by gl75FKPUUayArC | Jun 30, 2014 | Uncategorized
Logikanya saat puasa, berat badan cenderung stabil atau menurun karena waktu dan juga porsi makan berkurang. Namun kadang yang terjadi sebaliknya. Setelah sebulan penuh berpuasa, lemak semakin menumpuk dan angka di timbangan semakin bertambah. Kira-kira apa sebabnya?
Ketika puasa, waktu makan dibatasi hanya pada saat sahur atau sebelum waktu Subuh dan pada saat berbuka atau setelah azan Magrib berkumandang. Jika normalnya, orang-orang makan tiga kali sehari, maka di bulan Ramadan berkurang menjadi dua kali saja dalam sehari. Tapi kenyataannya tidak demikian. Tanpa sadar kita sering menambah porsi makan melebihi porsi makan saat kita sedang tidak puasa.
Misalnya pada saat sahur, banyak orang yang makan terlalu banyak karena takut cepat lapar saat menjalani puasa. Padahal lapar tidak datang dari porsi melainkan komposisi. Terlalu banyak makan karbohidrat sederhana seperti nasi atau mie justru akan lebih cepat mengundang rasa lapar karena makanan tersebut mudah sekali dicerna tubuh. Ini diperparah dengan kebiasaan langsung tidur setelah makan sahur. Idealnya jika ingin tidur tunggulah setidaknya 2 jam setelah makan sahur.
Selain itu, rasa kalap saat berbuka puasa juga menjadi penyebab utama perut buncit. Banyak orang yang menyantap terlalu banyak makanan manis saat berbuka dan kemudian dilanjut dengan makan nasi. Selain membuat perut kaget, makanan manis dan nasi mengandung gula dan kalori tinggi yang berpotensi menaikkan berat badan.
Metabolisme tubuh melambat saat puasa dan kalori tidak terbakar secara efisien, akibatnya menjadi lemak yang menumpuk. Kandungan gula yang ada pada kolak, sirup, atau nasi juga menjadi penyebab nafsu makan semakin bertambah setelah berbuka. Makanan manis terutama yang high GI (indeks glikemik tinggi) membuat gula darah dalam tubuh menjadi tidak stabil. Cepat membuat kenyang, tapi juga cepat membuat lapar kembali.
“Solusinya adalah KONTROL! Kontrol porsi dan nafsu makan Anda selama puasa untuk menjaga berat badan Anda tetap ideal.”
Makanan berserat dengan kandungan low GI (indeks glikemik rendah) bisa menjadi solusi mengontrol porsi makan sahur dan berbuka Anda karena membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh.
SOYJOY bisa menjadi pilihan praktis dan bagian dari santap sahur dan berbuka yang tepat karena mengandung segala kebaikan kedelai dan buah-buahan. Kandungan serat dan protein kedelai dalam SOYJOY lebih lama dicerna oleh tubuh, sedangkan kandungan low GI di dalamnya menstabilkan gula darah sehingga memperlambat datangnya rasa lapar. Selain itu, kandungan buah-buahan yang ada di dalamnya dapat menangkal radikal bebas dan kolesterol jahat dari apa yang Anda makan selama sahur dan berbuka.
Jadi, KONTROL porsi makan dan jadikan SOYJOY cemilan sahur dan berbuka Anda agar kenyang lebih lama dan nafsu makan terkendali.
Cari tahu lagi penyebab lain kenapa puasa justru menaikkan berat badan Anda melalui infografis di bawah ini.

DOWNLOAD INFOGRAFIS
by gl75FKPUUayArC | Jun 30, 2014 | Infografik

(more…)
by gl75FKPUUayArC | Jun 30, 2014 | Uncategorized
Ada kabar gembira bagi Anda yang saat ini sedang menikmati tontonan Piala Dunia 2014. Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Frontiers in Autonomic Neuroscience beberapa waktu lalu, kegiatan menonton orang lain melakukan aktivitas olahraga ternyata bisa mendatangkan manfaat serupa dengan jika Anda melakukan olahraga sungguhan! Benarkah demikian?
Menurut para peneliti dari University of Western Sidney, Australia, menonton kegiatan olahraga mampu meningkatkan detak jantung serta memunculkan sejumlah gejala fisik lain yang biasanya timbul ketika seseorang melakukan latihan fisik, yaitu meningkatnya proses respirasi, aliran darah, serta produksi kelenjar keringat pada permukaan kulit. Namun di atas semuanya, fakta terpenting yang terungkap melalui penelitian tersebut adalah peningkatan aktivitas saraf simpatik yang menggerakkan otot-otot tubuh secara otonom, ketika seseorang menonton orang lain berolahraga.
Vaughan Macefield, salah seorang peneliti, mengatakan bahwa rekaman data mengenai perubahan aktivitas sistem saraf simpatik ini secara garis besar menunjukkan respon tubuh seseorang terhadap kondisi stres secara mental maupun fisik. “Melalui penelitian ini, kita jadi tahu bahwa kerja sistem saraf simpatik—yang menggerakkan otot jantung, kelenjar keringat, serta pembuluh darah, akan mengalami peningkatan ketika seseorang menyaksikan video olahraga,” ujar Macefield.
Meski jumlah peningkatannya tidak terlalu besar, namun menurut Rachel Brown—rekan Macefield dalam melakukan penelitian, pengungkapan fakta ini sudah merupakan hasil temuan yang menggembirakan. Pasalnya, di masa mendatang, peneliti dapat melakukan riset lebih lanjut mengenai jenis-jenis rekayasa yang dapat dilakukan untuk memicu aktivitas sistem saraf simpatik yang lebih signifikan. Bukan tidak mungkin kan, jika kelak akan ada suatu metode pencapaian berat badan ideal yang melibatkan pula aktivitas menonton pertandingan sepak bola?
Tapi satu hal yang perlu digarisbawahi adalah, menurut Macefield, kegiatan menonton pertandingan olahraga tetap tidak akan bisa menggantikan manfaat melakukan olahraga secara langsung. Pasalnya, saat berolahraga secara langsung, tubuh tidak hanya memberikan reaksi berupa peningkatan detak jantung dan aktivitas kelenjar keringat, melainkan juga memicu pelepasan hormon endorfin yang memunculkan perasaan bahagia. Aktivitas berolahraga juga mampu melatih serta menguatkan otot-otot tubuh secara keseluruhan.
Karenanya, jangan habiskan waktu Anda terlalu banyak di depan televisi. Saatnya bangkit dari sofa dan kenakan sepatu olahraga Anda untuk mendapatkan manfaat latihan fisik yang sebenarnya. Selamat berolahraga! J
Sumber: dailymail.co.uk; theguardian.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 30, 2014 | Uncategorized
Selain lezat, anggur kering alias kismis juga banyak khasiatnya bagi kesehatan dan kecantikan.
Cita rasanya yang manis dan legit membuat kismis populer digunakan sebagai pelengkap hidangan ataupun cemilan. Mulai dari puding, roti, kue, sampai masakan nasi ala Timur Tengah, semuanya terasa lebih menggugah selera dengan taburan kismis. Tapi tahukah Anda, selain rasanya yang lezat, kismis juga memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita? Ini beberapa di antaranya:
1. Menurunkan tekanan darah
Berkat kandungan zat potasium di dalamnya, menyantap beberapa butir kismis setiap hari adalah cara ampuh untuk menstabilkan nilai tekanan darah. Kismis juga banyak mengandung serat pangan yang bersifat antioksidan. Asupan serat pangan tersebut berguna untuk melancarkan peredaran darah dalam tubuh.
2. Kurangi risiko anemia
Kismis adalah salah satu jenis makanan yang banyak mengandung zat besi dan vitamin B kompleks sehingga berguna mengatasi masalah kekurangan sel darah merah atau anemia. Kandungan zat tembaga di dalam kismis juga bermanfaat mendukung proses pembentukan sel-sel darah merah di dalam tubuh.
3. Mencegah kanker
Di dalam kismis terkandung antioksidan bernama katekin yang berguna membantu melindungi tubuh dari serangan radikal bebas penyebab kanker. Kismis juga mengandung jenis antioksidan lain yang berperan sebagai zat anti peradangan sehingga mampu membantu mengatasi infeksi.
4. Menguatkan gigi
Kismis mengandung kalsium dan sejenis fitokimia bernama asam oleanol yang berperan melindungi gigi dari berbagai jenis kerusakan seperti gigi berlubang, gigi tanggal, serta pengeroposan gigi. Caranya adalah dengan menekan pertumbuhan bakteri di dalam mulut. Kandungan zat boron di dalam kismis juga berguna mencegah pertumbuhan kuman di dalam mulut. Senyum pun jadi lebih cerah!
5. Merawat kesehatan mata
Kismis kaya kandungan zat fitonutrien yang bersifat antioksidan. Peran antioksidan dalam melindungi mata adalah mengurangi efek buruk radikal bebas yang mampu mengakibatkan degenerasi otot mata dan gangguan mata berupa atarak. Di dalam kismis juga terkandung vitamin A dan betakaroten yang baik bagi kesehatan mata.
6. Menghaluskan kulit
Kandungan antioksidan di dalam kismis berguna untuk menekan efek buruk dari paparan radikal bebas penyebab penuaan dini. Bukan hanya itu, kandungan vitamin A dan E di dalam kismis juga bermanfaat mempercepat proses pembentukan sel-sel kulit baru serta memelihara kekenyalan dan kelembapan kulit. Tidak salah kan kalau kita bilang kismis adalah obat awet muda alami?
7. Memperindah rambut
Kismis banyak mengandung zat yang diperlukan untuk merawat keindahan rambut seperti zat besi, vitamin C, potasium, dan antioksidan. Asupan zat besi berguna mencegah rambut kusam dan rontok. Sedangkan, vitamin C berperan membantu mempertahankan warna natural rambut serta merangsang pertumbuhan rambut.
Agar bisa mendapatkan manfaatnya secara optimal, jadikanlah kismis sebagai bagian dari menu makan Anda sehari-hari seperti yang ada dalam SOYJOY Raisin Peanut! Sudah siap kan untuk jadi lebih sehat dan cantik, SOYJOY Lovers?
Sumber: getfit.jillianmichaels.com; livestrong.com; sciencedaily.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 30, 2014 | Uncategorized
Isu perubahan iklim dan pemanasan global memang jadi perhatian seluruh dunia pada beberapa tahun terakhir ini. Salah satu penyebabnya adalah emisi karbon dioksida di atmosfer yang sudah sampai pada level yang mengkhawatirkan. Akibatnya cuaca jadi tidak menentu dan suhu bumi cenderung naik. Dampak yang lebih ekstremnya: bencana alam tak terduga dan es kutub yang semakin mencair. Namun baru-baru ini, beberapa ilmuwan di California menemukan fakta bahwa perubahan iklim juga turut mempengaruhi kualitas bahan pangan.
Selama hampir dua dekade, para ilmuwan di Amerika dan juga di belahan bumi lainnya melakukan simulasi kecil-kecilan tentang efek langsung karbon dioksida terhadap beberapa bahan pangan yang umum dikonsumsi oleh orang-orang. Mereka bereksperimen dengan sawah atau perkebunan yang dialiri pipa berisikan karbon dioksida. Tujuannya adalah untuk menambah konsentrasi karbon dioksida di sekitar area sawah.
Para ilmuwan kemudian mendapatkan temuan baru dengan membandingkan sampel tanaman gandum yang tumbuh dalam udara berkarbon dioksida tinggi dengan tanaman gandum yang tumbuh dalam udara yang normal. Studi yang dilakukan oleh University of California ini menemukan fakta mengejutkan di mana kadar protein dalam tanaman gandum berkurang cukup signifikan karena terus-terusan mendapatkan karbon dioksida dengan kadar lumayan tinggi. Padahal, tingkat pertumbuhan tanaman meningkat sebanyak 13 persen.
Karbon dioksida memang sangat dibutuhkan tumbuhan untuk tumbuh, namun jika kadarnya terlalu banyak juga berakibat buruk terhadap tumbuhan tersebut. Dengan mengambil CO2 yang lebih banyak dari udara, tumbuhan akan menyisakan sedikit ruang untuk nitrogen, yang justru penting untuk pembentukan protein. Hasilnya tanaman akan lebih cepat tumbuh, namun nutrisi yang ada di dalamnya semakin berkurang.
Studi ini juga memberikan prediksi untuk beberapa dekade ke depan, di mana konsumsi protein manusia akan berkurang sebanyak 3 persen. Terutama bagi masyarakat Barat, di mana gandum sangat populer sebagai salah satu makanan pokok dan penyumbang nutrisi utama terutama protein. Wah, jika makanan pokoknya saja sudah tercemar, orang-orang tentu akan lebih sulit untuk hidup sehat.
Namun, Arnold Bloom yang tergabung dalam tim peneliti University of California memberikan solusi untuk hal ini. Arnold menyarankan agar orang-orang mengonsumsi protein lebih banyak dari bahan makanan lain untuk mencukupi kebutuhan protein yang kurang dari gandum atau makanan pokok lainnya.
Nah, kalau masalah protein tentu jangan sampai melupakan kedelai sebagai salah satu makanan alternatif kaya protein. Kandungan protein kedelai termasuk salah satu yang paling tinggi. Kandungan protein dalam kacang kedelai mencapai 36 g, sementara gandum “hanya” 14 g. Selain itu, kedelai juga tergolong rendah karbohidrat sehingga lebih ramah terhadap kadar gula dalam darah.
Wah gara-gara global warming, sepertinya kita harus mulai lebih rajin lagi mengonsumsi tempe atau tahu.
Sumber: thinkprogress.org, nationalgeographic.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 25, 2014 | Healthy Living
Jutaan mata di seluruh dunia kini tertuju pada turnamen sepak bola World Cup 2014 di Brazil. Tidak heran, soalnya sepak bola sering menyajikan pertandingan yang emosional. Apalagi jika pertandingan tersebut melibatkan tim favorit Anda, wah bisa campur aduk rasanya. Boleh dibilang apa yang pemain rasakan di lapangan, juga Anda rasakan di depan layar TV. Apa sebabnya?
Ketika menonton pertandingan olahraga, tubuh juga mengalami perubahan kimiawi, termasuk di antaranya mengeluarkan hormon seperti kortisol dan adrenalin yang langsung mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah.
Akibatnya kita jadi deg-degan, apalagi jika sedang menonton big match dan banyak momen-momen menegangkan yang berlangsung di pertandingan tersebut. Jika dihitung, biasanya ada peningkatan kadar darah yang dipompa ke jantung sebanyak 300 atau 400 persen. Memang, hal ini menjadi sensasi tersendiri ketika nonton bola, tapi jika ditilik lagi, angka ini bisa berbahaya bagi para penderita darah tinggi.
Bahkan, menurut British Medical Journal di tahun 2002, ada kaitan antara meningkatnya kasus serangan jantung dengan kebiasaan orang menonton pertandingan olahraga seperti sepak bola.
Efek deg-degan ini biasanya berlangsung setelah 30 menit atau paling lama 2 jam. Tapi beda kasusnya jika yang Anda tonton adalah tim kesayangan Anda. Ada kemungkinan Anda akan mengalami efek fisiknya selama berhari-hari, apalagi jika tim Anda kalah. Tak cuma deg-degan, bisa jadi Anda menjadi cemas dan sedikit depresi karena kekalahan tim kesayangan Anda.
Oleh karena itu agar tetap sehat menonton sepak bola, Anda disarankan untuk menjaga pola ngemil Anda selama menonton. Jauhi gula, karbohidrat, atau alkohol. Cemilan yang high GI ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko diabetes ketika menonton TV. Maka dari itu selain memilih cemilan yang sehat, Anda juga bisa jalan-jalan sebentar di jeda pertandingan atau melakukan aktivitas fisik yang lain di rumah Anda.
Solusi lainnya, Anda bisa tetap ngemil selama pertandingan asalkan cemilan yang dimakan termasuk cemilan low GI dan mengandung kalium. Kombinasi kalium dan low GI biasanya terdapat pada kacang dan juga pada buah-buahan seperti pisang atau mangga. Bagi Anda yang sering merasa deg-degan ketika menonton sepak bola, kalium terbukti dapat mengontrol detak jatuh dan tekanan darah agar lebih stabil.
Jika memang ingin lebih praktis, Anda dapat menyiapkan SOYJOY Mango Coconut sebagai teman nonton bola Anda. Selamat menonton!
Sumber: phoenix.edu; kompas.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 25, 2014 | Uncategorized
Jutaan mata di seluruh dunia kini tertuju pada turnamen sepak bola World Cup 2014 di Brazil. Tidak heran, soalnya sepak bola sering menyajikan pertandingan yang emosional. Apalagi jika pertandingan tersebut melibatkan tim favorit Anda, wah bisa campur aduk rasanya. Boleh dibilang apa yang pemain rasakan di lapangan, juga Anda rasakan di depan layar TV. Apa sebabnya?
Ketika menonton pertandingan olahraga, tubuh juga mengalami perubahan kimiawi, termasuk di antaranya mengeluarkan hormon seperti kortisol dan adrenalin yang langsung mempengaruhi detak jantung dan tekanan darah.
Akibatnya kita jadi deg-degan, apalagi jika sedang menonton big match dan banyak momen-momen menegangkan yang berlangsung di pertandingan tersebut. Jika dihitung, biasanya ada peningkatan kadar darah yang dipompa ke jantung sebanyak 300 atau 400 persen. Memang, hal ini menjadi sensasi tersendiri ketika nonton bola, tapi jika ditilik lagi, angka ini bisa berbahaya bagi para penderita darah tinggi.
Bahkan, menurut British Medical Journal di tahun 2002, ada kaitan antara meningkatnya kasus serangan jantung dengan kebiasaan orang menonton pertandingan olahraga seperti sepak bola.
Efek deg-degan ini biasanya berlangsung setelah 30 menit atau paling lama 2 jam. Tapi beda kasusnya jika yang Anda tonton adalah tim kesayangan Anda. Ada kemungkinan Anda akan mengalami efek fisiknya selama berhari-hari, apalagi jika tim Anda kalah. Tak cuma deg-degan, bisa jadi Anda menjadi cemas dan sedikit depresi karena kekalahan tim kesayangan Anda.
Oleh karena itu agar tetap sehat menonton sepak bola, Anda disarankan untuk menjaga pola ngemil Anda selama menonton. Jauhi gula, karbohidrat, atau alkohol. Cemilan yang high GI ditambah dengan kurangnya aktivitas fisik bisa meningkatkan risiko diabetes ketika menonton TV. Maka dari itu selain memilih cemilan yang sehat, Anda juga bisa jalan-jalan sebentar di jeda pertandingan atau melakukan aktivitas fisik yang lain di rumah Anda.
Solusi lainnya, Anda bisa tetap ngemil selama pertandingan asalkan cemilan yang dimakan termasuk cemilan low GI dan mengandung kalium. Kombinasi kalium dan low GI biasanya terdapat pada kacang dan juga pada buah-buahan seperti pisang atau mangga. Bagi Anda yang sering merasa deg-degan ketika menonton sepak bola, kalium terbukti dapat mengontrol detak jatuh dan tekanan darah agar lebih stabil.
Jika memang ingin lebih praktis, Anda dapat menyiapkan SOYJOY Mango Coconut sebagai teman nonton bola Anda. Selamat menonton!
Sumber: phoenix.edu; kompas.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 23, 2014 | Healthy Living
Tak terasa Jakarta sudah genap berumur 487 tahun. Ibu kota Indonesia ini memang telah bertransformasi menjadi kota metropolitan semenjak didirikan pada tahun 1527. Penduduk yang padat, ruang hidup yang sempit, dan udara yang kurang berkualitas adalah beberapa dari sekian carut marut yang ada di kota ini. Tapi jika dilihat lagi, ada beberapa aspek positif yang dapat diambil jika Anda tinggal di kota besar, terutama terkait kesehatan. Apa saja aspek-aspek tersebut?
1. Fasilitas kesehatan lebih lengkap
Penyakit bisa menyerang siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Untungnya, seiring membaiknya kualitas layanan masyarakat di tanah air, kini kita bisa menemukan fasilitas layanan kesehatan di berbagai penjuru daerah, baik dalam bentuk puskesmas maupun klinik yang dioperasikan oleh swasta. Hanya saja, keterbatasan dalam pendanaan serta distribusi sumber daya manusia mengakibatkan masih terfokusnya layanan kesehatan berkualitas di daerah perkotaan. Peralatan medis mutakhir serta tenaga dokter spesialis, kebanyakan baru bisa diakses dari rumah sakit yang berlokasi di kota besar.
2. Tingkat obesitas lebih rendah
Berbeda dengan anggapan banyak orang, jumlah penyandang obesitas di kalangan penduduk desa ternyata lebih tinggi dibandingkan mereka yang bermukim di perkotaan. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di The Journal of Rural Health, tingkat obesitas penduduk desa di Amerika mencapai 39,6%, dibandingkan penduduk kota yang hanya sejumlah 33,4%. Salah satu penyebab yang mendasarinya adalah kurangnya alternatif kegiatan yang bisa dilakukan penduduk desa dibandingkan yang bermukim di kota. Seperti yang kita ketahui, obesitas adalah biang keladi munculnya berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan sebagainya.
3. Tingkat kecelakaan lebih rendah
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Pennsylvania School of Medicine membuktikan bahwa angka kecelakaan yang mengakibatkan kematian di perkotaan ternyata lebih rendah sekitar 20% dibandingkan di daerah pedesaan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah terbatasnya akses masyarakat pedesaan akan fasilitas layanan medis yang mumpuni untuk menghindari konsekuensi serius yang menjurus pada kematian.
4. Masa tua lebih sejahtera
Tinggal di pedesaan adalah impian banyak orang untuk mengisi masa-masa pensiun. Udara sejuk ditambah suasana yang senyap adalah daya tarik utama yang melatarbelakanginya. Padahal, berdasarkan sebuah riset yang dilakukan di University of Virginia, Amerika, tinggal di kota justru bisa jadi merupakan opsi yang lebih baik bagi kaum manula. Selain akses yang lebih mudah menuju layanan kesehatan, layanan transportasi umum di kota juga lebih baik dibandingkan di desa, sehingga memudahkan setiap orang dari berbagai usia untuk bepergian ke mana-mana.
Jadi janganlah terlalu sering mengeluh jika Anda tinggal di kota besar seperti Jakarta. Banyak hal-hal positif yang juga dapat diambil dari kota tersebut. Selamat berulang tahun ke-487, Jakarta!
?
Sumber: guardian.com; ft.com; sciencedaily.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 23, 2014 | Uncategorized
Tak terasa Jakarta sudah genap berumur 487 tahun. Ibu kota Indonesia ini memang telah bertransformasi menjadi kota metropolitan semenjak didirikan pada tahun 1527. Penduduk yang padat, ruang hidup yang sempit, dan udara yang kurang berkualitas adalah beberapa dari sekian carut marut yang ada di kota ini. Tapi jika dilihat lagi, ada beberapa aspek positif yang dapat diambil jika Anda tinggal di kota besar, terutama terkait kesehatan. Apa saja aspek-aspek tersebut?
1. Fasilitas kesehatan lebih lengkap
Penyakit bisa menyerang siapa saja, di mana saja, dan kapan saja. Untungnya, seiring membaiknya kualitas layanan masyarakat di tanah air, kini kita bisa menemukan fasilitas layanan kesehatan di berbagai penjuru daerah, baik dalam bentuk puskesmas maupun klinik yang dioperasikan oleh swasta. Hanya saja, keterbatasan dalam pendanaan serta distribusi sumber daya manusia mengakibatkan masih terfokusnya layanan kesehatan berkualitas di daerah perkotaan. Peralatan medis mutakhir serta tenaga dokter spesialis, kebanyakan baru bisa diakses dari rumah sakit yang berlokasi di kota besar.
2. Tingkat obesitas lebih rendah
Berbeda dengan anggapan banyak orang, jumlah penyandang obesitas di kalangan penduduk desa ternyata lebih tinggi dibandingkan mereka yang bermukim di perkotaan. Menurut penelitian terbaru yang diterbitkan di The Journal of Rural Health, tingkat obesitas penduduk desa di Amerika mencapai 39,6%, dibandingkan penduduk kota yang hanya sejumlah 33,4%. Salah satu penyebab yang mendasarinya adalah kurangnya alternatif kegiatan yang bisa dilakukan penduduk desa dibandingkan yang bermukim di kota. Seperti yang kita ketahui, obesitas adalah biang keladi munculnya berbagai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan sebagainya.
3. Tingkat kecelakaan lebih rendah
Sebuah penelitian yang dilakukan di University of Pennsylvania School of Medicine membuktikan bahwa angka kecelakaan yang mengakibatkan kematian di perkotaan ternyata lebih rendah sekitar 20% dibandingkan di daerah pedesaan. Beberapa peneliti menyatakan bahwa salah satu penyebabnya adalah terbatasnya akses masyarakat pedesaan akan fasilitas layanan medis yang mumpuni untuk menghindari konsekuensi serius yang menjurus pada kematian.
4. Masa tua lebih sejahtera
Tinggal di pedesaan adalah impian banyak orang untuk mengisi masa-masa pensiun. Udara sejuk ditambah suasana yang senyap adalah daya tarik utama yang melatarbelakanginya. Padahal, berdasarkan sebuah riset yang dilakukan di University of Virginia, Amerika, tinggal di kota justru bisa jadi merupakan opsi yang lebih baik bagi kaum manula. Selain akses yang lebih mudah menuju layanan kesehatan, layanan transportasi umum di kota juga lebih baik dibandingkan di desa, sehingga memudahkan setiap orang dari berbagai usia untuk bepergian ke mana-mana.
Jadi janganlah terlalu sering mengeluh jika Anda tinggal di kota besar seperti Jakarta. Banyak hal-hal positif yang juga dapat diambil dari kota tersebut. Selamat berulang tahun ke-487, Jakarta!
?
Sumber: guardian.com; ft.com; sciencedaily.com
by gl75FKPUUayArC | Jun 23, 2014 | 0
Ingin berkonsultasi dengan dokter namun terhalang oleh kesibukan sehari-hari?
Sudah berkonsultasi, namun tidak puas karena waktu konsultasi terbatas?
Biaya konsultasi yang dikeluarkan untuk berkonsultasi juga tidak murah?
Kini ada solusi untuk konsultasi gratis dengan dokter, kapan saja & dimana saja hanya melalui smartphone kamu!
Dokter mana yang bisa menemani kamu setiap hari? Dokter Diabetes dari SOYJOY jawabannya! Download sekarang juga!
