Pernah dengar tentang konsep Second-Meal Effect? Ini merupakan  konsep yang  pertama kali diumumkan pada  1982 oleh pengembang diet Indeks Glikemik rendah (low GI), Dr David J. Jenkins dari University of Toronto.

Dr. Jenkins mendefinisikan Second-Meal Effect ini sebagai efek yang muncul dari makanan pertama pada kadar gula darah setelah konsumsi makanan kedua.

Makanan yang mengandung kacang-kacangan kaya serat (misalnya kedelai) memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat dan menjaga tingkat gula darah setelah makan (postprandial) naik mencapai tingkat minimum.

Selain itu, makanan yang mengandung kacang-kacangan kaya serat (seperti kedelai) meningkatkan kontrol gula darah pada makan berikutnya.

Percobaan dilakukan untuk mengonfirmasi Second-Meal Effect berikut ini:

Pada pukul  9 pagi subyek makan salah satu makanan pertama berikut:

Kelompok 1: Camilan kedelai berbentuk batang (soybean nutrition bar).

Kelompok 2:  Rice cracker.

Kelompok 3: Tidak ada (hanya minum air).

Makan kedua dilakukan tiga jam kemudian pukul 12 siang. Semua subyek mengonsumsi makanan yang sama dengan makanan pertama.

Hasil tingkat gula darah setelah makan (postprandial) ditunjukkan pada grafik dan diamati pada subyek yang makan camilan kedelai berbentuk batang, cracker beras dan kelompok tanpa snack (hanya minum air).

Kenaikan kadar gula darah dari kelompok 1, yang makan camilan kedelai jauh lebih rendah 240-300 menit setelah makan pertama dibandingkan kelompok 2, yang makan rice cracker.

Kenaikan kadar gula darah dari kelompok 1 bahkan lebih rendah daripada kelompok 3, yang tidak makan apapun di saat yang sama. Ini berarti bahwa makan camilan kedelai sebagai makanan pertama  mampu menekan penyerapan gula atau merangsang metabolisme gula dalam darah.

Mengonsumsi makanan dengan kandungan Indeks Glikemik rendah (low GI) membantu mencegah rasa lapar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, camilan kedelai berbentuk batang membantu mengontrol kadar gula darah postprandial setelah makan pertama dan kedua. Karena pencernaan dan penyerapan berlangsung lebih bertahap, makanan tetap dalam saluran pencernaan untuk jangka waktu yang lama, yang berperan besar dalam menjaga perasaan kenyang.

Makanan dengan indeks glikemik (GI) rendah merupakan solusi yang baik bagi orang-orang yang tidak bisa berhenti makan berkalori tinggi, makanan dengan GI tinggi karena terus menerus merasa lapar, namun mencemaskan kegemukan dan kadar gula darah.

SOYJOY pernah melakukan penelitian Second-Meal Effect ini berkolaborasi dengan Prof Dr.Ir. Made Astawan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Made mengatakan, gaya hidup yang sehat dimulai dari pola makan yang baik mengacu pada 3J yakni Jadwal (pagi, siang dan malam), Jenis (harus beragam) dan Jumlah (sesuai dengan kebutuhan tubuh sehari-hari).

Selain itu pola makan yang baik juga harus memenuhi konsep gizi seimbang dengan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian.  Kebutuhan akan zat gizi ini bergantung pada kondisi fisiologi tubuh dan aktivitas sehari-sehari individu.

Sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang tepat dan bergizi seimbang dengan memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Misalnya menu sarapan terdiri dari karbohidrat dengan Indeks Glikemik rendah.

Makanan low GI membuat metabolism tubuh berjalan lambat sehingga kadar glukosa dalam darah dapat dipertahankan sampai tiba makan siang. Selain itu makanan dengan kadar low GI akan menimbulkan rasa kenyang yang lama dan dapat mencegah seseorang untuk mengonsumsi camilan atau makan siang secara berlebih.

Kondisi ini sangat baik untuk mempertahankan bobot tubuh termasuk dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, atherosclerosis, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan sebagainya.

Nah, buat kamu yang ingin makan dan merasa kenyang tanpa takut kebanyakan konsumsi karbohidrat, kita bisa mengontrol keinginan makan karbohidrat lebih banyak dengan mengonsumsi protein di antara jam makan. Contoh gampang adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.

Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.

Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.

Referensi:

https://www.otsuka.co.jp/en/health_illness/gi/question4/

bandarqq http://origin-widgets-assets.stats.com/index.html http://planet.opennews.org/ https://farisfanani.id/wp-includes/bandarqq/ https://farisfanani.id/wp-includes/dominoqq/ https://ojs.stie-tdn.ac.id/pages/depo-25-bonus-25/ http://files.follettcommunity.com/index.html https://www.soyjoy.id/public/
bandarqq dominoqq https://www.bapelkesmataram.id/wp-includes/pkvqq/
http://files.theleague.coop/index.html
http://s1.onlinepictureproof.com/index.html