Tetap Sehat Saat Diabetes

Kunci sehat penyandang diabetes adalah menjaga kadar gula dalam darahnya dengan cermat. Kadar gula dalam darah tidak boleh terlalu tinggi (hiperglikemia) dan tidak boleh terlalu rendah (hipoglikemia). Kalau hal ini terjadi pada Anda yang menyandang diabetes, akibatnya sangat buruk bagi kesehatan Anda.

Bila penyandang diabetes mengalami hipoglikemia atau kadar gula dalam darah terlalu rendah, otak adalah organ tubuh pertama yang merasakan akibatnya. Tubuh secara otomatis memproduksi glukosa untuk melindungi otak dari glikogen yang tersimpan di hati, sehingga melepaskan adrenalin yang menyebabkan rasa lapar, cemas, gemetar, dan sakit kepala. Kalau hal ini terjadi pada Anda yang menyandang diabetes, Anda harus segera mendapatkan asupan gula dari makanan atau minuman. Karena hipoglikemia yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan koma bahkan cedera otak!

Sedangkan hiperglikemia yang terjadi secara terus menerus, bisa mengakibatkan berbagai komplikasi diabetes pada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah besar yang akhirnya merusak berbagai organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah otak dan kaki, syaraf, ginjal, dan mata. Konsentrasi glukosa darah yang sangat tinggi juga bisa mengakibatkan koma diabetik. Keadaan ini bisa terjadi ketika penyandang diabetes mengalami infeksi seperti influenza ataupun sakit gigi.

Solusi sehat yang bisa dilakukan untuk mengontrol kadar gula dalam darah adalah dengan mengecek kadar gula dalam darah secara mandiri setiap bangun tidur di pagi hari dan 2 jam setelah makan. Jaga agar kadar gula dalam darah tidak lebih dari 200 mg/dL. Selain itu, bila Anda penyandang diabetes mulai merasa gemetar, sakit kepala, atau lapar secara tiba-tiba yang merupakan tanda hipoglikemia, konsumsilah makanan manis seperti susu, air gula, jus buah, kue, atau makanan manis lainnya. Tablet glukosa juga bisa jadi solusi yang mudah.

Olahraga rutin juga sangat membantu untuk menjaga kadar gula dalam darah. Aktivitas fisik akan membakar sebagian glukosa dalam darah sebagai energi. Olahraga seperti jalan kaki selama 30 menit setiap hari akan membantu menurunkan berat badan, sedangkan penurunan berat badan sebanyak 10% untuk sebagian orang akan membantu mengembalikan glukosa darahnya menjadi normal.

Cara lain yang paling umum dilakukan penyandang diabetes adalah menjalani pola makan sehat. Pada dasarnya pola makan sehat penyandang diabetes tidak jauh berbeda dengan orang lain, yaitu cukup karbohidrat, serat, dan protein. Asupan lemak jenuh dan kolesterol dibatasi seminim mungkin, dan asupan natrium dan gula secukupnya saja.

Diagnosa diabetes tidak perlu merusak kualitas hidup Anda. Dengan gaya hidup yang sehat, penyandang diabetes pun bisa tetap menjalani hidup normal yang tidak jauh berbeda dengan mereka yang tidak menyandang diabetes.

 

Sumber:

Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula – Prof. DR. Sidartawan Soegondo dan Kartini Sukardji. MCH

Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution

Apa Anda Berisiko Terkena Diabetes?

Tahukah Anda? Menurut WHO, pada tahun 2003 ada lebih dari 200 juta penyandang diabetes di dunia, dan akan terus bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun 2025. Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak nomor 4 di dunia. Sungguh bukan fakta yang menyenangkan, bukan?

Masalahnya, ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyandang diabetes. Cobalah Anda cek beberapa faktor di bawah ini yang dianggap bisa meningkatkan risiko diabetes, bahkan bisa dikatakan menjadi gejala diabetes:

1. Berat Badan yang Berlebihan

Jaringan lemak yang terlalu banyak, terutama di sekitar perut, membuat otot dan sel semakin resisten terhadap insulin. Itulah sebabnya mengapa sebagian besar penyandang diabetes tipe 2 adalah mereka yang kelebihan berat badan.

2. Aktivitas dan Olah Raga yang Kurang

Risiko terkena diabetes akan meningkat bila Anda termasuk orang yang jarang berolahraga dan kurang beraktivitas.

3. Usia

Risiko diabetes tipe 2 akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.

4. Wanita yang Pernah Mengalami Diabetes Gestasional

Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang dialami wanita saat kehamilan. Setelah melahirkan biasanya masalah diabetes yang dialami wanita hamil menghilang. Tapi lebih dari separuh wanita yang mengalami diabetes gestasional berpeluang menyandang diabetes tipe 2 seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, wanita hamil yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4,5 kg juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes.

5. Faktor Genetik

Risiko diabetes akan meningkat jika Anda memiliki orang tua dan/atau saudara kandung yang menyandang diabetes.

6. Kadar Glukosa dalam Darah Tinggi

Risiko terkena diabetes meningkat bila hasil pemeriksaan gula darah Anda adalah 111-125 mg/dL.

7. Hipertensi

Tekanan darah tinggi, terutama bila lebih tinggi dari 130/80 dapat meningkatkan risiko diabetes.

8. Kolesterol yang Tinggi

Jika LDL kolesterol lebih besar dari 130 mg/dL atau kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, maka risiko diabetes pun akan meningkat.

Jika Anda memiliki salah satu atau bahkan lebih dari 1 faktor risiko diabetes yang disebutkan di atas, lebih baik Anda mulai melakukan tindakan pencegahan. Periksakan glukosa darah Anda secara rutin, setidaknya 1 atau 2 tahun sekali, sehingga ketika glukosa darah mulai meningkat Anda bisa mengambil langkah penanganan yang cepat dan tepat. Pencegahan jauh lebih baik dari pengobatan, bukan?

Sumber:

Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula Prof. DR. Sidartawan Soegondo dan Kartini Sukardji. MCH

Diabetes di Usia Muda Holistic Health Solution

Cegah Komplikasi Diabetes dengan Kedelai

Bagi penyandang diabetes mellitus, pengendalikan kadar gula darah secara disiplin adalah kebiasaan yang tidak bisa ditawar lagi. Pasalnya, kadar gula darah yang senantiasa tinggi dapat menimbulkan berbagai komplikasi penyakit yang berbahaya, yaitu: 

  • Kerusakan retina mata (retinopati). Retina adalah lapisan tipis di bagian belakang mata. Di dalam retina terdapat jutaan pembuluh darah kecil. Kadar gula darah yang terus-menerus tinggi bisa menimbulkan sumbatan atau kebocoran pada pembuluh darah kecil tersebut sehingga mengakibatkan berbagai masalah penglihatan, mulai dari penurunan ketajaman mata, tidak mampu membedakan warna, bahkan kebutaan.
  • Kerusakan ginjal (nefropati). Di dalam ginjal terdapat filter yang terdiri dari pembuluh-pembuluh darah halus. Filter ini berguna membuang sampah dari pembuluh darah menuju urin serta menahan zat-zat berguna untuk dikembalikan ke dalam aliran darah. Akibat diabetes kronis, pembuluh-pembuluh darah ini mengalami kebocoran sehingga meloloskan zat-zat yang berguna ke dalam urin. Bukan hanya itu, kadar gula darah yang tinggi juga bisa mengakibatkan sel-sel pembentuk pembuluh darah ini mati. Bila berlanjut, kerusakan sel-sel ini mengakibatkan kondisi gagal ginjal.
  • Kerusakan saraf (neuropati). Kadar gula darah yang tinggi bisa mempercepat timbulnya plak pada pembuluh darah sehingga mengakibatkan sumbatan dan penurunan jumlah aliran darah ke seluruh tubuh. Kondisi kurangnya aliran darah ini bisa menimbulkan kerusakan pada sistem saraf tulang belakang dan tengkorak, yang ditandai dengan mati rasa permanen pada beberapa bagian tubuh (biasanya pada kaki).
  • Serangan jantung & stroke. Seperti yang sudah dibahas di atas, tingginya kadar gula darah bisa menimbulkan sumbatan pada pembuluh darah, termasuk pembuluh darah besar seperti aorta dan arteri koroner. Akibatnya, penyandang diabetes berisiko tinggi terkena serangan jantung dan stroke akibat pembuluh darah tersumbat ataupun bocor. 

Untuk menghindari berbagai komplikasi tersebut, penyandang diabetes wajib memelihara keseimbangan kadar gula darah dengan cara mempertahankan berat badan ideal, berolahraga ringan, serta menyeleksi asupan makanan sehari-hari. Salah satu jenis makanan yang baik untuk menjaga kestabilan kadar gula darah adalah kedelai. Kedelai memiliki nilai indeks glikemik rendah sehingga tidak mengakibatkan lonjakan kadar gula darah secara drastis setelah dikonsumsi. Kandungan serat pangan di dalam kedelai juga bisa membantu mempertahankan rasa kenyang lebih lama sehingga Anda terhindar dari kebiasaan makan dalam porsi berlebihan. 

Bagi Anda penyadang diabetes, mulailah mengonsumsi kedelai sejak sekarang agar tubuh senantiasa sehat dan terhindar dari komplikasi penyakit. Salam sehat!

 

Cara Diet Diabetes Berdasarkan Waktu Makan

Kunci diet diabetes adalah menjaga kadar gula dalam darah. Untuk itu, seorang penyandang diabetes harus memperhatikan pola makannya dengan lebih teliti agar asupan nutrisi yang ia konsumsi seimbang dan sesuai dengan jumlah kalori yang ia butuhkan.

Tubuh manusia bekerja berdasarkan jam biologis tertentu. Ada teori yang menyatakan bahwa bila Anda menyesuaikan pola makan Anda dengan jam biologis tubuh tersebut, berarti Anda menyesuaikan makanan dengan hormon yang bekerja pada tubuh, sehingga kebutuhan hormon yang dibutuhkan untuk kinerjanya dapat terpenuhi dan Anda pun akan merasa kenyang. Diet diabetes berdasarkan pola makan yang disesuaikan dengan jam biologis tubuh adalah:

Sarapan (Pukul 06.00 – 07.00)

Saat tidur, hati menggunakan banyak gula untuk proses detoksifikasi. Itu sebabnya ketika bangun tidur kadar gula dalam darah biasanya menurun. Jadi, makanan yang tepat dikonsumsi di pagi hari adalah makanan manis, misalnya buah yang mengandung gula alami serta serat dan zat gizi lain yang membantu menjaga kestabilan kadar gula darah.  Camilan pagi (Pukul 10.00) Makanan yang disarankan untuk camilan pagi adalah makanan yang mengandung low GI seperti kedelai dan buah. Selain membantu menjaga kadar gula darah tetap stabil, makanan low GI pun dapat memberikan rasa kenyang lebih lama dan membantu menjaga porsi makan berikutnya.

Makan Siang (Pukul 12.00)

Hormon adrenaline aktif bekerja di siang hari dan membutuhkan zat gizi yang terdapat pada makanan sumber protein. Jadi, konsumsilah makanan sumber protein misalnya tahu, ikan, kacang-kacangan seperti kedelai, dan ayam tanpa kulit yang dilengkapi dengan sayuran segar. Agar proses pencernaan protein berjalan lebih lancar, kurangilah porsi nasi pada siang hari. Dianjurkan juga untuk mengonsumsi nasi merah.  Camilan Sore (Pukul 15.00 – 16.00) Untuk camilan sore, Anda disarankan agar menghindari makanan yang mengandung high GI seperti donat, wafer, biskuit, cupcake, atau gorengan karena makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah secara drastis.  

Makan Malam (Pukul 18.00 – 19.00)

Pada malam hari, hormon yang aktif adalah melatonin dan serotonin yang membantu tubuh lebih rileks. Aktivitas hormon ini dibantu oleh karbohidrat. Karena itu, Anda dianjurkan untuk mengonsumsi karbohidrat di malam hari dengan sedikit protein, misalnya nasi merah dengan banyak sayuran dan sedikit daging ayam tanpa kulit.

Jam makan Anda sebaiknya disesuaikan dengan jadwal kegiatan Anda sehari-hari. Sarapan dianjurkan sekitar 1-2 jam sesudah Anda bangun di pagi hari, sedangkan makan siang sekitar 4-5 jam setelah Anda sarapan. Setelah itu, Anda dianjurkan makan malam sekitar 6-7 jam setelah Anda makan siang. Misalnya, bila Anda bangun pukul 6 pagi, Anda disarankan sarapan pada pukul 7.00-8.00 pagi. Setelah itu, sebaiknya Anda makan siang pada pukul 12.00-1.00, dan makan malam pada pukul 6.00-7.00 malam. Bila Anda akan terlambat makan, cemilan ringan akan membantu mengganjal perut sekaligus menjaga kadar gula dalam darah. 

Dengan pola makan di atas sebagai dasar dari diet diabetes yang Anda jalani, keseimbangan pola makan Anda bisa dijaga dengan lebih mudah. Walaupun awalnya tampak sulit, namun semakin lama Anda akan mampu menjalaninya dengan mudah.

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution (halaman 131)

http://www.sharecare.com/question/best-time-to-eat-meals 

Awas! Bahaya Junk Food bagi Tubuh Anda

Junk food, makanan cepat saji yang mudah didapat dengan rasa lezatnya memang membuat para penikmatnya semakin ketagihan. Apakah Anda adalah salah satunya? Bila iya, ada baiknya segera membatasi asupan makanan cepat saji ini.

Di balik kemasannya yang menggoda, sebenarnya ada bahaya junk food yang mengintai, yaitu penyakit Diabetes tipe 2. Kandungan lemak, karbohidrat, dan gulanya yang tinggi akan menggangu fungsi insulin. Jika insulin terganggu, kadar gula darah sulit diseimbangkan, sehingga tubuh pun terjangkit penyakit tersebut. Efek negatif lainnya datang dari kandungan sodium yang terlampau tinggi. Bila dikonsumsi terus-menerus maka akan mengganggu organ jantung dan menaikkan tekanan darah. Bila Anda memesan french fries berukuran besar maka Anda akan mendapatkan 30% kadar sodium dari kebutuhan tubuh yang seharusnya. Sekalipun Anda memesan makanan ini dalam porsi yang sedikit, penyakit jantung dan darah tinggi tetap semakin berisiko bagi tubuh.

Jika Anda sedang menjalani program diet, junk food adalah salah satu sajian yang harus dihindari. Kandungan lemak dan kalori di dalamnya yang begitu tinggi justru akan membuat berat tubuh Anda semakin bertambah. Lemak dan kalori yang berlebihan pada makanan akan meningkatkan risiko obesitas. Walaupun Anda hanya memesan sesekali ataupun dalam porsi kecil, makanan ini tetap tak baik untuk kesehatan terutama bagi Anda yang mengidamkan tubuh langsing. 

Makanan ini pun meningkatkan risiko terkena Diabetes tipe 3. Menurut Dr. Abdul Haris Tri Prasetyo dari Rumah Sakit Pertamina Jakarta mengatakan bahwa saat pankreas bekerja lebih keras atau ekstra, organ ini seolah-olah seperti logam yang digesek. Banyaknya gesekan akan menyebabkan aus dan menganggu kinerjanya. Maka, jumlah insulin akan “seret” atau sedikit sekali sehingga menyebabkan kadar glukosa yang tidak terkendali. Inilah yang memicu penyakit diabetes tipe 3 atau “diabetes tipe lain”. Pada diabetes tipe 3, plak akan bermunculan di otak sehingga bisa menyebabkan hilangnya ingatan.

Bahaya Junk Food bisa menyerang siapapun tak peduli berapa usianya. Hamburger, chicken nugget, pizza adalah beberapa varian makanan cepat saji yang tentunya tak asing lagi bagi Anda. Sebuah studi menunjukan bahwa ada beberapa hal yang menyebabkan makanan ini membuat ketagihan. Ternyata yang hal mengejutkan yang ditemukan oleh para peneliti adalah nilai gizi buruk seperti tingginya kalori, lemak, gula, dan sangat rendahnya kandungan serat. Itulah beberapa dampak negatif dari makanan cepat saji yang menggoda ini. Apakah Anda masih tertarik untuk mengonsumsinya?

 

Sumber:

Diabetes di Usia Muda. Holistic Health Solution. (Hal 102)

http://www.livestrong.com/article/497521-facts-about-the-dangers-of-eating-fast-food/

http://www.webmd.com/diet/features/junk-food-facts

Diabetes Tipe 2 dan Gejala-Gejalanya

Tahukah Anda? Penyakit diabetes tipe 2 sering disebut sebagai ‘lifestyle disease’. Hal ini dikarenakan kini banyak orang yang mengalami obesitas sebagai akibat kurangnya aktivitas fisik yang dilakukan. Ditambah lagi dengan maraknya makanan-makanan yang merusak pola makan sehat. Diabetes tipe 2 banyak menjangkit para penyandang diabetes, bahkan sekitar 85-95% di antaranya. Saat ini justru angka usia muda yang terjangkit penyakit ini semakin bertambah.

Pada diabetes tipe 2, sel-sel dalam tubuh akan sulit merespon fungsi insulin, atau tubuh sudah tidak bisa memproduksi insulin sebagaimana mestinya. Padahal insulin tersebut sangat dibutuhkan tubuh untuk memanfaatkan gula dalam menghasilkan energi. Bila gula tidak dimanfaatkan oleh tubuh, maka kadar gula dalam darah akan meningkat dan dapat merusak pembuluh darah yang berujung pada rusaknya organ tubuh.

Contohnya, jika pembuluh darah pada ginjal mengalami kerusakan, maka akan menyebabkan kerusakan pada ginjal, sehingga memerlukan pencucian darah. Sama halnya dengan jantung, jika pembuluh darah pada jantung mengalami kerusakan, maka akan menimbulkan serangan jantung atau gagal jantung. Hal inilah yang memicu terjadinya komplikasi seperti munculnya penyakit jantung, ginjal, dan hipertensi. Agar Anda semakin waspada terhadap gangguan kesehatan ini, berikut adalah beberapa gejala diabetes tipe 2.

  • Tubuh selalu terasa lemas dan letih
  • Massa otot dan berat badan semakin berkurang
  • Penyembuhan luka terjadi sangat lambat
  • Merasa haus sepanjang waktu
  • Di malam hari sering buang air kecil
  • Sering mengalami sembelit
  • Munculnya berbagai macam infeksi kulit
  • Lensa mata sangat kering sehingga penglihatan menjadi kabur
  • Perut keram
  • Organ vital sering terasa gatal
  • Suasana hati sering berubah-rubah

Bila beberapa gejala diabetes tersebut Anda alami, ada baiknya untuk segera dikonsultasikan pada dokter penyakit dalam. agar mendapatkan pengobatan yang sesuai. Saat Anda dinyatakan mengidap penyakit ini, maka gaya hidup Anda sebaiknya segera diperbaiki. Salah satu caranya adalah sering menggerakan anggota tubuh ataupun melakukan aktivitas fisik lainnya. Ada baiknya pula bila Anda bisa mengontrol diri untuk tidak menaglami stres maupun depresi. Cara-cara tersebut adalah beberapa hal sederhana namun efektif mengontrol gula darah Anda.

 

Sumber: 

Diabetes di Usia Muda. Holistic health solution. (Hal 2)

http://www.nhs.uk/Conditions/Diabetes-type2/Pages/Symptoms.aspx

http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Diabetes_Type_2

http://www.diabetes.org/diabetes-basics/type-2/