by gl75FKPUUayArC | Nov 12, 2015 | 14
Saat bertambah tua, daya ingat memang semakin menurun. Tapi faktor usia bukan satu-satunya hal yang menyebabkan hilangnya daya ingat dan memori. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penderita diabetes memiliki resiko pikun yang lebih besar dibandingkan orang lain berusia sama yang tidak menderita diabetes.
Hal ini dikonfirmasi oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology. Subjek penelitian ini adalah 40 orang dengan rata-rata usia 66 tahun. 21 orang di antaranya adalah penderita diabetes tipe 2 yang telah mengidap diabetes selama lebih dari 5 tahun, sedangkan 19 orang lainnya adalah bukan penderita diabetes. Para subjek penelitian ini menjalani sejumlah tes untuk memeriksa fungsi memori dan kognitif sebanyak 2 kali, yaitu di awal penelitian dan 2 tahun sesudahnya. Hasil tes menunjukkan bahwa partisipan penelitian dengan penurunan daya ingat yang terburuk adalah mereka yang mengalami gangguan peredaran darah serta peradangan pada otak sebagai dampak dari diabetes.
Sirkulasi darah pada penderita diabetes biasanya terganggu. Akibatnya, penyandang diabetes mengalami stroke-stroke kecil yang mengakibatkan gangguan ingatan dan sulit berpikir.
Hubungan antara penurunan daya ingat dengan diabetes ini juga dijelaskan oleh Gary Small, profesor psikiatri dari UCLA Semel Institute, Amerika Serikat. Menurut beliau, sirkulasi darah pada penderita diabetes biasanya terganggu. Akibatnya, penderita diabetes mengalami ingatan yang kurang fokus dan sulit berpikir. Selain itu, penderita diabetes juga umumnya mengalami masalah dalam mendistribusikan gula ke sel otak. Padahal otak membutuhkan gula sebagai energi untuk meningkatkan memori.

Faktor penyebab masalah hilangnya daya ingat pada penderita diabetes juga disebutkan oleh Dr. Gail Muslen dari Joslin Diabetes Center di Amerika Serikat. Menurutnya, salah satu dampak diabetes adalah penuaan dini. Itulah sebabnya penderita diabetes mengalami penurunan daya ingat yang lebih cepat dibandingkan orang lain yang tidak menderita diabetes.
Lalu apa yang perlu dilakukan untuk menjaga daya ingat dan fungsi otak penderita diabetes? Menurut Dr. Vera Novak dari Harvard Medical School, Amerika Serikat, deteksi dini diabetes membantu penanganan diabetes secara tepat sesegera mungkin. Gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan sehat serta rutin berolahraga yang membantu penderita diabetes menjaga stabilnya kadar gula dalam darah juga akan membantu mengurangi resiko pikun.
by gl75FKPUUayArC | Nov 12, 2015 | 14
Penyebab kegemukan dan obesitas yang paling umum diketahui banyak orang adalah konsumsi makanan tinggi kalori secara berlebihan yang disertai dengan kurang olahraga. Ketika energi yang masuk ke dalam tubuh berupa makanan jauh lebih besar dari energi yang dibakar melalui olahraga dan aktivitas sehari-hari, maka berat badan pun akan membentuk lemak yang menumpuk pada tubuh. Kalau berlangsung terus menerus, maka masalah kegemukan dan obesitas pun bisa terjadi.
Tapi selain 2 penyebab tersebut, masih ada beberapa hal lain yang bisa menjadi penyebab kegemukan dan obesitas, di antaranya:
1. Faktor keturunan
Masalah kegemukan dan obesitas bisa disebabkan oleh faktor genetis. Resiko kegemukan akan lebih besar pada orang dengan orang tua yang mengalami kegemukan atau obesitas. Hal ini terjadi karena gen seseorang mempengaruhi jumlah lemak yang disimpan tubuh serta bagian tubuh yang cenderung menjadi tempat penyimpanan lemak.
2. Masalah kesehatan
Beberapa masalah pada hormon bisa menyebabkan kegemukan dan obesitas, misalnya masalah hipotiroid yang memperlambat metabolisme tubuh, sindrom Cushing, dll.
3. Konsumsi obat tertentu
Beberapa jenis obat tertentu bisa menyebabkan pertambahan berat badan, di antaranya adalah beberapa macam obat anti depresi, corticosteroid, dan obat kejang. Jenis-jenis obat tersebut menyebabkan kenaikan berat badan karena memperlambat kerja tubuh dalam membakar kalori, meningkatkan nafsu makan, atau menyebabkan tubuh untuk menahan lebih banyak air.

4. Faktor emosional
Tidak sedikit orang yang beralih ke makanan ketika merasa bosan, marah atau stres. Itu sebabnya faktor emosi menjadi salah satu penyebab makan berlebihan yang berujung pada masalah kegemukan dan obesitas, dimana hormon kortisol (hormon stress) yang keluar saat tubuh sedang stress, dapat menghambat proses metabolisme tubuh. Hal ini lah yang menyebabkan tubuh lebih cepat gemuk.
5. Usia
Seiring dengan bertambahnya usia, otot pada tubuh juga akan berkurang, terutama bila Anda memiliki gaya hidup yang kurang aktif, serta makin tua usianya, makin lambat tubuh untuk bermetabolisme. Maka dari itu pembakaran kalori tubuh pun makin lambat.
6. Kurang tidur
Kurang tidur meningkatkan resiko obesitas, karena orang yang kurang tidur cenderung mengkonsumsi makanan yang tinggi kalori. Akibatnya, resiko kegemukan dan obesitas pun bertambah, Selain itu, tidur yang cukup membantu menjaga keseimbangan hormon yang membuat Anda merasa lapar dan kenyang. Ketika Anda kurang tidur, hormon ghrelin yang membuat Anda merasa lapar akan bertambah, sehingga Anda akan merasa lebih lapar.
Memperhatikan asupan makanan serta rutin berolahraga memang jadi cara terbaik untuk menjaga berat badan sehat. Tapi coba perhatikan juga, apakah salah satu faktor di atas jadi salah satu penyebab masalah berat badan yang Anda miliki?
Sumber: www.nhlbi.nih.gov
by gl75FKPUUayArC | Nov 9, 2015 | 14
Bila tidak ditangani dengan baik, diabetes memang meningkatkan resiko berbagai komplikasi kesehatan pada penyandang diabetes, misalnya kebutaan, penyakit ginjal, penyakit jantung, stroke, kerusakan syaraf, dll. Masalah kesehatan lain yang bisa terjadi sebagai dampak dari diabetes adalah berkurangnya daya ingat, atau bahkan demensia.
Sebuah penelitian dalam jurnal Archives of Neurology menemukan hubungan antara diabetes dengan demensia, dengan gejala di antaranya adalah:
1. Tak mampu mengingat momen penting dalam hidup
2. Lupa terhadap hal yang baru dilakukan
3. Lupa letak atau posisi benda-benda rumah tangga di rumah Anda
4. Lupa nama orang yang dekat dengan Anda
Hubungan antara diabetes dengan berkurangnya kemampuan kognitif ditemukan dalam sebuah penelitian oleh Harvard Medical School. Hal ini disebabkan karena penyandang diabetes tipe 2 cenderung mengalami gangguan pada peredaran darahnya. Pada orang yang tidak menderita diabetes, darah akan dialirkan pada area otak yang mengalami peningkatan aktivitas saat Anda sedang melakukan hal tertentu. Tapi karena adanya gangguan peredaran darah, maka distribusi darah ke otak penyandang diabetes menjadi terganggu, Itulah sebabnya diabetes dan kadar gula tinggi dalam darah bisa mengganggu kemampuan kognitif serta menurunkan kemampuan pengambilan keputusan.

Selain itu, diabetes meningkatkan resiko masalah daya ingat karena kadar glukosa yang tinggi dalam darah bisa mengurangi kinerja syaraf, termasuk syaraf pada otak. Sebuah penelitian bahkan menemukan bahwa diabetes dalam jangka panjang bisa menyebabkan ukuran otak mengecil, termasuk area hippocampus yang memiliki peran penting bagi penyimpanan memori jangka pendek maupun jangka panjang. Hal ini terjadi karena kadar gula dalam darah terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam jangka waktu yang lama, sehingga kerja area hippocampus pada otak menjadi terganggu. Dan bila bagian hippocampus dalam otak mengecil, Anda akan mengalami gangguan konsentrasi, kehilangan kemampuan memproses informasi, bahkan mengalami gangguan ingatan jangka panjang dan pendek.
Pola makan sehat, olahraga teratur, serta manajemen stres merupakan cara yang disarankan untuk mencegah masalah gangguan daya ingat pada penyandang diabetes. Selain itu, masih diperlukan pula adanya penelitian yang lebih mendalam dan menyeluruh untuk memperjelas hubungan antara diabetes dan masalah gangguan daya ingat.
Sumber:
www.diabetes.co.uk
by gl75FKPUUayArC | Oct 30, 2015 | 14
Berbicara tentang diabetes, tentunya SOYJOY sebagai cemilan yang sangat aman bagi penyandang diabetes selalu ingin memberikan informasi masalah diabetes dan pencegahannya. Sabtu, 24 Oktober 2015, tepatnya di MRCC Siloam Hospital, SOYJOY mengadakan acara untuk menemani Anda langsung saat menghadapi masalah diabetes di diri Anda maupun keluarga.
Keluarga merupakan orang paling dekat dengan Anda untuk memperhatikan gejala-gejala dari diabetes yang bisa Anda lihat. Anda bisa melihat pertama dari anak-anak, dimana anak-anak di masa sekarang ini banyak yang mengalami obesitas atau kegemukan. Di tengah keriuhan ini, SOYJOY menghadirkan pembicara dr. Mira Febriani Inkiriwang, SpA.
Menurut dr. Mira Febriani Inkiriwang, SpA, obesitas merupakan ketidak-seimbangan antar asupan energi dengan keluarnya energi. Anak yang memiliki obesitas diakibatkan karena apa yang anak makan tidak sesuai dengan komposisi yang sesuai untuk anak kecil, dimana asupan makanan harian dengan jajanan yang ia konsumsi bisa melebihi takaran yang seharusnya. Anak lebih sering makan di saat waktu-waktu lenggang, padahal anak belum merasakan lapar sesungguhnya. Nafsu makan seperti inilah yang menyebabkan anak menjadi gemuk dan obesitas.

Dr Mira menyarankan agar Anda bisa mengatur anak dengan mengajarkan anak untuk kendalikan lapar di mulut atau lapar di perut (sesungguhnya) serta membiasakan anak makan sesuai jadwal, di saat sarapan, makan siang dan makan malam secara teratur. Namun, kalau anak Anda sekarang memiliki berat badan berlebih, Dr. Mira menyarankan dengan melakukan diet serat tinggi serta olahraga sesuai umur anak. Menurutnya “Olahraga yang pas bagi anak adalah bermain bola, basket dan bersepeda selama 40 menit. Kalau anak Anda melakukannya setiap hari, maka berat badan bisa turun 2kg/bulan”.
Setelah melakukan pengawasan pada anak, Anda juga bisa mengawasi gejala diabetes saat remaja hingga dewasa, karena ketika gula darah naik itu tidak terlihat gejala yang pasti. dr. Johanes Purwoto, SpPD-KEMD pun menerangkan kalau 70% penyandang diabetes tidak mendapatkan keluhan apapun saat gula darah tak stabil, namun hanya 30% saja penyandang diabetes yang tahu dan sudah ditangani. Fenomena inilah yang bisa membuat masyarakat Indonesia banyak yang tidak menyadari diabetes.

Sebagai dokter spesialis penyakit dalam dr. Johanes Purwoto, SpPD-KEMD menjelaskan kalau gula darah yang sering tidak normal akan membuat menyumbat pembuluh darah sehingga akibatnya akan membentuk plak didinding pembuluh darah. Dengan begini, diabetes akan terus menjalar hingga komplikasi pada diabetes seperti retinopati diabetik, ginjal dan jantung Anda.
Mengurangi komplikasi diabetes tentunya harus bisa menjaga gaya hidup dan pola makan sehat dan bugar. Menurut pembicara DR. dr Samuel Oetoro, SpGK menjabarkan “Kalau Anda ingin mendapatkan badan yang sehat dan bugar Anda bisa menjalankan 5S yaitu makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan aktivitas sehat”.

Memang memilih makanan merupakan hal penting, seperti memilih makanan berkarbohidrat kompleks atau makanan berserat tinggi yang bisa mencerna makanan secara perlahan jadi Anda tidak cepat kelaparan. Ternyata bagi penyandang diabetes juga tidak boleh stress dan tidur cukup serta tidak lupa olahraga 5-6 hari perminggu.
Sebagai pakar gizi, DR. dr Samuel Oetoro, SpGK juga sangat menekankan bagi peserta atau penyandang diabetes yang hadir di sini untuk memilih makanan dengan 4J yaitu jumlah, jadwal, jenis dan jurus masak. Anda bisa menjalankan 4J dengan mengatur jumlah makanan sesuaikan porsi dengan jadwal makan dengan selingan cemilan saat makan pagi, siang dan malam. Tentunya Anda juga harus menentukan jenis makanan yang bisa menstabilkan gula darah serta Anda juga mesti memperhatikan cara memasak dengan benar. Jurus masak menurut DR. dr Samuel Oetoro, SpGK “Jauhkan makanan yang di goreng, Anda memberikan minyak zaitun kedalam makanan, bukan memasak sayur dengan menumis minyak zaitun terlebih dahulu, melainkan berikan air sedikit, lalu masukan sayur hingga sedikit matang”.

Dalam seminar ini, SOYJOY Lovers tidak hanya ditemani dan diberikan saran oleh para dokter ahli, tapi Anda juga bisa menguji gula darah harian Anda di booth yang ada. Mencatat gula darah harian juga bisa Anda catat dengan aplikasi Dokter Diabetes (link playstore) dalam fitur Glucose Record.
Yuk, mulai cegah diabetes dari sekarang !
by gl75FKPUUayArC | Oct 13, 2015 | 14
Masih banyak orang yang tidak menyandari datangnya penyakit diabetes. Pada keadaan normal, saat Anda merasakan lapar, gula dalam darah akan diubah menjadi sumber energi baru. Bagi penyakit diabetes bisa terjadi karena adanya penumpukan gula darah dalam tubuh, sehingga tubuh kekurangan zat insulin yang menjadikan Anda merasa lapar terus-menerus dan hal ini juga yang menjadi penyebab penyandang diabetes merasakan kelemahan pada sekujur tubuh.
Tidak hanya itu saja, diabetes juga bisa menurunkan kekuatan tubuh untuk melawan infeksi yang terjadi. Di saat diabetes tidak terkendalikan, maka akan timbul kerusakan organ tubuh serta gangguan sistem pembuluh darah dan kekebalan tubuh. Sistem pembuluh darah dan kekebalan akan berkaitan erat dengan kekebalan pada bagian kaki, karena sebagian besar penyandang diabetes akan mengalami gangren kaki, dimana gangguan ini diakibatkan adanya penumpukan plak pada pembuluh darah perifer.
Perlunya Anda memperhatikan kaki terutama saat memotong kuku kaki, karena kulit kaki yang tebal dan kuku keras pada penyandang diabetes bisa membuat Anda kesulitan ketika memotong kuku, maka dari itu, Anda tidak bisa sembarangan. Untuk mencegah kesalahan pada pemotongan kuku, Anda perlu menggunting kuku dengan lurus agar tidak menusuk ke kulit kaki Anda.
Perhatikan kuku kaki, katimumul dan kulit kaki yang tebal dan mengeras kuku jari kaki pasien diabetes cenderung keras sehingga sebaiknya dibasuh dengan air terlebih dahulu. Saking kerasnya, ia mengatakan bahwa adalah khusus yang disebut tang kuku kaki untuk memotong kuku kaki yang keras. Memotongnya pun tak sembarangan. Kuku kaki pasien diabetes harus dipotong lurus, jangan kearah sudut kuku, hal ini untuk menghindari pertumbuhan kuku kaki yang dapat menusuk. Ada baiknya memang bagi Anda penyandang diabetes, merawat kaki dengan tenaga medis atau perawat khusus penyandang diabetes.
Adapun tips saat memotong kuku kaki bagi Anda penyandang diabetes :
- Rawatlah kuku kaki dengan membersihkan secara rutin.
- Potong kuku kaki setelah mandi saat kuku lembut.
- Potong kuku kaki lurus secara halus dan hindari memotong ke sudut-sudut jari kaki.
- Jangan pernah memotong kutikula pada jari kaki.
- Segera temui podiatrist (dokter kaki) kalau Anda tidak berani menggunting kuku.
Anda harus lebih berhati-hati lagi saat memotong kuku agar diabetes tidak semakin parah, mulailah jaga perawatan kaki dengan sesering mungkin ya !
Source: http://www.mdhil.com/how-to-cut-your-nails-if-you-are-diabetic/
by gl75FKPUUayArC | Oct 1, 2015 | 14
Kurang tidur memang punya efek buruk bagi kesehatan tubuh maupun pada emosi Anda. Kurang tidur juga dihubungkan dengan masalah obesitas, karena orang yang tidur kurang dari 6 1/2 jam per hari akan mengalami perubahan hormon yang mempengaruhi berat badan mereka. Itu sebabnya, orang dewasa disarankan untuk tidur selama sekitar 7-9 jam per hari. Tapi tahukah Anda bahwa tidur terlalu banyak juga bisa menyebabkan obesitas?
Sebuah penelitian di Amerika Serikat menunjukkan bahwa orang yang tidur lebih dari 9-10 jam tiap malam memiliki resiko 21% lebih besar untuk mengalami obesitas dalam waktu 6 tahun ke depan dibandingkan orang yang tidur selama 7-8 jam per hari. Penelitian lain yang dilakukan di Quebec pun menunjukkan bahwa orang yang tidur selama 9-10 jam di malam hari memiliki resiko 25% lebih besar untuk mengalami pertambahan berat badan sebanyak 5 kilogram. Bila dilihat dari populasi jumlah orang yang tidur lebih dari 9 jam, obesitas terjadi pada 26% di antaranya.
Tidur terlalu banyak bisa menyebabkan obesitas karena lemak akan terkumpul saat tubuh tidak beraktivitas. Ketika seseorang menghabiskan waktunya untuk tidur, mereka pun akan kehilangan waktu untuk beraktivitas dan membakar lemak yang terkumpul. Lebih jauh lagi, hampir separuh dari populasi orang yang tidur lebih lama dari 9-10 jam cenderung memilih untuk melakukan kegiatan yang tidak aktif di waktu luangnya. Hal inilah yang menimbulkan hubungan antara tidur terlalu lama dengan masalah obesitas.
Menurut Dr. M. Safwan Badr dari The American Academy of Sleep Medicine, tidur lebih lama tidak menjamin kualitas tidur. Kesehatan SOYJOY Lovers tidak hanya dipengaruhi oleh kuantitas tidur Anda, tapi juga oleh kualitas tidur Anda.
Pola tidur sehat memiliki pengaruh yang sama pentingnya bagi kesehatan Anda juga, lho. Kalau pola makan sehat dan olahraga rutin tentunya fisik Anda pun akan merasakan hal yang seimbang, sehingga kualitas tidur Anda pun akan puas dan tidur menjadi lebih pulas. Jadi, jangan tidur terlalu lama ya, SOYJOY Lovers.
Source:
http://www.webmd.boots.com
http://psychcentral.com