Jurus Membunuh Rasa Lapar

Godaan untuk makan justru datang ketika kita sedang berpantang. Setelah dibebaskan untuk makan, ternyata rasanya biasa-biasa saja, tuh… Tidak percaya?

Anda pernah berpikir bisa menghabiskan seloyang brownies dan segalon sirup dalam sekali santap? Jika pernah, maka barangkali Anda memikirkan hal tersebut justru ketika sedang menahan diri untuk tidak makan alias sedang diet. Semakin tinggi tekanan untuk tidak makan apa pun, biasanya memang dorongan untuk menyantap makanan ini-itu justru bertambah besar. 

Penelitian terbaru membuktikan kebenaran hal tersebut. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal NeuroImage, orang-orang yang menahan diri untuk tidak makan banyak justru memiliki aktivitas yang lebih tinggi pada pusat rasa senang (reward centers) di dalam otaknya setiap kali mereka makan sesuatu. “Artinya, sensasi berupa perasaan senang yang didapatkan ketika makan malah bertambah intens dibandingkan mereka yang tidak berdiet. Akibatnya, tubuh Anda selalu “menagih” untuk mendapatkannya kembali,” kata Eric Stice, Ph.D, peneliti dari Oregon Research Institute.

Lantas, haruskah mengorbankan program diet karenanya? Tidak juga. Yang perlu Anda lakukan adalah “mengelabui” otak Anda dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

Makan teratur. Menurut Stice, kondisi kelaparan ketika sedang berdiet akan membuat seseorang lebih mudah tergoda untuk makan dalam jumlah banyak. “Karenanya, lebih baik Anda selalu memelihara perut agar selalu kenyang dengan cara menyantap makanan yang lebih sehat,” ujarnya. 

Cukupi Asupan Cairan. Sama seperti makan, Asupan cairan juga berguna untuk membuat perut kenyang. Itu sebabnya, Stephen Gullo, seorang pakar psikologi kesehatan dari New York, Amerika, yang juga penulis buku The Thin Commandments Diet, menyarankan Anda untuk meminum air terlebih dahulu sebelum makan. 

Nikmati camilan favorit. Untuk menjawab rasa penasaran, sah-sah saja jika Anda sesekali ingin menikmati cake cokelat, donat, cupcake, dan makanan tinggi kalori lainnya. Tapi, kata Susan Roberts, profesor di bidang Nutrisi dan Psikiatri dari Tufts University, Massachusetts, Amerika, porsinya tetap tidak boleh berlebihan. Caranya adalah dengan minum air atau makan hidangan lain (yang lebih sehat, tentunya) terlebih dahulu sebelum menyantap makanan favorit. Dengan begini, perut Anda akan lebih cepat terasa kenyang.

Ikuti kegiatan seru. Mengalihkan fokus otak dari makanan juga bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan fisik yang menyenangkan. Kesenangan yang didapatkan dari berjalan-jalan ke themepark, menari, atau melakukan kegitan sosial, misalnya, juga bisa mengaktifkan pusat rasa senang di dalam otak. Plus, Anda mendapatkan nilai tambah karena bisa sekaligus berolahraga. 

Selamat mencoba!

 

Sumber: 

http://www.prevention.com/weight-loss/weight-loss-tips/link-between-diet-and-cravings

http://curiosity.discovery.com/question/reward-center-in-brain-work

 

Marah-marah Sebabkan Diabetes

 

Selain karena kelebihan berat badan dan gaya hidup tidak sehat, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan marah-marah bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes!

Anda termasuk golongan orang-orang “bersumbu pendek” alias punya hobi marah-marah? Jika ya, maka kini adalah saat yang tepat untuk belajar mengendalikan emosi. Pasalnya, bukan hanya bisa membuat wajah tampak sepuluh tahun lebih tua, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Behavioral Medicine baru-baru ini menyatakan bahwa kebiasan marah-marah juga dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit diabetes tipe 2. 

Menurut peneliti Vera Tsenkova, Ph.D, dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health, orang-orang yang lebih sering meledakkan kemarahannya lebih rentan mengalami resistensi insulin dibandingkan mereka yang mampu mengontrol emosi. Pasalnya, ketika marah, tubuh kita melepaskan hormon-hormon tertentu yang dapat menghalangi proses pengendalian gula darah. Mengapa bisa demikian?

Ketika marah, tubuh kita akan memproduksi hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol untuk mempersiapkan reaksi alamiah tubuh terhadap amarah: untuk berkelahi atau melarikan diri. Menurut Beverleigh H. Piepers, penulis buku The Diabetes Detectives Guide to Staying on Your Diabetes Diet, hormon-hormon stres tadi bertugas melepaskan gula dan lemak ke dalam aliran darah, sehingga tubuh kita memiliki cadangan energi siap pakai.

Jika cadangan energi tersebut tidak segera digunakan, maka gula dan lemak yang sudah terlanjur dilepaskan akan dibiarkan terus berada di sana, mengakibatkan peningkatan kadar gula darah di dalam tubuh. Selanjutnya, tubuh akan meningkatkan produksi insulin untuk mengembalikan gula yang berada di aliran darah ke tempatnya semula. Lemak yang sudah dilepaskan juga akan disimpan di dalam lapisan perut, yang kemudian membuat lingkar perut bertambah tebal. Kedua kondisi inilah yang berpotensi menimbulkan resistensi insulin dan penyakit diabetes tipe 2. 

Karenanya, mulai sekarang, biasakanlah mengontrol emosi Anda agar terhindar dari ancaman penyakit diabetes. Imbangi pula dengan menerapkan pola makan sehat dan aktif berolahraga. Salam sehat selalu! ?

 

Sumber:

http://news.menshealth.com/what-your-bad-mood-does-to-your-health/2013/04/01/

http://ezinearticles.com/?Type-2-Diabetes—Does-Anger-Have-A-Role-in-Causing-Diabetes?&id=7340978

 

Jurus “Membunuh” Rasa Lapar

Godaan untuk makan justru datang ketika kita sedang berpantang. Setelah dibebaskan untuk makan, ternyata rasanya biasa-biasa saja, tuh… Tidak percaya?

Anda pernah berpikir bisa menghabiskan seloyang brownies dan segalon sirup dalam sekali santap? Jika pernah, maka barangkali Anda memikirkan hal tersebut justru ketika sedang menahan diri untuk tidak makan alias sedang diet. Semakin tinggi tekanan untuk tidak makan apa pun, biasanya memang dorongan untuk menyantap makanan ini-itu justru bertambah besar. 

Penelitian terbaru membuktikan kebenaran hal tersebut. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal NeuroImage, orang-orang yang menahan diri untuk tidak makan banyak justru memiliki aktivitas yang lebih tinggi pada pusat rasa senang (reward centers) di dalam otaknya setiap kali mereka makan sesuatu. “Artinya, sensasi berupa perasaan senang yang didapatkan ketika makan malah bertambah intens dibandingkan mereka yang tidak berdiet. Akibatnya, tubuh Anda selalu “menagih” untuk mendapatkannya kembali,” kata Eric Stice, Ph.D, peneliti dari Oregon Research Institute.

Lantas, haruskah mengorbankan program diet karenanya? Tidak juga. Yang perlu Anda lakukan adalah “mengelabui” otak Anda dengan melakukan langkah-langkah berikut ini:

Makan teratur. Menurut Stice, kondisi kelaparan ketika sedang berdiet akan membuat seseorang lebih mudah tergoda untuk makan dalam jumlah banyak. “Karenanya, lebih baik Anda selalu memelihara perut agar selalu kenyang dengan cara menyantap makanan yang lebih sehat,” ujarnya. 

Cukupi Asupan Cairan. Sama seperti makan, Asupan cairan juga berguna untuk membuat perut kenyang. Itu sebabnya, Stephen Gullo, seorang pakar psikologi kesehatan dari New York, Amerika, yang juga penulis buku The Thin Commandments Diet, menyarankan Anda untuk meminum air terlebih dahulu sebelum makan. 

Nikmati camilan favorit. Untuk menjawab rasa penasaran, sah-sah saja jika Anda sesekali ingin menikmati cake cokelat, donat, cupcake, dan makanan tinggi kalori lainnya. Tapi, kata Susan Roberts, profesor di bidang Nutrisi dan Psikiatri dari Tufts University, Massachusetts, Amerika, porsinya tetap tidak boleh berlebihan. Caranya adalah dengan minum air atau makan hidangan lain (yang lebih sehat, tentunya) terlebih dahulu sebelum menyantap makanan favorit. Dengan begini, perut Anda akan lebih cepat terasa kenyang.

Ikuti kegiatan seru. Mengalihkan fokus otak dari makanan juga bisa dilakukan dengan melakukan kegiatan fisik yang menyenangkan. Kesenangan yang didapatkan dari berjalan-jalan ke themepark, menari, atau melakukan kegitan sosial, misalnya, juga bisa mengaktifkan pusat rasa senang di dalam otak. Plus, Anda mendapatkan nilai tambah karena bisa sekaligus berolahraga. 

Selamat mencoba!

 

Sumber: 

http://www.prevention.com/weight-loss/weight-loss-tips/link-between-diet-and-cravings

http://curiosity.discovery.com/question/reward-center-in-brain-work

 

Marah-marah Sebabkan Diabetes

 

Selain karena kelebihan berat badan dan gaya hidup tidak sehat, penelitian terbaru menunjukkan bahwa kebiasaan marah-marah bisa meningkatkan risiko penyakit diabetes!

Anda termasuk golongan orang-orang “bersumbu pendek” alias punya hobi marah-marah? Jika ya, maka kini adalah saat yang tepat untuk belajar mengendalikan emosi. Pasalnya, bukan hanya bisa membuat wajah tampak sepuluh tahun lebih tua, sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam Journal of Behavioral Medicine baru-baru ini menyatakan bahwa kebiasan marah-marah juga dapat meningkatkan risiko Anda terserang penyakit diabetes tipe 2. 

Menurut peneliti Vera Tsenkova, Ph.D, dari University of Wisconsin School of Medicine and Public Health, orang-orang yang lebih sering meledakkan kemarahannya lebih rentan mengalami resistensi insulin dibandingkan mereka yang mampu mengontrol emosi. Pasalnya, ketika marah, tubuh kita melepaskan hormon-hormon tertentu yang dapat menghalangi proses pengendalian gula darah. Mengapa bisa demikian?

Ketika marah, tubuh kita akan memproduksi hormon-hormon stres seperti adrenalin dan kortisol untuk mempersiapkan reaksi alamiah tubuh terhadap amarah: untuk berkelahi atau melarikan diri. Menurut Beverleigh H. Piepers, penulis buku The Diabetes Detectives Guide to Staying on Your Diabetes Diet, hormon-hormon stres tadi bertugas melepaskan gula dan lemak ke dalam aliran darah, sehingga tubuh kita memiliki cadangan energi siap pakai.

Jika cadangan energi tersebut tidak segera digunakan, maka gula dan lemak yang sudah terlanjur dilepaskan akan dibiarkan terus berada di sana, mengakibatkan peningkatan kadar gula darah di dalam tubuh. Selanjutnya, tubuh akan meningkatkan produksi insulin untuk mengembalikan gula yang berada di aliran darah ke tempatnya semula. Lemak yang sudah dilepaskan juga akan disimpan di dalam lapisan perut, yang kemudian membuat lingkar perut bertambah tebal. Kedua kondisi inilah yang berpotensi menimbulkan resistensi insulin dan penyakit diabetes tipe 2. 

Karenanya, mulai sekarang, biasakanlah mengontrol emosi Anda agar terhindar dari ancaman penyakit diabetes. Imbangi pula dengan menerapkan pola makan sehat dan aktif berolahraga. Salam sehat selalu! ?

 

Sumber:

http://news.menshealth.com/what-your-bad-mood-does-to-your-health/2013/04/01/

http://ezinearticles.com/?Type-2-Diabetes—Does-Anger-Have-A-Role-in-Causing-Diabetes?&id=7340978

 

Memotret Makanan Sebelum Dimakan Efektif Kurangi Berat Badan

Hal-hal sederhana seperti memotret makanan, minum vitamin C, dan memiliki hubungan positif, ternyata amat mempengaruhi keberhasilan diet Anda.

Demi mendapatkan berat badan ideal, banyak orang memfokuskan perhatian dan energinya hanya pada olahraga ekstra keras dan diet super ketat. Padahal, ada banyak hal lain yang juga perlu dilakukan apabila Anda ingin program penurunan berat badan memberikan hasil yang memuaskan. Apa saja?

1. Memotret Makanan

Anda senang bermain Instagram? Jika jawabannya “iya”, maka cobalah memaksimalkan fungsi media sosial tersebut. Selain memotret objek yang biasa Anda foto, abadikan pula makanan yang Anda santap setiap hari, sehingga Anda memiliki “diary makanan berjalan”. Menurut Robert A. Carels, Ph.D, pakar psikologi dari Bowling Green State University, Ohio, Amerika, memiliki diary makanan bisa membantu mengurangi berat badan hingga 5%, karena Anda akan menyadari apa saja makanan yang masuk ke dalam perut setiap hari. 

2. Minum Vitamin C

Menurut penelitian yang dimuat di jurnal American College of Nutrition, memenuhi asupan vitamin C sebanyak 500 mg per hari bisa membuat tubuh Anda membakar lemak 30% lebih banyak daripada biasanya! Itu sebabnya, Debra Wein, R.D, ketua organisasi Wellness Workdays di Massachusetts, Amerika, menyarankan Anda untuk menyantap jenis-jenis makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti brokoli, jeruk, stroberi, dan tomat. Konsultasikan pula kepada dokter mengenai perlu atau tidaknya Anda mengonsumsi suplemen vitamin C setiap hari.

3. Memiliki Hubungan Positif

Sikap positif amat penting Anda miliki jika ingin berhasil dalam melakukan tugas apa pun, termasuk menurunkan berat badan. Salah satu cara efektif untuk memunculkannya adalah mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mampu mendatangkan energi positif serta memberikan dukungan  pada apa yang Anda lakukan. Menurut pakar diet dan fitnes Lauren Antonucci dan Amie Hoff, pengaruh positif dari lingkungan amat berguna untuk memotivasi Anda berolahraga dan memperhatikan pola makan. Carilah teman yang bisa menyertai Anda berolahraga dan membuat diri Anda lebih memperhatikan masalah kesehatan. 

4. Cukup Tidur

Ingin punya tubuh langsing? Penuhilah jatah tidur Anda minimal 7 jam sehari. Sebuah penelitian yang dilakukan di Walter Reed Army Medical Centre, Washington DC, Amerika, menyatakan bahwa kondisi kurang tidur bisa mengurangi produksi hormon leptin, yang mengakibatkan seseorang ingin menyantap makanan lebih banyak. Ketua peneliti, Dr. Arn Aliasson, juga mengatakan bahwa kondisi kurang tidur juga bisa membuat seseorang kehilangan fokus dalam melakukan pekerjaannya, sehingga selanjutnya bisa mendatangkan stres yang mengakibatkan nafsu makan meningkat.

Sudah tahu kan, apa saja yang perlu Anda lakukan untuk menyertai program diet dan olahraga? Ayo terapkan dari sekarang agar Anda bisa segera mendapatkan hasil yang diinginkan. 

 

Sumber: 

http://edition.cnn.com/2009/HEALTH/10/30/healthmag.one.week.slimmer/

http://www.womansday.com/health-fitness/workout-routines/surprising-factors-that-affect-your-workout-66808

http://www.dailymail.co.uk/health/article-1184117/Why-sleeping-help-lose-weight.html

7 Menit Latihan Marathon di Rumah

Hanya dengan melakukan 12 gerakan berikut ini selama 7 menit, Anda bisa membakar kalori sama banyaknya dengan ketika mengikuti lomba lari marathon!

Kabar gembira bagi Anda yang kekurangan waktu untuk berolahraga. Pasalnya, penelitian terbaru telah menemukan 12 jenis latihan sederhana yang ampuh membakar ribuan kalori (jumlah kalori yang terbakar nantinya akan ditentukan oleh seberapa intens Anda berlatih), meski hanya dilakukan dalam waktu kurang dari 10 menit! Rangkaian latihan ini telah diterbitkan dalam jurnal American College of Sports Medicine Health & Fitness dan majalah New York Times bulan Mei 2013.

Menurut Chris Jordan, peneliti yang juga Direktur di bidang Exercise Physiology di Human Performance Institute di Orlando, Amerika, jenis latihan intensitas tinggi seperti ini terbukti mendatangkan banyak manfaat serupa dengan jenis latihan lain, meski dilakukan dalam jangka waktu lebih singkat. Tetapi, untuk mendapatkan hasil maksimal, Anda harus melakukannya sesuai urutan dengan jeda waktu sekitar 10 detik di antara setiap gerakan. Urutan tersebut, menurut Jordan, penting dipatuhi agar otot tubuh bisa dilatih secara bergantian. Sedangkan, jeda waktu juga penting dipenuhi untuk memulihkan kondisi otot yang baru saja mengalami tekanan.

Jika tertarik untuk mencoba, Jordan memberikan tips lanjutan untuk mempersiapkan diri Anda baik-baik sebelum berlatih, dan melakukan pemanasan serta peregangan untuk menghindari cedera. Pasalnya, jumlah kalori yang terbakar hanya bisa optimal apabila latihan dilakukan secara intens, hingga badan Anda terasa nyeri seperti baru saja ditempa dalam “Kawah Candradimuka”. Dengan kata lain, Anda harus memaksimalkan waktu 30 detik untuk melakukan sebanyak mungkin seri untuk setiap jenis gerakan. Sudah siap melakukannya? Ayo kita mulai!

Sudah selesai berolahraga? Jangan lupa melakukan pendinginan untuk memulihkan kondisi tubuh Anda. Imbangi pula latihan Anda dengan pola makan sehat dan istirahat yang cukup agar Anda bisa mendapatkan tubuh langsing ideal yang juga sehat. Selamat berlatih! 

 

Sumber:

http://www.dailymail.co.uk/health/article-2322470/The-7-minute-workout-proven-good-long-run-weights-session–PAIN-reap-benefits.html

http://journals.lww.com/acsm-healthfitness/Fulltext/2013/05000/HIGH_INTENSITY_CIRCUIT_TRAINING_USING_BODY_WEIGHT_.5.aspx

Memotret Makanan Sebelum Dimakan Efektif Kurangi Berat Badan

Hal-hal sederhana seperti memotret makanan, minum vitamin C, dan memiliki hubungan positif, ternyata amat mempengaruhi keberhasilan diet Anda.

Demi mendapatkan berat badan ideal, banyak orang memfokuskan perhatian dan energinya hanya pada olahraga ekstra keras dan diet super ketat. Padahal, ada banyak hal lain yang juga perlu dilakukan apabila Anda ingin program penurunan berat badan memberikan hasil yang memuaskan. Apa saja?

1. Memotret Makanan

Anda senang bermain Instagram? Jika jawabannya “iya”, maka cobalah memaksimalkan fungsi media sosial tersebut. Selain memotret objek yang biasa Anda foto, abadikan pula makanan yang Anda santap setiap hari, sehingga Anda memiliki “diary makanan berjalan”. Menurut Robert A. Carels, Ph.D, pakar psikologi dari Bowling Green State University, Ohio, Amerika, memiliki diary makanan bisa membantu mengurangi berat badan hingga 5%, karena Anda akan menyadari apa saja makanan yang masuk ke dalam perut setiap hari. 

2. Minum Vitamin C

Menurut penelitian yang dimuat di jurnal American College of Nutrition, memenuhi asupan vitamin C sebanyak 500 mg per hari bisa membuat tubuh Anda membakar lemak 30% lebih banyak daripada biasanya! Itu sebabnya, Debra Wein, R.D, ketua organisasi Wellness Workdays di Massachusetts, Amerika, menyarankan Anda untuk menyantap jenis-jenis makanan yang banyak mengandung vitamin C seperti brokoli, jeruk, stroberi, dan tomat. Konsultasikan pula kepada dokter mengenai perlu atau tidaknya Anda mengonsumsi suplemen vitamin C setiap hari.

3. Memiliki Hubungan Positif

Sikap positif amat penting Anda miliki jika ingin berhasil dalam melakukan tugas apa pun, termasuk menurunkan berat badan. Salah satu cara efektif untuk memunculkannya adalah mengelilingi diri Anda dengan orang-orang yang mampu mendatangkan energi positif serta memberikan dukungan  pada apa yang Anda lakukan. Menurut pakar diet dan fitnes Lauren Antonucci dan Amie Hoff, pengaruh positif dari lingkungan amat berguna untuk memotivasi Anda berolahraga dan memperhatikan pola makan. Carilah teman yang bisa menyertai Anda berolahraga dan membuat diri Anda lebih memperhatikan masalah kesehatan. 

4. Cukup Tidur

Ingin punya tubuh langsing? Penuhilah jatah tidur Anda minimal 7 jam sehari. Sebuah penelitian yang dilakukan di Walter Reed Army Medical Centre, Washington DC, Amerika, menyatakan bahwa kondisi kurang tidur bisa mengurangi produksi hormon leptin, yang mengakibatkan seseorang ingin menyantap makanan lebih banyak. Ketua peneliti, Dr. Arn Aliasson, juga mengatakan bahwa kondisi kurang tidur juga bisa membuat seseorang kehilangan fokus dalam melakukan pekerjaannya, sehingga selanjutnya bisa mendatangkan stres yang mengakibatkan nafsu makan meningkat.

Sudah tahu kan, apa saja yang perlu Anda lakukan untuk menyertai program diet dan olahraga? Ayo terapkan dari sekarang agar Anda bisa segera mendapatkan hasil yang diinginkan. 

 

Sumber: 

http://edition.cnn.com/2009/HEALTH/10/30/healthmag.one.week.slimmer/

http://www.womansday.com/health-fitness/workout-routines/surprising-factors-that-affect-your-workout-66808

http://www.dailymail.co.uk/health/article-1184117/Why-sleeping-help-lose-weight.html

7 Menit “Latihan Marathon” di Rumah

Hanya dengan melakukan 12 gerakan berikut ini selama 7 menit, Anda bisa membakar kalori sama banyaknya dengan ketika mengikuti lomba lari marathon!

Kabar gembira bagi Anda yang kekurangan waktu untuk berolahraga. Pasalnya, penelitian terbaru telah menemukan 12 jenis latihan sederhana yang ampuh membakar ribuan kalori (jumlah kalori yang terbakar nantinya akan ditentukan oleh seberapa intens Anda berlatih), meski hanya dilakukan dalam waktu kurang dari 10 menit! Rangkaian latihan ini telah diterbitkan dalam jurnal American College of Sports Medicine Health & Fitness dan majalah New York Times bulan Mei 2013.

Menurut Chris Jordan, peneliti yang juga Direktur di bidang Exercise Physiology di Human Performance Institute di Orlando, Amerika, jenis latihan intensitas tinggi seperti ini terbukti mendatangkan banyak manfaat serupa dengan jenis latihan lain, meski dilakukan dalam jangka waktu lebih singkat. Tetapi, untuk mendapatkan hasil maksimal, Anda harus melakukannya sesuai urutan dengan jeda waktu sekitar 10 detik di antara setiap gerakan. Urutan tersebut, menurut Jordan, penting dipatuhi agar otot tubuh bisa dilatih secara bergantian. Sedangkan, jeda waktu juga penting dipenuhi untuk memulihkan kondisi otot yang baru saja mengalami tekanan.

Jika tertarik untuk mencoba, Jordan memberikan tips lanjutan untuk mempersiapkan diri Anda baik-baik sebelum berlatih, dan melakukan pemanasan serta peregangan untuk menghindari cedera. Pasalnya, jumlah kalori yang terbakar hanya bisa optimal apabila latihan dilakukan secara intens, hingga badan Anda terasa nyeri seperti baru saja ditempa dalam “Kawah Candradimuka”. Dengan kata lain, Anda harus memaksimalkan waktu 30 detik untuk melakukan sebanyak mungkin seri untuk setiap jenis gerakan. Sudah siap melakukannya? Ayo kita mulai!

Sudah selesai berolahraga? Jangan lupa melakukan pendinginan untuk memulihkan kondisi tubuh Anda. Imbangi pula latihan Anda dengan pola makan sehat dan istirahat yang cukup agar Anda bisa mendapatkan tubuh langsing ideal yang juga sehat. Selamat berlatih! 

 

Sumber:

http://www.dailymail.co.uk/health/article-2322470/The-7-minute-workout-proven-good-long-run-weights-session–PAIN-reap-benefits.html

http://journals.lww.com/acsm-healthfitness/Fulltext/2013/05000/HIGH_INTENSITY_CIRCUIT_TRAINING_USING_BODY_WEIGHT_.5.aspx

Sudah Benarkah Olah Raga yang Anda Lakukan?

Olah raga adalah aktivitas fisik yang banyak dikenal akan manfaat sehatnya. Apalagi jika Anda ingin mencari cara sehat menurunkan berat badan, tentunya aktivitas ini patut dipilih.

Aktivitas ini juga bisa membantu program diet diabetes tipe 2 yang terdiri dari 3J, yaitu Jenis, Jumlah, dan Jadwal. Dimulai dari jenis, perencanaan pemilihan jenis makanan, menentukan jumlah kalori dari makanan sehari-hari, serta penentuan jadwal makan yang teratur setiap hari untuk meningkatkan fungsi hormon insulin.

Tapi, olah raga tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, melainkan ada tahapan atau langkah-langkahnya. Hal ini bertujuan agar dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda. Agar aktivitas olah raga menjadi kegiatan yang aman dan menyehatkan, simaklah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk Anda jawab dan temukan jawabannya.

Apakah Anda melakukan olah raga dengan rutin atau jarang?

Orang yang rutin berolah raga dengan orang yang jarang atau sudah lama tidak melakukannya, tidak bisa disamakan. Bila Anda sudah lama sekali tidak berolah raga atau jarang, ada baiknya melakukan aktivitas ini secara bertahap. Jika Anda terburu-buru berolah raga secara cepat, maka bukan tak mungkin tubuh Anda bisa cidera. Lakukan aerobik selama 5 menit selama 1 atau 2 minggu setiap hari sebagai permulaan. Selanjutnya tambahkan waktu selama 5 menit setiap Anda berolah raga. Terus tambah secara bertahap waktu untuk berolah raga hingga mencapai maksimal 60 menit.

Ingatkah Anda untuk melakukan pemanasan sebelum olah raga dan pendinginan sesudah olah raga?

Walaupun pemanasan dan pendinginan terdengar sepele, tapi kedua aktivitas sederhana ini justru membuat aktivitas olah raga menjadi aman untuk tubuh Anda. Pemanasan bertujuan agar detak jantung Anda meningkat secara perlahan. Inilah yang mencegah cidera sekaligus menghangatkan otot sebelum berolah raga. Sedangkan setelah berolah raga, pendinginan perlu dilakukan untuk melambatkan nafas dan detak jantung Anda. Kedua aktivitas ini bisa dilakukan selama 5 hingga 10 menit.

Terlalu beratkah olah raga yang Anda lakukan?

Olah raga perlu dilakukan dengan semestinya dan tidak berlebihan. Olah raga yang terlalu berat akan membuat denyut nadi meningkat secara berlebihan. Di samping itu, Anda pun akan kesulitan berbicara saat melakukan aktivitas ini. Bila hal ini Anda alami, ada baiknya untuk tidak berolah raga terlalu keras seperti layaknya seorang atlet. Lakukanlah semampu Anda dan sesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.

Olah raga yang baik untuk kesehatan contohnya adalah  aerobik seperti; bersepeda, naik tangga, senam aerobik, renang joging, dan lain-lain. Saat berolah raga otot-otot dalam tubuh akan menggunakan gula lebih banyak, sehingga kadaranya menurun. Selain hal-hal di atas, akan lebih baik jika Anda memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui seberapa tinggi gula darah yang Anda miliki. Gula darah yang tinggi akan semakin memuncak saat berolah raga. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter tentang masalah kesehatanmu ya.

 

Sumber:

Hidup secara Mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (Prof.DR. Sidartawan Soegondo, dr. SpPD,K-EMD, F.A.C.E. & Kartini Sukardji, MCH) hal 86

Jurnal STIKES . Volume 5, No. 1. Juli 2012. Prayugo Juwi Susilo Putro & Suprihatin

http://diabetes.webmd.com/guide/exercise-guidelines

Sudah Benarkah Olah Raga yang Anda Lakukan?

Olah raga adalah aktivitas fisik yang banyak dikenal akan manfaat sehatnya. Apalagi jika Anda ingin mencari cara sehat menurunkan berat badan, tentunya aktivitas ini patut dipilih.

Aktivitas ini juga bisa membantu program diet diabetes tipe 2 yang terdiri dari 3J, yaitu Jenis, Jumlah, dan Jadwal. Dimulai dari jenis, perencanaan pemilihan jenis makanan, menentukan jumlah kalori dari makanan sehari-hari, serta penentuan jadwal makan yang teratur setiap hari untuk meningkatkan fungsi hormon insulin.

Tapi, olah raga tidak bisa dilakukan dengan sembarangan, melainkan ada tahapan atau langkah-langkahnya. Hal ini bertujuan agar dapat disesuaikan dengan kondisi kesehatan Anda. Agar aktivitas olah raga menjadi kegiatan yang aman dan menyehatkan, simaklah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini untuk Anda jawab dan temukan jawabannya.

Apakah Anda melakukan olah raga dengan rutin atau jarang?

Orang yang rutin berolah raga dengan orang yang jarang atau sudah lama tidak melakukannya, tidak bisa disamakan. Bila Anda sudah lama sekali tidak berolah raga atau jarang, ada baiknya melakukan aktivitas ini secara bertahap. Jika Anda terburu-buru berolah raga secara cepat, maka bukan tak mungkin tubuh Anda bisa cidera. Lakukan aerobik selama 5 menit selama 1 atau 2 minggu setiap hari sebagai permulaan. Selanjutnya tambahkan waktu selama 5 menit setiap Anda berolah raga. Terus tambah secara bertahap waktu untuk berolah raga hingga mencapai maksimal 60 menit.

Ingatkah Anda untuk melakukan pemanasan sebelum olah raga dan pendinginan sesudah olah raga?

Walaupun pemanasan dan pendinginan terdengar sepele, tapi kedua aktivitas sederhana ini justru membuat aktivitas olah raga menjadi aman untuk tubuh Anda. Pemanasan bertujuan agar detak jantung Anda meningkat secara perlahan. Inilah yang mencegah cidera sekaligus menghangatkan otot sebelum berolah raga. Sedangkan setelah berolah raga, pendinginan perlu dilakukan untuk melambatkan nafas dan detak jantung Anda. Kedua aktivitas ini bisa dilakukan selama 5 hingga 10 menit.

Terlalu beratkah olah raga yang Anda lakukan?

Olah raga perlu dilakukan dengan semestinya dan tidak berlebihan. Olah raga yang terlalu berat akan membuat denyut nadi meningkat secara berlebihan. Di samping itu, Anda pun akan kesulitan berbicara saat melakukan aktivitas ini. Bila hal ini Anda alami, ada baiknya untuk tidak berolah raga terlalu keras seperti layaknya seorang atlet. Lakukanlah semampu Anda dan sesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.

Olah raga yang baik untuk kesehatan contohnya adalah  aerobik seperti; bersepeda, naik tangga, senam aerobik, renang joging, dan lain-lain. Saat berolah raga otot-otot dalam tubuh akan menggunakan gula lebih banyak, sehingga kadaranya menurun. Selain hal-hal di atas, akan lebih baik jika Anda memeriksakan diri ke dokter untuk mengetahui seberapa tinggi gula darah yang Anda miliki. Gula darah yang tinggi akan semakin memuncak saat berolah raga. Untuk itu, konsultasikan dengan dokter tentang masalah kesehatanmu ya.

 

Sumber:

Hidup secara Mandiri dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (Prof.DR. Sidartawan Soegondo, dr. SpPD,K-EMD, F.A.C.E. & Kartini Sukardji, MCH) hal 86

Jurnal STIKES . Volume 5, No. 1. Juli 2012. Prayugo Juwi Susilo Putro & Suprihatin

http://diabetes.webmd.com/guide/exercise-guidelines