by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | 14
Puasa memang wajib dijalankan dan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Tapi, berpuasa juga tidak diwajibkan bagi Anda yang memiliki masalah medis terutama penyandang diabetes, karena saat puasa kadar gula darah Anda akan menjadi tidak normal, sehingga gejala diabetes seperti lemas, pusing dan tubuh gemetaran secara tiba-tiba akan kambuh. Namun, bagi Anda penyandang diabetes yang tetap ingin menjalankan puasa juga bisa berpuasa sesuai sinyal aman pada tubuh Anda.
1. Energi tubuh terpenuhi
Selama sahur sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan asupan makan, apakah pembentukan energi dari serat dan protein sudah terpenuhi? Anda perlu mengambil serat dan protein pada makanan yang termasuk karbohidrat kompleks. Makanan karbohidrat kompleks seperti brokoli, wortel, buah berry dan kacang kedelai mempunyai struktur kimia yang rumit sehingga waktu untuk mencerna karbohidrat akan lebih lama dibandingan karbohidrat sederhana, sehingga penyandang diabetes tidak akan merasakan gula darah turun apalagi merasakan lapar saat menjalankan puasa.
2. Berpuasa dengan pikiran tenang
Manfaat kebaikan selama menjalani bulan puasa bisa memberikan efek menenangkan, karena selama berpuasa bukan hanya menahan lapar, tapi juga menahan amarah. Bagi penyandang diabetes, memiliki terlalu banyak pikiran apalagi di stress bisa meningkatkan gula darah, sehingga diabetes bisa saja kambuh. Naah, ketika menjalankan puasa sinyal yang baik bagi penyandang diabetes adalah harus memiliki pikiran yang tenang dan positif.
3. Terhindar dari rasa lemas
Berpuasa memang membuat semua orang merasa lemas, namun bukan berarti penyandang diabetes tidak kuat melakukan olahraga. Berolahraga juga sangat penting untuk menghindari rasa lemas dengan gerakan yang menyehatkan fisik Anda. Ada baiknya penyandang diabetes tidak berolahraga di pagi hari, karena tubuh akan mengambil cadangan energi yang dibutuhkan saat beraktivitas di siang hari. Anda bisa mengambil sinyal aman dengan berolahraga di waktu ngabuburit.
Puasa paling sulit dilewatkan pada penyandang diabetes, karena kadar gula darah yang bisa kapan saja menurun akan membuat Anda tidak bisa jauh dari obat dan kebutuhan insulin. Namun dengan ketentuan dan penjagaan tubuh yang ketat bisa menjadi sinyal aman untuk menghindari obat dan suntikan insulin selama menjalankan puasa. Selamat menjalankan puasa, SOYJOY Lovers!
by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | 14
Menjalankan puasa wajib dijalankan oleh siapa saja, termasuk penyandang diabetes. Tidak mudah menjalankan puasa dengan memiliki rasa sakit yang tiba-tiba saja bisa kambuh. Kadar gula darah yang tidak normal menjadi pemicu utama kambuhnya penyakit diabetes. Namun, bukan berarti kadar gula darah yang turun saat berpuasa menghalangi Anda untuk berpuasa hingga tuntas. Ada beberapa cara efektif untuk melawan diabetes agar tidak kambuh saat berpuasa:
Sediakan Insulin
Bagi penyandang diabetes kadar gula darah yang tidak stabil membuat kadar hormon insulin tidak terkendali. Saat itulah penyandang diabetes harus mendapatkan suntikan insulin. Sebaiknya berikan sedikit insulin sebelum mengawali puasa, jadi kadar gula darah dalam keadaan normal saat menjalankan puasa.
Pilih Makanan yang Perlahan Diserap Tubuh
Makan saat sahur sangat menentukan asupan yang dikonsumsi agar tubuh lebih kuat dan berenergi selama berpuasa. Bagi penyandang diabetes, cara paling efektif untuk melawan kambuhnya diabetes selama puasa adalah dengan memilih makanan yang perlahan diserap tubuh. Makanan yang perlahan diserap tubuh akan membuat tubuh merasakan kenyang lebih lama, sehingga Anda tidak akan lapar selama menjalankan puasa.
Hindari Makanan Berlemak dan Minuman Manis Saat Berbuka
Mengkonsumsi makanan lemak bagi penyandang diabetes harus dihindari, karena berisiko meningkatkan kegemukan dan membuat lemak-lemak yang terkumpul dalam tubuh menjadi penghambat aliran darah. Tidak hanya itu saja. Selama menjalankan puasa, lambung dan perut tidak diisi selama 13 jam, naah saat Anda mengkonsumsi makanan dan minuman manis-manis berbuka puasa, perut akan merasa kaget dan menjadi kembung.
Mencegah penyakit diabetes saat puasa bisa dengan menjauhi makanan berlemak dan makanan manis. Coba ganti makanan tersebut dengan konsumsi buah dan kacang-kacangan seperti kacang tanah atau kedelai saat berbuka puasa. Kandungan kacang kedelai bisa Anda nikmati saat berbuka puasa, seperti SOYJOY Almond Chocolate juga bisa menggantikan makanan manis yang sehat saat berbuka, karena kedelai memiliki senyawa isoflavon serta serat pangan yang ampuh memperbaiki resistensi insulin dan menjaga kestabilan gula darah dalam tubuh.
by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | 14
Bagi penyandang diabetes bukan hanya pola makan saja yang harus diperhatikan, namun asupan makan serta buah-buahan pun harus ditentukan. Tidak semua buah baik dikonsumsi penyandang diabetes, karena buah seperti mangga dan nanas memiliki kadar gula yang tinggi . Tapi, bukan berarti penyandang diabetes tidak bisa menikmati buah manis untuk berbuka. Ada beberapa buah-buahan manis yang aman untuk Anda nikmati saat berbuka puasa.
1. Manis Buah Manggis
Buah manggis tidak hanya memiliki rasa manis dan segar saat dimakan, tetapi dibalik rasa manisnya buah manggis, ternyata buah manggis kaya antioksidan yang bisa melawan penyakit diabetes.
2. Pektin dalam Apel
Selama menjalankan puasa, pastinya gula darah yang turun menjadi tanda tubuh sudah lapar. Naah, kalau SOYJOY Lovers menyediakan buah apel saat berbuka bisa membantu mengendalikan gula darah dalam tubuh.

3. Gizi pada Kiwi
Buah kecil berwarna hijau ini memiliki kandungan gizi seperti fruktosa dan serat yang bisa meningkatkan kadar gula darah. Anda bisa sajikan buah kiwi sebagai takjil saat berbuka puas untuk menstabilkan gula darah yang turun setelah berpuasa.
4. Pepaya Kaya Serat
Rasa manis pada buah pepaya tidak hanya bisa menyegarkan dahaga, SOYJOY Lovers, tetapi kandungan serat dalam buah pepaya mampu menjadi acuan diet sehat untuk penyandang diabetes, karena pepaya termasuk dalam buah yang kadar gula darahnya rendah, jadi sangat aman untuk dikonsumsi saat berbuka puasa.
5. Variasi Buah Berry
Buah strawberry, blackberry, rasberry, blueberry dan hawthorn berry termasuk dalam variasi buah berry. Kandungan pada buah berry memiliki kandungan air sebesar 85% di dalamnya, dimana kadar air ini sangat baik dikonsumsi bagi penyandang diabetes untuk mengelola kadar gula dalam darah. Kandungan hawthorn berry kering bisa SOYJOY Lovers dapatkan pada cemilan sehat SOYJOY Hawthorn Berry. SOYJOY Lovers bisa mendapatkan ekstra manfaat pada SOYJOY Hawthorn Berry yang terbuat dari kacang kedelai, karena satu SOYJOY bar juga bisa menstabilkan gula darah dalam tubuh untuk mengisi energi saat berbuka puasa.
Buah untuk penyandang diabetes ini bisa bebas SOYJOY Lovers nikmati tanpa takut gula darah tidak terkontrol. SOYJOY Lovers tetap bisa berbuka dengan buah yang manis-manis, selamat berbuka puasa, SOYJOY Lovers !
source: healthypanda.net
by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | Healthy Living
Selama menjalankan puasa, tubuh akan kekurangan energi yang bisa membuat Anda merasa lemas selama berpuasa. Kurangnya energi disebabkan karena tidak ada asupan gula darah dari makanan selama berpuasa. Mengembalikan energi selama berpuasa sangat berkaitan dengan makanan yang memiliki karbohidrat kompleks saat sahur dan berbuka puasa.
Menyusun menu berbuka puasa yang baik bagi penderita diabetes harus memperhatikan beberapa aspek. Bagi seorang penyandang diabetes, berpuasa sangatlah baik untuk menjaga kadar gula dalam darah mereka.
Lalu, apa saja yang perlu diperhatikan oleh diabetisi di bulan puasa?
- Pilih karbohidrat kompleks seperti beras merah, sayur, buah & soy food agar membantu menjaga kestabilan gula darah & mengenyangkanlebih lama
- Susunan menu (hidangan) tidak berbeda dengan anggota keluarga lain
- Pola makan berubah menjadi 2 kali makan utama dan 1 kali snacking setelah sholat tarawih
- Makan sahur usahakan dengan hidangan yang lebih menarik, untuk menambah selera makan.
- Buka puasa hidangkan makanan yang segar dan bergizi . Sebaiknya makan tidak berlebihan, bertahap & dikunyah dengan baik.
Berikut contoh Menu 1500 Kalori untuk Sahur, Buka Puasa, dan Sesudah Shalat Tarawih
Sahur : Makan Besar ± 40%
Nasi 150 g 1 gelas
Ayam Bumbu Bali 80 g 2 potong kecil
Tempe bacem 50 g 1 otong sedang
Sayur lodeh 100 g 1 mangkuk
Lalapan + sambal sekehendak
Pisang ambon 50 g 1 buah
Buka Puasa : Snack & Makan Besar ±50%
Sebelum sholat Mahgrib
Teh hangat (gula) 6 g 1 sendok teh
Selada buah 100 g 1 porsi
Sesudah Sholat Maghrib :
Nasi 150 g 1 gelas
Semur daging 50 g 1 potong sedang
Tahu Bumbu rujak 100 g 2 buah sedang
Tumis sayuran 100 g 1 porsi
Telur puyuh 25 g 3 butir
Jeruk 100 g 1 buah
Sesudah Tarawih : ±10% Snack
SOYJOY Almond Chocolate 1 bar

* Kebutuhan kalori setiap orang berbeda-beda tergantung berat badan, aktivitas, jenis kelamin, & umur
(Sumber : Kusindrati Sudibyo, MCN, MARS)
by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | Healthy Living
Puasa memang wajib dijalankan dan banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Tapi, berpuasa juga tidak diwajibkan bagi Anda yang memiliki masalah medis terutama penyandang diabetes, karena saat puasa kadar gula darah Anda akan menjadi tidak normal, sehingga gejala diabetes seperti lemas, pusing dan tubuh gemetaran secara tiba-tiba akan kambuh. Namun, bagi Anda penyandang diabetes yang tetap ingin menjalankan puasa juga bisa berpuasa sesuai sinyal aman pada tubuh Anda.
1. Energi tubuh terpenuhi
Selama sahur sangat penting bagi Anda untuk memperhatikan asupan makan, apakah pembentukan energi dari serat dan protein sudah terpenuhi? Anda perlu mengambil serat dan protein pada makanan yang termasuk karbohidrat kompleks. Makanan karbohidrat kompleks seperti brokoli, wortel, buah berry dan kacang kedelai mempunyai struktur kimia yang rumit sehingga waktu untuk mencerna karbohidrat akan lebih lama dibandingan karbohidrat sederhana, sehingga penyandang diabetes tidak akan merasakan gula darah turun apalagi merasakan lapar saat menjalankan puasa.
2. Berpuasa dengan pikiran tenang
Manfaat kebaikan selama menjalani bulan puasa bisa memberikan efek menenangkan, karena selama berpuasa bukan hanya menahan lapar, tapi juga menahan amarah. Bagi penyandang diabetes, memiliki terlalu banyak pikiran apalagi di stress bisa meningkatkan gula darah, sehingga diabetes bisa saja kambuh. Naah, ketika menjalankan puasa sinyal yang baik bagi penyandang diabetes adalah harus memiliki pikiran yang tenang dan positif.
3. Terhindar dari rasa lemas
Berpuasa memang membuat semua orang merasa lemas, namun bukan berarti penyandang diabetes tidak kuat melakukan olahraga. Berolahraga juga sangat penting untuk menghindari rasa lemas dengan gerakan yang menyehatkan fisik Anda. Ada baiknya penyandang diabetes tidak berolahraga di pagi hari, karena tubuh akan mengambil cadangan energi yang dibutuhkan saat beraktivitas di siang hari. Anda bisa mengambil sinyal aman dengan berolahraga di waktu ngabuburit.
Puasa paling sulit dilewatkan pada penyandang diabetes, karena kadar gula darah yang bisa kapan saja menurun akan membuat Anda tidak bisa jauh dari obat dan kebutuhan insulin. Namun dengan ketentuan dan penjagaan tubuh yang ketat bisa menjadi sinyal aman untuk menghindari obat dan suntikan insulin selama menjalankan puasa. Selamat menjalankan puasa, SOYJOY Lovers!
by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | Healthy Living
Menjalankan puasa wajib dijalankan oleh siapa saja, termasuk penyandang diabetes. Tidak mudah menjalankan puasa dengan memiliki rasa sakit yang tiba-tiba saja bisa kambuh. Kadar gula darah yang tidak normal menjadi pemicu utama kambuhnya penyakit diabetes. Namun, bukan berarti kadar gula darah yang turun saat berpuasa menghalangi Anda untuk berpuasa hingga tuntas. Ada beberapa cara efektif untuk melawan diabetes agar tidak kambuh saat berpuasa:
Sediakan Insulin
Bagi penyandang diabetes kadar gula darah yang tidak stabil membuat kadar hormon insulin tidak terkendali. Saat itulah penyandang diabetes harus mendapatkan suntikan insulin. Sebaiknya berikan sedikit insulin sebelum mengawali puasa, jadi kadar gula darah dalam keadaan normal saat menjalankan puasa.
Pilih Makanan yang Perlahan Diserap Tubuh
Makan saat sahur sangat menentukan asupan yang dikonsumsi agar tubuh lebih kuat dan berenergi selama berpuasa. Bagi penyandang diabetes, cara paling efektif untuk melawan kambuhnya diabetes selama puasa adalah dengan memilih makanan yang perlahan diserap tubuh. Makanan yang perlahan diserap tubuh akan membuat tubuh merasakan kenyang lebih lama, sehingga Anda tidak akan lapar selama menjalankan puasa.
Hindari Makanan Berlemak dan Minuman Manis Saat Berbuka
Mengkonsumsi makanan lemak bagi penyandang diabetes harus dihindari, karena berisiko meningkatkan kegemukan dan membuat lemak-lemak yang terkumpul dalam tubuh menjadi penghambat aliran darah. Tidak hanya itu saja. Selama menjalankan puasa, lambung dan perut tidak diisi selama 13 jam, naah saat Anda mengkonsumsi makanan dan minuman manis-manis berbuka puasa, perut akan merasa kaget dan menjadi kembung.
Mencegah penyakit diabetes saat puasa bisa dengan menjauhi makanan berlemak dan makanan manis. Coba ganti makanan tersebut dengan konsumsi buah dan kacang-kacangan seperti kacang tanah atau kedelai saat berbuka puasa. Kandungan kacang kedelai bisa Anda nikmati saat berbuka puasa, seperti SOYJOY Almond Chocolate juga bisa menggantikan makanan manis yang sehat saat berbuka, karena kedelai memiliki senyawa isoflavon serta serat pangan yang ampuh memperbaiki resistensi insulin dan menjaga kestabilan gula darah dalam tubuh.
by gl75FKPUUayArC | Jun 8, 2016 | Healthy Living
Bagi penyandang diabetes bukan hanya pola makan saja yang harus diperhatikan, namun asupan makan serta buah-buahan pun harus ditentukan. Tidak semua buah baik dikonsumsi penyandang diabetes, karena buah seperti mangga dan nanas memiliki kadar gula yang tinggi . Tapi, bukan berarti penyandang diabetes tidak bisa menikmati buah manis untuk berbuka. Ada beberapa buah-buahan manis yang aman untuk Anda nikmati saat berbuka puasa.
1. Manis Buah Manggis
Buah manggis tidak hanya memiliki rasa manis dan segar saat dimakan, tetapi dibalik rasa manisnya buah manggis, ternyata buah manggis kaya antioksidan yang bisa melawan penyakit diabetes.
2. Pektin dalam Apel
Selama menjalankan puasa, pastinya gula darah yang turun menjadi tanda tubuh sudah lapar. Naah, kalau SOYJOY Lovers menyediakan buah apel saat berbuka bisa membantu mengendalikan gula darah dalam tubuh.

3. Gizi pada Kiwi
Buah kecil berwarna hijau ini memiliki kandungan gizi seperti fruktosa dan serat yang bisa meningkatkan kadar gula darah. Anda bisa sajikan buah kiwi sebagai takjil saat berbuka puas untuk menstabilkan gula darah yang turun setelah berpuasa.
4. Pepaya Kaya Serat
Rasa manis pada buah pepaya tidak hanya bisa menyegarkan dahaga, SOYJOY Lovers, tetapi kandungan serat dalam buah pepaya mampu menjadi acuan diet sehat untuk penyandang diabetes, karena pepaya termasuk dalam buah yang kadar gula darahnya rendah, jadi sangat aman untuk dikonsumsi saat berbuka puasa.
5. Variasi Buah Berry
Buah strawberry, blackberry, rasberry, blueberry dan hawthorn berry termasuk dalam variasi buah berry. Kandungan pada buah berry memiliki kandungan air sebesar 85% di dalamnya, dimana kadar air ini sangat baik dikonsumsi bagi penyandang diabetes untuk mengelola kadar gula dalam darah. Kandungan hawthorn berry kering bisa SOYJOY Lovers dapatkan pada cemilan sehat SOYJOY Hawthorn Berry. SOYJOY Lovers bisa mendapatkan ekstra manfaat pada SOYJOY Hawthorn Berry yang terbuat dari kacang kedelai, karena satu SOYJOY bar juga bisa menstabilkan gula darah dalam tubuh untuk mengisi energi saat berbuka puasa.
Buah untuk penyandang diabetes ini bisa bebas SOYJOY Lovers nikmati tanpa takut gula darah tidak terkontrol. SOYJOY Lovers tetap bisa berbuka dengan buah yang manis-manis, selamat berbuka puasa, SOYJOY Lovers !
source: healthypanda.net
by gl75FKPUUayArC | Jun 7, 2016 | Healthy Living
Puasa Ramadan tak terasa sudah di depan mata. Meskipun ada yang bilang bahwa puasa sebetulnya hanya memindahkan waktu makan pagi, siang, dan malam saja, namun tubuh tetap butuh penyesuaian karena selama 14 jam praktis tidak makan dan minum.
Waktu makan pagi, makan siang dan makan malam yang lazimnya dilakukan saat tidak berpuasa, serta makan camilan di antara jam makan utama, harus disesuaikan dengan jam buka puasa, sahur dan waktu di antaranya.
Penting diingat adalah, kita mesti mempertahankan kadar gula darah tetap stabil selama puasa, sehingga tidak akan mudah merasa lapar. Kuncinya adalah saat sahur kita pilih makanan yang membuat tubuh kenyang lebih lama hingga saat berbuka puasa tiba.
Untuk itulah, asupan gizi harus diupayakan seimbang antara karbohidrat, protein, dan lemak selama menjalankan puasa Ramadhan. Untuk menu sahur misalnya, pilih nasi beras merah sebagai asupan karbohidrat kompleks untuk menjaga kestabilan kadar gula darah. Pilihlah juga sayur-sayuran, atau soy food, SOYJOY yang tinggi serat & protein sehingga bisa membantu mengenyangkan lebih lama.
Alih-alih minum teh manis atau sirup saat sahur, lebih baik pilih kudapan manis berupa buah-buahan sebagai asupan sumber gula alami untuk menjaga kadar gula darah. Buah manis juga bisa menjadi sumber karbohidrat dan serat alami yang akan menjaga perut kenyang lebih lama.
Menurut Dr.dr. Samuel Oetoro MS, SpGK(K), dokter spesialis gizi klinis MRCCC Siloam Hospitals Semanggi, saat santap sahur sebaiknya konsumsi buah yang diblender bukan dalam bentuk jus.
“Dengan memakan buah yang diblender berikut ampas-ampasnya maka karbohidrat yang terkandung di dalam buah dapat diserap oleh tubuh secara perlahan-lahan, dan membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil seharian. Ini membantu kita merasa kenyang lebih lama hingga saat berbuka tiba,” kata Samuel seperti dikutip dokterdigital.com.
Minum teh manis saat sahur hanya akan membuat gula darah melonjak dalam setengah jam, namun setelahnya gula darah akan menurun drastis. “Makanya lebih baik konsumsi karbohidrat kompleks saat sahur ketimbang karbohidrat sederhana, karena karbohidrat kompleks akan dipecah perlahan-lahan yang tidak menyebabkan lonjakan gula darah. Ini juga membuat tubuh tidak merasa kelaparan,” ujar Samuel.
Tubuh yang sangat mudah untuk merasa lelah adalah salah satu masalah yang sering dihadapi pada saat seseorang sedang menjalankan ibadah puasa.
Menurut dr Fiastuti Witjaksono, MS, SPGK, dokter spesialis gizi klinis FKUI, hal ini sangat wajar, mengingat glikogen atau cadangan energi yang tersimpan di dalam tubuh manusia hanya bertahan hingga 10 jam. Sementara saat puasa, tidak ada makanan dan minuman yang masuk selama 14 jam. Untuk menyiasatinya kekurangan glikogen atau cadangan energi tersebut, diperlukan asupan energi yang cukup – tidak kurang dan tidak lebih.

Menurut Fiastuti, jumlah kalori yang dibutuhkan oleh tubuh pada saat kita berpuasa sama saja dengan ketika sedang tidak berpuasa. Demikian halnya dengan komposisi makanan yang dibutuhkan oleh tubuh, tidak berbeda saat berpuasa ataupun tidak. Yang berubah hanyalah jadwal makan dan porsi makanan.
Pada saat sahur, tubuh membutukan 40 persen dari jumlah asupan makanan dalam sehari. Untuk itu dianjurkan makan besar sebanyak 30 persen dan sebelum imsak makanlah camilan atau snack dengan komposisi 10 persen dari asupan makanan dalam sehari.
Saat berbuka puasa, penuhilah sisa dari asupan makanan yang dibutuhkan dalam sehari, yaitu sebesar 60 persen. Adapun komposisi makanan yang perlu dikonsumsi saat berbuka adalah 15 persen makanan manis, 30 persen makanan lengkap dan 15 persen sisanya makanan kecil alias makan camilan.
Menu buka puasa biasanya disarankan untuk minum yang manis. Namun bukan sembarang minuman manis. Kolak mengandung santan, atau minuman manis lain seperti sirup yang mengandung gula atau pemanis buatan sebenarnya tak disarankan untuk berbuka.
Cara yang lebih sehat untuk berbuka puasa adalah minum jus buah yang mengandung gula alami, lebih baik jika jus buatan sendiri. Saat berbuka, setelah kita berpuasa seharian, kadar gula darah sudah sangat rendah sehingga harus segera dinaikkan kembali dengan yang manis manis.
Ada beragam pilihan buah yang bisa dibuat jus untuk berbuka, misalnya semangka, melon atau jeruk. Sebagai teman berbuka juga disarankan makan beberapa kurma yang mengandung gula alami dan mengandung kadar serat tinggi.
Untuk melengkapi kebutuhan tubuh akan air, yaitu delapan gelas dalam sehari, setelah makanan berbuka, minumlah lima gelas air.
Setelah berbuka dengan makanan manis, jangan langsung makan besar. Biarkan tubuh, khususnya saluran cerna bekerja. Lakukan salat Maghrib, dan selanjutnya lanjutkan dengan makan besar yang mengandung unsur gizi seimbang mencakup karbohidrat, protein dan lemak.
Fiastuti menekankan pentingnya melibatkan buah dan sayur pada menu sahur dan berbuka karena dapat membantu menahan rasa kenyang lebih lama.
Jika ingin melakukan olahraga, sebaiknya lakukan menjelang berbuka agar tubuh tidak lemas. Melakukan olahraga setelah sahur tidak disarankan karena membuat cairan terkuras dan tubuh kehilangan tenaga. Akibatnya, siang hari tubuh menjadi lemas tak bertenaga, juga mengantuk.
Nah, semoga panduan pola makan sehat selama puasa ini berguna ya. Selamat menjalankan ibadah puasa Ramadan.
by gl75FKPUUayArC | Jun 3, 2016 | 14
Makanan penurun gula darah sering menjadi salah satu hal yang dicari oleh para penyandang diabetes. Ini disebabkan karena tantangan pasien diabetes mellitus atau mereka yang menderita penyakit kencing manis adalah menjaga kadar gula darah tetap terkontrol. Demi alasan menjaga kadar gula darah tetap dalam kadar normal inilah makanya pasien diabetes tidak boleh mengonsumsi makanan sembarangan.
Sejumlah makanan yang mengandung indeks glikemik tinggi mampu meningkatkan kadar gula darah dalam waktu cepat, dan hal ini tak baik bagi penyandang diabetes.
Para peneliti telah menghabiskan waktu bertahun-tahun memperdebatkan apa yang membuat kadar gula darah terlalu tinggi pada penderita diabetes. Penyebab potensialnya adalah gula, karbohidrat secara umum, karbohidrat sederhana, pati, dan banyak lagi.
Indeks glikemik merupakan salah satu upaya untuk mengukur efek makanan pada gula darah setiap individu.
Para peneliti telah mempelajari bahwa makanan dengan indeks glisemik tinggi, umumnya menyebabkan kadar gula darah yang lebih tinggi. Selain itu, orang yang banyak menyantap makanan jenis ini, cenderung memiliki kadar lemak tubuh berlebih, seperti yang diukur dengan indeks massa tubuh (BMI). BMI yang tinggi terkait dengan obesitas, penyakit jantung, dan diabetes.
Makanan dengan indeks glikemik tinggi meliputi banyak karbohidrat, antara lain roti tawar, pasta, nasi, sereal dengan kandungan serat rendah, juga makanan yang dipanggang.
Orang dengan diabetes disarankan mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah untuk mengontrol kadar gula darah. Makanan dengan indeks glikemik rendah umumnya hanya memiliki dampak yang lebih sedikit terhadap kadar gula darah, demikian menurut laman kesehatan terkemua, Webmd.com.
Makanan yang dikategorikan memiliki indeks glikemik rendah antara lain buah dan sayur, biji-bijian utuh dan hanya sedikit diproses, juga golongan kacang-kacangan.
Banyak produk makanan kemasan yang mencantumkan indeks glikemik, meskipun hal ini tidak diperlukan. Untuk referensi, gunakan grafik indeks glikemik berikut untuk menafsirkan angka-angkanya:
Kadar rendah/baik: 55 atau kurang
Kadar sedang: 56-69
Kadar tinggi / buruk : 70 atau lebih tinggi
Mengetahui apakah suatu makanan tertentu memiliki indeks glikemik rendah atau tinggi merupakan awal yang baik. Namun, ada beberapa faktor yang dapat mengubah indeks glikemik suatu makanan, antara lain: Makanan lain yang disantap pada waktu bersamaan; Komponen lain dari makanan, seperti jumlah protein atau lemak; Bagaimana makanan disiapkan; serta Reaksi tubuh terhadap makanan.
Makanan Penurun Kadar Gula Darah
Satu hal yang penting bagi penderita diabetes adalah mengontrol tingkat gula dalam darah mereka. Untuk melakukannya, penderita diabetes tak harus menjalani diet ketat. Cukup pilih makanan yang bisa menurunkan kadar gula dalam darah.
Laman Third Age merangkum sejumlah makanan yang dapat menurunkan kadar gula darah, yaitu:
1. Alpukat
Alpukat kaya akan serat yang memperlambat sistem pencernaan dan mencegah kadar gula dalam darah meningkat terlalu cepat. Buah ini juga mengandung lemak baik. Meski begitu, sebaiknya jangan terlalu sering mengonsumsinya karena alpukat juga mengandung kalori tinggi.
2. Kayu manis
Kayu manis diketahui mampu meningkatkan kemampuan insulin untuk merespon glukosa. Ini akan membantu menurunkan tingkat gula darah dan menurunkan kolesterol jahat.
3. Ikan
Ikan yang kaya omega-3 seperti salmon, sarden, herring, makarel, dan lainnya sangat baik untuk kesehatan jantung dan seluruh tubuh. Semua jenis ikan rendah lemak dan rendah kolesterol.
4. Kacang dan sayur-sayuran
Kacang seperti almond, pecan, walnut, dan peanut kaya akan serat dan mengandung lemak sehat. PIlih kacang yang tidak mengandung banyak garam dan jangan konsumsi terlalu banyak karena kacang mengandung tinggi kalori. Mengonsumsi kacang tak hanya membuat kita cepat kenyang tetapi juga mengontrol tingkat gula darah.
Sayuran segar rendah lemak dan kalori, serta kaya akan serat dan cairan. Manfaat lainnya adalah, sayuran membantu kita lebih mudah kenyang dan tidak memicu lonjakan kadar gula darah.
5. Ubi jalar
Ubi jalar mengandung serat lebih banyak dibandingkan kentang. Karena itu ubi jalar mampu menurunkan lebih banyak kadar gula dalam darah. Sayuran segar rendah lemak dan kalori, serta kaya akan serat dan cairan. Sayuran juga membantu Anda lebih mudah kenyang dan tidak menyebabkan tingkat gula dalam darah melonjak
Bacaan lebih lanjut:
http://www.healthline.com/health-slideshow/foods-lower-blood-sugar
by gl75FKPUUayArC | Jun 3, 2016 | 14
Berapa sih sebenarnya nilai normal gula darah atau batas normal gula darah yang seharusnya agar terhindar dari penyakit gula atau diabetes? Buat kamu yang memiliki risiko tinggi penyakit diabetes mellitus alias kencing manis, mungkin akan mulai menaruh perhatian pada kadar gula darah atau kadar glukosa dalam darah.
Karena penasaran, banyak orang yang mencari rumus untuk menghitung nilai normal gula darah atau batas normal gula darah. Padahal, sejatinya nih, kadar gula darah yang normal bukan dihitung, melainkan dibandingkan dengan rentang kadar gula yang telah ditetapkan oleh lembaga kesehatan yang diakui secara internasional, dalam hal ini Organisasi Kesehatan Dunia alias WHO.
Caranya, kita harus lebih dulu mengetahui berapa kadar gula darah setelah dilakukan pengecekan dengan alat pengukur gula darah. Nah, hasil pengecekan kadar gula darah ini kemudian dibandingkan dengan batas gula darah normal yang ditetapkan WHO.
Cara mengetahui kadar gula darah bisa dilakukan dengan mengeceknya di laboratorium. Pihak laboratorium membutuhkan sampel darah beberapa ml, untuk kemudian dicek dan hasilnya akan keluar beberapa menit kemudian. Saat itulah peralatan laboratorium akan menunjukkan berapa kadar gula darahmu berdasarkan pemeriksaan sampel darah.
Berbicara mengenai tes untuk megetahui kadar gula darah, ada baiknya kita ketahui sedikit tentang jenis-jenis pemeriksaan gula darah. Terdapat empat pemeriksaan kadar gula yang dapat dilakukan. Yaitu gula darah sewaktu, gula darah puasa, gula darah 2 jam setelah makan dan pemeriksaan kadar HbA1C.
1. Gula darah sewaktu, merupakan pemeriksaan kadar gula darah yang paling mudah dan sederhana. Untuk melakukan pemeriksaan ini, kita tidak perlu melakukan persiapan puasa. Sesuai dengan namanya, gula darah sewaktu dapat diperiksa kapanpun tanpa memandang kapan waktu makan terakhir kita.Pemeriksaan ini dapat menjadi acuan kasar untuk mendiagnosis diabetes mellitus sekaligus menjadi alat pengontrol gula darah harian.
2. Gula darah puasa, merupakan pemeriksaan kadar gula darah dengan persiapan puasa. Yang dimaksud dengan puasa adalah kita tidak boleh makan dan minum selama waktu 8 jam sebelum memeriksa kadar gula darah. Hasil pemeriksaan kadar gula darah puasa lebih dapat diandalkan daripada gula darah sewaktu.Biasanya pemeriksaan gula darah puasa akan dilanjutkan dengan pemeriksaan gula darah 2 jam setelah makan.
3. Gula darah 2 jam setelah makan, adalah pemeriksaan yang juga banyak digunakan untuk mendiagnosis diabetes dan juga mengecek apakah insulin atau obat-obatan yang diberikan dokter sudah dalam dosis yang tepat. Untuk melakukan pemeriksaan kadar gula darah 2 jam setelah makan, kita harus puasa selama 8 jam sebelum melakukan tes ini. Biasanya darah akan diambil terlebih dahulu untuk menentukan kadar gula darah puasa. Setelah itu, kita akan diberi makanan atau air gula. Nah, selang dua jam setelah makan, darah akan diambil lagi untuk dilakukan pemeriksaan kembali. Tes ini juga berguna untuk melihat respon tubuh terhadap gula yang masuk ke dalam darah.
4. HbA1C, ini merupakan pemeriksaan kadar gula darah yang paling modern dan dapat menjadi acuan secara objektif. Pemeriksaan ini mempunyai tujuan untuk melihat rerata kadar gula daran selama 3 bulan. Yang diperiksa di sini agak sedikit berbeda dengan 3 pemeriksaan lainnya di atas. Pemeriksaan ini cukup dapat diandalkan untuk melihat keberhasilan terapi dan perubahan gaya hidup selama 3 bulan ke belakang.
Batas Normal Gula Darah
Untuk mengetahui apakah kadar gula darah normal atau tidak, kita harus membandingkan kadar gula darah dengan standar yang ditetapkan WHO.
Nilai yang tidak memenuhi rentang ini mengacu pada dua kondisi, yaitu penyakit diabetes dan penyakit prediabetes. Berikut adalah batas normal gula darah:
Gula Darah Sewaktu : < 200 mg/dL
Bila kadar gula darah sewaktu mencapai angka 200 mg/dL dan diikuti dengan gejala khas diabetes seperti sering kencing, sering merasa haus, sering merasa lapar dan gejala lainnya, maka Anda dikategorikan menderita penyakit diabetes.
Gula Darah Puasa : < 100 mg/dL
Bila kadar gula darah puasa menunjukkan angka di atas 126 mg/dL maka ini masuk kategori menderita diabetes. Kadar gula darah puasa yang menunjukkan angka 100 sampai 126 mg/dL, maka orang yang bersangkutan digolongkan dalam prediabetes atau pra-diabetes. Agar tidak menjadi diabetes, maka orang itu harus melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan.
Gula Darah 2 Jam Setelah Makan : < 140 mg/dL
Bila gula darah 2 jam setelah makan berada di atas 200 mg/dL, maka yang bersangkutan digolongkan menderita diabetes. Bila hasil tes menunjukkan angka antara 140-200 mg/dL, maka ia masuk dalam kategori pra-diabetes dan harus melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan untuk mencegah penyakit diabetes.
HbA1C : < 5,7%
Apabila angka indikator HbA1C menunjukkan di atas 6,5%, maka yang bersangkutan termasuk menderita diabetes. Sedangkan angka di antara 5,7% 6,5% yang bersangkutan masuk ke kategori pra-diabetes dan harus melakukan perubahan gaya hidup dan pola makan untuk mencegah penyakit diabetes.
Untuk bacaan lebih lanjut:
http://www.diabetes.co.uk/diabetes_care/blood-sugar-level-ranges.html