Bolehkah Penyandang Diabetes Berpuasa?

Bolehkah Penyandang Diabetes Berpuasa?

Al Qur’an mewajibkan muslim untuk berpuasa selama Bulan Ramadhan dengan pengecualian bagi mereka yang sakit sehingga tidak mampu berpuasa. Jadi, bila memang sedang sakit, boleh saja tidak berpuasa. Tapi, berpuasa atau tidak, adalah pilihan pribadi. Bagaimana bila Anda memiliki diabetes, bolehkah berpuasa? Jika Anda menyandang diabetes dan tetap ingin berpuasa, boleh saja, tapi sebaiknya berkonsultasilah terlebih dulu dengan dokter.

Bila dokter mengijinkan, ini beberapa hal yang perlu Anda perhatikan untuk berpuasa:

1. Jika Anda tergantung pada insulin, Anda akan membutuhkan lebih sedikit insulin sebelum dimulainya puasa.

2. Jenis insulin juga perlu diubah dari jenis yang biasa Anda pakai.

3. Campuran insulin tidak dianjurkan selama puasa

4. Sebelum memulai puasa atau pada saat sahur, sebaiknya Anda makan makanan dengan indeks glikemik rendah seperti biji-bijian, buah dan sayuran, serta kacang-kacangan, seperti soy food, SOYJOY yang bisa membantu mengenyangkan lebih lama.

5. Periksa kadar glukosa darah Anda lebih sering daripada yang biasa Anda lakukan

6. Ketika Anda berbuka puasa, makanlah sejumlah kecil makanan – jangan makan berlebih, dan hindari hanya makan makanan manis atau berlemak.

7. Setelah shalat tarawih atau sebelum tidur, konsumsilah snack yang memiliki indeks glikemik rendah seperti soy food, SOYJOY yang bisa membantu menjaga kestabilan gula darah.

Jika Anda memiliki komplikasi yang terkait dengan diabetes, seperti penglihatan yang buruk atau penyakit jantung atau ginjal, risiko kekambuhannya akan sangat tinggi dan Anda harus mempertimbangkan dengan serius untuk tidak puasa jika dokter mengatakan demikian.

Bagi orang-orang dengan diabetes yang memakai insulin tertentu, puasa membawa risiko hipoglikemia. Jika Anda merasa bahwa Anda mengalami hipoglikemia, segera istirahat konsumsi cairan manis diikuti oleh makanan bertepung. Karena jika tidak, Anda mungkin akan membahayakan tubuh dan  membutuhkan perhatian medis

Anda dapat mengalami kadar glukosa darah tinggi selama puasa jika  tidak minum obat yang dianjurkan  atau jika Anda kurang aktif secara fisik.

Sebuah studi 2010 yang diterbitkan dalam British Medical Journal  menemukan bahwa perubahan pola makan selama bulan Ramadhan meningkatkan risiko hiperglikemia parah secara signifikan. Bicarakan hal ini dengan dokter Anda sebelum Bulan Puasa agar dokter bisa memeriksa kondisi Anda dan memberi saran lebih lanjut mengenai cara aman berpuasa bagi penyandang diabetes selama Ramadhan.

Tips Mengelola dan Menghindari Diabetes ala Farah Quinn

Tips Mengelola dan Menghindari Diabetes ala Farah Quinn

Penyakit diabetes bisa menimpa siapa saja, bahkan mereka yang merasa melakukan gaya hidup sehat. Diabetes juga tidak identik dengan orang yang kegemukan. Hal ini dialami oleh ayah dari Farah Quinn, seorang celebrity chef Indonesia.

Ayah Farah, Fauzan Rahim (68) divonis mengidap diabetes saat Farah berusia 15 tahun. “Saya tidak tahu persis apa penyebabnya. Usia saya ketika itu masih 15 tahun saat ayah divonis mengidap diabetes,” kisah Farah (35) saat berbincang dengan Soyjoy.co.id, baru-baru ini.

Jika ditarik mundur, sudah 20 tahun sang ayah hidup dengan diabetes mellitus tipe 2 alias kencing manis.

Ketika itu, kenang Farah, yang diketahui adalah ukuran minus sang ayah berubah, sering buang air kecil, level energi tak seperti biasanya. “Ayah terlihat mudah lelah. Padahal beliau ini orang yang aktif rajin olahraga,” ujarnya.

Saat itu, keluarga tidak menyangka sang nakhoda keluarga terkena diabetes. Ketika dicek kadar gula darahnya, angkanya tinggi. Dokter menyatakan ayah Farah terkena diabetes.

Sejak dinyatakan terkena diabetes, gaya hidup termasuk pola makan berubah. “Kabar baiknya adalah, diabetes bisa dikontrol, bisa dikelola. Kalau gaya hidup diubah ke arah yang lebih sehat, semuanya akan baik-baik saja. Namun jika pola hidup tak diubah, diabetes bisa mengarah ke komplikasi,” ujar Farah yang memiliki satu anak lelaki, Armand Fauzan Quinn.

Mengubah Pola Makan

Saat mengetahui sang ayah terkena diabetes, keluarga memutuskan mengubah pola makan, antara lain konsumsi makanan kaya serat, menghindari gula rafinasi, dan juga mengurangi karbohidrat, khususnya karbohidrat sederhana.

Beruntung saat sekolah kuliner Le Cordon Bleu Institute of Culinary Arts in Pittsburgh, Farah banyak belajar tentang nutrisi. “Jadi saya cuku tahu makanan apa saja yang sebaiknya diberikan kepada ayah, apa yang sebaiknya dikurangi,” ujarmya.

Farah memanjakan sang ayah dengan cara membuatkannya kue-kue yang enak tanpa melibatkan gula. “Banyak yang masih belum tahu kalau kue bisa tetap enak tanpa gula tambahan. Padahal sebagai pengganti gula pada kue kita bisa menggunakan pemanis alami dari buah, misalnya dari apel yang diparut, atau menggunakan gula dengan low GI. Namun saya usahakan memakai sumber pemanis yang sealami mungkin seperti kurma atau kismis,” ujar lulusan Indiana University of Pennsylvania.

Langkah Pencegahan Diabetes

Sebagai upaya pencegahan agar terhindar dari diabetes, Farah mengajak Armand, anaknya yang kini berusia 9 tahun, untuk hidup sehat.

Salah satu yang selalu dilakukan peraih Panasonic Gobel Award  2013 ini adalah mengolah makanan sehat dari bahan-bahan dengan indeks glikemik rendah (low GI).

“Saya berusaha menghindari refined sugar meskipun makanan manis adalah kelemahan saya,” ujar Farah sembari tertawa.

Untuk Armand, Farah melatih ‘lidah’ anak lelakinya ini bahkan sejak bayi. Sejak Armand mengenal makanan padat, Farah selalu membuat bubur dari bahan-bahan alami. “Saya lebih suka membuatkan bubur untuk Armand dari ubi jalar tanpa tambahan gula atau garam. Dia juga saya biasakan makan sayur dan salad. Jadi tak ada cerita dia sulit makan sayur karena lidahnya sudah dilatih sejak kecil,” urai perempuan kelahiran Bandung,  8 April 1980.

Meski menerapkan disiplin dalam hal pola makan keluarga, namun Farah bukanlah ibu yang kaku. “Saya selalu bepergian. Jadi baik saya dan Armand harus menyesuaikan diri,” ujarnya.

Farah tak membatasi makan di restoran fine dining. “Namun saya berusaha tidak memberikan makanan yang ‘tidak penting’ buat Armand. Keripik dan permen termasuk dalam makanan tidak penting itu,” urai Farah.

Permen identik dengan anak kecil. Namun Armand menurut Farah tak menyukai jenis camilan manis ini. “Pernah dia mencoba makan permen, efeknya malah tak bisa tidur. Sejak saat itu Armand jarang sekali makan permen,” imbuh Farah.

Makanan lain yang hampir tidak pernah disentuh Farah adalah gorengan. “Begitu makan gorengan, energy level langsung drop. Jadi tubuh sudah memberi tanda sendiri. Makanya di pagi hari saya menghindari makan gorengan. Saya ini orang yang energetik dan makan gorengan hanya membuat mengantuk,” ujar Farah sembari tertawa.

Satu hal yang tak dilupakan Farah adalah makan camilan alias snacking di antara jam makan utama. “Saya snacking di antara waktu makan, jam 10 pagi dan jam 4 sore” kata Farah.

Nah, kamu juga bisa mengikuti lho tips sehat dari Farah Quinn ini. Jangan lupa, SOYJOY bersama Farah Quinn juga mengajak kita semua untuk snacking teratur di jam 10 pagi & jam 4 sore dengan tema #SmartSnackingTime untuk bersama-sama mengurangi resiko diabetes di Instagram. Ikutan yuk! Caranya gampang kok, follow saja akun Instagram @soyjoyid dan ikuti petunjuknya.

Pastikan kamu ikutan kontes yang sedang berlangsung untuk kesempatan mendapatkan Air Fryer, Diabetes Go Away Kit, dan hadiah menarik lainnya dari SOYJOY ya!

Bahaya, Diabetes Bisa Mengintai Anda !

SOYJOY Lovers mungkin masih banyak yang belum sadar kalau diabetes bisa kapan saja mengintai tubuh Anda. Dalam menyambut Hari Diabetes Dunia, SOYJOY ingin memeriksa apakah SOYJOY Lovers bisa terhindar dari diabetes dengan gaya hidup yang Anda lakukan sehari-hari. Yuk, jawab dan pilih gambar yang menunjukkan kegiatan SOYJOY Lovers setiap harinya !

Pikun Termasuk Komplikasi Diabetes? Benarkah?

Pikun Termasuk Komplikasi Diabetes? Benarkah?

Saat bertambah tua, daya ingat memang semakin menurun. Tapi faktor usia bukan satu-satunya hal yang menyebabkan hilangnya daya ingat dan memori. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa penderita diabetes memiliki resiko pikun yang lebih besar dibandingkan orang lain berusia sama yang tidak menderita diabetes.

Hal ini dikonfirmasi oleh sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Neurology. Subjek penelitian ini adalah 40 orang dengan rata-rata usia 66 tahun. 21 orang di antaranya adalah penderita diabetes tipe 2 yang telah mengidap diabetes selama lebih dari 5 tahun, sedangkan 19 orang lainnya adalah bukan penderita diabetes. Para subjek penelitian ini menjalani sejumlah tes untuk memeriksa fungsi memori dan kognitif sebanyak 2 kali, yaitu di awal penelitian dan 2 tahun sesudahnya. Hasil tes menunjukkan bahwa partisipan penelitian dengan penurunan daya ingat yang terburuk adalah mereka yang mengalami gangguan peredaran darah serta peradangan pada otak sebagai dampak dari diabetes.

“Sirkulasi darah pada penderita diabetes biasanya terganggu. Akibatnya, penyandang diabetes mengalami stroke-stroke kecil yang mengakibatkan gangguan ingatan dan sulit berpikir.”

Hubungan antara penurunan daya ingat dengan diabetes ini juga dijelaskan oleh Gary Small, profesor psikiatri dari UCLA Semel Institute, Amerika Serikat. Menurut beliau, sirkulasi darah pada penderita diabetes biasanya terganggu. Akibatnya, penderita diabetes mengalami ingatan yang kurang fokus dan sulit berpikir. Selain itu, penderita diabetes juga umumnya mengalami masalah dalam mendistribusikan gula ke sel otak. Padahal otak membutuhkan gula sebagai energi untuk meningkatkan memori.

Faktor penyebab masalah hilangnya daya ingat pada penderita diabetes juga disebutkan oleh Dr. Gail Muslen dari Joslin Diabetes Center di Amerika Serikat. Menurutnya, salah satu dampak diabetes adalah penuaan dini. Itulah sebabnya penderita diabetes mengalami penurunan daya ingat yang lebih cepat dibandingkan orang lain yang tidak menderita diabetes.

Lalu apa yang perlu dilakukan untuk menjaga daya ingat dan fungsi otak penderita diabetes? Menurut Dr. Vera Novak dari Harvard Medical School, Amerika Serikat, deteksi dini diabetes membantu penanganan diabetes secara tepat sesegera mungkin. Gaya hidup sehat dengan konsumsi makanan sehat serta rutin berolahraga yang membantu penderita diabetes menjaga stabilnya kadar gula dalam darah juga akan membantu mengurangi resiko pikun.

Healthy Talk: Mencegah dan Mengobati Diabetes Sejak Dini dengan

Healthy Talk: Mencegah dan Mengobati Diabetes Sejak Dini dengan

Berbicara tentang diabetes, tentunya SOYJOY sebagai cemilan yang sangat aman bagi penyandang diabetes selalu ingin memberikan informasi masalah diabetes dan pencegahannya. Sabtu, 24 Oktober 2015, tepatnya di MRCC Siloam Hospital, SOYJOY mengadakan acara untuk menemani Anda langsung saat menghadapi masalah diabetes di diri Anda maupun keluarga.

Keluarga merupakan orang paling dekat dengan Anda untuk memperhatikan gejala-gejala dari diabetes yang bisa Anda lihat. Anda bisa melihat pertama dari anak-anak, dimana anak-anak di masa sekarang ini banyak yang mengalami obesitas atau kegemukan. Di tengah keriuhan ini, SOYJOY menghadirkan pembicara dr. Mira Febriani Inkiriwang, SpA.

Menurut dr. Mira Febriani Inkiriwang, SpA, obesitas merupakan ketidak-seimbangan antar asupan energi dengan keluarnya energi. Anak yang memiliki obesitas diakibatkan karena apa yang anak makan tidak sesuai dengan komposisi yang sesuai untuk anak kecil, dimana asupan makanan harian dengan jajanan yang ia konsumsi bisa melebihi takaran yang seharusnya. Anak lebih sering makan di saat waktu-waktu lenggang, padahal anak belum merasakan lapar sesungguhnya. Nafsu makan seperti inilah yang menyebabkan anak menjadi gemuk dan obesitas.

Dr Mira menyarankan agar Anda bisa mengatur anak dengan mengajarkan anak untuk kendalikan lapar di mulut atau lapar di perut (sesungguhnya) serta membiasakan anak makan sesuai jadwal, di saat sarapan, makan siang dan makan malam secara teratur. Namun, kalau anak Anda sekarang memiliki berat badan berlebih, Dr. Mira menyarankan dengan melakukan diet serat tinggi serta olahraga sesuai umur anak. Menurutnya “Olahraga yang pas bagi anak adalah bermain bola, basket dan bersepeda selama 40 menit. Kalau anak Anda melakukannya setiap hari, maka berat badan bisa turun 2kg/bulan”.

Setelah melakukan pengawasan pada anak, Anda juga bisa mengawasi gejala diabetes saat remaja hingga dewasa, karena ketika gula darah naik itu tidak terlihat gejala yang pasti. dr. Johanes Purwoto, SpPD-KEMD pun menerangkan kalau 70% penyandang diabetes tidak mendapatkan keluhan apapun saat gula darah tak stabil, namun hanya 30% saja penyandang diabetes yang tahu dan sudah ditangani. Fenomena inilah yang bisa membuat masyarakat Indonesia banyak yang tidak menyadari diabetes.

Sebagai dokter spesialis penyakit dalam dr. Johanes Purwoto, SpPD-KEMD menjelaskan kalau gula darah yang sering tidak normal akan membuat menyumbat pembuluh darah sehingga akibatnya akan membentuk plak didinding pembuluh darah. Dengan begini, diabetes akan terus menjalar hingga komplikasi pada diabetes seperti retinopati diabetik, ginjal dan jantung Anda.

Mengurangi komplikasi diabetes tentunya harus bisa menjaga gaya hidup dan pola makan sehat dan bugar. Menurut pembicara DR. dr Samuel Oetoro, SpGK menjabarkan “Kalau Anda ingin mendapatkan badan yang sehat dan bugar Anda bisa menjalankan 5S yaitu makan sehat, berpikir sehat, istirahat sehat dan aktivitas sehat”.

Memang memilih makanan merupakan hal penting, seperti memilih makanan berkarbohidrat kompleks atau makanan berserat tinggi yang bisa mencerna makanan secara perlahan jadi Anda tidak cepat kelaparan. Ternyata bagi penyandang diabetes juga tidak boleh stress dan tidur cukup serta tidak lupa olahraga 5-6 hari perminggu.

Sebagai pakar gizi, DR. dr Samuel Oetoro, SpGK juga sangat menekankan bagi peserta atau penyandang diabetes yang hadir di sini untuk memilih makanan dengan 4J yaitu jumlah, jadwal, jenis dan jurus masak. Anda bisa menjalankan 4J dengan mengatur jumlah makanan sesuaikan porsi dengan jadwal makan dengan selingan cemilan saat makan pagi, siang dan malam. Tentunya Anda juga harus menentukan jenis makanan yang bisa menstabilkan gula darah serta Anda juga mesti memperhatikan cara memasak dengan benar. Jurus masak menurut DR. dr Samuel Oetoro, SpGK “Jauhkan makanan yang di goreng, Anda memberikan minyak zaitun kedalam makanan, bukan memasak sayur dengan menumis minyak zaitun terlebih dahulu, melainkan berikan air sedikit, lalu masukan sayur hingga sedikit matang”.

Dalam seminar ini, SOYJOY Lovers tidak hanya ditemani dan diberikan saran oleh para dokter ahli, tapi Anda juga bisa menguji gula darah harian Anda di booth yang ada. Mencatat gula darah harian juga bisa Anda catat dengan aplikasi Dokter Diabetes (link playstore) dalam fitur Glucose Record.

Yuk, mulai cegah diabetes dari sekarang !