5 Mitos & Fakta Tentang Karbohidrat Yang Kamu Perlu Tahu

5 Mitos & Fakta Tentang Karbohidrat Yang Kamu Perlu Tahu

Seiring bertambah populernya metode diet rendah karbohidrat, beredar pula berbagai mitos tentang karbohidrat yang belum jelas kebenarannya.

Kalau dulu lemak dituding sebagai biang keladi munculnya berbagai penyakit, kini telunjuk orang bergeser perlahan ke arah karbohidrat, sehingga banyak beredar mitos menyesatkan tentang karbohidrat. Agar tidak terperdaya berita hoax, ketahui mana pernyataan yang berdasarkan fakta dan mana yang sekadar mitos belaka. Berikut panduannya.

 

Mitos 1: Karbohidrat hanya ada dalam makanan “berat” seperti nasi dan roti

Fakta: Karbohidrat juga bisa ditemukan dalam setiap jenis makanan berbasis tumbuhan, termasuk sayur dan buah-buahan. Selain itu, karbohidrat juga bisa didapat dari susu dan aneka produk olahannya. Makanya, menurut pakar nutrisi dari New Jersey, Amerika, sangat tidak mungkin dan tidak disarankan untuk menghilangkan asupan karbohidrat dari menu makan sehari-hari.

 

Mitos 2: Makan karbohidrat bikin tubuh jadi gemuk

Fakta: Intinya, kegemukan bisa terjadi apabila jumlah asupan kalori lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan. Begitupun karbohidrat, jika karbohidrat dikonsumsi tidak berlebihan maka tidak akan menjadi penyebab terjadinya kegemukan. Sebuah penelitian justru membuktikan bahwa konsumsi karbohidrat kompleks dari bahan whole-grain (biji-bijian utuh) seperti nasi merah, oatmeal, dan pasta whole-grain, ampuh mendukung program penurunan berat badan.

Kamu juga bisa mendapatkan asupan karbohidrat kompleks dari snack sehat seperti SOYJOY. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan sehingga kaya protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh. Selain lezat, kandungan serat di dalam SOYJOY juga bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok dikonsumsi oleh kamu yang ingin mendapatkan berat badan ideal.

 

Mitos 3: Buah-buahan yang manis itu tidak sehat karena mengandung gula

Fakta: Beth Lutton, RD, LDN, pakar diet dari Pennsylvania, Amerika, menyatakan, banyak terjadi kesalahpahaman yang berawal dari kekeliruan mengartikan susunan piramida makanan. Dalam piramida, makanan bertepung menempati urutan terbawah dan gula menempati urutan teratas. Alhasil, tak sedikit orang yang menghindari buah manis seperti apel, tetapi makan roti putih dalam jumlah banyak. Padahal, karbohidrat sederhana (glukosa) yang terkandung di dalam roti putih bisa meningkatkan kadar gula darah lebih cepat daripada glukosa alami di dalam buah.

 

Mitos 4: Semua jenis karbohidrat itu buruk bagi kesehatan

Fakta: Karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana memiliki nilai IG tinggi sehingga lebih mudah dicerna dan lebih cepat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Sebaliknya, karbohidrat kompleks memiliki nilai IG rendah, menandakan proses pelepasan glukosa ke dalam darah dilakukan secara perlahan.

Meski demikian, karbohidrat sederhana tidak selalu buruk bagi tubuh kita. Buah dan sayuran yang mengandung glukosa alami misalnya, memiliki nilai gizi total yang baik karena mengandung serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

 

Mitos 5: Konsumsi karbohidrat tingkatkan risiko serangan jantung

Fakta: Konsumsi karbohidrat secara berlebihan memang bisa membuat kadar gula darah tidak seimbang. Tapi, menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PloS (Public Library of Science) ONE tahun 2013, orang yang menerapkan diet rendah karbohidrat justru memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan karbohidrat secukupnya. Pasalnya, diet rendah karbohidrat kerap dikompensasikan dengan konsumsi bahan pangan hewani yang banyak mengandung lemak. Sama seperti konsumsi gula berlebihan, konsumsi lemak terlalu banyak juga bisa mengancam kesehatan.

 

Sumber:

Selalu Merasa Lapar? Mungkin Ini Penyebabnya!

Selalu Merasa Lapar? Mungkin Ini Penyebabnya!

Baru saja makan, tetapi perut terus berontak minta diisi? Hati-hati, barangkali kamu mengalami salah satu kondisi di bawah ini.

Keinginan untuk makan secara berlebihan seringkali terkait dengan perilaku emotional eating alias aktivitas makan untuk meredakan emosi negatif, seperti marah, sedih, dan kecewa. Tapi bagaimana bila status emosi kamu baik-baik saja, namun tetap merasakan dorongan untuk terus makan? Bisa jadi, salah satu kondisi di bawah inilah yang sedang kamu alami.


1. Kurang tidur

Kondisi kurang tidur bisa membuat tubuh mengurangi pelepasan hormon leptin yang berperan memberikan sinyal kenyang kepada otak. Bukan cuma itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan produksi hormon ghrelin yang bertugas memberikan sinyal lapar. Kombinasi keduanya membuat kamu terus merasa lapar seharian.


2. Dehidrasi

Seringkali, orang menyalahartikan sinyal haus yang dikirimkan otak sebagai rasa lapar. Akibatnya, sebanyak apa pun makanan diskonsumsi, tubuh tidak akan merasa puas sebelum mendapatkan asupan cairan. Itu sebabnya, memenuhi kebutuhan cairan adalah langkah yang amat penting untuk menstabilkan nafsu makan.

3. Makan terlalu banyak karbohidrat

Karbohidrat memang bisa bikin kita kenyang. Namun, bila terlalu banyak mengonsumsinya justru bisa membuat kamu merasa amat lapar beberapa waktu setelahnya. Pasalnya, konsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak bisa mengakibatkan lonjakan kadar gula darah yang memicu pelepasan insulin dalam jumlah besar. Segera setelah insulin memproses glukosa, kadar gula darah akan menurun drastis sehingga mengakibatkan munculnya rasa lapar seketika.

Untuk mengatasi lonjakan gula darah yang tinggi, coba mengkonsumsi makanan dengan low GI (Glycemic Indeks) yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah lebih stabil, salah satu #Soylution-nya adalah pilih camilan sehat seperti SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. kandungan kedelai yang tinggi serta dan protein membantu untuk kenyang lebih lama.


4. Stres & depresi

Dalam kondisi stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang bertugas menyiapkan sel-sel tubuh untuk melakukan aksi “fight or flight”. Salah satu respon yang diberikan tubuh adalah tuntutan makan dalam jumlah banyak sebagai sumber energi untuk aksi fight or flight tersebut. Sedangkan, orang yang sedang depresi mengalami kekurangan hormon serotonin di dalam darah. Padahal, hormon serotonin berperan memberikan rasa tenang dan nyaman. Untuk menggantikannya, mereka menyantap karbohidrat yang mampu meningkatkan kadar gula darah dan menghadirkan perasaan senang sesaat.

 

Sumber:

5 Makanan “Terlarang” Bagi Diabetesi

5 Makanan “Terlarang” Bagi Diabetesi

Status sebagai diabetesi membuat kamu mesti lebih selektif dalam memilih makanan. Ini beberapa yang perlu dihindari dalam menu harian.

Kadar gula darah dan berat badan ideal adalah dua pertimbangan utama bagi penyandang diabetes dalam menyusun menu harian. Menurut Joy Bauer, RD, pakar nutrisi dari New York University, Amerika, diabetesi di antaranya perlu mengutamakan jenis-jenis makanan yang memiliki nilai indeks glikemik (IG) rendah dan menghindari jenis makanan dengan nilai IG tinggi untuk mencegah kadar gula darah naik drastis setelah dikonsumsi. Disamping itu, diabetesi juga perlu membatasi konsumsi jenis-jenis makanan berikut.

 

Makanan manis

Kue tart, permen, kukis, camilan manis, dan aneka jenis minuman bergula adalah “musuh utama” penyandang diabetes. Jenis-jenis makanan ini memiliki nilai IG tinggi sehingga bisa mengakibatkan kadar gula darah melonjak drastis setelah disantap. Sebagai pengganti camilan manis, kamu bisa makan aneka jenis buah manis seperti mangga, anggur, pir, dan jeruk manis dalam porsi sewajarnya. Meski sama-sama mengandung glukosa, buah-buahan juga mengandung serat yang ampuh meredam kenaikan kadar gula darah serta vitamin yang banyak manfaatnya bagi kesehatan.

 

Produk susu full fat dan olahannya

Kandungan lemak jenuh di dalam susu full fat dan aneka produk olahannya bisa memicu  peningkatan kadar kolesterol “jahat” LDL. Selain bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular seperti serangan jantung dan stroke, penelitian menyatakan bahwa peningkatan kadar LDL juga bisa memperparah kondisi resistensi insulin pada penyandang diabetes. Itu sebabnya, diabetesi perlu menghindari susu full fat dan produk olahannya, seperti es krim, butter, keju, dan yogurt. Tapi jangan khawatir, kamu bisa menggantinya dengan produk sejenis yang berstatus low fat.

 

Karbohidrat sederhana

Makanan pokok seperti nasi putih, roti putih, mie, dan pasta yang tidak terbuat dari bahan whole-grain memiliki nilai IG cukup tinggi sehingga tidak disarankan untuk dikonsumsi berlebihan. Sebagai pengganti, kamu bisa memilih jenis makanan pokok yang mengandung karbohidrat kompleks seperti whole-grain (gandum utuh), oatmeal, nasi merah, nasi hitam, dan roti whole-grain.

Untuk snack, kamu bisa memilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan. Karena terbuat dari kedelai yang merupakan karbohidrat kompleks serta tinggi serat, SOYJOY memiliki nilai IG rendah serta bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama. Bukan itu saja, SOYJOY juga kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral sehingga ideal disantap sebagai camilan sehat setiap hari.

 

Daging berlemak

Dengan alasan yang sama seperti produk susu full fat, diabetesi perlu menghindari konsumsi daging berlemak, kecuali ikan berlemak yang kaya kandungan lemak baik Omega-3, 6, dan 9. Jika hendak makan daging ayam, singkirkan bagian kulitnya. Jangan lupa, cara memasak juga mempengaruhi kandungan lemak di dalam daging. Alih-alih digoreng atau dibakar, lebih baik kamu mengolahnya dengan cara dikukus, direbus, atau ditumis dengan sedikit minyak zaitun.

 

Gorengan dan makanan olahan

Aneka jenis makanan yang dimasak dengan cara digoreng akan meningkatkan asupan lemak jenuh dan lemak trans yang bisa meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sedangkan, produk makanan olahan seperti keripik kentang, sosis, dan nugget, kebanyakan mengandung garam dan lemak dalam jumlah tinggi. Asupan garam dan lemak, ditambah kandungan bahan pengawet di dalam makanan olahan bisa memicu tekanan darah tinggi serta masalah kesehatan lain yang berbahaya bagi diabetesi.

 

Sumber:

Tetap Langsing Dengan Banyak Bergerak

Tetap Langsing Dengan Banyak Bergerak

Ingin punya tubuh langsing dan sehat? Kuncinya adalah memperbanyak porsi aktivitas fisik setiap hari.

Belakangan ini, gaya hidup sedentari—alias tidak aktif secara fisik, adalah salah satu faktor utama yang memicu munculnya berbagai masalah kesehatan. Kemajuan teknologi memang membuat kita bisa melakukan berbagai hal secara lebih mudah. Berbagai kebutuhan, mulai dari sarana transportasi, makanan, sampai layanan bersih-bersih, bisa dipenuhi hanya dengan menekan tombol di smartphone. Mudah, tapi sebagai akibatnya, banyak orang terjebak menjadi malas bergerak.

Padahal, selain menerapkan pola makan sehat, membiasakan diri untuk aktif secara fisik adalah syarat utama yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan tubuh sehat dan berat badan ideal. Makanya, yuk, singkirkan rasa malas dan mulai lakukan berbagai jenis aktivitas fisik harian berikut ini.


1. Jalan Kaki

Meski kendaraan pribadi dan transportasi umum berada dalam jangkauan, sesekali sengajakan bepergian dengan berjalan kaki. Kamu juga bisa berjalan kaki sambil menghirup udara segar bersama anjing kesayangan. Untuk kamu dengan berat badan 50 kg, berjalan dengan kecepatan sedang selama 30 menit dapat membakar kalori sekitar 87 Kalori, yang setara dengan kalori pada setengah porsi nasi.

 

2. Membersihkan Rumah

Gerah melihat kondisi rumah yang kotor dan berantakan? Daripada menunggu si bibik turun tangan, sesekali boleh juga bila kamu menanganinya sendiri. Selain ruangan jadi kinclong, tubuh juga jadi sehat. Selama 30 menit bersih-bersih rumah, kamu bisa membakar hingga 85 kalori.

3. Cuci Mobil

Bukan hanya bisa berhemat ongkos di gerai carwash, kamu juga bisa membakar kalori dengan cara mencuci mobil sendiri. Jika kamu biasa ngafe sambil menunggu kendaraaan selesai dicuci, maka dengan mengerjakannya sendiri, kamu bisa membakar sekitar 110 kalori selama 30 menit. Itu hampir sama dengan jumlah kalori dalam secangkir cappuccino yang biasa kamu beli di cafe.

4. Berkebun

Kamu senang berkebun? Jadikan hobi ini sebagai salah satu sarana pembakar lemak. Selain menyiram dan menata letak tanaman, lakukan sendiri pula jenis pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar, seperti menggali tanah dan memindahkan pot tanaman. Jumlah kalori yang dibakar dengan berkebun selama 30 menit adalah 135 kalori.

5. Naik Tangga

Alih-alih naik lift atau eskalator, sesekali panjatlah tangga menuju ruang kuliah atau tempat kerja. Selain efektif membakar kalori—hingga 164 kalori dalam waktu 30 menit, kamu juga bisa sekaligus mengencangkan otot tungkai dan bokong dengan cara naik-turun tangga.


6. Bermain dengan Anak-anak

Kamu sering mencari alasan untuk pergi melipir saat dimintai tolong mengajak bermain keponakan di taman? Kali ini, sediakan diri untuk melakukannya. Selain bisa mempererat hubungan keluarga, bermain dengan anak-anak yang aktif juga efektif membakar kalori, lho! Selama 30 menit bermain dan banyak menggerakan tubuh, kamu bisa membakar hingga 110 kalori.

 

Jika kamu tidak mau menyia-nyiakan usaha olahragamu, maka setelah olahraga jagalah makan kamu jangan sampai berlebihan atau memilih makanan yang tidak sehat. Kamu bisa memilih snack yang kaya kandungan nutrisi dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah, seperti SOYJOY. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli serta kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh kita.

 

Sumber:

Diet Karbo Bikin Gula Darah Drop? Tidak, Bila Tahu Rahasianya

Diet Karbo Bikin Gula Darah Drop? Tidak, Bila Tahu Rahasianya

Diet rendah karbohidrat banyak gunanya untuk menurunkan berat badan. Tapi jangan lupa, jaga pula keseimbangan kadar gula darah agar tidak membahayakan kesehatan.

 

Dalam rangka mendapatkan berat badan ideal, kini banyak orang melakukan diet rendah karbohidrat. Jenis diet ini membatasi asupan karbohidrat dari nasi, roti, pasta, dan jenis-jenis makanan bertepung lainnya, juga aneka minuman manis. Sebagai pengganti karbohidrat, sumber energi untuk kegiatan sehari-hari diambil dari konsumsi protein dan cadangan lemak yang ada di dalam tubuh. Itu sebabnya, diet rendah karbo dipercaya efektif menurunkan berat badan.

 

Yang Terjadi Selama Beberapa Hari Pertama

Meski efektif, diet rendah karbohidrat perlu dilakukan secara hati-hati. Bila sehari-harinya kamu terbiasa menyantap makanan yang banyak mengandung karbohidrat, maka pengurangan asupan karbohidrat secara drastis bisa mengakibatkan penurunan kadar gula darah secara dramatis selama beberapa hari pertama. Pasalnya, meski asupan karbohidrat berkurang, tubuh tetap memproduksi insulin dalam jumlah seperti biasa. Minimnya asupan karbohidrat ditambah kelebihan produksi insulin inilah yang mengakibatkan kadar gula darah merosot.

 

Untuk menyeimbangkannya, tubuh akan menghasilkan hormon adrenalin yang mampu merangsang organ hati untuk memecah cadangan energi. Proses ini mengakibatkan sistem saraf melepaskan senyawa neurotransmiter asetilkolin yang berperan meningkatkan kewaspadaan sel-sel tubuh.

 

Sebagai akibatnya, kamu akan mengalami gejala hipoglikemia (kadar gula darah rendah), seperti pusing, lemas, dan hasrat ngemil yang tinggi. Beberapa orang bahkan mengalami gejala kecemasan, tubuh gemetar, dan serangan panic attack. Semakin drastis penurunan asupan karbohidrat dibandingkan biasanya, maka akan semakin kuat pula efek samping yang mungkin dialami.

 

Lakukan Secara Bertahap

Untuk menghindari kadar gula darah merosot terlalu drastis, diet rendah karbohidrat mesti dilakukan secara bertahap. Selama minggu pertama, pangkas konsumsi karbohidrat hingga tiga perempat jumlah biasa. Minggu depannya, kurangi lagi hingga menjadi setengah porsi biasa. Lakukan pengurangan porsi secara bertahap, hingga mencapai jumlah porsi yang dikehendaki. Kamu juga bisa makan setiap 3 atau 4 jam sekali untuk membantu menyeimbangkan kadar gula darah.

 

Jika sewaktu-waktu kamu mengalami gejala hipoglikemia (kadar gula darah rendah) yang intensitasnya tinggi, misalnya tubuh terasa gemetar atau bahkan mengalami serangan panic attack,  segera atasi dengan minuman manis atau segelas jus atau bisa juga makan sebatang snack bar. Dalam waktu beberapa menit, kondisi tubuh akan terasa membaik dan kamu bisa kembali beraktivitas seperti biasa.

 

Proses adaptasi tubuh terhadap asupan karbohidrat ini biasanya akan terjadi selama beberapa hari hingga beberapa minggu. Selama itu, ada baiknya bila kamu selalu menyediakan cadangan snack bar seperti SOYJOY di dalam tas, untuk digunakan sewaktu-waktu saat diperlukan. SOYJOY, yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli, memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah sehingga bisa membantu menstabilkan kadar gula darah. Setelah proses adaptasi terlampaui, tubuh akan terbiasa mengambil energi dengan cara membakar cadangan lemak dan kamu pun bisa melanjutkan diet rendah karbo tanpa khawatir kadar gula darah drop.

 

Satu hal lagi yang mesti kamu ingat, jangan kurangi konsumsi karbohidrat secara berlebihan dalam waktu terlalu lama. Lebih baik kurangi porsi karbo secara bertahap dengan cara mengganti asupan karbohidrat “jahat” (misalnya, makanan manis) dengan jenis karbohidrat yang “baik” (misalnya, makanan wholegrain yang mengandung karbohidrat kompleks dan IG rendah) setiap hari.

 

Sumber:

Senang Makan Fast Food? Hati-Hati, Karena Tubuh Kita Bisa Mengalami Ini

Senang Makan Fast Food? Hati-Hati, Karena Tubuh Kita Bisa Mengalami Ini

Bukan hanya bisa memicu obesitas, konsumsi fast food juga terkait erat dengan tingginya risiko serangan jantung, stroke, dan depresi.

 

Makanan siap saji alias fastfood banyak disukai karena berbagai alasan. Selain praktis dan harganya terjangkau, aneka jenis fast food seperti fried chicken, burger, pizza, dan nugget, juga mudah didapat dan cita rasanya cocok dengan lidah kebanyakan orang. Sayangnya, hasil studi menunjukkan bahwa di balik popularitasnya, konsumsi fast food yang kerap kali disebut junk food, ternyata bisa mendatangkan banyak masalah pada kesehatan. Apa saja?

 

Dari sakit kepala, stroke, sampai depresi

Banyak penelitian mengungkap berbagai masalah kesehatan yang bisa muncul akibat mengonsumsi fast food. Beberapa di antaranya adalah:


Gigi berlubang

Fast food mengandung karbohidrat sederhana dan gula dalam jumlah Kombinasi kedua zat ini bisa menggerus lapisan enamel pada gigi sehingga meningkatkan risiko terjadinya karies (gigi berlubang).

Obesitas

Obesitas atau kegemukan adalah masalah kesehatan yang melanda berbagai negara di seluruh dunia. Menurut penelitian yang dilakukan di Amerika, konsumsi fast food dan minimnya aktivitas fisik adalah penyebab utamanya. Kondisi obesitas juga terkait erat dengan tingginya risiko penyakit diabetes tipe 2 serta masalah pada tulang dan gangguan pernapasan.


Sakit Kepala

Kandungan garam yang tinggi di dalam fast food bersifat menarik cairan sehingga mengakibatkan pembuluh darah menyempit dan tekanan darah meningkat. Akibatnya, pasokan oksigen dan zat-zat makanan menuju otak bisa terhambat, sehingga memicu munculnya sakit kepala.


Penyakit
Kardiovaskular

Jika dibiarkan berlarut-larut, peningkatan tekanan darah akibat mengonsumsi fast food juga bisa memicu terjadinya penyakit pembuluh darah (kardiovaskular), seperti serangan jantung dan stroke. Asupan lemak jenuh dan lemak trans di dalam fast food juga bisa meningkatkan risiko terjadinya penyakit kardiovaskular.

Depresi

Sebuah studi terhadap lebih dari 8 ribu responden yang dipublikasikan di jurnal Public Health Nutrition menyatakan bahwa kebiasaan makan fast food bisa meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi hingga 51%. Hal ini disebabkan, kebiasaan makan fast food terkait erat dengan minimnya aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat. Di tambah konsumsi sodium, lemak, dan gula berlebihan yang terkandung di dalam fast food, tubuh akan memproduksi hormon kortisol—hormon yang terkait dengan stres, dalam jumlah lebih banyak.

 

Sama Cepat, Tapi Lebih Sehat

Sebagai jalan tengah bagi kamu yang berkomitmen menjalani gaya hidup sehat namun tetap ingin menikmati kepraktisan, SOYJOY bisa menjadi alternatif ideal. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan, sehingga lezat dan memiliki kandungan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh. Karbohidrat kompleks dan serat di dalam SOYJOY juga mampu mendatangkan rasa kenyang lebih lama sehingga ampuh menekan keinginan untuk makan berlebihan, termasuk makan fastfood.

 

Sumber:

Pertemanan Sehat Bantu Hindari Ancaman Diabetes

Pertemanan Sehat Bantu Hindari Ancaman Diabetes

Selain bisa membuat kehidupan lebih berwarna, punya banyak teman baik ternyata juga ampuh untuk membantu menghindari penyakit diabetes.

Ancaman diabetes kian membayangi kaum muda. Jika dulu hanya menyerang kaum dewasa matang, kini diabetes mulai banyak menyerang mereka yang masih menginjak usia 40-an tahun. Tapi tak perlu cemas, karena ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menghindarinya, salah satunya adalah dengan menjalin hubungan pertemanan. Mumpung masih muda, yuk, perluas jejaring dan pelihara kondisi kesehatan dengan membentuk jalinan pertemanan sehat.

 

Teman Mempengaruhi Gaya Hidup

Punya teman baik memang banyak nilai plusnya. Selain membuat hari-hari terasa lebih menyenangkan, penelitian yang dilakukan di Maastricht University, Belanda, menyatakan bahwa hubungan pertemanan bisa bantu turunkan risiko penyakit diabetes.

Dalam penelitian, terungkap bahwa seseorang yang memiliki jaringan pertemanan berisi 10-12 orang teman dekat bisa menurunkan risiko penyakit diabetes tipe 2 lebih besar dibandingkan mereka yang hanya memiliki 7-8 teman dekat. Perbedaan penurunan risiko diabetesnya bahkan cukup signifikan, bisa mencapai 5-12%!

Menurut Stephanie Brinkhues, kepala peneliti, jaringan pertemanan bisa mendatangkan pengaruh besar pada gaya hidup seseorang. Mulai dari pola makan, cara mengelola stres, ritme tidur, sampai intensitas aktivitas fisik, bisa saling mempengaruhi antar anggota di dalam sebuah kelompok pertemanan.

Jika orang-orang yang ada di dalam kelompok pertemanan tersebut kompak menerapkan gaya hidup sehat, maka semakin banyak anggotanya, kian sering pula paparan tentang gaya hidup sehat yang diterima oleh setiap anggota. Pada akhirnya, akan tercipta dorongan kuat untuk ikut memperbaiki pola makan, menambah frekuensi olahraga, dan mencukupi kebutuhan tidur, seperti yang dilakukan oleh anggota kelompok pertemanan lainnya.

 

Dukungan Fisik & Psikis

Bukan hanya memengaruhi gaya hidup, jalinan pertemanan yang baik juga bisa memberikan dukungan dari segi fisik maupun psikis bagi setiap anggota. Ini penting, karena ketersediaan dukungan ini bisa memengaruhi kondisi emosi seseorang, yang juga terkait erat dengan kemampuannya mengatasi stres dengan baik.

Stres merupakan salah satu pemicu munculnya penyakit diabetes. Ketika dilanda stres, tubuh melepaskan hormon adrenalin dan kortisol yang kemudian mengakibatkan pelepasan glukosa ke dalam darah. Jika stres tak kunjung ditangani, maka pelepasan glukosa juga akan berlangsung secara terus menerus sehingga mengakibatkan tubuh mengalami resistensi insulin dan tak mampu lagi memproses glukosa. Inilah cikal bakal hadirnya penyakit diabetes.

Hal itu masih belum ditambah lagi dengan fakta bahwa stres bisa membuat seseorang mengabaikan kesehatan pribadi. Kondisi stres bisa membuat seseorang menunjukkan perilaku makan berlebihan, begadang bermalam-malam, merokok, dan kebiasaan lainnya yang bisa merusak kesehatan.

 

Saling Berbagi Nilai Positif

Manfaat pertemanan akan kian terasa apabila seluruh kelompok sepakat untuk saling mentransfer nilai-nilai positif kepada setiap anggota. Melakukan pertemuan rutin untuk olahraga bersama, belajar mengolah hidangan sehat, dan mengikuti workshop tentang gaya hidup sehat adalah beberapa agenda yang bisa dilakukan bersama-sama dengan kelompok pertemanan sehatmu.

Jika biasanya ajang ngumpul diisi dengan acara makan bersama di tempat yang menyediakan aneka menu tinggi kalori, coba deh sesekali adakan potluck party dan kompakan untuk membawa hidangan rumahan yang sehat seperti gado-gado, pepes ikan, rujak, dan sebagainya.

Untuk snack, daripada gorengan dan kue manis, lebih baik kamu pilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. SOYJOY bisa menjadi #Soylution untuk cita-cita menerapkan gaya hidup sehat, karena kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral. Nilai Indeks Glikemik (IG) SOYJOY rendah sehingga tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah setelah dikonsumsi. SOYJOY juga banyak mengandung serat pangan yang bisa membantu menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak tergoda untuk makan berlebihan.

Sudah siap untuk saling berbagi nilai positif dalam jalinan pertemanan sehat?

 

Sumber:

5 Cara Memotivasi Pasien Diabetes

5 Cara Memotivasi Pasien Diabetes

Hidup dengan kondisi diabetes bisa menghadirkan perasaan jenuh dan putus asa pada diri diabetesi. Kalau sudah begini, caregiver perlu turun tangan untuk memberi suntikan semangat kepada pasien.

Untuk memelihara keseimbangan kadar gula darah, penyandang diabetes mesti menjalani rutinitas harian yang cukup ketat. Mulai dari menepati jadwal minum obat, cek darah, berdiet, sampai melakukan olahraga sesuai ketentuan. Menurut Wendy Satin Rapaport, LCSW, PsyD, psikolog klinis dari Diabetes Research Institute, University of Miami Miller School of Medicine, Amerika, untuk bisa melakukan itu semua, diperlukan energi fisik dan mental yang jumlahnya tidak sedikit.

Itu sebabnya, menurut Rapaport, tak mengherankan bila seorang diabetesi sewaktu-waktu mengalami kondisi yang namanya “burnout”, yaitu perpaduan antara kelelahan, stres, jenuh, dan sedih. Kalau sudah terjebak dalam kondisi ini, diabetesi bisa mengabaikan rutinitas harian, yang pada akhirnya bisa membahayakan kesehatannya. Dalam hal ini, peran caregiver amat penting untuk memulihkan semangat dan motivasi dibetesi. Apa yang bisa dilakukan?

1. Tenang, jangan ikut stres

Pasien yang sedang stres dan kelelahan terkadang bisa berubah menjadi amat moody dan pemarah. Kalau sudah begini, caregiver mesti bisa mengontrol emosi pribadi agar tidak ikut terbawa arus. Tetap tenang, hindari sikap reaktif. Ingatlah bahwa ini hanya sebuah fase yang mesti dilewati.

2. Dengarkan curhatnya

Dalam buku Approaches to Behavior: Changing the Dynamic Between Patients and Professionals in Diabetes Care and Education yang ditulisnya bersama Janis Roszler, MS, RD, LDN, CDE, FAND, Rapaport menjelaskan bahwa langkah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mendengarkan segala curhat dan uneg-uneg pasien. Setelah mengungkapkan hal-hal yang membebani pikirannya, biasanya pasien akan menjadi lebih tenang.


3. Tunjukkan empati

Kala mendengarkan, tempatkan diri kamu dalam posisi pasien. Katakan bahwa kamu bisa merasakan kesedihannya dan kemungkinan akan berpikir hal yang sama bila berada dalam posisinya. Sambil mendengarkan, tanyakan apa yang bisa kamu lakukan untuk membantunya merasa lebih baik. Hal-hal kecil seperti mengambilkan minuman hangat, memutar film komedi, atau menemani berjalan-jalan seringkali bisa membantu meredakan emosi pasien.

4. Berikan afirmasi

Katakan pada pasien bahwa kamu bisa mengerti apa yang membuatnya melakukan hal-hal tertentu—misalnya, ketika ia menolak minum obat atau ngotot ingin makan camilan manis. Tekankan bahwa ia tetap memegang kendali pada kehidupannya, dan berhak menjalani kegiatan sesuai keinginannya. Hanya saja, ingatkan pula bahwa setiap tindakan itu kelak memiliki konsekuensi pada kesehatannya.

5. Positif mencari solusi

Setelah pasien tenang dan bersedia menerima masukan, ajak ia untuk bersama-sama mencari solusi. Hindari pembicaraan satu arah dan sikap memerintah, karena itu akan membuatnya kembali menarik diri. Jika masalahnya ada pada jenis olahraga, maka kamu bisa bersama-sama mencari alternatif aktivitas fisik yang lebih menyenangkan, seperti latihan menari atau berkebun.

 

Jika ia bosan berdiet dan ingin makan sesuatu yang lezat, coba berikan SOYJOY sebagai #Soylution atas kondisinya. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli, sehingga kaya nutrisi dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah. Kandungan serat pangan di dalam SOYJOY juga mampu menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga kamu tidak tergoda untuk makan berlebihan.

Dengan menerapkan langkah di atas, diabetesi akan kembali termotivasi untuk memelihara kesehatannya kembali.

 

Sumber:

Kesehatan Caregiver, Jangan Sampai Terabaikan

Kesehatan Caregiver, Jangan Sampai Terabaikan

Selain memantau kesehatan penyandang diabetes, kesehatan orang yang menjadi caregiver pun tak boleh luput dari perhatian.

Merawat orang yang sedang sakit adalah kegiatan yang menyita banyak waktu dan tenaga. Begitu pula yang dihadapi oleh para caregiver (perawat atau anggota keluarga yang membantu merawat) diabetesi, yang sehari-harinya bertugas memantau kesehatan pasien penyandang diabetes. Agar bisa menjalankan perannya dengan baik, seorang caregiver perlu terlebih dahulu memelihara kesehatan pribadi dengan cara berikut ini.

 

Olahraga dan Pola Makan Sehat

Stamina yang fit amat penting dimiliki agar caregiver bisa merawat kesehatan pasien diabetes dengan baik. Langkah ampuh yang bisa kamu lakukan untuk memelihara stamina adalah olahraga secara teratur, minimal selama 30 menit dalam sehari. Kamu bisa memilih jenis olahraga yang mudah dilakukan, seperti jalan cepat jogging atau bersepeda.

Selain olahraga, terapkan pula pola makan seimbang untuk mencukupi kebutuhan energi sehari-hari, seperti memperbanyak konsumsi buah dan sayuran yang banyak mengandung vitamin dan mineral. Jika ingin ngemil, pilih snack yang tinggi protein dan serat, sehingga bisa memberikan asupan energi secara bertahap.

Agar lebih praktis, kamu bisa menyantap SOYJOY sebagai alternatif snack sehat di sela waktu makan. Soyjoy yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli bisa menjadi #Soylution untuk kebutuhan nutrisi harian, karena kaya kandungan protein, serat, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh. Dibuat di Indonesia, SOYJOY, juga enak dan sesuai dengan selera kamu.

 

Memelihara Kesehatan Psikis

Selain kesehatan fisik, kesehatan psikis seorang caregiver terutama perlu diperhatikan secara khusus. Pasalnya, bukan sekadar menguras energi fisik, pekerjaan mengurus orang yang sedang sakit juga bisa menguras energi psikis seseorang. Terlebih apabila caregiver adalah anggota keluarga ataupun orang yang memiliki kedekatan emosional dengan pasien.

Penelitian menyatakan bahwa caregiver yang merawat pasien dengan kondisi penyakit kronis seperti diabetes, amat rentan mengalami stres akibat beban tugasnya. Selain mengingatkan jadwal minum obat dan ritual medis lainnya, caregiver juga perlu mendampingi pasien melakukan hal-hal keseharian seperti bersih-bersih, berpakaian, dan aneka kebutuhan lainnya. Ini bisa menjadi kegiatan yang amat melelahkan dan menguras emosi.

Untuk membantu meredakan rasa cemas dan meningkatkan rasa percaya diri kala mendampingi pasien, caregiver perlu melengkapi diri dengan informasi kesehatan terkini dan mengikuti pelatihan yang diperlukan. Selain dari dokter dan tenaga kesehatan yang terlibat, informasi kesehatan juga bisa didapat dari situs-situs kesehatan yang terpercaya, serta sharing pengalaman dengan sesama caregiver lainnya.

Tak kalah penting, caregiver juga perlu memelihara kondisi emosi dengan sesekali menikmati waktu libur seorang diri, mengambil jarak dari kesibukan harian merawat pasien. Gunakan saat ini untuk melakukan hobi dan hal-hal lain yang disukai, seperti rekreasi, curhat dengan sahabat, ataupun sekadar “membayar” waktu tidur yang terlewatkan. Selama kamu beristirahat, delegasikan tanggung jawab merawat pasien kepada pihak lain yang kompeten dan terpercaya.

Dengan memelihara kesehatan pribadinya, seorang caregiver akan mampu memberikan perawatan terbaik bagi penyandang diabetes yang menjadi tanggung jawabnya.

 

Sumber:

3 Langkah Sederhana Kaum Muda Untuk Cegah Diabetes

3 Langkah Sederhana Kaum Muda Untuk Cegah Diabetes

Usia penyandang diabetes kian bertambah muda dari waktu ke waktu. Mumpung belum terlambat, yuk, lakukan langkah pencegahan sedini mungkin.

Diabetes tak lagi identik dengan jenis penyakit yang menyerang penduduk berusia lanjut. Berdasarkan survey yang terbit di jurnal Diabetes Care (2014), jumlah penyandang diabetes tipe 2 berumur di bawah 20 tahun di Amerika meningkat hingga 30% antara tahun 2001-2009.

Riset lain yang terbit di jurnal tersebut juga menyatakan bahwa jumlah penyandang diabetes berusia di bawah 20 tahun diprediksi akan melonjak hingga 49% pada tahun 2050. Mengingat pertambahan kasusnya amat pesat, maka langkah pencegahan perlu dilakukan sedari dini. Ini tiga langkah sederhana yang bisa kamu lakukan.

1. Hidup Lebih Aktif

Gaya hidup lembam adalah salah satu penyebab meningkatnya kasus obesitas, yang mayoritas berujung pada kondisi diabetes. Pada penyandang obesitas, tubuh bekerja terus menerus untuk memproses gukosa menjadi energi, dengan bantuan hormon insulin. Karena bekerja ekstra keras, lama-kelamaan muncul kondisi yang disebut resistensi insulin, yaitu berkurangnya respon tubuh terhadap hormon insulin, yang berakibat ketidakmampuan tubuh mengolah glukosa. Glukosa yang tidak dapat diolah ini pun menumpuk di dalam darah sehingga menimbulkan kondisi diabetes.

Langkah sederhana: Idealnya, setiap orang perlu berolahraga setiap hari, minimal selama 30 menit. Supaya tak terkesan berat, lakukan secara bertahap. Mulailah dengan berolahraga selama 10 menit per hari, lalu tingkatkan waktunya 5 menit setiap awal minggu hingga target 30 menit tercapai. Langkah lain untuk menambah aktivitas fisik adalah mengurangi ketergantungan pada kendaraan dan memilih berjalan kaki untuk bepergian.

 

2. Hindari Minuman Manis

Ini adalah salah satu sikap keliru yang banyak dilakukan orang. Yaitu, menahan diri untuk tidak makan berlebihan, tetapi tetap rajin minum yang manis-manis seperti softdrink, minuman manis dalam kemasan, serta teh dan kopi bergula. Padahal tahukah kamu, kandungan kalori di dalam minuman manis itu sangat tinggi, bahkan nyaris menyamai asupan kalori dari satu porsi makanan sehat?

Langkah sederhana: Untuk mengatasi keinginan minum yang manis-manis, biasakan diri minum air putih. Jika tak suka dengan rasanya yang hambar, kamu bisa membuat infused water dengan tambahan irisan lemon, strawberry, atau daun mint. Segar dan lebih menyehatkan karena diperkaya dengan vitamin dari potongan buah. Bawa selalu botol berisi infused water ke mana pun kamu pergi, agar tak tergoda untuk jajan minuman manis.


3. Pilih Snack Sehat

Meski sudah membatasi porsi makan pagi, siang, dan malam, terkadang kita takluk pada “jebakan” camilan yang disantap setiap hari. Ngemil sih boleh-boleh saja, tapi sebisa mungkin hindari jenis camilan tak sehat yang tinggi kalori dan mengandung bahan-bahan tak sehat, seperti lemak trans dan gula berlebihan.

 

Langkah sederhana: Ganti camilan kamu dengan snack sehat. Kalau mau yang praktis dan enak, kamu juga bisa memilih SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. SOYJOY bisa menjadi #Soylution akan kebutuhan snack sehat, karena kaya akan protein, serat pangan, vitamin dan mineral yang diperlukan tubuh. SOYJOY juga mengandung isoflavon untuk kesehatan kulit dan flavonoid untuk menurunkan kadar kolesterol jahat. Bukan cuma itu, SOYJOY juga tersedia dalam aneka pilihan cita rasa yang lezat dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah, sehingga aman dikonsumsi oleh mereka yang sedang berdiet maupun penyandang diabetes.

 

Sumber: