Pernah dengar tentang konsep Second-Meal Effect? Ini merupakan konsep yang pertama kali diumumkan pada 1982 oleh pengembang diet Indeks Glikemik rendah (low GI), Dr David J. Jenkins dari University of Toronto.
Dr. Jenkins mendefinisikan Second-Meal Effect ini sebagai efek yang muncul dari makanan pertama pada kadar gula darah setelah konsumsi makanan kedua.
Makanan yang mengandung kacang-kacangan kaya serat (misalnya kedelai) memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat dan menjaga tingkat gula darah setelah makan (postprandial) naik mencapai tingkat minimum.
Selain itu, makanan yang mengandung kacang-kacangan kaya serat (seperti kedelai) meningkatkan kontrol gula darah pada makan berikutnya.
Percobaan dilakukan untuk mengonfirmasi Second-Meal Effect berikut ini:
Pada pukul 9 pagi subyek makan salah satu makanan pertama berikut:
Kelompok 1: Camilan kedelai berbentuk batang (soybean nutrition bar).
Kelompok 2: Rice cracker.
Kelompok 3: Tidak ada (hanya minum air).
Makan kedua dilakukan tiga jam kemudian pukul 12 siang. Semua subyek mengonsumsi makanan yang sama dengan makanan pertama.
Hasil tingkat gula darah setelah makan (postprandial) ditunjukkan pada grafik dan diamati pada subyek yang makan camilan kedelai berbentuk batang, cracker beras dan kelompok tanpa snack (hanya minum air).
Kenaikan kadar gula darah dari kelompok 1, yang makan camilan kedelai jauh lebih rendah 240-300 menit setelah makan pertama dibandingkan kelompok 2, yang makan rice cracker.
Kenaikan kadar gula darah dari kelompok 1 bahkan lebih rendah daripada kelompok 3, yang tidak makan apapun di saat yang sama. Ini berarti bahwa makan camilan kedelai sebagai makanan pertama mampu menekan penyerapan gula atau merangsang metabolisme gula dalam darah.
Mengonsumsi makanan dengan kandungan Indeks Glikemik rendah (low GI) membantu mencegah rasa lapar
Hasil penelitian menunjukkan bahwa, camilan kedelai berbentuk batang membantu mengontrol kadar gula darah postprandial setelah makan pertama dan kedua. Karena pencernaan dan penyerapan berlangsung lebih bertahap, makanan tetap dalam saluran pencernaan untuk jangka waktu yang lama, yang berperan besar dalam menjaga perasaan kenyang.
Makanan dengan indeks glikemik (GI) rendah merupakan solusi yang baik bagi orang-orang yang tidak bisa berhenti makan berkalori tinggi, makanan dengan GI tinggi karena terus menerus merasa lapar, namun mencemaskan kegemukan dan kadar gula darah.
SOYJOY pernah melakukan penelitian Second-Meal Effect ini berkolaborasi dengan Prof Dr.Ir. Made Astawan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Made mengatakan, gaya hidup yang sehat dimulai dari pola makan yang baik mengacu pada 3J yakni Jadwal (pagi, siang dan malam), Jenis (harus beragam) dan Jumlah (sesuai dengan kebutuhan tubuh sehari-hari).
Selain itu pola makan yang baik juga harus memenuhi konsep gizi seimbang dengan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian. Kebutuhan akan zat gizi ini bergantung pada kondisi fisiologi tubuh dan aktivitas sehari-sehari individu.
Sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang tepat dan bergizi seimbang dengan memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Misalnya menu sarapan terdiri dari karbohidrat dengan Indeks Glikemik rendah.
Makanan low GI membuat metabolism tubuh berjalan lambat sehingga kadar glukosa dalam darah dapat dipertahankan sampai tiba makan siang. Selain itu makanan dengan kadar low GI akan menimbulkan rasa kenyang yang lama dan dapat mencegah seseorang untuk mengonsumsi camilan atau makan siang secara berlebih.
Kondisi ini sangat baik untuk mempertahankan bobot tubuh termasuk dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, atherosclerosis, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan sebagainya.
Nah, buat kamu yang ingin makan dan merasa kenyang tanpa takut kebanyakan konsumsi karbohidrat, kita bisa mengontrol keinginan makan karbohidrat lebih banyak dengan mengonsumsi protein di antara jam makan. Contoh gampang adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.
Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.
Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.
Diet rendah karbohidrat belakangan banyak menjadi perbincangan karena dipercaya dapat menjaga bahkan menurunkan berat badan. Diet ini berfokus pada pengurangan karbohidrat dalam pola makan seseorang.
Sementara diet rendah karbohidrat ini memang dapat membantu menurunkan berat badan, namun hal itu dapat menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh jika dilakukan secara berlebihan.
Karbohidrat adalah pati, gula dan serat yang ditemukan paling banyak di serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayuran, serta produk dari susu. Karbohidrat masuk dalam golongan makronutrients, yang berarti salah satu dari tiga jenis zat gizi utama – selain protein dan lemak – tubuh memperoleh energi, atau kalori, kata Paige Smathers, seorang ahli diet terdaftar berbasis Utah. The American Diabetes Association mencatat bahwa karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh.
Sementara diet lainnya dapat memantau kalori atau gram dari lemak, diet rendah karbohidrat melacak karbohidrat bersih yang ditemukan dalam makanan. Sebagai informasi, tujuan pembatasan karbohidrat adalah untuk membakar cadangan lemak tubuh.
“Istilah ‘diet rendah karbohidrat’ pada dasarnya diterapkan untuk diet yang membatasi karbohidrat kurang dari 20 persen dari total asupan kalori, tetapi juga dapat merujuk ke diet yang hanya membatasi atau memantang karbohidrat kurang dari proporsi yang direkomendasikan (umumnya kurang dari 45 persen total energi yang berasal dari karbohidrat), “kata Dr Jennifer Fitzgibbon, ahli diet onkologi terdaftar di Stony Brook Hospital Cancer Center di New York.
Sejarah Diet Rendah Karbohidrat
Tren diet rendah karbohidrat dimulai pada 1972 dengan buku “Dr. Atkins ‘New Diet Revolution” oleh ahli jantung Robert Atkins, menurut Mayo Clinic. Diet itu selanjutnya dijuluki Atkins ‘Diet dan merengkuh popularitas luar biasa di dunia. Buku, yang telah diperbarui dan direvisi beberapa kali, menjadi buku diet terlaris sepanjang masa, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh British Medical Journal. Diet ini juga telah dibahas dalam banyak buku lainnya.
Inkarnasi terbaru dari diet rendah karbohidrat termasuk Zone Diet, Paleo Diet dan Eco-Atkins, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama.
Manfaat dari Diet Rendah Karbohidrat
Diet rendah karbohidrat, menurut Fitzgibbon, digunakan untuk mengobati atau mencegah beberapa penyakit dan kondisi kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, hiperinsulinemia dan obesitas. Banyak penelitian telah dilakukan tentang manfaat dari jenis diet ini, dan banyak yang menunjukkan hasil positif.
Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa subyek yang mengonsumsi diet rendah karbohidrat kehilangan berat badan lebih banyak dari subyek pada diet konvensional selama enam bulan pertama.
Studi lain oleh University of Pennsylvania Medical Center menemukan bahwa subyek penelitian dengan prevalensi tinggi diabetes atau sindroma metabolik kehilangan berat badan selama enam bulan menjalani diet pembatasan karbohidrat ketimbang pembatasan pada kalori dan diet membatasi lemak.
Pengujian pada subyek penelitian juga terjadi peningkatan sensitivitas insulin dan menurunnya trigliserida, bahkan setelah temuan itu disesuaikan dengan berat badan yang hilang.
Masalah dengan Diet Rendah Karbohidrat
Meskipun diet rendah karbohidrat berhasil untuk banyak orang, namun diet ini memiliki kelemahan. ‘Kelemahan terbesar’ dari diet ini adalah hal itu sering mengurangi karbohidrat sehat sebagaimana karbohidrat yang tidak sehat dan menggantikannya dengan daging tinggi lemak, keju, ikan dan unggas.
“Ada kesepakatan luas dan dukungan ilmiah yang baik bahwa karbohidrat yang diproses (tepung putih yang digunakan untuk membuat kue, roti, permen, dan sebagainya) merupakan jenis karbohidrat yang tidak sehat,” kata Dr. Dana S. Simpler, seorang internis yang praktik di Baltimore, Maryland. “Pengurangan konsumsi diet karbohidrat yang tidak sehat merupakan ide bagus.”
“Namun, bukti terbaik yang didukung adalah bahwa diet kaya karbohidrat yang tidak diproses sangat sehat,” kata Simpler. “Karbohidrat yang tidak diolah mencakup buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, kentang yang tidak digoreng mengandung mentega atau krim asam, dan roti gandum dan pasta.”
Makan diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan TOFI “thin-outside-fat-inside”, istilah yang dipakai Simpler merujuk pada pengertian ‘tipis di luar, tapi gemuk di dalam’.
Makan lemak dan daging dalam jumlah yang tidak terbatas dan hanya membatasi karbohidrat adalah praktik berbahaya yang banyak dikritisi profesional kesehatan terhadap Diet Atkins.
Penelitian telah menunjukkan pendekatan ini sangat tidak sehat. Misalnya, peneliti dari University of Alabama di Birmingham menemukan bahwa tikus gemuk yang diberi makan tinggi lemak, diet rendah karbohidrat memiliki serangan jantung lebih mematikan daripada tikus obesitas yang diberi diet rendah lemak.
Sejumlah orang mungkin mengurangi asupan karbohidrat dalam jumlah berlebihan. Tubuh membutuhkan karbohidrat yang akan digunakan untuk membuat energi. Tubuh membutuhkan serat yang terdapat pada karbohidrat untuk pencernaan, kesehatan usus besar dan kinerja insulin. Menurut University of Illinois, sistem saraf pusat, otak, ginjal, otot-otot dan jantung juga perlu karbohidrat untuk berfungsi dengan baik.
Mengurangi Karbohidrat Ternyata Menyehatkan
Mengurangi asupan karbohidrat bisa menyehatkan, asalkan karbohidrat yang tepat dikurangi dan pada tingkat yang sehat. Pertama, pelaku diet harus mempertimbangkan apa yang mereka kurangi. Karbohidrat yang diproses, digoreng dan bergula harus pergi, sementara kacang-kacangan, kedelai dan biji-bijian harus tetap menjadi bagian dari diet yang sehat.
Untuk menghindari pengurangan karbohidrat terlalu banyak, Dr. Liz Weinandy, seorang ahli diet di University Wexner Medical Center Ohio State, menyarankan untuk mengurangi karbohidrat sekitar 100 sampai 150 gram per hari atau 35 sampai 40 persen dari total kalori.
“Jumlahnya tentu saja tergantung pada individu, dan tingkat aktivitas mereka, usia dan kemampuan untuk memetabolisme karbohidrat,” kata Wexner.
Misalnya, seorang wanita yang biasanya mengonsumsi sekitar 1.400 kalori per hari hanya akan membutuhkan sekitar 125 gram karbohidrat sehari. Pemotongan karbohidrat lebih banyak dapat menyebabkan rendahnya tingkat energi dan meningkatnya rasa lapar.
Poin penting yang harus diingat tentang konsumsi karbohidrat adalah: Karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.
Sebenarnya, ada cara gampang lho untuk mengurangi keinginan makan karbohidrat berlebih ini. Caranya adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.
Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena kandungan serat dan protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.
Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.
Masyarakat Indonesia umumnya tak bisa dipisahkan dari nasi sebagai sumber karbohidrat. Sayangnya, tak banyak yang menyadari bahwa asupan karbo berlebih dalam sekali makan. Misalnya, kita makan nasi putih berlauk mi dan tempe goreng tepung. Berapa banyak karbo yang kita asup dalam sekali makan? Banyak.
Konsumsi karbohidrat penduduk Indonesia cenderung tinggi dan berlebihan. Konsumsi nasi nasional terus menunjukkan kenaikan. Data terakhir menunjukkan, setiap orang jika dirata-rata mampu mengonsumsi nasi hingga 109 kg per tahun. Ini jumlah yang fantastis karena tercatat dua atau tiga kali lipat dari berat badan.
Padahal, kelebihan konsumsi karbohidrat bisa memicu diabetes mellitus tipe 2. Bagaimana ceritanya kelebihan konsumsi karbo bisa memicu diabetes?
Dijelaskan ahli gizi Seala Septiani, karbohirdrat, agar bisa masuk ke dalam sel tubuh harus dipecah menjadi glukosa, yang kerap disebut dengan istilah gula darah. Jika mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak, tubuh akan keberatan memetabolisme gula berlebih ini sehingga memicu diabetes.
Penjelasannya begini: Konsumsi karbohidrat berlebihan dalam sekali makan menyebabkan tubuh memproduksi insulin dalam jumlah yang besar. Inilah yang membuat insulin mengubah karbohidrat yang masuk menjadi gula darah dalam jumlah yang besar pula. Nah, dengan kapasitas dan kebutuhan tubuh yang terbatas, banyak dari gula dalam darah tersebut yang akhirnya tak terpakai, sehingga langsung tersimpan dalam sel lemak.
“Dengan pola konsumsi karbohidrat berlebih, tidaklah mengherankan jika jumlah pengidap diabetes di Indonesia juga mengalami peningkatan,” kata Seala.
Banyak makanan yang mengandung karbohidrat. Yuk kita cek jenis makanan apa saja yang mengandung karbo dalam paparan berikut ini:
Gula
Gula merupakan salah satu sumber karbohidrat paling tinggi, jadi semua makanan yang mengandung gula dapat dikatakan memiliki kandungan karbohidrat. Gula pasir termasuk karbohidrat sederhana yang sebaiknya tidak banyak dikonsumsi karena mengandung indeks glikemik tinggi (GI) yang harus dihindari penyandang diabetes.
Kentang
Sebagai salah satu bahan makanan yang menjadi makanan pokok di sebagian negara, kentang otomatis merupakan makanan berkarbohidrat dan memberi efek kenyang bila memakannya. Satu cangkir kentang rebus sudah dapat mengenyangkan perut karena mengandung 21 gram karbohidrat per 100 gr. Selain karbohidrat, kentang juga mengandung kalium, lemak, zat besi, dan berbagai vitamin seperti Vitamin C dan Vitamin B6.
Ubi
Ubi atau yang kerap disebut dengan kentang manis sama seperti kentang biasa. Ubi memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak dan memberi efek mengenyangkan. Dalam 100 gram ubi, terkandung 18 gram karbohidrat. Ubi juga mengandung serat yang cukup tinggi di mana dapat memperlancar pencernaan. Nutrisi lainnya seperti kalium, Vitamin A, dan Vitamin C juga terdapat pada ubi. Mengonsumsi ubi dapat mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari – hari.
Singkong
Singkong juga berperan sama seperti ubi dan kentang. Singkong juga memiliki kandungan karbohidrat dan dapat menjadi makanan pengganti nasi di mana singkong tidak begitu memiliki rasa yang kuat. Dalam sepotong singkong kandungan karbohidratnya sebanyak 16 hingga 17 persen.
Selain itu karbohidrat padasingkong memiliki kelebihan yang sama dengan beras merah di mana memberi rasa kenyang yang cukup dengan jumlah sedikit.
Beras merah
Salah satu jenis makanan yang banyak disarankan untuk penyandang diabetes ini memiliki kandungan nutrisi karbohidrat yang cukup tinggi. Setidaknya ada 6 persen lebih nutrisi harian karbohidrat dapat dipenuhi, juga ternyata beras merah ini mengandung serat yang cukup tinggi.
Beras merah yang telah dimasak menjadi nasi memiliki kandungan karbohidrat sebesar 23 gram karbohidrat dalam setengah piring nasi atau setara dengan 100 gram. Karena itu beras merah sering disarankan untuk dikonsumsi oleh mereka yang sedang diet karena rasa kenyangnya yang lebih meski dimakan sedikit.
Beras Putih
Beras putih bila sudah dimasak menjadi nasi yang matang sebanyak 100 g mengandung 28 gram karbohidrat dalam satu piring nasi. Nah nasi merupakan salah satu makanan penambah berat badan secara cepat dan efektif. Namun bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih bisa memicu obesitas.
Pasta
Masyarakat yang tinggal di Eropa menjadikan pasta sebagai salah satu sumber karbohidrat. Alasannya karena berbagai macam pasta tersebut memang mengandung karbohidrat yang tinggi dan mengenyangkan bila dikonsumsi. Karbohidrat tersebut menciptakan energi yang banyak dan cocok untuk disantap di siang hari dengan campuran saus juga daging dan sayuran. Per 100 gram pasta mengandung 25 gram karbohidrat.
Roti Gandum
Selain mengandung serat yang tinggi, dalam satu tangkap roti gandum memiliki kandungan karbohidrat sekitar 4% karbohidrat dan 7% serat.
Mie
Berbagai macam mie seperti bihun juga memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak. Karena terbuat dari beras juga gandum, mie dan bihun memberi efek yang mengenyangkan jika dikonsumsi. Satu porsi bihun atau sekitar 300 gram mengandung 75 gram karbohidrat.
Jagung
Jenis biji – bijian lain yang juga sumber karbohidrat adalah jagung. Dalam setiap 100 gram jagung mengandung 25 gram karbohidrat. Jagung dapat menjadi pengganti nasi. Selain itu rasa manis jagung yang alami juga dapat menjadi alternatif lain sebagai pengganti gula sebagai bumbu perasa manis. Jagung memiliki kandungan kalori yang rendah, Vitamin A, dan Vitamin B1.
Sereal
Bagi sebagian orang, sereal menjadi alternatif menu sarapan yang harus dikonsumsi di pagi hari. Ini karena 42% bagian dari semangkuk sereal adalah karbohidrat. Sereal ini dapat memberi energi yang cukup banyak untuk berkegiatan sehari – hari. Rasa kenyangnya juga akan terasa hingga jam makan siang telah tiba.
Kacang – Kacangan
Konsumsi kacang – kacangan dapat membantu dalam proses penurunan berat badan. Kacang – kacangan seperti kacang tanah dan kacang kedelai mengandung protein, lemak, omega 3, dan berbagai vitamin. Sebanyak 100 gram kacang tanah mengandung 5,2 gram karbohidrat.
Camilan soy bar (misalnya SOYJOY) mengandung 13 gram karbohidrat. Sedangkan semangkuk edamame mengandung 16 gram karbohidrat karena kedelai merupakan sumber protein dan serat.
SOYJOY terbuat sepenuhnya dari kedelai sehingga SOYJOY mengandung isoflavon. Isoflavon sering disebut sebagai fitoestrogen, dan mempunyai kemampuan sebagai antioksian.
Di antara banyaknya manfaat isoflavon bagi kesehatan, isoflavon kedelai dikaitkan dengan fungsi membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga dapat membantu mengurangi risiko timbulnya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Low GI (Glikemik
Indeks)
Ilustrasi perbandingan pengaruh makanan High GI cs Low GI terhadap gula darah per jamnya
Glikemik indeks adalah suatu ukuran angka yang menunjukkan seberapa cepat suatu makanan meningkatkan kadar gula darah setelah di konsumsi, ukuran ini berupa skala dari 0-100. Indeks glikemik dikelompokkan menjadi 3 yaitu:Rendah (<55), Sedang (56-69), Tinggi (>70). Pilihlah makanan & snack yang memiliki glikemiks indeks rendah seperti SOYJOY sehingga aman dikonsumsi bagi mereka yang ingin menjaga gula darah dan bagi penyandang diabetes. SOYJOY terbuat dari kedelai yang tinggi serat dan protein, serta LOW GI sehingga membuat kenyang lebih lama.
Fibers & Proteins
SOYJOY merupakan snack tinggi serat dan protein, sehingga bisa membantu memenuhi kebutuhan serat dan protein harian. Kebutuhan serat per hari adalah 30 gram, dan protein 60 gram.
Berdasarkan bukti-bukti ilmiah dari 43 studi intervensi pada manusia dan 1 studi metaanalysis, US-FDA (United States – Food and Drug Administration) telah menyimpulkan bahwa konsumsi 25 gram protein kedelai per hari, sebagai bagian dari konsumsi pangan yang rendah dalam kandungan asam lemak jenuh dan kolesterol, dapat mengurangi risiko timbulnya penyakit jantung koroner karena perannya dalam membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Masyarakat Indonesia masih tergolong rendah dalam konsumsi serat harian. Padahal rendahnya konsumsi serat pangan berkaitan dengan timbulnya dua masalah utama kesehatan, yaitu; 1) kelainan pada lambung/perut seperti konstipasi (sulit buang air besar), penyakit divertikular (benjolan pada usus besar) serta kanker kolon dan rektal; dan 2) kelainan kronis yang berhubungan dengan konsumsi pangan seperti obesitas/kegemukan, penyakit kardiovaskular dan diabetes.
Comparison of every SOYJOY variants
Apa
itu SOYJOY?
SOYJOY merupakan pelopor snack sehat yang terbuat sepenuhnya dari kedelai. Kedelai sebagai bahan dasar SOYJOY memiliki kandungan serat dan protein yang tinggi. SOYJOY juga dibuat tanpa pemanis buatan dan tanpa pengawet.
SOYJOY termasuk dalam kategori snack low GI sehingga mampu memberikan rasa kenyang lebih lama dan membuat nafsu makan terkendali. Waktu yang disarankan untuk mengonsumsi SOYJOY adalah 2 jam sebelum makan besar sehingga bisa membantu mengurangi porsi karbohidrat berlebih.
Apa keunggulan
kedelai?
Sebagai The King of Beans, kedelai memberikan banyak manfaat bagi kesehatan. Kedelai bersifat unik, karena merupakan sumber protein (38%) maupun serat (18%) yang baik bagi kesehatan. Protein kedelai yang dikonsumsi secara tradisional atau sebagai ingredien dalam pangan, telah secara nyata memberikan kontribusi untuk menanggulangi masalah kekurangan protein di masyarakat. Banyak studi klinis maupun edidemiologis yang telah dilakukan selama 35 tahun terakhir ini menunjukkan pentingnya kedelai untuk kesehatan dan pencegahan berbagai macam penyakit.
Penelitian-penelitian mutakhir membuktikan bahwa kedelai dan produk-produk hasil olahannya mempunyai sifat lipokolesterolemik (menurunkan kadar kolesterol) dan bahkan antikarsinogenik. Serat yang terkandung dalam kedelai membuat kedelai termasuk makanan yang rendah glikemik indeks, memperlihatkan dapat memperbaiki toleransi terhadap glukosa dan respon insulin pada pasien diabetes. Selain itu, kedelai juga memberikan pengaruh positif terhadap osteoporosis dan mengurangi gejala-gejala menopouse.
Kedelai juga merupakan sumber utama isoflavon bagi manusia. Isoflavon dikaitkan dengan manfaatnya dalam membantu menurunkan kadar kolesterol dalam darah, sehingga dapat membantu mengurangi risiko timbulnya aterosklerosis dan penyakit jantung koroner.
Apa itu kedelai?
Mengapa penting
untuk dikonsumsi?
Soy atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan kedelai, memiliki serat & protein tinggi. Di Indonesia, kedelai merupakan bahan pangan sumber protein nabati utama bagi masyarakat. Kedelai dijuluki bermacam-macam nama seperti Miracle Golden Bean, Cinderella Crop of the Century, The Protein Hope of the Future,dan The King of Beans.
Hal ini terjadi karena telah banyak bukti yang menunjukkan peranan kedelai sebagai sumber makanan yang kaya akan nutrisi seperti tinggi serat dan protein, vitamin, mineral, asam amino esensial yang baik, lemak baik yang terdiri dari asam lemak esensial yaitu linoleat dan linolenat. Semua kandungan pada kedelai tersebut merupakan nutrisi yang baik untuk kesehatan dan diperlukan tubuh.
What are the results ?
What are the results ?
Hal Menakjubkan Saat Cut Carbo
#CutCarbo
“A small change in our plate brings great change to your life and your family.” Berikut adalah beberapa hal yang akan Anda rasakan ketika Anda menjalankan Cut Carbo dengan SOYJOY 2 jam sebelum makan:
1. Perut menjadi lebih ramping. Menurut Isabel Smith, MS, RD, CDN, pakar diet dan pendiri Isabel Smith Nutrition, mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak gula seperti nasi, menjadikan bakteri jahat penyuka gula membuat perut Anda semakin besar, sebaliknya mengkonsumsi banyak serat akan membuat bakteri baik di usus bekerja lebih optimal yang membuat perut Anda lebih ramping.
2. Lemak yang terdapat dalam tubuh mulai terbakar. Mengurangi asupan karbohidrat padat kalori seperti karbo secara otomatis mengurangi jumlah kalori yang Anda konsumsi setiap hari. Walhasil, tubuh akan ‘terpaksa’ membakar lemak yang tersimpan di area perut dan sekitarnya sebagai sumber energi.
3. Rasa Lapar Berkurang. Bukan Karbo yang memuaskan rasa lapar Anda, melainkan nutrisi seperti serat, protein dan lemak baik. Membatasi jumlah asupan karbo berlebih dan memperbanyak asupan serat dan Protein dari kacang kedelai, sayur dan buah membuat anda kenyang lebih lama.
4. Mengurangi Resiko Diabetes. Terlalu banyak mengkonsumsi karbo seperti nasi, mie dan roti dapat menyebabkan resiko terkena diabetes. Karena semakin mudah karbo yang anda dicerna oleh tubuh, semakin banyak pula insulin yang diproduksi. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe.
5. Otot Semakin Kencang dan Kuat. Makanan berupa karbohidrat sederhana seperti nasi, mie dan roti, biasanya kurang mengandung protein. Padahal, tubuh kita memerlukan protein untuk membangun otot. Dengan mengonsumsi protein dan nutrisi lainnya yang bisa di peroleh dari kedelai, Anda memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk otot, tanpa harus mencari tambahan kalori.
Benefit of Soylution
SOYJOY hadir sebagai #Soylution: Solusi sehat dari kedelai yang dapat membantu hidup lebih sehat. Mengapa SOYJOY? Karena SOYJOY merupakan snack yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi serat dan protein sehingga bikin kenyang lebih lama, SOYJOY tentunya menawarkan berbagai manfaat untuk membantu tubuh tetap sehat. Beberapa manfaat kedelai untuk kesehatan di antaranya: mencegah obesitas, diabetes, , kolesterol, risiko jantung koroner dan obesitas. Oleh karena itu SOYJOY sering disebut sebagai superfood karena memiliki kandungan gizi paling lengkap dibandingkan dengan makanan lainnya.
SOYJOY juga menyimpan beberapa kebaikan kedelai seperti:
Tinggi serat & protein
Low Glikemik Indeks (GI)
Mengandung Isoflavon yang berfungsi sebagai antioksidan
Sumber vitamin (A,B1,B2,B6,E)
Sumber mineral (kalsium, besi, asam folat, magnesium)
Why you need Soylution ?
Konsisten menjalankan pola hidup sehat tentu bukanlah hal yang mudah. Ada banyak tantangan yang dapat menghambat kamu untuk menjalankannya, salah satu diantaranya berbagai macam godaan camilan seperti gorengan, martabak, biscuit dan cips yang terkadang tanpa sadar sering kamu konsumsi dan dalam porsi yang tidak sedikit. Atau terkadang karena kesibukan membuatmu jarang untuk menyempatkan diri untuk melakukan olahraga rutin. Pola hidup yang tidak sehat ini jika dilakukan secara terus menerus tentu berdampak buruk untuk kesehatan, seperti memicu timbulnya berbagai masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes.
Sebenarnya, konsisten menjalani hidup sehat itu bisa dimulai dari hal-hal kecil dan sederhana. Semudah kamu memulainya dengan membiasakan diri untuk memilih camilan sehat SOYJOY sebagai camilan harianmu. SOYJOY merupakan snack sehat terbuat dari kedelai utuh, kandungan kedelai yang tinggi serat dan protein, bikin kamu kenyang lebih lama, sehingga SOYJOY adalah #SOYLUTION buat kamu yang sudah menjalankan hidup sehat. Saatnya jadikan SOYJOY menjadi #Soylution Untuk mendukung pola hidup sehat mu!!.