5 Cara Memotivasi Pasien Diabetes

5 Cara Memotivasi Pasien Diabetes

Hidup dengan kondisi diabetes bisa menghadirkan perasaan jenuh dan putus asa pada diri diabetesi. Kalau sudah begini, caregiver perlu turun tangan untuk memberi suntikan semangat kepada pasien.

Untuk memelihara keseimbangan kadar gula darah, penyandang diabetes mesti menjalani rutinitas harian yang cukup ketat. Mulai dari menepati jadwal minum obat, cek darah, berdiet, sampai melakukan olahraga sesuai ketentuan. Menurut Wendy Satin Rapaport, LCSW, PsyD, psikolog klinis dari Diabetes Research Institute, University of Miami Miller School of Medicine, Amerika, untuk bisa melakukan itu semua, diperlukan energi fisik dan mental yang jumlahnya tidak sedikit.

Itu sebabnya, menurut Rapaport, tak mengherankan bila seorang diabetesi sewaktu-waktu mengalami kondisi yang namanya “burnout”, yaitu perpaduan antara kelelahan, stres, jenuh, dan sedih. Kalau sudah terjebak dalam kondisi ini, diabetesi bisa mengabaikan rutinitas harian, yang pada akhirnya bisa membahayakan kesehatannya. Dalam hal ini, peran caregiver amat penting untuk memulihkan semangat dan motivasi dibetesi. Apa yang bisa dilakukan?

1. Tenang, jangan ikut stres

Pasien yang sedang stres dan kelelahan terkadang bisa berubah menjadi amat moody dan pemarah. Kalau sudah begini, caregiver mesti bisa mengontrol emosi pribadi agar tidak ikut terbawa arus. Tetap tenang, hindari sikap reaktif. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah fase yang mesti dilewati.

2. Dengarkan curhatnya

Dalam buku Approaches to Behavior: Changing the Dynamic Between Patients and Professionals in Diabetes Care and Education yang ditulisnya bersama Janis Roszler, MS, RD, LDN, CDE, FAND, Rapaport menjelaskan bahwa langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendengarkan segala curhat dan uneg-uneg pasien. Setelah mengungkapkan hal-hal yang membebani pikirannya, biasanya pasien akan menjadi lebih tenang.

3. Tunjukkan empati

Kala mendengarkan, tempatkan diri kamu dalam posisi pasien. Katakan bahwa kamu bisa merasakan kesedihannya dan kemungkinan akan berpikir hal yang sama bila berada dalam posisinya. Sambil mendengarkan, tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya merasa lebih baik. Hal-hal kecil seperti mengambilkan minuman hangat, memutar film komedi, atau menemani berjalan-jalan seringkali bisa membantu meredakan emosi pasien.

4. Berikan afirmasi

Katakan pada pasien bahwa kamu bisa mengerti apa yang membuatnya melakukan hal-hal tertentu—misalnya, ketika ia menolak minum obat atau ngotot ingin makan camilan manis. Tekankan bahwa ia tetap memegang kendali pada kehidupannya, dan berhak menjalani kegiatan sesuai keinginannya. Hanya saja, ingatkan pula bahwa setiap tindakan itu kelak memiliki konsekuensi pada kesehatannya.

5. Positif mencari solusi

Setelah pasien tenang dan bersedia menerima masukan, ajak ia untuk bersama-sama mencari solusi. Hindari pembicaraan satu arah dan sikap memerintah, karena itu akan membuatnya kembali menarik diri. Jika masalahnya ada pada jenis olahraga, maka kamu bisa bersama-sama mencari alternatif aktivitas fisik yang lebih menyenangkan, seperti latihan menari atau berkebun.

Jika ia bosan berdiet dan ingin makan sesuatu yang lezat, coba berikan SOYJOY sebagai #Soylution atas kondisinya. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli, sehingga kaya nutrisi dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah. Kandungan serat pangan di dalam SOYJOY juga mampu menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak tergoda untuk makan berlebihan.

Dengan menerapkan langkah di atas, diabetesi akan kembali termotivasi untuk memelihara kesehatannya kembali.

 

Sumber:

Menyandang Pradiabetes, Perlukah Pola Makan Dibatasi?

Menyandang Pradiabetes, Perlukah Pola Makan Dibatasi?

Diagnosis pradiabetes tak perlu membuat kamu berkecil hati. Masih ada waktu untuk mencegahnya berkembang menjadi diabetes dengan cara mengubah pola makan menjadi lebih sehat.

Pradiabetes adalah kondisi saat kadar gula darah puasa seseorang berada di kisaran 100-125 mg/dL dan gula darah 2 jam setelah makan 140-199 mg/dL atau kadar HbA1c 5,7-6,4%. Menurut pakar kesehatan, sejak awal terdiagnosis, kondisi pradiabetes bisa berkembang menjadi diabetes dalam kisaran waktu 10 tahun atau bahkan bisa lebih cepat. Tak perlu berkecil hati bila kamu atau anggota keluarga didiagnosis mengalami pradiabetes. Pasalnya, tindakan preventif yang tepat bisa mengurangi risiko diabetes hingga 40-75%, seperti yang terungkap dari hasil penelitian yang dipublikasikan dalam Jurnal The Lancet.

Salah satu langkah pencegahan yang paling efektif, menurut pakar kesehatan, adalah dengan menerapkan pola makan sehat dan lebih aktif bergerak dalam kehidupan sehari-hari. Apa saja jenis makanan yang dianjurkan dan yang harus dihindari? Sebagai pedoman, berikut jenis-jenis makanan yang aman dikonsumsi dan perlu dihindari oleh penyandang pradiabetes.

 

() Pilih makanan bernilai IG rendah

Nilai IG (Indeks Glikemik) menandakan seberapa cepat kenaikan kadar gula darah setelah mengonsumsi makanan tertentu. Karenanya, untuk memelihara keseimbangan kadar gula darah, penyandang pradiabetes perlu sebisa mungkin memilih jenis-jenis makanan dengan nilai IG rendah. Makanan bernilai IG rendah akan dicerna tubuh secara perlahan sehingga melepaskan gula secara bertahap ke dalam darah. Jenis makanan bernilai IG rendah contohnya adalah nasi merah, nasi hitam, serta aneka produk whole grain, mulai dari roti, pasta, dan sereal whole grain.

 

(X) Hindari minuman manis

Kamu suka minum soda, kopi dan teh manis, jus yang diberi gula, serta sirup? Mulai sekarang, hapus segala jenis minuman manis tersebut dan gantikan dengan air putih. Minumlah kopi, teh, dan jus tanpa tambahan gula. Jika ingin menambah cita rasa pada minuman, cobalah aneka resep infused water yang mudah ditemukan di internet. Gemar mengonsumsi minuman manis adalah salah satu pemicu utama kondisi obesitas yang bisa meningkatkan risiko diabetes.

 

() Perbanyak konsumsi serat

Konsumsi serat yang terdapat dalam sayuran, buah-buahan, dan kacang-kacangan, akan membantu melancarkan proses pencernaan dan menghadirkan rasa kenyang lebih lama. Ini penting untuk mendukung program pencapaian berat badan ideal, terutama bagi mereka yang mengalami obesitas. Penelitian menyatakan bahwa penyandang pradiabetes yang sukses menurunkan berat badan antara 5-7% dari bobot tubuhnya, akan bisa memangkas risiko diabetes hingga 58%.

 

(X) Singkirkan lemak tak sehat

Tubuh kita memerlukan asupan lemak untuk membantu proses pembuatan hormon dan membran sel, mengangkut vitamin A, D, E, dan K ke seluruh tubuh, dan berbagai fungsi lainnya. Tapi hati-hati, salah memilih asupan lemak malah bisa memperbesar lingkar pinggang dan meningkatkan risiko obesitas dan diabetes. Karenanya, pilih jenis lemak sehat untuk konsumsi sehari-hari, seperti yang terdapat dalam minyak zaitun, buah alpukat, ikan, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

 

() Pilih camilan sehat

Menerapkan pola makan sehat bukan berarti kamu harus menghindari camilan. Hanya saja, sebisa mungkin, pilih jenis camilan kaya gizi dan tidak mengandung zat-zat yang bisa merugikan kesehatan. Kamu mungkin sudah menyadari bahwa camilan sehat itu penting, namun pilihannya jadi terbatas. Nah, untuk memenuhi gaya hidup sehat dan selera  kamu, SOYJOY hadir dengan rasa yang lebih enak. Terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli, SOYJOY memiliki nilai IG rendah, dan kaya kandungan protein dan serat sehingga bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama.

 

Yuk, atasi kondisi pradiabetes dari sekarang.

 

Sumber:

Selamat Datang Hari-hari Produktif, Selamat Tinggal Kurang Tidur

Selamat Datang Hari-hari Produktif, Selamat Tinggal Kurang Tidur

Kondisi kurang tidur dapat terjadi karena sibuk, makan sembarang dan terlalu mendalami rutinitas. Meski beberapa, kiranya itulah fakta teratas kala membahas lebih dalam terkait orang-orang yang Nampak seperti Zombie di siang hari.

Sama seperti membahas penyebab kurang tidur, membahas efek dari kurang tidur pun tak kalah banyak. Sebut saja, resiko terserang penyakit berbahaya seperti obesitas, hipertensi, depresi, dan yang paling ditakuti ialah karena kurang tidur produktivitas bekerja menurun hingga seseorang bisa kehilangan pekerjaan dibuatnya.

Bahkan tanpa kita sadari, tidur itu merupakan pilar kesehatan dan tentunya saja dapat memperbaiki kualitas hidup, itu kalau tidurnya teratur ya. Jika pun belum, maka tentu ada langkah-langkah tepat yang dapat ditempuh yang bertujuan membuat kualitas tidur Anda menjadi lebih baik.

Dan jelas bukan tidur diakhir pekan sebagai jawabannya. Apalagi terlalu mengidamkan tidur lebih diakhir pekan sebagai pelampisan selama minggu bekerja. Karena jika melihat pandangan dari Michael Grandner, direktur Program Penelitian Tidur dan Kesehatan di Fakultas Kedokteran, Universitas Arizona, ia memperingatkan bahwa memperingatkan bahwa tidur tidak seperti transaksi keuangan. “Kami tidak dapat menyimpan zzz selama akhir pekan dan berharap untuk mencairkannya nanti.”

Maka dari itu, mari sedikit mencari solusi yang tepat dan tentu saja dengan tingkatan mudah dilakukan oleh siapa saja dan dimana saja. Inilah beberapa diantaranya:

Membuat Jadwal Rutin Tidur dan Bangun Tidur

Ketika Anda secara serius menginginkan perubahan untuk dapat kembali produktif, ya segerakan saja untuk komitmen dalam membuat jadwal rutin tidur dan bangun tidur. Tak peduli sesibuk apapun, atau seseru apapun tontonan maupun game yang Anda mainkan. Ketika sudah tiba waktu untuk tidur, segera pejamkan mata dan tarik selimut. Hal itu berguna untuk Anda agar terbiasa dengan ritme jam bangun dan tidur.­

Kamar Tidur Itu Bukan Tempat Kerja

Mulailah terapkan aturan ini pada diri Anda: kalau di kamar tidur itu bukanlah tempat kerja. Jadi, sudah sepantasnya tempat tidur didesain hanya untuk tidur dan menyalurkan kebutuhan biologis saja. Tak usah ditambah-tambah dengan adanya televisi, perangkat game, atau kerjaan kantor dan seisinya. Karena jelas hal itu akan mengganggu fokus Anda untuk tidur.

Hindari Konsumsi Makanan Tertentu

Ada baiknya hindari alkohol, kafein, gula, dan makanan pedas 4-6 jam sebelum tidur, karena dapat mengganggu nikmatnya tidur. Khusus alkohol kita bisa mendapatkan fakta dari Penelitian yang pernah dilakukan oleh University of Missouri School of Medicine di Kolombia. Penelitian tersebut menunjukkan alkohol dapat mengganggu tidur dengan cara mengubah ritme sirkadian. Selain itu, alkohol juga dapat mengganggu tidur dengan mempengaruhi keseimbangan tidur seseorang melalui peningkatan kadar hormon adenosin pada tubuh saat tidur.

Kalaupun gairah untuk nyemil tak tertahankan tepat sebelum tidur. Menahan lapar sampai pagi menjelang, jelas bukan solusi. Untuk itu, cobalah konsumsi cemilan sehat seperti SOYJOY. SOYJOY yang dibuat dari kedelai utuh dengan berbagai varian rasa yang enak. Dan karena SOYJOY kaya akan protein dan serat, otomatis gangguan tidur takkan didapat. Justru Anda akan merasa kenyang dan terhindar dari makan berlebihan. Perut kenyang, Tidur nyenyak, dan esoknya siap menyambut hari-hari produktif.

Referensi:

https://www.washingtonpost.com/news/speaking-of-science/wp/2018/05/23/people-who-sleep-in-on-weekends-avoid-dying-young-study-suggests/?noredirect=on&utm_term=.4f44d7edd813

https://www.medicalnewstoday.com/articles/286827.php

Sahur Lebih Penting Ketimbang Buka Puasa agar Kenyang Lebih Lama

Sahur Lebih Penting Ketimbang Buka Puasa agar Kenyang Lebih Lama

Umat Muslim di seluruh dunia menyambut Ramadan penuh dengan sukacita. Ramadan merupakan bulan rahmat dan pengampunan. Agar puasa berjalan lancar, ada sejumlah hal yang perlu dipersiapkan, mental dan fisik.

Di bulan puasa, umumnya orang lebih memikirkan “Akan buka dengan menu apa hari ini” ketimbang “Saat sahur sebaiknya makan apa”. Banyak kita temui sebagian besar masyarakat lebih mementingkan makanan berbuka puasa ketimbang sahur. Makanan berbuka cenderung dibuat istimewa, sedangkan menu sahur kebanyakan seadanya. Tak jarang banyak orang hanya sahur dengan segelas susu atau malah teh manis – dengan alasan mengantuk.

Perilaku sahur seadanya atau bahkan melewatkan makan sahur sebaiknya dihindari. Karena sejatinya sahur merupakan makanan terpenting dibandingkan saat berbuka. Bayangkan, antara waktu sahur hingga berbuka, tubuh tidak makan dan minum selama kurang lebih 12 jam. Melewatkan makan sahur –atau sahur dengan menu asal-asalan berisiko membuat tubuh lemas sehingga tidak dapat menjalankan aktivitas dengan optimal.

Menu sahur diusahakan mengandung gizi seimbang, mencakup karbohidrat, serat, protein dan air atau cairan dalam jumlah cukup. Pada saat sahur, proporsi makan menyumbang 40 persen dari kebutuhan makanan selama sehari, yang terdiri dari 30 persen makanan besar (nasi dan lauk-pauk), 10 persen makanan kecil atau camilan.

Namun, gizi yang cukup bukan berarti harus diwujudkan dengan makan makanan yang berlebihan. Rasulullah sudah mencontohkan dalam tata cara makanya bahwa sahur yang terbaik adalah dengan mengakhirkan waktunya, dan menjaga porsinya lalu berhentilah makan sebelum merasa kenyang. Dengan demikian tubuh kita akan selalu bugar meskipun harus menahan lapar dan haus dari waktu subuh sampai magrib.

Bagaimana strategi makan sahur agar kuat menahan haus dan lapar saat berpuasa seharian? Begini langkah-langkahnya:

1. Ikuti aturan tiga kali makan

Aturan makan tiga kali sehari seharusnya bisa dilakukan selama bulan Ramadan. Nah, sahur merujuk pada sarapan yang dikonsumsi di pagi hari, berbuka puasa dianalogikan sebagai makan malam, dan makanan ringan di antara keduanya berfungsi sebagai makan malam. Pola makan semacam ini akan membantu mengatur fungsi tubuh dan memenuhi kebutuhan tiga kali makan, mencukupi asupan karbohidrat, protein, buah dan sayuran, juga susu (bila perlu).

2. Pilih karbohidrat kompleks

Karbohidrat merupakan zat gizi makro yang menjadi sumber energi utama bagi tubuh. Pilih karbohidrat kompleks yang lebih lama dicerna oleh tubuh, sehingga memberi rasa kenyang lebih lama dan memberi energi dalam waktu yang lebih lama pula. Contoh karbohidrat kompleks antara lain nasi, roti gandum, nasi merah, sereal, kentang, oat, dan ubi jalar, kedelai.

3. Tingkatkan asupan protein

Jangan lewatkan protein saat sahur. Protein merupakan zat gizi makro yang dibutuhkan untuk membantu memperbaiki dan membangun jaringan juga memperkuat sistem kekebalan tubuh.  Sumber protein bisa berasal dari hewani dan nabati, antara lain daging tanpa lemak, ayam, ikan, telur, susu, yogurt, keju, tahu, tempe, kacang-kacangan, dan biji-bijian.

Supaya kebutuhan protein dan serat terpenuhi, tambahkan snack bar SOYJOY yang mengandung protein nabati, yaitu kedelai. Konsumsilah SOYJOY saat sahur agar membantu menahan lapar dan bisa kenyang lebih lama.

4. Konsumsi banyak sayuran dan buah

Perubahan kebiasaan diet selama bulan Ramadan memicu sebagian orang untuk mengonsumsi buah dan sayur dalam jumlah lebih sedikit. Padahal asupan buah dan sayuran penting khususnya selama Ramadan, karena kaya vitamin, mineral, dan serat.

Buah dan sayur memberi tubuh nutrisi yang dibutuhkan, juga berkontribusi pada rasa kenyang, dan mengatur pergerakan usus sehingga mencegah sembelit. Konsumsilah setidaknya lima porsi buah dan sayuran per hari.

5. Hindari konsumsi makanan berlemak

Usahakan menghindari konsumsi makanan berlemak saat sahur karena bisa berdampak negatif pada kesehatan, misalnya menimbulkan gangguan pencernaan. Sebagai gantinya, tingkatkan konsumsi serat dan protein agar kenyang lebih lama sekaligus mencegah sembelit selama bulan puasa.

6. Cukupi asupan cairan

Cukup minum antara waktu berbuka dan sahur akan mengurangi risiko dehidrasi, terutama ketika puasa selama hari-haridengnan cuacapanas. Selama tidak berpuasa umumnya kita minum 2 liter air (setara 8 gelas). Selain dari air putih, kebutuhan cairan juga dapat dipenuhi dari buah, susu dan sup.

Kurangi konsumsi minuman berkafein seperti kopi, teh, dan minuman berkarbonasi karena bersifat diuretik (menarik cairan dari tubuh sehingga meningkatkan keinginan buang air kecil) dan membuat rasa haus cepat datang.

 

Referensi

https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/seasons/ramadan.html

https://www.healthline.com/nutrition/how-to-fast#section7

Perbanyak Protein dan Serat agar Puasa Kuat Seharian

Perbanyak Protein dan Serat agar Puasa Kuat Seharian

Puasa Ramadan merupakan ibadah wajib bagi umat Muslim yang mampu. Beruntung di Indonesia berpuasa, tidak makan dan minum selama 12 hingga 13 jam saja. Di bagian negara lain, ada umat Muslim yang harus berpuasa hingga 18 jam.

Bisa dibayangkan betapa kita membutuhkan persiapan prima agar puasa berjalan lancar, tidak tergoda lapar dan haus hingga jam berbuka tiba. Saat berpuasa, kita hanya memiliki dua waktu makan, yaitu ketika makan sahur dan berbuka puasa. Bandingkan dengan hari-hari biasa dengan waktu makan tiga kali sehari. Perubahan waktu ini akan mempengaruhi porsi serta pemilihan jenis makanan, saat buka dan sahur.

Puasa sebenarnya hanya memindahkan jam makan, dari makan pagi, siang dan malam ‘diringkas’ menjadi sahur dan berbuka. Penting dicatat untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang agar puasa lancar dan tubuh bugar, mencakup karbohidrat, protein, lemak, serat dan air.

Saat sahur, karbohidrat tetap harus dikonsumsi sebagai sumber zat gizi makro dan sebagai sumber energi. Pilihlah karbohidrat kompleks yang membutuhkan waktu lebih panjang dicerna tubuh sehingga tidak gampang lapar.

Zat gizi lain yang perlu diperhatikan asupannya adalah protein dan serat. Protein termasuk dalam kategori bahan pangan yang paling lama dicerna dibandingkan zat makanan lain semisal karbohidrat. Dampak positifnya adalah, karena butuh proses pencernaan yang panjang sehingga konsumsi protein dalam jumlah cukup akan membuat kenyang lebih lama, jadi kita lebih tahan lapar seharian.

Hal yang sama juga berlaku pada serat yang mengirimkan sensasi ‘kenyang’ pada otak. Itulah mengapa pada saat puasa disarankan untuk meningkatkan asupan protein dan serat.

Manfaat asupan serat yang cukup dapat meminimalkan kemungkinan sulit buang air besar (sembelit) pada bulan puasa. Serat dalam buah-buahan dan sayuran berfungsi sebagai pelancar pencernaan.

Sejumlah makanan memang bisa mempertahankan rasa kenyang lebih lama dari yang lain. Makanan-makanan ini seringkali memiliki karakteristik tertentu yangmembuat kita tahan lapar, misalnya banyak mengandung protein, seperti telur, daging atau ikan tanpa lemak, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak.

Pada 1995, para peneliti di University of Sydney menyusun indeks rasa kenyang untuk mengukur seberapa efektif berbagai makanan mencapai rasa kenyang. Ada sejumlah makanan dengan skor kenyang tinggi yang dapat membantu kita merasa kenyang lebih lama jika mengonsumsinya, antara lain:

1. Kacang-kacangan

Kacang-kacangan lebih mengenyangkan daripada makanan hewani seperti daging sapi dan babi, demikian menurut studi yang dilakukan oleh University of Copenhagen’s Department of Nutrition, Excercise and Sports. Konsisten mengonsumsi kacang-kacangan menunjukkan tren penurunan berat badan.

Studi  menunjukkan bahwa makanan kaya protein, seperti kacang dan kacang polong meningkatkan rasa kenyang lebih banyak pada peserta penelitian dibandingkan makanan protein hewani. Alasannya, makanan protein nabati yang terdiri dari kacang-kacangan mengandung lebih banyak serat secara signifikan daripada makanan kaya protein hewani, yang mungkin berkontribusi pada peningkatan rasa kenyang.

Kacang-kacangan seperti kacang kedelai, kacang hijau, kacang polong, buncis, dan lentil juga mengandung karbohidrat yang lambat dicerna. Jenis kacang-kacangan ini juga mengandung protein dan serat yang tinggi. Ini berarti kacang-kacangan adalah makanan yang baik untuk mengimbangi rasa lapar dan mengelola asupan kalori,demikian menurut sebuah studi 2010 yang dipublikasikan di jurnal Advances in Nutrition.

2. Makanan tinggi serat

Serat adalah komponen makanan yang penting, antara lain berfungsi untuk membantu mengontrol kadar gula darah dan kolesterol. Jangan lupa, serat juga bermanfaat dalam mempertahankan rasa kenyang. Contoh makanan tinggi serat antara lain gandum, roti gandum, serealia, sayuran seperti wortel atau bit, dan buah-buahan seperti pisang dan jeruk.

3. Produk susu rendah lemak

Peningkatan konsumsi produk susu rendah lemak dapat meningkatkan rasa kenyang dan mengurangi asupan makanan berlebih. Satu studi di jurnal Appetite menemukan bahwa yogurt Yunani protein tinggi efektif dalam mengimbangi kelaparan, meningkatkan rasa kenyang, dan mengurangi keinginan mengemil.

4. Telur

Telur adalah sumber protein, vitamin, dan mineral yang sangat baik. Protein hewani ini memiliki efek untuk mengurangi rasa lapar dan membuat kita kenyang lebih lama. Sebuah studi International Journal of Food Sciences and Nutrition (2011) menemukan, peserta yang mengonsumsi  telur dadar memiliki rasa kenyang yang lebih besar daripada mereka yang makan makanan karbohidrat 4 jam kemudian.

5. Daging tanpa lemak dan ikan

Daging tanpa lemak dan ikan mengandung protein hewani  dan rendah lemak jenuh. Diet yang mengandung protein tinggi efektif mengendalikan nafsu makan.

Bagi mereka yang tidak mengonsumsi protein hewani, kedelai merupakan sumber protein yang memiliki kemampuan dalam mengendalikan nafsu makan karena mempertahankan rasa kenyang lebih lama, demikian menurut riset yang dipublikasikan di The American Journal of Clinical Nutrition.

Nah, untuk membantu memenuhi kebutuhan protein dan serat yang cukup selama puasa, coba deh konsumsi SOYJOY, snack bar #soylution yang terbuat dari kedelai utuh yang mengandung protein nabati dan serat yang membantu kenyang lebih lama.

 

Referensi

https://www.sciencedaily.com/releases/2016/12/161209100227.htm

https://www.medicalnewstoday.com/articles/324078.php

Kapan Penyandang Diabetes Harus Hentikan Puasa? Kenali Tandanya

Kapan Penyandang Diabetes Harus Hentikan Puasa? Kenali Tandanya

Ramadan merupakan bulan mulia yang dinantikan umat Islam di seluruh di dunia. Selama bulan Ramadan, umat Muslim di penjuru dunia menjalani ibadah puasa, bahkan bagi mereka yang menyandang diabetes mellitus tipe 2. Hasil studi EPIDIAR pada tahun 2001 di 13 negara dengan populasi Muslim yang besar (dengan sampel sebanyak 12.914 orang) menunjukkan setidaknya 79% dari sampel tersebut menjalani ibadah puasa saat Ramadan.

Bagi penyandang diabetes, berpuasa dalam jangka waktu yang cukup lama akan meningkatkan timbulnya risiko hipoglikemia, dehidrasi juga hiperglikemia. Hipoglikemia terjadi ketika penyandang diabetes tipe 2 mengalami kekurangan zat gula dari makanan yang dicerna dan diserap, sehingga kadar gula dalam tubuh menurun secara drastis.

Hipoglikemia menjadi hal yang perlu diwaspadai bagi para pasien diabetes mellitus tipe 2 yang ingin menjalankan ibadah puasa Ramadan. Risiko hipoglikemia (gula darah turun) pada pasien diabetes tipe 2 meningkat hingga 7,5 kali lipat sepanjang bulan Ramadan. Karena alasan inilah penting bagi pasien untuk mengontrol gula darah dengan baik agar puasa lancar.

Meski berpuasa di bulan Ramadan merupakan keputusan pribadi yang sangat penting sesuai dengan perintah agama, namun sebaiknya pasien diabetes berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter sebelum memutuskan berpuasa. Dan ajaran agama pun tidak memberatkan sesorang untuk berpuasa, apabila kondisi kesehatannya tidak memadai.

Ada pertimbangan medis tentang risiko tinggi yang terkait dengan puasa sehingga pasien diabetes disarankan untuk tidak menjalankan puasa. Pertimbangan medis tersebut adalah 1) kadar gula darah sangat tinggi : gula darah puasa >250 mg/dL atau gula darah sewaktu >300 mg/dL; 2) penderita diabetes melitus dengan komplikasi penyakit jantung yang tidak stabil, stroke, dan gagal ginjal; 3) penderita diabetes melitus dengan penyakit penyerta akut seperti demam, diare, dan infeksi; 4) penderita diabetes melitus yang sedang hamil, usia lanjut, atau tinggal sendiri; 5) menggunakan suntikan insulin lebih dari 2x sehari.

Mengingat puasa Ramadan menjadi tantangan bagi penyandang diabetes, semua pasien diabetes yang akan menjalankan ibadah puasa seharusnya mempersiapkan diri untuk pemeriksaan medis, yang bertujuan untuk kenyamanan pasien, mempertahankan kendali glikemik/gula darah, tekanan darah, serta lemak darah. Selama pemeriksaan medis dokter akan memberitahukan informasi tentang potensi terjadinya risiko yang mungkin dihadapi terkait dengan puasa Ramadan.

Penilaian medis tersebut sebaiknya dilaksanakan 1–2 bulan sebelum puasa Ramadan, agar dapat dilakukan penyesuaian-penyesuaian diet, aktivitas fisik dan/atau terapi obat yang digunakan.

Mengapa pasien diabetes harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum bulan Ramadan tiba? Alasanya, selama bulan Ramadan sering terjadi perubahan besar dalam pola makan. Sebagian besar masalah kesehatan di bulan Ramadan merupakan akibat dari diet yang tidak tepat, makan berlebih, atau kurang tidur. Perubahan diet yang sering terjadi selama Ramadan adalah meningkatnya jumlah makanan dengan kandungan karbohidrat dan lemak yang tinggi, khususnya saat buka puasa.

Mestinya pola makan penyandang diabetes selama Ramadan tidak terlalu berbeda dengan hari biasa, namun disesuaikan dengan keadaan klinis serta kebutuhan khas tiap individu. Pengaturan makanan bertujuan mempertahankan masa tubuh yang konstan. Diet yang dianjurkan pada saat sahur adalah makanan yang mengandung karbohidrat kompleks, tinggi serat dan protein yang dikonsumsi sedekat mungkin dengan waktu imsak. Penyandang diabetes juga mesti mencukupi asupan cairan.

Ada sejumlah rambu-rambu yang harus ditaati penyandang diabetes saat menjalankan puasa, yaitu tahu kapan harus membatalkan puasa jika kondisi tidak memungkinkan. Tanda pasien diabetes harus menghentikan puasa adalah:

*Terjadi hipoglikemia (glukosa darah

* Pasien diabetes juga harus menghentikan puasa jika kadar adar glukosa mencapai  >300 mg/dL (hiperglikemia), atau pasien sakit.

Upaya yang dapat dilakukan pasien diabetes tipe 2 dalam menghindari hipoglikemia adalah menjalankan pola diet seimbang; beraktivitas fisik ringan; rutin memantau kadar gula darah secara berkala; serta mengonsumsi obat sesuai instruksi dokter.

Yang perlu diingat, penyandang diabetes perlu mempertimbangkan makanan dengan indeks glikemik (GI) rendah untuk memcegah lonjakan gula darah dengan cepat – hal yang tak diharapkan terjadi pada penyandang diabetes. Kedelai memiliki indeks glikemik 18, tinggi protein nabati, vitamin E, nutrisi dan serat, yang dapat memperbaiki metabolisme lemak, menurunkan kolesterol jahat, juga memiliki manfaat antioksidan. Kandungan isoflavon dan serat pangan pada kedelai dapat membantu memperbaiki resistensi insulin dan menjaga kestabilan kadar gula darah.

Nah, kini penyandang diabetes dapat menikmati kedelai dengan cara praktis dan enak, yaitu SOYJOY. Kandungan kedelai yang tinggi serat dan protein pada SOYJOY dicerna secara perlahan sehingga membantu kenyang lebih lama, membuat nafsu makan lebih terkendali sehingga dapat menjaga gula darah tetap stabil.

Referensi

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/hypoglycemia/symptoms-causes/syc-20373685

Panduan-penatalaksanaan-DM-Tipe-2-pada-individu-dewasa-di-bulan-Ramadan-PERKENI-2015(2).pdf

https://www.diabetes.co.uk/diet/fasting-and-diabetes.html

Kebiasaan Salah Orang Indonesia saat Sahur: Lebih Mementingkan Karbohidrat

Kebiasaan Salah Orang Indonesia saat Sahur: Lebih Mementingkan Karbohidrat

Orang Indonesia tanpa disadari kerap mengonsumsi karbohidrat berlebih. “Belum makan deh kalau belum ketemu nasi..” begitu ungkapan sejumlah orang, meskipun beberapa jam sebelumnya ia sudah makan roti atau ubi, yang juga sumber karbohidrat.

Ketergantungan terhadap nasi orang Indonesia bisa dibilang cukup mencemaskan. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, meski tren konsumsi beras mengalami penurunan, namun jumlahnya masih di atas rata-rata negara lain. Pada tahun 2010, konsumsi beras di Indonesia mencapai 130 kilogram per kapita per tahun, dan tahun 2014 mencapai 124 kilogram per kapita per tahun, jumlah ini menurun menjadi 117 kilogram per kapita per tahun pada 2017.

Kendati demikian, angka tersebut masih jauh di atas konsumsi negara-negara Asia, seperti Korea Selatan 40 kilogram per kapita per tahun, Jepang 50 kilogram per kapita per tahun, Malaysia 80 kilogram per kapita per tahun, dan Thailand 70 kilogram per kapita per tahun.

Nah, bagaimana konsumsi karbohidrat jika dikaitkan dengan puasa Ramadan? Masih muncul anggapan bahwa agar kenyang lebih lama, maka sahur sebaiknya banyak makan karbohidrat. Memang, karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi saat sahur, namun dalam jumlah secukupnya.

Konsumsi terlalu banyak karbohidrat malah memicu rasa lapar lho. Kok bisa? Pasalnya tubuh akan mengolah karbohidrat dalam jumlah banyak sekaligus. Kondisi ini akan membuat kadar gula darah naik dengan cepat. Karena terlalu banyak kadar gula darah justru akan cepat menurun kembali dan akhirnya kita gampang merasa lapar saat itu. Kondisi ini akan terus seperti itu siklusnya.

Nah, saat tubuh berusaha melawan rasa lapar yang muncul tersebut, gula darah akan tetap rendah sampai waktu makan jam makan berikutnya. Jika ini terjadi saat berpuasa, maka akan dipenuhi saat buka puasa (iftar). Pada saat ini, tubuh akan memproduksi hormon ghrelin, hormon yang meningkatkan nafsu makan. Ini membuat kita cenderung ‘balas dendam’ alias makan berlebihan lagi pada waktu buka puasa.

Bijak Konsumsi Karbohidrat saat Sahur

Nah, agar tidak mudah lapar, pilihlah jenis karbohidrat yang tepat saat sahur, yaitu karbohidrat kompleks yang mengandung serat lebih banyak sehingga kita merasa kenyang lebih lama. Kelebihan lainnya adalah karbohidrat kompleks juga memberikan vitamin mineral untuk tubuh dan membantu menstabilkan kadar gula darah lebih baik dibandingkan karbohidrat sederhana, atau olahan.

Contoh karbohidrat kompleks adalah nasi putih, namun akan lebih baik lagi jika suka nasimerah, yang memiliki indeks glikemik rendah sehingga cocok dikonsumsi untuk mereka yang sedang diet atau puasa. Beras merah mengandung serat yang lebih tinggi. Menyantap nasi merah dan putih dengan porsi yang sama akan memberikan rasa kenyang yang berbeda. Makan nasi merah jauh lebih mengenyangkan.

Selain karbohidrat kompleks, perbanyak juga konsumsi buah dan sayur tinggi serat. Buah-buahan dan sayuran segar, beku dan kalengan tanpa tambahan gula merupakan pilihan yang baik. Buah-buahan dan sayuran utuh juga menjadi sumber serat dan air yang membantu kita kenyang  lebih lama namun hanya sedikit mengandung kalori.

Penting untuk meningkatkan konsumsi sayuran dan buah selama berpuasa. Penelitian Survei Konsumsi Makanan Individu (SKMI) yang diselenggarakan Balitbangkes pada 2015 menunjukkan, saat ini rata-rata konsumsi penduduk buah dan sayuran sangat rendah, yaitu hanya 91 gr per hari. Padahal, sayuran dan buah mengandung serat yang tinggi, sehingga lambat dicerna dan membuat rasa kenyang yang lebih lama. Selain itu, buah-buahan dan sayuran mengandung vitamin dan mineral, karena berfungsi membantu metabolisme zat gizi lainnya.

Sebagai sumber protein, konsumsilah produk susu rendah lemak. Susu, keju, yogurt, dan produk susu lainnya adalah sumber kalsium dan protein yang baik, yang juga mengandung vitamin dan mineral lainnya. Pertimbangkan untuk mengonsumsi versi rendah lemak, untuk membantu membatasi kalori dan lemak jenuh. Dan waspadalah terhadap produk susu yang telah ditambahkan gula.

Selain susu, legum ( termasuk kacang-kacangan, kacang polong, dan lentil) adalah sumber protein yang baik dan dapat menjadi pengganti yang sehat untuk daging (yang memiliki lebih banyak lemak jenuh dan kolesterol). Pangan ini biasanya rendah lemak dan tinggi folat, kalium, zat besi dan magnesium. Legum juga mengandung lemak dan serat yang bermanfaat.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan protein dan serat yang cukup saat sahur, lengkapi menu sahurmu dengan SOYJOY, snack bar #soylution yang terbuat dari kedelai utuh yang mengandung protein nabati dan serat yang membantu kenyang lebih lama.

Kurangi asupan gula dan asupan gorengan atau makanan asin saat sahur karena bisa memicu rasa haus selama berpuasa. Pastikan selama puasa kita mengonsumsi menu bergizi seimbang agar tubuh bisa kuat menahan lapar dan haus. Selain karbo, sahur juga harus diimbangi dengan asupan protein, serat dan cairan yang cukup.

 

Referensi

https://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/nutrition-and-healthy-eating/in-depth/carbohydrates/art-20045705

https://www.healthline.com/nutrition/good-carbs-bad-carbs

Tips saat Sahur agar Kenyang Lebih Lama

Tips saat Sahur agar Kenyang Lebih Lama

Saat puasa kita menahan lapar sekitar 12 jam. Terkadang rasa lapar di siang hari dapat menghambat jalannya ibadah maupun pekerjaan. Mungkin salah satu sebabnya ialah mengabaikan asupan makan saat sahur. Padahal, sahur merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan energi pada tubuh. Ingin puasamu berjalan dengan lancar?  Simak video berikut ini:

 

Saat sahur pastikan makanan mengandung komponen berikut ini:

1. Protein

Protein termasuk kategori zat gizi yang dicerna perlahan oleh tubuh dibandingkan zat makanan lain, misalnya tepung dan gula. Karena dicerna perlahan oleh tubuh, konsumsi protein akan menyebabkan rasa untuk kenyang lebih lama. Oleh karena itu, protein wajib dikonsumsi saat sahur. Selain itu, usaha untuk memadukan protein hewani dan nabati saat sahur untuk mendapatkan manfaat yang optimal. Protein hewani dapat diperoleh dari ayam, ikan, telur, dan juga daging. Sedangkan protein nabati dapat diperoleh dari makanan berbahan dasar kedelai.

2. Serat

Sebaiknya menu sahur yang paling ideal itu adalah yang mengandung banyak serat. Serat hampir sama seperti karbohidrat karena mampu memberikan energi pada tubuh, namun kalori pada serat lebih rendah. Serat merupakan jenis mineral yang dicerna perlahan dan sangat penting untuk membantu system pencernaan tubuh. Perbanyak konsumsi serat saat sahur selain lebih sehat, juga akan bikin kenyang lebih lama. Pastikan ada serat di menu sahurmu, seperti sayur, buah dan kacang-kacangan seperti kedelai.

Untuk membantu memenuhi kebutuhan tubuh saat berpuasa, pastikan ada protein dan serat di menu sahurmu dan lengkapi dengan SOYJOY, snack bar yang terbuat dari kedelai, tinggi protein dan serat sehingga menjadi #Soylution saat sahur agar kenyang lebih lama. Nah mulai sekarang, lengkapi sahurmu dengan SOYJOY supaya bantu kamu kenyang lebih lama!

Mengendalikan Pradiabetes Agar Tak Menjadi Diabetes

Mengendalikan Pradiabetes Agar Tak Menjadi Diabetes

Jangan biarkan istilah pradiabetes membuat Anda lengah karena pradiabetes adalah kondisi kesehatan yang serius yang bisa menempatkan kita pada peningkatan risiko terkena diabetes tipe 2, penyakit jantung, dan stroke.

Masih banyak orang yang sulit membedakan antara diabetes melitus (DM) tipe 1 dan tipe 2. Keduanya tidak sama. Sekitar 90% -95% dari penyandang diabeter merupakan DM tipe 2, hanya 5% yang DM tipe 1. Jika tak dikelola, pradiabetes dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, tetapi bukan tipe 1. Pradiabetes bisa dibilang merupakan “pra-diagnosis” diabetes — kita bisa menganggapnya sebagai tanda peringatan. Kondisi ini muncul ketika kadar glukosa darah (kadar gula darah) lebih tinggi dari normal tetapi tidak cukup tinggi untuk dianggap diabetes.

Pradiabetes adalah indikasi awal sebelum terkena diabetes tipe 2, terutama jika Anda tidak melakukan perubahan gaya hidup secepatnya. Kabar baiknya adalah, sangat mungkin untuk mencegah pradiabetes agar tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Sejumlah cara bisa dilakukan untuk mencapai tujuan ini, antara lain mengonsumsi makanan yang lebih sehat seperti makanan yang tinggi serat, protein dan mengurangi makanan berlemak tinggi,  mengatasi kelebihan berat badan dan mempertahankan berat badan yang sehat, melakukan beberapa aktivitas fisik yang bertujuan untuk membantu mengembalikan kadar glukosa darah ke kisaran normal.

Rekomendasi Gaya Hidup untuk Mengontrol Pradiabetes

Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) menyebut, bahwa perubahan gaya hidup yang serius efektif dalam mencegah diabetes tipe 2 (bahkan setelah seseorang didiagnosis pradiabetes), yaitu:

1. Bijak pilih makanan

Mulailah membuat rencana makan yang sesuai dengan kadar glukosa darah. Tujuan dari rencana makan adalah memastikan gula darah terkendali dengan menjaganya dalam kisaran normal dan sehat. Pilih makanan rendah lemak dan kalori dan tinggi serat. Fokus pada buah-buahan, sayuran, dan biji-bijian. Upayakan variasi makanan untuk membantu mencapai tujuan tanpa mengurangi rasa atau nutrisi.

2. Aktivitas fisik/olahraga

Ketika berolahraga, tubuh menggunakan lebih banyak glukosa, itulah alasan mengapa olahraga dapat menurunkan kadar glukosa darah. Dengan berolahraga maka tubuh tidak membutuhkan insulin dalam jumlah banyak untuk mengangkut glukosa, sehingga dapat menghindari resistensi insulin yang merupakan awal terjadinya diabetes/prediabetes. Olahraga juga memiliki manfaat dalam membantu turun berat badan, menjaga kesehatan jantung, membuat tidur lebih baik, dan bahkan meningkatkan suasana hati. Asosiasi Diabetes Amerika (ADA) merekomendasikan setidaknya 150 menit aktivitas sedang selama seminggu, atau 30 menit hingga 60 menit minimal 5 hari dalam seminggu. Hal yang bisa dilakukan misalnya berjalan, naik sepeda, atau berenang.

3. Menurunkan berat badan

Mereka yang kelebihan berat badan sebaiknya berusaha menurunkannya. Mengurangi 5 hingga 10% dari berat badan (hanya 4,5 hingga 9 kilogram jika memiliki berat 90 kg) – secara signifikan mengurangi risiko terkena diabetes tipe 2.  Untuk menjaga berat badan dalam kisaran yang sehat, fokuslah pada perubahan permanen pada kebiasaan makan dan olahraga. Motivasi diri sendiri dengan mengingat manfaat penurunan berat badan, seperti jantung yang lebih sehat, lebih banyak energi, dan peningkatan rasa percaya diri. Kombinasi antara makan dengan baik dan berolahraga adalah cara yang bagus untuk menurunkan berat badan — dan selanjutnya mempertahankan berat badan itu di kisaran sehat.

4. Berhenti merokok

Merokok telah terbukti menjadi faktor risiko bagi diabetes dan meningkatkan risiko komplikasi pada pasien diabetes. Merokok dapat menyulitkan kontrol gula darah penyandang pradiabetes/diabetes. Gula darah yang tidak terkontrol dalam waktu lama dapat menyebabkan penderita diabetes terkena komplikasi.

Anak-anak yang didiagnosis pradiabetes harus melakukan perubahan gaya hidup yang direkomendasikan untuk orang dewasa dengan diabetes tipe 2, termasuk menurunkan berat badan (jika kegemukan), kurangi konsumsi makanan manis yang bergula tinggi dan lemak, misalnya gorengan, dan lebih banyak serat, dan rutin melakukan aktivitas fisik.

Gaya hidup yang lebih sehat dapat membantu mengembalikan kadar gula darah ke level normal, atau setidaknya menjaga agar kadar gula tidak berkembang menjadi diabetes tipe 2.

Referensi:

http://www.diabetes.org/diabetes-basics/diagnosis/

https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/prediabetes/diagnosis-treatment/drc-20355284

https://www.cdc.gov/features/diabetesprevention/index.html

https://www.endocrineweb.com/conditions/pre-diabetes/pre-diabetes

Makanan Tinggi Serat dan Protein saat Sahur Bikin Kenyang Lebih Lama

Makanan Tinggi Serat dan Protein saat Sahur Bikin Kenyang Lebih Lama

Saat menjalankan ibadah puasa Ramadan, rasa lapar dan haus – kadang diselingi sedikit rasa lemas menjelang sore karena gula darah mulai menurun – merupakan hal yang wajar. Namun jika rasa lemas sampai mengganggu aktivitas dan kinerja, wah mungkin ada yang salah dengan menu sahurnya.

Cek lagi, bagaimana kualitas sahurmu. Apakah hanya minum segelas teh manis ditemani dengan donat? Atau malah tidak sahur sama sekali dengan alasan ngantuk atau capek? Melewatkan sahur atau sahur dengan menu yang salah, misalnya tinggi karbohidrat sederhana, bisa menjadi biang penyebab lemas saat puasa dan mudah lapar.

Saat puasa, sahur menjadi hal yang penting, jadi tak bisa dilakukan dengan asal-asalan. Saat berpuasa, khususnya waktu sahur, perbanyak makanan kaya protein dan serat serta penuhi kebutuhan cairan. Mengapa keduanya penting? Tak lain agar kita kenyang lebih lama sehingga tidak kelaparan saat berpuasa.

Penelitian yang dipublikasikan di British Journal of Nutrition menyebut, protein membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dibandingkan karbohidrat, sehingga bisa menahan rasa lapar lebih lama.

Meskipun harus meningkatkan asupan protein dan serat, namun karbohidrat tetap tak boleh ditinggalkan saat sahur. Kuncinya adalah pilih karbohidrat kompleks, yang juga mengandung serat. Contohnya nasi, nasi merah, ubi, singkong,, serta beragam makanan yang terbuat dari biji gandum utuh (roti gandum). Untuk protein bisa mengonsumsi protein hewani maupun nabati, atau bahkan keduanya. Contoh protein hewani untuk menu sahur diantaranya, telur rebus atau telur ceplok, ayam rebus atau ayam bumbu, dan ikan. Sedangkan untuk protein hewani bisa memilih kedelai, tempe, atau tahu.

Sedangkan untuk serat, tubuh manusia tidak bisa mencerna bahan ini, namun bisa digunakan sebagai bahan pangan (prebiotik) bagi bakteri baik di usus (probiotik) untuk menjaga kesehatan saluran cerna. Karena tak bisa dicerna, konsumsi serat juga bisa membuat kita kenyang lebih lama.

Selain dari karbohidrat kompleks, serat juga dapat dipenuhi dari sayur dan buah-buahan. Usahakan ketika sahur mengonsumsi buah (bisa buat potong atau buah yang diblender tanpa menambahkan gula yang diminum berikut ampasnya), dan sayur (bisa salad atau jenis sayuran lain sesuai selera).
Jika  mau praktis, cobalah konsumsi soy bar SOYJOY yang tinggi serat dan protein sehingga bisa membantu mengenyangkan lebih lama.

Jangan lupa cukupi asupan minuman atau cairan. Air putih adalah minuman terbaik. Kebutuhan cairan juga bisa dipenuhi dari sup dan buah yang banyak mengandung air. Hindari minum teh manis atau sirup saat sahur karena gula sederhana bisa memicu rasa lapar datang lebih cepat. Lebih baik pilih kudapan manis berupa buah-buahan sebagai asupan sumber gula alami untuk menjaga kadar gula darah. Buah juga bisa menjadi sumber karbohidrat dan serat alami yang akan menjaga perut kenyang lebih lama.

Saat sahur usahakan minum 2-3 gelas air putih, diminum sebelum makan, setelah makan dan menjelang imsak. Jika suka, minumlah susu sebagai sumber protein hewani sekaligus menambah asupan cairan.

Hindari minum kopi, teh atau minuman karbonasi saat sahur karena bersifat  diuretik yang akan merangsang frekuensi berkemih, yang juga rentan membuat kamu kehilangan banyak cairan di siang hari.

 

Referensi

https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/seasons/ramadan.html

https://www.healthline.com/nutrition/how-to-fast#section7

https://www.medicalnewstoday.com/articles/322827.php