SOYJOY National Nutritionist Gathering 2023

SOYJOY National Nutritionist Gathering 2023

Tentang SOYJOY National Nutritionist Gathering 2023

Diabetes, suatu kondisi kronis yang menghantui jutaan orang di seluruh dunia, memerlukan penanganan yang hati-hati dan dukungan dari berbagai professional kesehatan. Diantara para professional ini, nutrisionis memainkan peran penting dalam membantu individu dengan diabetes menentukan pilihan makanan yang tepat dan menjalani hidup yang lebih sehat. Menyadari pentingnya kontribusi dari rekan-rekan nutrisionis, SOYJOY dengan bangga mempersembahkan SOYJOY National Nutritionist Gathering (SNNG) dengan tema “Nutritionist and The Important Role for Managing Diabetes” pada Sabtu, 16 November 2023 pukul 08:30-15:00 WIB. SOYJOY National Nutritionist Gathering yang sebelumnya bernama SOYJOY National Nutritionist Webinar kini hadir kembali dengan konsep yang lebih menarik yakni hybrid (daring dan luring)!

Mengikuti SOYJOY National Nutritionist Gathering memberikan kesempatan unik untuk memperdalam pemahaman Anda tentang hubungan antara gizi dan diabetes. Baik Anda nutrisionis berpengalaman, penyedia layanan kesehatan, atau mahasiswa yang bercita-cita terjun di bidang ini, acara ini menawarkan pengetahuan berharga dan kesempatan untuk berjejaring dengan pakar gizi di Indonesia.  

Topik dan Pembicara : 

Opening Speech

Kombes (Pol) Rudatin, SSt,MK, SKM, MS.i

Ketua Umum DPP PERSAGI (*to be confirm)

Keynote Speaker 

  1. Maria Endang Sumiwi, MPH

Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat KEMENKES RI (*to be confirm)

  Understanding The Diabetes Lanscape in Indonesia

Seminar Sesi 1

  • Prof. Dr. Rimbawan

Soybean -The Underrated Superfood and The Truth About Low Glycemic Index (GI) Food for Controlling Blood Sugar

  •  Dr. Fendy Susanto, MSc, CSP.

Unlocking The Benefit of Soyfood and Low Glycemic Index (GI) Snack for Healthy Living

Seminar Sesi 2 

  • Fitri Hudayani, S.ST, S.Gz.MKM,RD

Nutrition Care Plan and Diabetes Management Update for Pregnancy: How to Maternal Diet Affects to Gestational and Pre-Gestational Diabetes

  • Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes

The Importance of Count Carbohydrate Intake in Diabetes Patient: Carbohydrate Counting Method

Tata Cara Pembelian Tiket dan Registrasi Acara :

Berbeda dengan tahun sebelumnya, saat ini Anda dapat mengikuti acara secara daring melalui aplikasi zoom atau luring di Mercure Hotel Jalan Sabang – Jakarta dan berikut tata cara pendaftarannya :

1. Tiket Peserta Seminar Daring (online)

  1. Beli Online –  SOYJOY National Nutritionist Gathering package di ecommerce TOKOPEDIA atau anda dapat mengakses link berikut: https://linktr.ee/soyjoyNNG2023 
  2. Setelah melakukan pembelian, screen capture invoice pembelian anda sebagai bukti telah membeli tiket SNNG (Nomor Invoice merupakan kode regitrasi anda, contoh : INV/20231006/MPL/1565808805)
  3. Lakukan Registrasi ulang dengan mengisi data peserta, nomor invoice dan mengunggah (upload) bukti invoice  yang telah di screen capture sebelumnya melalui link berikut : https://bit.ly/REGISTRASINNG_ONLINE

Setiap peserta yang telah membeli tiket di TOKOPEDIA wajib melakukan regitrasi ulang.

  1. Setelah selesai melakukan pendaftaran ulang, panitian akan melakukan verifikasi secara manual untuk data yang Anda upload. Peserta yang lolos verifikasi akan di invite ke group whatsapp SOYJOY National Nutritionist Gathering 2023. 
  2. Link acara akan dikirimkan ke email anda 2 jam sebelum acara dimulai. Sehingga pastikan alamat email yang anda daftarkan sudah benar dan kami rahapkan anda untuk secara berkala cek email setelah melakukan registrasi online.

Fasilitas yang didapatkan oleh peserta Online

  1. E- Sertifikat ber-SKP KEMENKES RI (1 SKP)
  2. 8 Bar SOYJOY
  3. Produk Sebamed khusus 250 pendaftar pertama
  4. Produk Senka Perfect Whip U 50g
  5. Voucher bebas ongkir hingga 10.000,- (ketersediaan terbatas)
  6. Doorprize dengan total hadiah jutaan rupiah 

2.Tiket Peserta Seminar Luring (Offline)

  1. Beli Offiline – SOYJOY National Nutritionist package di ecommerce TOKOPEDIA atau anda dapat mengakses link berikut : https://linktr.ee/soyjoyNNG2023  
  2. Setelah melakukan pembelian, screen capture invoice pembelian anda sebagai bukti telah membeli tiket SNNG (Nomor Invoice merupakan kode regitrasi anda, contoh : INV/20231006/MPL/1565808805)
  3. Lakukan Registrasi ulang dengan mengisi data peserta, nomor invoice dan mengunggah (upload) bukti invoice  yang telah di screen capture sebelumnya melalui link berikut : https://bit.ly/REGISTRASINNG_OFFLINE Setiap peserta yang telah membeli tiket di TOKOPEDIA wajib melakukan regitrasi ulang.
  4. Setelah selesai melakukan pendaftaran ulang, panitian akan melakukan verifikasi secara manual untuk data yang Anda upload. Peserta yang lolos verifikasi akan dikirimkan undangan elektronik melalui email anda. 
  5. Peserta dapat menghadiri acara secara offline di Mercure Hotel Jalan Sabang – Jakarta dengan cara menunjukkan undangan elektronik yang telah di email panitia. 

Fasilitas yang didapatkan oleh peserta offline

  1. E- Sertifikat ber-SKP KEMENKES RI (1 SKP)
  2. Makan siang dan 2x coffee break* (khusus untuk peserta offline)
  3. 14 Bar SOYJOY
  4. Produk Sebamed khusus 250 pendaftar pertama
  5. Produk Senka Perfect Whip U 50g
  6. 7 botol Fibe Mini
  7. Voucher Sozo Skin Clinic
  1. Voucher bebas ongkir hingga 10.000,- (ketersediaan terbatas)
  2. Doorprize dengan total hadiah jutaan rupiah
  3. Photobooth  

Contact Person Pantia : Reyvan 0822-3031-2014 (Whatsapp Only)

5 Mitos Fakta Seputar Snack pada Diabetesi

5 Mitos Fakta Seputar Snack pada Diabetesi

Diabetesi tentu sudah tidak asing dengan prinsip pengaturan makan yang harus diikuti untuk menjaga agar gula darah tetap normal, yaitu Prinsip 3J (Tepat Jumlah, Tepat Jadwal, dan Tepat Jenis). Nah, selama menjaga dan mengikuti pola makan tersebut, banyak sekali informasi-informasi yang terkadang simpang siur, terutama tentang pengaturan makanan camilan atau snacking pada diabetesi.

Hal ini membuat banyak diabetesi menjadi takut untuk snacking karena banyaknya mitos-mitos yang terdengar tersebut. Tentunya hal ini dapat membahayakan karena para diabetesi juga harus memenuhi kebutuhan gizi nya dengan baik. Yuk kita kupas tuntas informasi-informasi tentang snacking bagi diabetesi di bawah ini termasuk mitos atau fakta!

1. Diabetesi tidak boleh snacking

Snacking yang tepat bagi penderita Diabetes Melitus memiliki berbagai manfaat penting, seperti menghindari makan berlebihan pada waktu makan utama, menekan “keinginan untuk ngemil” secara psikologis, menjaga kadar gula darah tetap normal, sekaligus memenuhi kebutuhan zat gizi harian1,2 . Diabetesi disarankan untuk snacking sebanyak 2-3 kali dalam sehari, dengan pembagian waktu satu kali diantara makan pagi dan siang, satu kali diantara makan siang dan malam, serta sekitar 1-2 jam sebelum tidur apabila diperlukan untuk menghindari hipoglikemia pada pagi harinya3 . Wah jadi ternyata ini mitos ya!

2. Buah merupakan snack tinggi gula yang harus dihindari

Buah memang mengandung salah satu jenis gula sederhana yaitu fruktosa3 . Namun fruktosa dalam buah tidak dicerna dengan cara yang sama dengan gula pasir. Buah tidak memiliki dampak negatif yang signifikan dalam kenaikan kadar gula darah. Melainkan hal yang lebih penting adalah dimana buah mengandung serat dan antioksidan yang dapat membantu mencegah komplikasi Diabetes Melitus4 . Disarankan untuk mengonsumsi buah-buah yang memiliki indeks glikemik rendah, seperti apel, jeruk, papaya, pir, nanas, dan anggur. Tidak ada lagi alasan untuk menghindari buah ya

3. Konsumsi snack tinggi serat baik untuk jaga gula darah

Beberapa penelitian yang dilakukan oleh Association of European Diabetes Study, Canadian Diabetes Association, dan Australian Dietitians Association, merekomendasikan konsumsi snack yang tinggi serat dan rendah indeks glikemik untuk menjaga kadar gula darah dan mengontrol berat badan1,5 . Hal ini disebabkan karena konsumsi serat yang cukup dapat meningkatkan kekentalan isi lambung sehingga menunda laju pengosongan lambung. Pengentalan ini akan memperlambat penyerapan gula ke dalam usus dan meningkatkan fungsi insulin6 . Yap, benar, hal ini adalah fakta! Kamu bisa mengonsumsi SOYJOY untuk mendapatkan manfaat snack yang tinggi serat dan rendah indeks glikemik. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh sehingga bisa bantu #JagaGulaDarah kamu loh.

4. Diabetesi tidak boleh konsumsi snack yang mengandung gula tambahan

Diabetesi yang memiliki gula darah terkontrol, masih diperbolehkan untuk mengonsumsi gula tambahan namun dalam jumlah yang terbatas. Konsumsi gula dalam sehari tidak boleh lebih dari 5% dari kebutuhan kalori harian3 . Misalnya kebutuhan kalorimu adalah 2.100 kkal, maka konsumsi gula maksimal dalam sehari adalah 26 gram atau setara dengan 2 sendok makan. Kesimpulannya, konsumsi gula masih diperbolehkan dalam jumlah yang terbatas.

5. Snack tinggi protein membuat kenyang lebih lama

Pada penderita Diabetes, protein dapat memberikan efek kenyang lebih tinggi dan lebih lama7 . Protein juga memiliki efek yang minimal pada kenaikan kadar gula darah apabila dikonsumsi pada jumlah yang sesuai8 . Selain itu, protein juga dapat membantu pengeluaran hormon insulin pada Diabetesi9,10 . Maka dari itu, pastikan kebutuhan proteinmu terpenuhi dengan konsumsi snack tinggi protein seperti SOYJOY. Kebaikan kedelainya bisa bantu kamu untuk #KenyangLebihLama. Setelah kita kupas tuntas mitos fakta seputar snacking pada Diabetesi, semoga kedepannya nggak ada kata ragu lagi yah buat tetap mengonsumsi snack yang tinggi protein, tinggi serat, dan rendah indeks glikemik, seperti SOYJOY. Sekarang ada 2 varian baru dari SOYJOY, yaitu varian rasa Lekker and Nuts serta Tropical Cranberries loh! Kamu udah cobain yang mana?

Referensi:

1. Angelos, K. S., & ÖZTAĞ, M. (2020). Optimized snacking is positively associated with socioeconomic status and better Type 2 Diabetes Mellitus management in Turkish patients. Gazzetta Medica Italiana-Archivio per le Scienze Mediche, 179(7-8), 459-67.

2. Imai, S., Kajiyama, S., Hashimoto, Y., Nitta, A., Miyawaki, T., Matsumoto, S., … & Fukui, M. (2018). Consuming snacks mid-afternoon compared with just after lunch improves mean amplitude of glycaemic excursions in patients with type 2 diabetes: A randomized crossover clinical trial. Diabetes & Metabolism, 44(6), 482-487.

3. Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). (2021). Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa di Indonesia. PB PERKENI. p18-22.

4. Du, H., Li, L., Bennett, D., Guo, Y., Turnbull, I., Yang, L., Bragg, F., Bian, Z., Chen, Y., Chen, J., Millwood, I. Y., Sansome, S., Ma, L., Huang, Y., Zhang, N., Zheng, X., Sun, Q., Key, T. J., Collins, R., Peto, R., … China Kadoorie Biobank study (2017). Fresh fruit consumption in relation to incident diabetes and diabetic vascular complications: A 7-y prospective study of 0.5 million Chinese adults. PLoS medicine, 14(4), e1002279. https://doi.org/10.1371/journal.pmed.1002279

5. Deed, G., Ackermann, E., Newman, R., Audehm, R., Arthur, I., Barlow, J., … & Sharma, A. (2014). General practice management of type 2 diabetes: 2014-15. Kim, H. K., Nanba, T., Ozaki, M., Chijiki, H., Takahashi, M., Fukazawa, M., Okubo, J., & Shibata, S. (2020). Effect of the Intake of a Snack Containing Dietary Fiber on Postprandial Glucose Levels. Foods (Basel, Switzerland), 9(10), 1500. https://doi.org/10.3390/foods9101500

6. Kim, H. K., Nanba, T., Ozaki, M., Chijiki, H., Takahashi, M., Fukazawa, M., Okubo, J., & Shibata, S. (2020). Effect of the Intake of a Snack Containing Dietary Fiber on Postprandial Glucose Levels. Foods (Basel, Switzerland), 9(10), 1500. https://doi.org/10.3390/foods9101500

7. Westerterp-Plantenga, M. S., Lemmens, S. G., & Westerterp, K. R. (2012). Dietary protein–its role in satiety, energetics, weight loss and health. British journal of nutrition, 108(S2), S105-S112.

8. Krzymien, J., & Ladyzynski, P. (2019). Insulin in type 1 and type 2 diabetes— should the dose of insulin before a meal be based on glycemia or meal content?. Nutrients, 11(3), 607.

9. Campbell, A. P., & Rains, T. M. (2015). Dietary protein is important in the practical management of prediabetes and type 2 diabetes. The Journal of nutrition, 145(1), 164S-169S.

10.Evert, A. B., Dennison, M., Gardner, C. D., Garvey, W. T., Lau, K. H. K., MacLeod, J., … & Yancy Jr, W. S. (2019). Nutrition therapy for adults with diabetes or prediabetes: a consensus report. Diabetes care, 42(5), 731.

Tenang, Pre-diabetes dapat diperbaiki dengan langkah-langkah ini

Tenang, Pre-diabetes dapat diperbaiki dengan langkah-langkah ini

Pre-diabetes merupakan suatu kondisi dimana mulai terjadi peningkatan kadar gula darah di atas normal, namun belum termasuk kategori Diabetes1. Banyak faktor yang menjadi penyebab timbulnya Pre-Diabetes, misalnya faktor genetik dan gaya hidup. Namun, faktor paling dominan yang diyakini menjadi penyebab tingginya kejadian ini adalah faktor gaya hidup2.

Ternyata, sebanyak 70% orang dengan Pre-Diabetes akan mengalami Diabetes dalam kurun waktu 10 tahun, sehingga hal ini harus segera ditangani dengan baik. Perubahan gaya hidup seperti menurunkan berat badan dan meningkatkan aktivitas fisik, dapat menurunkan resiko Diabetes hingga 58% loh3. Yuk simak penjelasan berikut untuk informasi lebih detailnya!

1. Pengaturan makan

Orang dengan Pre-Diabetes harus lebih memperhatikan makanannya. Semisal dia memiliki berat badan berlebih, berarti dia harus mengurangi konsumsi kalori hariannya sebesar 500-1.000 kkal dan mengutamakan untuk mengurangi konsumsi lemak4.

Selain dari jumlahnya, pemilihan makanan rendah indeks glikemik ternyata dapat menurunkan resiko Diabetes hingga 18-40%5. Kamu bisa mendapatkan makanan dengan indeks glikemik tersebut dengan mengonsumsi SOYJOY. Snack Bar yang terbuat dari kedelai utuh dan memiliki indeks glikemik rendah. Sudah makan SOYJOY hari ini?

2. Berolahraga rutin dan meningkatkan aktivitas fisik

Perkembangan jaman memberikan banyak kemudahan untuk kita, sehingga tren sedentary lifestyle atau sedikit aktivitas fisik pun meningkat. Orang dengan Pre-Diabetes sangat disarankan untuk meningkatkan aktivitas fisik dan olahraga untuk meningkatkan sensivitas insulin. Penelitian membuktikan,

mengganti 30 menit dari sedentary lifestyle dengan aktivitas fisik sedang hingga berat, dapat meningkatkan sensitivitas insulin sebanyak 15% loh6!

Durasi yang direkomendasikan untuk melakukan aktivitas fisik sedang adalah minimal 150 menit per minggu4. Tipsnya, kamu bisa lakukan ini secara bertahap sesuai dengan kemampuan, misalnya 30 menit/hari, atau dibagi menjadi 2x dalam sehari dengan masing-masing 15 menit, atau dibagi menjadi 3x dalam sehari dengan masing-masing 10 menit.

3. Menurunkan berat badan

Kondisi obesitas atau kelebihan berat badan akan memicu peningkatan tanda-tanda peradangan dalam tubuh yang lambat laun dapat meningkatkan resistensi insulin di dalam sel7. Mencapai dan mempertahankan penurunan berat badan minimal 7% atau mempertahankan berat badan yang sehat (ideal) dapat mengurangi faktor risiko kardiovaskular dan mencegah atau menunda perkembangan Pre-Diabetes menjadi Diabetes8. Namun perlu diingat, penurunan berat badan yang aman dan sehat adalah sebesar 0,5 – 1 kg per minggu4.

Penelitian membuktikan bahwa menurunkan 5% berat badan, dapat meningkatkan sensitivitas insulin hingga 30%9. Dalam studi lain, setiap penurunan 1 kg berat badan akan menurunkan resiko terjadinya Diabetes hingga 16%10. Langkah ketiga ini dapat diterapkan dengan mudah apabila sudah menerapkan langkah pertama dan kedua dengan baik.

4. Konsultasi dengan dokter apakah memerlukan obat

Selain dari modifikasi gaya hidup, beberapa orang dengan Pre-Diabetes juga memerlukan terapi tambahan berupa obat penurun gula darah (anti diabetes) ataupun obat anti obesitas agar penyakitnya tidak berkembang menjadi Diabetes11. Namun keputusan pemberian obat harus dikonsultasikan terlebih dahulu dengan dokter yaa!

5. Pemeriksaan ulang secara rutin

Penderita Pre-Diabetes disarankan untuk melakukan pemeriksaan gula darah rutin minimal satu tahun sekali agar dapat memantau apakah kondisinya sudah berkembang menjadi Diabetes Melitus atau belum4. Harapannya dapat

diberikan penanganan yang tepat sehingga menghindari resiko terjadinya komplikasi akibat gula darah yang tinggi.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan, baik perubahan gaya hidup maupun terapi obat penurun gula darah, keduanya sama-sama efektif untuk mencegah Diabetes, namun memang intervensi gaya hidup memiliki efek yang lebih besar dan berkelanjutan12. Eitsss tenang aja, ada SOYJOY yang bisa bantu kamu untuk memiliki gaya hidup yang sehat karena kebaikan kedelainya bisa #BantuJagaBeratBadan dan #BantuJagaGulaDarah kamu! Jangan lupa? Makan SOYJOY!

Referensi:

  1. Centers for Disease Control and Prevention. (2011). National diabetes fact sheet: national estimates and general information on diabetes and prediabetes in the United States, 2011. Atlanta, GA: US department of health and human services, centers for disease control and prevention, 201(1), 2568-2569.
  2. Arigbede, O., Adeoye, I., Jarrett, O., & Yusuf, O. (2017). Prediabetes among Nigerian adolescents: A School-based study of the prevalence, risk factors and pattern of fasting blood glucose in Ibadan, Nigeria. International Journal of Diabetes in Developing Countries, 37(4), 437–445. https://doi.org/10.1007/s13410-016-0505-6.
  3. Schellenberg, E. S., Dryden, D. M., Vandermeer, B., Ha, C., & Korownyk, C. (2013). Lifestyle interventions for patients with and at risk for type 2 diabetes: a systematic review and meta-analysis. Annals of internal medicine, 159(8), 543- 551.
  4. ElSayed, N. A., Aleppo, G., Aroda, V. R., Bannuru, R. R., Brown, F. M., Bruemmer, D., … & Gabbay, R. A. (2023). 3. Prevention or delay of type 2 diabetes and associated comorbidities: standards of care in diabetes—2023. Diabetes Care, 46(Suppl 1), S41.
  5. Cho, S. S., Qi, L., Fahey Jr, G. C., & Klurfeld, D. M. (2013). Consumption of cereal fiber, mixtures of whole grains and bran, and whole grains and risk reduction in type 2 diabetes, obesity, and cardiovascular disease. The American journal of clinical nutrition, 98(2), 594-619.
  1. Yates,T.,Henson,J.,Edwardson,C.,Dunstan,D.,Bodicoat,D.H.,Khunti,K., & Davies, M. J. (2015). Objectively measured sedentary time and associations with insulin sensitivity: Importance of reallocating sedentary time to physical activity. Preventive medicine, 76, 79-83.
  2. Purkayastha, S., Zhang, G., & Cai, D. (2011). Uncoupling the mechanisms of obesity and hypertension by targeting hypothalamic IKK-β and NF-κB. Nature medicine, 17(7), 883-887.
  3. Saeedi, P., Petersohn, I., Salpea, P., Malanda, B., Karuranga, S., Unwin, N., Colagiuri, S., Guariguata, L., Motala, A. A., Ogurtsova, K., Shaw, J. E., Bright, D., & Williams, R. (2019). Global and Regional Diabetes Prevalence Estimates For 2019 and Projections For 2030 and 2045: Results From The International Diabetes Federation Diabetes Atlas, 9th Edition. Diabetes Research and Clinical Practice, 157, 1–10. https://doi.org/10.1016/j.diabres.2019.107843
  4. Kitabchi, A. E., Temprosa, M., Knowler, W. C., Kahn, S. E., Fowler, S. E., Haffner, S. M., … & Shamoon, H. (2005). Diabetes Prevention Program Research Group Role of insulin secretion and sensitivity in the evolution of type 2 diabetes in the diabetes prevention program: effects of lifestyle intervention and metformin. Diabetes, 54(8), 2404-2414.

10. Hamman, R. F., Wing, R. R., Edelstein, S. L., Lachin, J. M., Bray, G. A., Delahanty, L., … & Diabetes Prevention Program Research                 Group. (2006). Effect of weight loss with lifestyle intervention on risk of diabetes. Diabetes care, 29(9), 2102-2107.

11.Khan, R., Chua, Z., Tan, J., Yang, Y., Liao, Z., & Zhao, Y. (2019). From Pre- Diabetes to Diabetes: Diagnosis, Treatments and                         Translational Research. Medicina, 55(9), 546. https://doi.org/10.3390/medicina55090546

12.Beulens, J. W. J., Rutters, F., Ryden, L., Schnell, O., Mellbin, L., Hart, H. E., & Vos, R. C. (2019). Risk and management of pre-                       diabetes. European journal of preventive cardiology, 26(2_suppl), 47-54.

Turun berat badan 5 kilo dalam 3 hari, apakah aman?

Turun berat badan 5 kilo dalam 3 hari, apakah aman?

Demi mendapatkan penurunan berat badan yang diinginkan, banyak orang rela untuk melakukan pola makan ekstrim  agar berat badannya dapat turun banyak dan dalam waktu yang cepat. Pola makan ekstrim adalah pola makan yang tidak mengandung komposisi zat gizi yang seimbang, seperti tinggi lemak-rendah karbohidrat, tinggi karbohidrat-rendah lemak, atau defisit kalori ekstrim (<800 kkal/hari)10. Misalnya dengan hanya memakan buah apel, ubi-ubian, dan dengan lauk-pauk yang sangat sedikit. Banyak orang yang tergiur untuk mengikuti pola makan tersebut karena hasil penurunan berat badannya dapat mencapai 5 kg dalam 3 hari, lho!

Sumber: iStockphoto – KatarzynaBialasiewicz

Tapi apa sih hal-hal yang sebenarnya harus diperhatikan sebelum kamu mengikuti pola makan tertentu? Yuk simak penjelasan berikut ini agar pola makan kamu untuk menurunkan berat badan aman dan berhasil:

1. Kenali kebutuhan kalorimu

Kebutuhan kalori setiap orang dalam satu hari sudah pasti berbeda-beda. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi adalah jenis kelamin, usia, berat badan, dan tinggi badan1. Rata-rata kebutuhan kalori seorang pria dewasa (berusia 19-49 tahun) berkisar antara 2.550-2.650 kkal sedangkan untuk wanita berkisar pada 2.150-2.250 kkal2. Namun terdapat kebutuhan kalori minimal (kalori basal) yang digunakan tubuh untuk menjalankan fungsi-fungsi dasar, seperti bernapas, aktivitas jantung, dan aktivitas dasar lainnya. Sehingga kamu harus pastikan bahwa asupan kalorimu tidak kurang dari kalori basalmu ya!

2. Penurunan berat badan yang wajar

Penurunan berat badan dapat tercapai apabila kamu mengikuti prinsip kalori defisit, yaitu kondisi dimana kalori yang keluar harus lebih besar daripada kalori yang masuk. Pengurangan asupan kalori yang aman biasanya dilakukan secara bertahap, dimulai dari 500 kkal hingga 750 kkal3-7. Hal ini selaras dengan hasil sebuah penelitian dimana defisit kalori sebesar 500-600 kkal, dapat menurunkan berat badan sekitar 0,5 kg per minggu8

3. Penerapan dalam jangka panjang

Defisit kalori ekstrim memang terlihat lebih menggiurkan karena dapat menurunkan berat badan yang cukup banyak dalam waktu singkat. Namun ternyata penurunan berat badan yang seperti ini menimbulkan efek yang berbaya untuk tubuh, mulai dari meningkatkan resiko terkena serangan jantung, stroke, dan hingga kematian dini9.

Selain berbahaya untuk tubuh, defisit kalori ekstrim juga sangat menyiksa diri sehingga cenderung tidak bisa dilakukan dengan nyaman dalam jangka panjang.

Kesimpulan dari 3 hal yang harus diperhatikan tersebut adalah tetaplah berpegang kepada Prinsip Gizi Seimbang.

Pertama, perhatikan keberagaman makanan, ingatlah bahwa tidak ada satupun bahan makanan yang sempurna bisa melengkapi semua kebutuhan gizi mu.

Kedua, perhatikan porsi makanmu agar terhindar dari makan kalap.

Ketiga, pilihlah makanan yang cenderung memberikan efek kenyang lebih lama, seperti protein dan serat.

Kamu bisa bantu penuhi protein dan serat harianmu dengan  mengonsumsi SOYJOY. Snack bar yang terbuat dari kedelai utuh, yang tinggi protein dan serat, sehingga bisa #BantuKenyangLebihLama dan tentunya bisa bantu #JagaBeratBadan mu, loh!

Dan yang paling penting, SOYJOY siap nemenin perjalananmu untuk jaga pola makan, dengan aman dan enjoy!

Referensi:

  1. Kemenkes RI. (2018). Berapa kebutuhan kalori anda per hari?. Direktorat Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
  2. Kemenkes RI. (2019). Angka Kecukupan Gizi Yang Dianjurkan Untuk Masyarakat Indonesia. Peraturan Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019.
  3. Kim J. Y. (2021). Optimal Diet Strategies for Weight Loss and Weight Loss Maintenance. Journal of obesity & metabolic syndrome, 30(1), 20–31. https://doi.org/10.7570/jomes20065
  4. Seo, M. H., Lee, W. Y., Kim, S. S., Kang, J. H., Kang, J. H., Kim, K. K., … & Committee of Clinical Practice Guidelines. (2019). 2018 Korean society for the study of obesity guideline for the management of obesity in Korea. Journal of obesity & metabolic syndrome, 28(1), 40.
  5. Yi, Y., & Kim, S. (2019). CPG for the diagnosis and treatment of pediatric obesity: recommendations from committee on pediatric obesity of the Korean society of pediatric, gastroenterology, hepatology y nutrition. Nature, 22(1), 1-27.
  6. Ryan, D. H., & Kahan, S. (2018). Guideline recommendations for obesity management. Medical Clinics, 102(1), 49-63.
  7. Turner, L. R., Harris, M. F., & Mazza, D. (2015). Obesity management in general practice: does current practice match guideline recommendations?. Medical Journal of Australia, 202(7), 370-372.
  8. MacLean, P. S., Bergouignan, A., Cornier, M. A., & Jackman, M. R. (2011). Biology’s response to dieting: the impetus for weight regain. American Journal of Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology.
  9. Kim, M. K., Han, K., Park, Y. M., Kwon, H. S., Kang, G., Yoon, K. H., & Lee, S. H. (2018). Associations of variability in blood pressure, glucose and cholesterol concentrations, and body mass index with mortality and cardiovascular outcomes in the general population. Circulation, 138(23), 2627-2637.
  10. Joshi, S., & Mohan, V. (2018). Pros & cons of some popular extreme weight-loss diets. The Indian journal of medical research, 148(5), 642–647. https://doi.org/10.4103/ijmr.IJMR_1793_18
Yuk Kita Bedah Tiffany’s Plate, Pola Makan yang Bikin Turun 30 Kg

Yuk Kita Bedah Tiffany’s Plate, Pola Makan yang Bikin Turun 30 Kg

Beberapa waktu lalu, sempat viral pola makan yang dilakukan oleh seorang Tiktokers, Tiffany Magee, yang mengaku berhasil menurunkan berat badan hingga 30 kilogram lebih. Tren pola makan ini dia beri nama Tiffany’s Plate. Pola makan Tiffany’s Plate terdiri dari sosis, berbagai sayur-sayuran seperti seledri, brokoli, wortel, okra, lobak, kubis brussel, dan buah-buahan seperti buah naga dan persik, yang diberikan sedikit keju cottage dan mustard sebagai cocolan.

Sumber: Tiktok @tiffanyymagee

Nah kira-kira apa ya yang bikin diet ini bisa menurunkan berat badan lebih dari 30 kg? Yuk kita bedah alasannya!

1. Rendah kalori

Kalori yang terkandung pada bahan-bahan makanan di Tiffany’s Plate tergolong rendah, hanya berkisar 21 hingga 78 kkal per 100 gramnya1,2. Wajar saja apabila pola makan seperti ini dapat menurunkan berat badan yang cukup banyak jika dilakukan dalam waktu lama. Namun ternyata ada dampak yang akan timbul apabila pola makan terlalu rendah kalori diterapkan dalam waktu lama. Seperti yang terjadi pada penelitian yang menerapkan defisit kalori sebesar 15-20%, ternyata menyebabkan pengurangan pengeluaran energi 5-10% loh3! Sehingga pola makan defisit kalori sebaiknya dilakukan dengan pendampingan yang tepat agar tidak menimbulkan pelambatan metabolisme. Selain itu, pola makan terlalu rendah kalori kurang bisa dijadikan sebagai gaya hidup yang sehat untuk jangka panjang karena umumnya terasa ‘menyiksa’ dan lebih rentan menimbulkan efek Yoyo (berat badan naik kembali) di masa yang akan datang.

2. Kaya akan serat

Bahan makanan yang dipilih pada pola makan ini cenderung tinggi serat karena berasal dari beberapa sayur dan buah. Serat terbukti dapat mempertahankan rasa kenyang lebih lama karena dapat ‘mengisi’ lambung dan dicerna lebih lama4. Sehingga makanan tinggi serat dapat membantu kamu untuk menurunkan atau menjaga berat badan. Selain berasal dari sayur dan buah, pilihan bahan makanan tinggi serat yang bisa kamu konsumsi adalah kacang-kacangan, yang salah satunya seperti kedelai.

3. Tinggi protein

Pada sebuah penelitian, orang-orang yang menjalankan pola makan berprotein tinggi seperti keju cottage selama 1 tahun, mengalami penurunan berat badan dengan rata-rata sebesar 2,8 kg pada wanita dan 1,4 kg pada pria5. Selain itu, pola makan tinggi protein juga terbukti dapat meningkatkan hormon rasa kenyang sehingga bantu kamu untuk tidak kalap makan6. Tapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pola makan Tiffany’s Plate ini, seperti tingginya kadar natrium yang terkandung pada keju cottage dan sosis. Natrium yang terkandung dalam keju cottage (406 mg/100 g) dan sosis (765 mg/100 g) tergolong tinggi. Asupan natrium yang tinggi akan memicu peningkatan tekanan darah dan meningkatkan resiko penyakit jantung7. Sehingga sebaiknya tidak terlalu banyak dan sering mengonsumsi kedua bahan tersebut. 

Sebagai penggantinya kamu bisa memilih sumber tinggi protein lain yang lebih rendah kadar natriumnya, misalnya seperti ayam, ikan, atau plant based protein seperti kedelai. Cara praktis untuk bantu penuhi protein harianmu adalah dengan konsumsi SOYJOY. Snack bar yang terbuat dari kedelai utuh tinggi protein dan serat, bisa #BantuJagaBeratBadanmu karena udah gak khawatir lagi bakalan kalap makan.

Setelah menyimak segala penjelasan mengenai pola makan Tiffany’s Plate, semoga kamu bisa lebih bijak dalam memilih pola makan yang baik dan bisa kamu terapkan dalam jangka panjang yaa! Karena sejatinya pola makan yang baik dan sehat adalah pola makan yang bisa kamu terapkan seumur hidup. Tenang, dalam perjalanan itu, SOYJOY akan selalu setia menemani kamu kok, karena kebaikan kedelai dari SOYJOY bisa #BantuJagaBeratBadan mu. Jangan lupa? Makan SOYJOY!

Referensi:

  1. Kementrian Kesehatan, RI. (2018). Tabel Komposisi Pangan Indonesia 2017. Kementrian Kesehatan RI Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat.
  2. Food Data Central. 2019. Food Data Central. fdc.nal.usda.gov. https://fdc.nal.usda.gov/fdc-app.html#/food-details/175156/nutrients
  3. Most, J., & Redman, L. M. (2020). Impact of calorie restriction on energy metabolism in humans. Experimental gerontology, 133, 110875. https://doi.org/10.1016/j.exger.2020.110875
  4. Borkoles, E., Krastins, D., van der Pols, J. C., Sims, P., & Polman, R. (2022). Short-Term Effect of Additional Daily Dietary Fibre Intake on Appetite, Satiety, Gastrointestinal Comfort, Acceptability, and Feasibility. Nutrients, 14(19), 4214. https://doi.org/10.3390/nu14194214
  5. Ostrowska, L., Stefańska, E., Jastrzebska, M., Adamska, E., Wujek, A., & Waszczeniuk, M. (2012). Ocena wpływu zmiany nawyków zywieniowych na wybrane parametry metaboliczne u osób otyłych redukujacych mase ciała [Effects of dietary habits modifications on selected metabolic parameters during weight loss in obese persons]. Roczniki Panstwowego Zakladu Higieny, 63(1), 83–90.
  6. van der Klaauw, A. A., Keogh, J. M., Henning, E., Trowse, V. M., Dhillo, W. S., Ghatei, M. A., & Farooqi, I. S. (2013). High protein intake stimulates postprandial GLP1 and PYY release. Obesity, 21(8), 1602-1607.
  7. Rust, P., & Ekmekcioglu, C. (2017). Impact of Salt Intake on the Pathogenesis and Treatment of Hypertension. Advances in experimental medicine and biology, 956, 61–84. https://doi.org/10.1007/5584_2016_147