by gl75FKPUUayArC | Feb 18, 2019 | 14
Usia penyandang diabetes kian bertambah muda dari waktu ke waktu. Mumpung belum terlambat, yuk, lakukan langkah pencegahan sedini mungkin.
Diabetes tak lagi identik dengan jenis penyakit yang menyerang penduduk berusia lanjut. Berdasarkan survey yang terbit di jurnal Diabetes Care (2014), jumlah penyandang diabetes tipe 2 berumur di bawah 20 tahun di Amerika meningkat hingga 30% antara tahun 2001-2009.
Riset lain yang terbit di jurnal tersebut juga menyatakan bahwa jumlah penyandang diabetes berusia di bawah 20 tahun diprediksi akan melonjak hingga 49% pada tahun 2050. Mengingat pertambahan kasusnya amat pesat, maka langkah pencegahan perlu dilakukan sedari dini. Ini tiga langkah sederhana yang bisa kamu lakukan.
1. Hidup Lebih Aktif

Gaya hidup lembam adalah salah satu penyebab meningkatnya kasus obesitas, yang mayoritas berujung pada kondisi diabetes. Pada penyandang obesitas, tubuh bekerja terus menerus untuk memproses gukosa menjadi energi, dengan bantuan hormon insulin. Karena bekerja ekstra keras, lama-kelamaan muncul kondisi yang disebut resistensi insulin, yaitu berkurangnya respon tubuh terhadap hormon insulin, yang berakibat ketidakmampuan tubuh mengolah glukosa. Glukosa yang tidak dapat diolah ini pun menumpuk di dalam darah sehingga menimbulkan kondisi diabetes.
Langkah sederhana: Idealnya, setiap orang perlu berolahraga setiap hari, minimal selama 30 menit. Supaya tak terkesan berat, lakukan secara bertahap. Mulailah dengan berolahraga selama 10 menit per hari, lalu tingkatkan waktunya 5 menit setiap awal minggu hingga target 30 menit tercapai. Langkah lain untuk menambah aktivitas fisik adalah mengurangi ketergantungan pada kendaraan dan memilih berjalan kaki untuk bepergian.
2. Hindari Minuman Manis

Ini adalah salah satu sikap keliru yang banyak dilakukan orang. Yaitu, menahan diri untuk tidak makan berlebihan, tetapi tetap rajin minum yang manis-manis seperti softdrink, minuman manis dalam kemasan, serta teh dan kopi bergula. Padahal tahukah kamu, kandungan kalori di dalam minuman manis itu sangat tinggi, bahkan nyaris menyamai asupan kalori dari satu porsi makanan sehat?
Langkah sederhana: Untuk mengatasi keinginan minum yang manis-manis, biasakan diri minum air putih. Jika tak suka dengan rasanya yang hambar, kamu bisa membuat infused water dengan tambahan irisan lemon, strawberry, atau daun mint. Segar dan lebih menyehatkan karena diperkaya dengan vitamin dari potongan buah. Bawa selalu botol berisi infused water ke mana pun kamu pergi, agar tak tergoda untuk jajan minuman manis.
3. Pilih Snack Sehat

Meski sudah membatasi porsi makan pagi, siang, dan malam, terkadang kita takluk pada “jebakan” camilan yang disantap setiap hari. Ngemil sih boleh-boleh saja, tapi sebisa mungkin hindari jenis camilan tak sehat yang tinggi kalori dan mengandung bahan-bahan tak sehat, seperti lemak trans dan gula berlebihan.
Langkah sederhana: Ganti camilan kamu dengan snack sehat. Kalau mau yang praktis dan enak, kamu juga bisa memilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. SOYJOY bisa menjadi #Soylution akan kebutuhan snack sehat, karena kaya akan protein, serat pangan, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. SOYJOY juga mengandung isoflavon untuk kesehatan kulit dan flavonoid untuk menurunkan kadar kolesterol jahat. Bukan cuma itu, SOYJOY juga tersedia dalam aneka pilihan cita rasa yang lezat dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh mereka yang sedang berdiet maupun penyandang diabetes.
Sumber:
by gl75FKPUUayArC | Feb 16, 2019 | Healthy Living
Selain berguna memelihara kebugaran stamina, nutrisi yang terkandung di dalam
aneka jenis makanan juga dapat membantu meredakan stres. Berikut jenis-jenis nutrisi
yang bisa membantu kamu mengurangi stres dalam kehidupan sehari-hari.
1. Vitamin C

Karena memiliki sifat antioksidan, asupan vitamin C telah lama dipercaya mampu
membantu meredakan stres, depresi, dan gangguan kecemasan. Penelitian yang
dilakukan pada tahun 2015 membuktikan bahwa asupan vitamin C mampu membantu
menurunkan level kecemasan, menstabilkan detak jantung, dan meningkatkan
performa akademik. Kamu bisa mendapatkan vitamin C dari buah stoberi, jeruk, lemon,
dan kiwi.
2. Magnesium

Kandungan magnesium banyak ditemukan dalam berbagai suplemen pereda stres.
Pasalnya, kekurangan asupan magnesium bisa memicu keluhan sakit kepala dan
perasaan lemas, yang akan memperparah kondisi stres. Secara alami, magnesium
terkandung dalam aneka jenis sayuran hijau, seperti bayam, bokcoy, kangkung, dan
brokoli. Magnesium juga bisa diperoleh dari kedelai dan ikan salmon.
3. Karbohidrat Kompleks

Asupan karbohidrat kompleks bisa meningkatkan kadar hormon serotonin—yang
menghadirkan perasaan senang dan nyaman, di dalam tubuh. Tidak hanya itu,
konsumsi karbohidrat kompleks yang memiliki nilai Indeks Glikemik (IG) rendah juga
berperan menstabilkan kadar gula darah, sehingga kondisi psikis lebih stabil.
Karbohidrat kompleks bisa didapat dari kacang-kacangan, dan biji-bijian. Kalau mau
yang praktis, kamu bisa ngemil SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-
buahan asli yang dikeringkan. Kandungan yang tinggi serat dan proteinnya, akan bikin
kamu kenyang lebih lama sehingga mencegah kamu makan berlebihan saat stress.
4. Lemak Sehat

Konsumsi jenis-jenis lemak sehat, seperti asam lemak omega-3, 6, dan 9 yang dapat
membantu menurunkan level kolesterol “jahat“ LDL dan trigliserida di dalam darah.
Selain berperan menurunkan risiko penyakit kardiovaskular seperti stroke dan serangan
jantung koroner, konsumsi lemak sehat juga berguna menurunkan level hormon
kortisol. Kamu bisa mendapatkan asupan lemak sehat dari jenis-jenis ikan berlemak
seperti salmon, tuna, dan ikan patin. Buah alpukat, minyak zaitun, dan kacang-
kacangan juga merupakan sumber lemak sehat yang ideal.
5. Kalsium

Penelitian menyebutkan bahwa konsumsi makanan yang mengandung kalsium bisa
membantu meredakan gejala kecemasan dan mood swing yang biasanya muncul di
saat stres dan menjelang PMS. Kalsium bisa diperoleh dari susu dan produk
olahannya, seperti yogurt, keju, dan mentega. Kamu juga bisa mendapatkan asupan kalsium dari telur, ikan laut, serta kedelai dan aneka makanan olahannya seperti tahu,
tempe, dan juga snack bar yang lezat seperti SOYJOY.
Bersamaan dengan memperbanyak konsumsi jenis-jenis makanan di atas, upaya
memperbaiki gaya hidup, yaitu memperbaiki pola makan, meningkatkan kualitas tidur,
olahraga teratur, dan mempererat dukungan sosial, juga bisa kamu lakukan untuk
mengurangi stres.
Sumber:
– https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/26353411
– https://www.psychologytoday.com/us/blog/evolutionary-psychiatry/201106/magnesium-and-the-brain-the-original-chill-pill
– https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/generalized-anxiety-disorder/expert-answers/coping-with-anxiety/faq-20057987
by gl75FKPUUayArC | Feb 15, 2019 | Healthy Living
Bagi sebagian besar orang, untuk memulai atau konsisten menjalani gaya hidup sehat memang tidak mudah. Padahal, untuk memulainya bisa dilakukan dari hal kecil, misalnya memilih camilan (snack) harian yang lebih sehat.
Jika kamu beranggapan bahwa ‘ngemil’ itu tidak sehat, faktanya tidaklah demikian. Snacking justru disarankan untuk dikonsumsi dua kali sehari, atau selingan sebelum makan utama. Tujuannya, agar saat jam makan besar tiba, kamu bisa membatasi jumlah asupan dan tidak makan berlebihan.
Tentunya snack yang dimaksud di sini adalah snack sehat seperti snack bar yang terbuat dari kedelai utuh. Mengapa kedelai merupakan pilihan sehat sebagai cemilan? Ada sejumlah alasan mengapa mereka yang ingin menjalani gaya hidup sehat dimulai dengan mengonsumsi kedelai, di antaranya:
1. Tinggi serat
Kedelai memiliki Kandungan serat yang tinggi, serat pada kedelai dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kenyang lebih lama. Itu sebabnya, konsumsi kedelai dapat menjadi solusi agar terhindar dari obesitas. Kandungan serat pada kedelai dapat membantu menjaga saluran cerna tetap sehat dan juga baik untuk menurunkan kadar lemak jahat sehingga mencegah terjadinya penyakit degeneratif seperti diabetes, kolesterol dan jantung.
2. Tinggi protein
Kedelai merupakan sumber protein yang mengandung asam amino esensial yang bermanfaat dalam membantu pertumbuhan massa otot. Mengonsumsi kedelai setelah berolahraga dapat membantu memperbaiki / meregenerasi sel-sel otot yang rusak.
3. Nilai Indeks Glikemik rendah
Nilai IG (Indeks Glikemik) pada kedelai rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh penyandang diabetes. Nilai IG rendah menandakan bahwa konsumsi kedelai tidak akan mengakibatkan lonjakan kadar gula darah yang berlebihan setelah dikonsumsi. Indeks glikemik menunjukkan seberapa cepat suatu makanan diubah menjadi glukosa oleh tubuh. Semakin rendah angka GI maka semakin lambat pula peningkatan kadar gula darah setelah dikonsumsi.
4. Kaya vitamin dan mineral
Konsumsi kedelai bisa menghilangkan kekhawatiran kamu akan kekurangan asupan zat gizi. Kedelai mengandung banyak vitamin, seperti vitamin A, vitamin C, vitamin B1, B2, B3, B5 dan B6, serta asam folat. Fungsi semua vitamin ini adalah untuk memelihara kesehatan tubuh. Kedelai juga kaya mineral seperti mangan, selenium, kalium, tembaga, fosfor, magnesium, juga zat besi yang menunjang fungsi tubuh agar berjalan baik.
5. Tinggi Isoflavon
Kedelai banyak mengandung isoflavon, sejenis antioksidan yang memiliki beragam manfaat, antara lain membantu menangkal radikal bebas penyebab kanker, mengurangi kadar kolesterol jahat (LDL) sehingga dapat mencegah penyakit jantung koroner dan stroke, juga membantu menjaga kesehatan kulit. Isoflavon yang hadir dalam kedelai juga berfungsi untuk memperlambat pengeroposan tulang sehingga mencegah terkena risiko osteoporosis.

Sekarang kamu bisa menikmati kebaikan kedelai dengan mudah, kebaikan kedelai kini hadir pada SOYJOY, SOYJOY memberikan #Soylution; sebuah solusi dari kebaikan kedelai untuk membantu kamu hidup lebih sehat. Terbuat dari kedelai yang tinggi serat dan protein, SOYJOY bisa membuat kamu kenyang lebih lama dan memberikan manfaat kesehatan untuk tubuhmu.
Jika kamu ingin menjaga pola makan tapi selalu ingin jajan sembarangan, coba nikmati SOYJOY saat perjalanan ke kantor atau di saat kamu sedang asik bekerja. Dengan kandungan nutrisi yang baik, SOYJOY cocok menjadi pilihan sebagai snack harian mu.
by gl75FKPUUayArC | Feb 13, 2019 | Healthy Living
Gula darah memiliki peran penting dalam tubuh sebagai sumber energi. Namun, jika tidak terkendali, dalam jangka panjang dapat merusak ginjal, mata dan organ lainnya.
Gula darah atau glukosa adalah jenis gula yang Anda dapatkan dari makanan. dan tubuh menggunakannya untuk energi. Sedangkan insulin adalah hormon yang memindahkan glukosa dari darah ke dalam sel untuk dipergunakan sebagai energi dan sisanya disimpan. Anda membutuhkan glukosa untuk mendapatkan energi. Namun, glukosa harus berada dalam jumlah yang moderat, tidak boleh kurang apalagi berlebihan. Kadar glukosa yang tidak sehat atau di luar kendali dapat memiliki efek permanen dan serius.
Proses kerja glukosa

Glukosa berasal dari makanan yang kaya karbohidrat, seperti nasi, roti, kentang dan buah. Ketika makanan masuk ke dalam tubuh, asam dan enzim memecahnya menjadi potongan-potongan kecil. Selama proses situ, glukosa dilepaskan. Di dalam darah, insulin membantu glukosa masuk ke sel-sel Anda dan mengubahnya menjadi energi.
Tubuh dirancang untuk menjaga kadar glukosa dalam darah Anda stabil. Pankreas memantau kadar gula darah Anda setiap beberapa detik. Ketika gula darah naik setelah Anda makan, pankreas melepaskan insulin ke dalam aliran darah. Di sini, insulin bertindak seperti kunci yang membuka sel otot, lemak dan sel hati, sehingga glukosa bisa masuk ke dalamnya.
Setelah digunakan, glukosa yang tersisa disimpan di hati dan otot. Tubuh Anda dapat menyimpan cukup untuk mengisi bahan bakar Anda selama sekitar satu hari.
Pada pengidap diabetes, pankreas tidak memproduksi insulin seperti yang seharusnya. Dalam hal ini, mereka membutuhkan bantuan dari luar (suntikan insulin) untuk memproses dan mengatur glukosa dalam tubuh.
Penyebab lain diabetes adalah resistensi insulin, di mana hati tidak mengenali insulin yang ada di dalam tubuh, dan terus membuat glukosa sehingga jumlahnya berlebihan di dalam darah.
Jika glukosa tidak terkendali

Glukosa perlu dikendalikan agar tidak terlalu rendah atau tinggi. Level glukosa yang terlalu rendah dikenal sebagai hipoglikemia, dan berpotensi menjadi sangat serius. Hipoglikemia dapat terjadi ketika pengidap diabetes melewatkan pengobatan mereka. Kondisi ini juga dapat terjadi ketika Anda makan kurang dari ukuran normal dan berolahraga berlebihan. Selain tubuh menjadi lemah, gula darah yang rendah juga dapat membuat Anda kehilangan kesadaran.
Sedangkan jika glukosa di dalam darah tinggi, dapat menyebabkan berbagai kondisi serius, termasuk: sakit saraf, penyakit jantung, kebutaan, infeksi kulit, masalah pada sendi dan ekstremitasi, dehidrasi berat dan koma. Bisa juga mengalami komplikasi yang lebih serius termasuk ketoasidosis diabetik dan hiperosmolar sindrom hiperglikemik, kedua kondisi yang terkait dengan diabetes.
Menjaga kadar glukosa adalah bagian penting dalam menjaga sistem di dalam tubuh bekerja dengan sebaik-baiknya. Anda bisa menjaga kadar glukosa dengan makan makanan sehat, diet lengkap dan olahraga secara teratur. Bagi pengidap diabetes, harus memantau kadar gula darah mereka dengan pengobatan.
https://www.webmd.com/diabetes/glucose-diabetes#1
https://www.healthline.com/health/glucose
by gl75FKPUUayArC | Feb 12, 2019 | 14
Penyandang diabetes perlu mengatur pola makan jangka panjang untuk memelihara kestabilan kadar gula darah. Sebagai pedoman dalam memilih jenis-jenis makanan untuk dikonsumsi setiap hari, kamu bisa menggunakan panduan piramida makanan yang diterbitkan oleh American Diabetes Association berikut ini.

(Sumber: American Diabetes Association)
– Lapisan 4 (Makanan ber-IG Rendah)

Nilai IG (Indeks Glikemik) yang rendah menandakan kenaikan kadar gula darah yang rendah dan stabil setelah dikonsumsi, sehingga kamu bisa mendapatkan asupan energi secara bertahap.
Jenis makanan: kacang-kacangan seperti kedelai dan almond, biji-bijian seperti wijen dan biji bunga matahari, sayuran bertepung seperti kentang dan jagung, serta produk makanan wholegrain seperti oatmeal, roti gandum utuh, dan nasi merah.
Untuk mendapatkan #KebaikanKedelai, kamu bisa memilih SOYJOY sebagai snack di antara jam makan utama. SOYJOY hadir sebagai #Soylution untuk pola hidup sehat diabetesi.
– Lapisan 3 (Makanan Kaya Serat)

Termasuk di dalam lapisan ini adalah aneka jenis sayur dan buah-buahan yang merupakan sumber serat, mineral, dan vitamin yang ideal.
Jenis makanan: kamu bisa mengonsumsi berbagai jenis buah dan sayuran yang disukai. Hanya saja, batasi konsumsi jenis buah-buahan yang manis dan mengandung kalori tinggi seperti durian dan mangga. Ingat, pilih sayur dan buah segar, bukan sayur dan buah kaleng yang telah direndam di dalam larutan sirup ataupun air garam.
– Lapisan 2 (Sumber Protein Hewani)

Asupan protein diperlukan untuk memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, menguatkan sistem kekebalan tubuh, serta memelihara fungsi otot dan organ tubuh kita. Tak kalah penting, asam amino yang terkandung di dalam protein berperan penting membentuk kolagen untuk memelihara kesehatan kulit.
Jenis makanan: yogurt dan susu rendah lemak, daging merah, daging ayam tanpa kulit, aneka jenis ikan.
– Lapisan 1 (Makanan Manis & Berlemak)

Sesekali, diabetesi tetap bisa menyantap makanan favorit seperti kue manis, keripik kentang, es krim, dan sebagainya. Hanya saja, berhubung jenis-jenis makanan tersebut mengandung kalori dan lemak dalam jumlah tinggi, asupannya harus dibatasi secara ketat. Konsultasikan dengan dokter tentang frekuensi dan porsi makanan yang masih tergolong aman untuk dikonsumsi sewaktu-waktu.
Jenis makanan: kue, kukis, es krim / gelato, keripik kentang.
Boks: Ini Juga Perlu Dibatasi!
– Lemak Jenuh.
Lemak jenuh terdapat dalam aneka jenis produk olahan, seperti nugget dan sosis, serta produk makanan dalam kaleng seperti kornet.
– Lemak Trans
Lemak trans terkandung dalam aneka makanan yang diolah dengan cara digoreng. Idealnya, diabetesi mengolah makanan dengan cara direbus, dikukus, dipanggang atau ditumis.
– Kolesterol
Hindari jenis makanan tinggi kolesterol seperti kuning telur, jeroan, dan produk dari susu full fat. Kamu bisa memilih jenis makanan yang mengandung lemak baik, seperti alpukat, minyak zaitun, kedelai, dan ikan salmon.
Sumber: