Tingginya Serat dalam Imutnya Aprikot

Aprikot adalah buah imut berwarna oranye yang secara botani memiliki hubungan dengan plum, persik, ceri, dan almond. Meski di Indonesia aprikot tidak seterkenal apel atau strawberry, tapi buah ini juga kaya akan serat dan vitamin. Di pasaran, makanan berserat ini tersedia dalam bentuk segar ataupun kering. Selain itu, buah aprikot juga dijadikan selai atau campuran kue bahkan disuling menjadi minuman dan bijinya diekstrak menjadi minyak aprikot.

Satu cangkir irisan aprikot segar atau 4 ½ buah aprikot menyediakan sekitar 79 kalori dan 3,3 gram serat atau sekitar 13% dari nilai harian. Aprikot mengandung kedua jenis serat, yaitu serat larut dan tidak larut, tapi paling besar adalah jenis serat larut yang membantu menjaga gula darah dan kadar kolesterol yang sehat. Aprikot segar juga kaya akan vitamin A, vitamin C, dan kalium. Satu cangkir irisan aprikot menyediakan 64%, 28 %, dan 12% dari masing-masing nilai harian untuk vitamin A, vitamin C dan kalium.

Sementara itu pada aprikot kering, kalori, nutrisi, dan serat pangannya lebih terkonsentrasi dari buah yang segar. Setengah cangkir porsi potongan aprikot kering menyediakan sekitar 157 kalori dan 4,8 gram serat atau setara dengan 19% dari nilai harian untuk serat. Itulah uniknya aprikot kering dibanding aprikot segar. Sedangkan kandungan vitamin C-nya menurun sampai 4% per cangkir dari nilai harian. Namun, kandungan vitamin A, kalium, dan zat bersi dalam aprikot kering justru lebih tinggi dibanding aprikot segar. Satu cangkir potongan aprikot kering memasok 94%, 44%, dan 20% dari masing-masing nilai harian untuk vitamin A, kalium, dan zat besi.

Sebagai makanan berserat, aprikot memiliki banyak manfaat termasuk mencegah sembelit dan gangguan pencernaan seperti diverticulosis. Mengonsumsi aprikot, baik yang segar ataupun kering dapat membantu mencukupi kebutuhan serat harian Anda untuk pencernaan yang lebih sehat. Sementara itu,  kandungan vitamin A dalam aprikot bermanfaat menjaga penglihatan agar tetap baik. Vitamin A yang bertindak sebagai antioksidan kuat menangkal kerusakan akibat radikal bebas pada sel dan jaringan yang dapat melukai lensa mata dan menyebabkan katarak. Untuk mendapatkan manfaat antioksidan tersebut, disarankan memilih buah aprikot yang benar-benar matang karena tingkat antioksidannya akan meningkat sebagaimana menurut penelitian yang dilakukan di University of Innsbruck di Austria.

Manfaat lain dalam aprikot, salah satu bentuk dari vitamin A yaitu beta karoten dari buah ini dapat membantu menjaga kesehatan jantung. Beta-karoten membantu melindungi kolesterol LDL dari oksidasi sehingga dapat membantu mencegah penyakit jantung. Selain semua kandungan yang telah disebutkan, aprikot juga memiliki kandungan potassium, karotenoid, dan lycopene. Sebagai ide penyajian, selain dijadikan camilan langsung, Anda bisa menambahkan irisan aprikot ke dalam smoothie atau di atas yoghurt, pancake, salad, bahkan ayam dan sayuran rebus untuk mendapatkan rasa Timur Tengah. Selamat mencoba.

 

Sumber:
http://healthyeating.sfgate.com/much-fiber-apricots-5330.html
http://www.whfoods.com/genpage.php?tname=foodspice&dbid=3

Agar Perut Tidak Kembung Setelah Makan

Perut kembung setelah makan bisa berasal dari sajian maupun minuman yang dikonsumsi, contohnya makanan berserat yang dikonsumsi terlalu banyak justru akan membuat perut menjadi kembung atau kram.

Saat rasa lapar melanda ataupun terburu-buru oleh waktu, biasanya jenis makanan yang dikonsumsi kurang diperhatikan. Nah, apakah Anda sering mengalami perut kembung setelah makan? Jika iya, salah satu cirinya adalah Anda sering bersendawa setelah menyantap hidangan. Hal ini bisa disebabkan oleh udara yang terbawa saat Anda menelan makanan. Maka, alangkah baiknya bila Anda mengunyah makanan secara perlahan untuk mencegah terbawanya udara masuk bersama-sama sajian yang ditelan.

Penyebab lainnya berasal dari kemampuan tubuh Anda sendiri saat mencerna laktosa (lactose) yang terkandung pada makanan maupun minuman. Sebagai contoh, susu sapi adalah salah satu minuman dengan kandungan laktosa yang tinggi. Bila tubuh Anda kekurangan enzim laktase (lactase), maka laktosa pun sulit dicerna. Hasilnya, Anda akan segera merasa kembung bahkan sakit perut, mual, atau diare setelah meminumnya. Anda bisa mengonsumsi susu dari olahan kedelai sebagai gantinya karena tidak mengandung laktosa seperti susu sapi. Susu dari olahan kedelai sangat aman bagi orang yang sangat sensitif terhadap laktosa sekalipun.

Makanan berserat memang sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Namun, sebaiknya Anda pun tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Serat yang dikonsumsi secara berlebihan dan tiba-tiba tak hanya menyebabkan perut kembung, tapi juga kram perut. Maka dari itu, ada baiknya untuk dikonsumsi secara bertahap dan perlahan. Di samping itu, perbanyak pula asupan cairan saat Anda menyantap makanan berserat untuk mencegah perut kembung ataupun kram. Menurut The National Institutes of Health, mencukupi asupan cairan lebih banyak akan membantu proses pencernaan makanan berserat.

Minuman bersoda kian hari kian diminati oleh masyarakat luas. Akan tetapi, sayangnya minuman ini mengandung gula yang sangat tinggi. Kandungan gula yang tinggi akan meningkatkan jumlah gas dalam pencernaan Anda. Maka, tak heran bila Anda pun akan merasa kembung setelah meminumnya. Hal ini pun berlaku pada makanan yang mengandung gula tinggi terutama gula buatan. Gula buatan seperti mannitol dan sorbitol bila dikonsumsi berlebihan memiliki efek samping yang sama seperti minuman bersoda. Oleh karena itu, ada baiknya untuk dibatasi dengan mengonsumsi maksimal 20 gr mannitol, dan 50 gr sorbitol.

 

Sumber:
Terapi kedelai. Earl Mindell R.Ph. Ph.D. Hal 13
http://www.livestrong.com/article/528555-why-do-i-get-gas-after-i-eat/

Mari Lakukan Yoga Agar Tubuh Lebih Sehat

Tahukah Anda? Awalnya yoga diciptakan sebagai aktivitas kerohanian atau spiritual. Kemudian, seiring dengan perkembangan jaman, ternyata ditemukan pula banyak manfaat sehat dari yoga.

Para peneliti bahkan menemukan bahwa bila aktivitas tersebut dilakukan dengan rutin, maka tekanan darah dapat diseimbangkan dan kesehatan pun dapat meningkat. Tak hanya tubuh yang merasakan manfaatnya tapi juga mental Anda. Yoga mampu mengatasi stres dan memberikan perasaan bahagia pada orang-orang yang sering melakukannya. Hal ini karena meditasi dilakukan dengan berkonsentrasi penuh pada pernafasan dan gerakan-gerakan yoga yang dilakukan. Salah satu gerakan yoga adalah Pranamaskara yang dilakukan dengan berdiri namun dalam keadaan rileks. Selanjutnya mata dipejamkan dan difokuskan hanya pada satu titik. Lalu, nafas ditarik melalui hidung dan ditahan selama 5 detik, kemudian dikeluarkan melalui hidung.

Yoga sangat bermanfaat bagi para penyandang diabetes karena akan mengoptimalkan fungsi pankreas. Di samping itu, tubuh penyandang diabetes akan menajdi lebih bugar. Bila aktivitas yang menenangkan ini segera dilakukan setelah mengatahui tubuh terkena diabetes, maka manfaatnya akan lebih terasa. Manfaat lain dari yoga ialah dapat melencarkan peredaran darah sekaligus membuat otot-otot yang tegang menjadi rileks. Selain itu, ketika pikiran terfokus pada pernafasan yang dilakukan, maka sistem saraf pun akan menjadi rileks. Semakin rajin, dan seiring berjalannya waktu maka Anda pun akan terhindar dari rasa cemas ataupun stres yang berlebihan.

Aktivitas yang berasal dari negeri India ini pun bermanfaat bagi sistem pencernaan Anda. Gerakan-gerakan pada yoga seakan-akan memberikan efek pijatan di sekitar otot-otot seluruh tubuh, sehingga pencernaan makanan pun berlangsung lebih cepat. Agar hasil dari aktivitas ini lebih maksimal, imbangi pula dengan asupan bergizi, contohnya makanan berserat. Jenis makanan ini tak hanya mampu melancarkan pencernaan, tapi juga efektif menghindarkan Anda dari berbagai macam penyakit, seperti diabetes dan jantung. Anda dapat mengimbangi yoga dengan asupan bergizi dan berserat seperti kedelai, jeruk, kentang, apel, dan wortel. Nah, apakah Anda tertarik mencoba aktivitas yang telah banyak dimanfaatkan selama lebih dari 5000 tahun ini?

 

Sumber:

Diabetes di usia muda. holistic health solution. Hal 81

http://www.betterhealth.vic.gov.au/bhcv2/bhcarticles.nsf/pages/Yoga

http://www.webmd.com/balance/guide/the-health-benefits-of-yoga

http://www.mayoclinic.com/health/fiber/NU00033