Perut buncit bukan cuma masalah orang gemuk saja. Beberapa orang bisa saja punya perut buncit meski badannya tergolong kurus. Nah, apapun bentuk tubuh Anda, perut buncit harus dijauhi kalau mau #HidupEnak. Pasalnya, perut buncit bisa jadi akar dari begitu banyak masalah kesehatan yang berbahaya.

Apa penyebab perut buncit?

 

Perut bisa buncit ketika tubuh menyimpan timbunan lemak viseral dalam rongga perut. Lemak viseral sebenarnya penting untuk melindungi hati dan organ-organ lain dalam perut Anda. Namun ketika jumlahnya terlalu banyak, lama-lama lemak akan memproduksi banyak racun berbahaya dan memengaruhi fungsi hormon tubuh.

Penumpukan lemak viseral bisa dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya kebiasaan makan manis dan berlemak serta kurang olahraga. Stres, berat badan berlebih, kurang tidur, kondisi genetik, dan penuaan alami juga bisa meningkatkan risiko Anda memiliki perut buncit.

Perut buncit dapat diukur dari lingkar pinggang. Apabila Anda perempuan dan memiliki lingkar pinggang lebih dari 88 cm bagi perempuan, maka Anda perlu berhati-hati. Begitu pula dengan laki-laki. Jika lingkar pinggang Anda lebih dari 102 cm, saatnya untuk mulai mengubah gaya hidup dan periksakan diri ke dokter.

Semakin banyak tumpukan lemak viseral dalam perut, maka semakin buncit perut Anda. Semakin besar pula ukuran lingkar pinggang Anda. Maka, Anda akan semakin berisiko untuk mengalami berbagai penyakit kronis.

Risiko penyakit yang mungkin terjadi jika punya perut buncit

1. Penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke
Dilansir dari Web MD, Samuel Dagogo-Jack, MD, presiden dari American Diabetes Associattion mengatakan, racun sitokin yang dihasilkan oleh tumpukan lemak viseral bisa memicu terjadinya peradangan sehingga meningkatkan risiko Anda terkena penyakit jantung.

Selain itu, tingginya lemak viseral juga berkaitan dengan tingginya kolesterol jahat LDL. Kolesterol tinggi dapat menyebabkan terbentuknya plak di dinding pembuluh darah. Plak ini bisa mengeras dan akhirnya menyumbat aliran darah sehingga mengganggu fungsi jantung, bahkan hingga menyebabkan serangan jantung. Kolesterol LDL juga bisa menyumbat pembuluh darah di otak, yang dapat menimbulkan stroke.

2. Diabetes tipe 2

Lemak viseral yang ada di dalam perut bisa mengganggu kerja hormon insulin alami, yang pada akhirnya bisa meningkatkan risiko Anda terhadap diabetes tipe 2.

Dilansir dari laman Healthline, tumpukan lemak viseral menghasilkan protein pengikat retinol yang dapat meningkatkan resistensi insulin. Itu kenapa orang yang perutnya buncit berisiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes melitus. Risiko ini bahkan tetap mungkin terjadi meski Anda tidak memiliki riwayat diabetes dalam keluarga.

3. Tekanan darah tinggi

Lemak viseral juga dapat meningkatkan tekanan darah dengan cepat. Mengutip American College of Cardiology, orang berperut buncit berisiko mengalami hipertensi hingga 22% lebih tinggi daripada orang-orang yang tidak memiliki perut buncit.

American Heart Association menjelaskan bahwa lemak viseral dapat mengganggu fungsi ginjal dan kelenjar adrenal, dua organ penting yang mengatur tekanan darah. Lemak viseral yang tebal menghimpit dua organ tersebut sehingga menyebabkan peningkatan tekanan darah.

4. Kanker

Seperti yang telah disebutkan di atas, racun sitokin yang dihasilkan lemak viseral dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh. Peradangan ini kemudian memicu sel-sel sehat untuk berkembang mengganas menjadi sel kanker.

Dikutip dari laman Medical News Today, lemak viseral juga menghasilkan zat yang bernama fibroblast growth factor-2 (FG2) lebih banyak dibandingkan dengan jenis lemak lainnya.

Kadar FG2 berlebihan ini akan mendorong sel-sel tubuh yang masih normal berubah menjadi sel kanker. Oleh karena itu, lemak viseral dianggap jenis lemak yang paling berbahaya.

Jenis kanker yang paling sering terjadi akibat perut buncit adalah kanker payudara dan kanker usus besar (kolorektal).

Lalu, bagaimana mencegahnya?

Jika Anda terlanjur punya perut buncit dan tidak ingin penyakit-penyakit berbahaya itu menghampiri Anda, ini saatnya mulai untuk hidup lebih sehat.

Mulailah dari hal sederhana dulu, seperti memilih camilan yang sehat. Salah satu camilan yang tidak hanya sehat, tapi juga enak dan mudah didapat adalah kacang kedelai.

kacang kedelai adalah sumber protein nabati yang sangat baik untuk tubuh. Ditambah lagi, kacang kedelai memiliki indeks glikemik rendah sehingga bisa membantu mengendalikan rasa lapar.

Kedelai juga diperkaya oleh serat yang diperlukan tubuh untuk menjaga pencernaan tetap sehat dan menjaga berat badan. Kementerian Kesehatan RI mencatat dalam 100 gram kacang kedelai mengandung 2.9 gram serat.

Nah, tidak ada ruginya ngemil kacang kedelai saat lagi iseng, bukan? Selain bikin kenyang lebih lama, Anda juga bisa tetap #HidupEnak tanpa harus khawatir dengan bahaya penyakit akibat perut buncit.

Referensi

American College of Cardiology. 2014. Belly Fat Increases Risk for High Blood Pressure. [Online] Tersedia pada: https://www.cardiosmart.org/News-and-Events/2014/09/Belly-Fat-Increases-Risk-for-High-Blood-Pressure (Diakses 15 Maret 2018)

American Heart Association. 2014. Study: Belly Fat May Lead to High Blood Pressure by Affecting Kidneys. [ONline] Tersedia pada: https://news.heart.org/study-belly-fat-may-lead-to-high-blood-pressure-by-affecting-kidneys/ (Diakses 15 Maret 2018)

WebMD. 2015. The Risks of Belly Fat. [Online] Tersedia pada: https://www.webmd.com/diet/obesity/features/the-risks-of-belly-fat#1 (Diakses 15 Maret 2018)

Sandoiu Ana. 2017. Belly Fat Protein May Cause Cancer. [Online] Tersedia pada: https://www.medicalnewstoday.com/articles/319160.php (Diakses 15 Maret 2018)

Gotter Ana. 2017. Visceral Fat.[Online] Tersedia pada: https://www.healthline.com/health/visceral-fat#complications (Diakses 15 Maret 2018)

Harvard health Publishing. 2017. Abdominal Obesity and Your Health. [Online] Tersedia pada: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/abdominal-obesity-and-your-health (DIakses 15 Maret 2018)