindari cidera. Selain itu, hindari mengangkat benda-benda yang terlalu berat seperti karung kompos atau cangkul karena bisa pula mengakibatkan cidera. Sebagai gantinya, ambil kompos secukupnya dengan ember kecil dan gunakan sekop tanaman. Lalu selama berkebun, jaga tubuh tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih. Jangan lupa juga oleskan tabir surya sebelum berkebun untuk melindungi kulit Anda dari sinar matahari sehingga tubuh langsing didapat, kulit pun tetap cantik. Yuk, berkebun!
Sumber:
Diabetes di Usia Muda. Holistic Health Solution. Hal. 78
http://www.wikihow.com/Lose-Weight-Gardening
http://gardening.about.com/od/allergiesarthritis/a/Garden_Fitness.htm
by gl75FKPUUayArC | Aug 21, 2013 | Uncategorized
Olahraga memberikan manfaat bagi siapa saja pada tingkat umur berapapun, termasuk orang-orang dengan risiko diabetes. Bahkan, mereka yang sudah menjadi penyandang diabetes juga dapat merasakan manfaat olahraga. Ya, olahraga sangatlah baik untuk mencegah dan mengontrol gula darah. Selain membantu mengatasi kegemukan yang merupakan salah satu faktor risiko diabetes, olahraga juga membantu menurunkan kadar gula darah dan membuat insulin bekerja lebih efisien.
Pada saat melakukan gerakan olahraga, otot-otot memakai lebih banyak gula daripada saat tidak bergerak. Dengan demikian, konsentrasi gula darah akan turun. Selanjutnya, insulin akan bekerja lebih baik sehingga gula dapat masuk ke dalam sel-sel otot untuk dibakar. Namun, agar manfaat olahraga tersebut bisa diperoleh dengan baik, dibutuhkan perencanaan dan pemantauan yang hati-hati, terutama pada orang-orang yang menggunakan obat oral atau suntikan insulin untuk mengontrol diabetes mereka. Mereka perlu melakukan beberapa penyesuaian, seperti menghitung intensitas olahraga, melakukan pemeriksaan gula darah, dan mengatur makanan yang dikonsumsi. Hal itu demi mencegah kadar gula darah menjadi terlalu rendah (hipoglikemia) atau terlalu tinggi (hiperglikemia) selama berolahraga.
Menurut Dawn Sherr, RD, dari American Association of Diabetes Educators, Anda tidak perlu terburu-buru untuk mendapatkan hasil yang baik dari berolahraga. Berikut langkah-langkah yang bisa Anda ikuti:
- Buatlah rencana yang matang. Hal ini termasuk berkonsultasi dengan dokter dan memilih jenis olahraga yang cocok bagi Anda. Tanyakan kepada dokter olahraga apa saja yang sekiranya boleh Anda lakukan dan perlukah Anda melakukan penyesuaian obat. Selanjutnya, pilih olahraga yang paling bisa Anda nikmati dan akan membuat Anda bertahan lama melakukannya. Beberapa jenis olahraga yang patut Anda pertimbangkan antara lain menari, bersepeda, berenang atau mencoba aerobik air, yoga atau tai chi, tenis, atau melakukan pekerjaan rumah tangga dan berkebun.
- Pilih waktu yang terbaik untuk berolahraga, yaitu setelah makan. Anda bisa berjalan-jalan di sekitar rumah usai sarapan dan makan malam. Bisa pula melakukan yoga atau bermain tenis setelah makan siang. Atur jadwalnya, misal 3-5 kali dalam seminggu. Boleh ajak teman atau anggota keluarga agar Anda lebih bersemangat.
- Periksa kadar gula darah Anda dua kali sebelum berolahraga, yaitu 30 menit sebelum berolahraga dan tepat pada saat hendak mulai berolahraga. Dengan cara ini Anda akan mengetahui apakah gula darah Anda sedang naik, stabil, atau turun. Jika sedang naik, tunggulah sampai stabil. Apabila rendah, mungkin Anda perlu snack. Jika telah stabil, mulailah berolahraga. Jika Anda akan berolahraga lebih dari satu jam, periksalah gula darah setiap 30 menit. Jangan lupa, periksa ulang gula darah Anda setelah selesai berolahraga.
Dan berikut tips berolahraga yang tidak kalah penting:
- Mulailah olahraga secara bertahap, misalnya dengan menambah waktu 5 menit setiap kali latihan.
- Minimalkan cidera dengan melakukan olahraga secara aman dan meliputi pemanasan, inti, dan pendinginan.
- Hitung dan targetkan denyut nadi sesuai umur Anda.
- Evaluasi apakah olahraga yang Anda lakukan terlalu berat. Temukan kelompok olahraga agar dapat bersama-sama membantu mengontrol latihan.
- Konsumsi cemilan seperti buah atau fruit soy bar sebagai sumber energi 30 menit sebelum berolahraga
Sumber:
Hidup Secara Mandiri dengan Diabetes Melitus Kencing Manis Sakit Gula. Prof. DR. Sidartawan Soegondo, dr.SpPD, K-EMD, F.A.C.E. dan Kartini Sukarji, MCH. Hal 84-89
http://www.johnshopkinshealthalerts.com/reports/diabetes/131-1.html
http://www.webmd.com/healthy-aging/nutrition-world-2/exercise-lower-blood-sugar
by gl75FKPUUayArC | Aug 19, 2013 | Healthy Living
Bekerja tidak selalu dimulai pada pagi hari. Ada beberapa orang yang memiliki waktu kerja di malam hari atau sedang menjalani kewajiban shift malam. Apakah Anda adalah satu di antaranya? Jika iya, maka sebaiknya anda perlu mewaspadai efek negatifnya, baik untuk mental maupun tubuh Anda.
Menurut seorang psikolog dari Rush University di Chicago, Charmane Eastman, Ph.D, orang-orang yang bekerja pada shift malam memaksakan tubuhnya untuk tetap produktif bekerja pada saat tubuh seharusnya beristirahat. Hal ini mudah sekali meningkatkan stres dan menurunkan suasana hati. Maka, tak heran bila Anda sering menghabiskan waktu untuk bekerja di malam hari, insomnia mudah sekali dialami. Saat mengalami insomnia, pada umumnya tubuh akan kekurangan tidur. Hal ini akan membuat kadar gula tidak seimbang, dan hal ini tentu bisa menyebabkan diabetes.
Selain itu, tubuh pun akan selalu terasa lemas. Terlebih lagi hormon melatonin akan meningkat. Pada malam hari, tentu Anda memerlukan pencahayaan dari lampu bukan pencahayaan alami seperti di siang hari. Pencahayaan dari lampu tersebutlah yang bisa mengganggu hormon melatonin. Bila hormon tersebut terus terganggu, maka risiko penyakit kanker pun akan meningkat.
Bekerja di malam hari terus menerus dapat mengganggu kesehatan jantung Anda. Kadar gula darah dan kolesterol akan meningkat secara berlebihan saat bekerja di malam hari. Inilah yang bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung. Selain itu, efek negatifnya juga bisa mempengaruhi fungsi sistem pencernaan. Gangguan pencernaan yang terjadi bisa meliputi sembelit dan diare. Bagi para wanita hamil, bekerja shift malam sangat tidak disarankan karena dapat membahayakan. Besar kemungkinan janin yang dikandungnya akan mengalami keguguran atau lahir dengan kondisi tidak normal seperti bayi prematur.
Alangkah baiknya bila Anda dapat membatasi atau bahkan tidak bekerja di malam hari demi kesehatan tubuh. Bila sesekali Anda diwajibkan untuk bekerja pada shift malam, maka imbangilah dengan gaya hidup yang sehat. Lakukan olah raga rutin untuk mengembalikan kondisi tubuh yang kurang fit, misalnya dengan melakukan yoga. Manfaat yoga dapat menenangkan pikiran yang penat sekaligus mengontrol kadar gula darah. Terlebih lagi tubuh Anda yang lelah karena bekerja di malah hari akan terasa lebih bugar setelah melakukan yoga.
Sumber:
http://www.apa.org/monitor/2011/01/night-work.aspx
http://www.livestrong.com/article/113399-effects-working-night-shifts-health/
Diabetes di usia muda. Holistic Health Solution. Hal 58 dan 81