Work from home dan #dirumahaja membuat kita sering mencari-cari makanan untuk dijadikan camilan. Banyak yang mengeluhkan adanya kenaikan berat badan pada saat WFH dan #dirumahaja. Apakah kenaikan berat badan hingga membuat Andatermasuk berat badan lebih atau obesitas? Indeks massa tubuh (IMT) merupakan cara untuk mengetahui apakah Anda termasuk berat badan lebih atau obesitas. Indeks massa tubuh dihitung dengan rumus: IMT=berat badan (kg):(tinggi badan (m)xtinggi badan (m)). Anda memiliki berat badan lebih jika IMT berada di angka 25 hingga 27 kg/m2, dan obesitas ketika IMT berada di angka lebih dari 27 kg/m2 (1).

Nah dengan mengetahui kategori IMT ini kamu akan menjadi tahu kondisi tubuhmu  dan menjaga berat badan. Tahukah kamu bahwa kedelai bisa menjadi salah satu makanan untuk menjaga berat badan kamu loh? Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan asli Asia. Kedelai telah menjadi bagian dari diet orang Asia selama ribuan tahun (2). Kedelai telah umum dikonsumsi oleh vegetarian, vegan atau orang yang memiliki alergi terhadap produk susu, karena protein kedelai sering dijadikan sumber utama protein (3).

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, salah satu manfaat kedelai adalah dapat membantu dalam penurunan berat badan(3). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai dapat menurunkan berat badan sebesar 0.37 kg pada orang Asia dengan berat badan lebih ataupun obesitas. Bahkan penurunan berat badan lebih signifikan pada wanita non-menopause yaitu sebesar 0.59 kg (4). Penelitian lainnya menunjukan bahwa konsumsi kedelai yang tinggi berkaitan dengan rendahnya IMT pada wanita dewasa (5). Selain itu perlu diketahui apabila Anda bosan mengonsumsi protein hewani seperti ayam atau daging, protein kedelai dapat menjadi alternatif sumber protein untuk diet penurunan berat badan (6,7). Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi protein kedelai selama 2 minggu berat badannya menurun sebesar 2.41 kg, sedangkan orang yang mengonsumsi protein hewani mengalami penurunan berat badan sebesar 2.27 kg (6). Penelitian lainnya bahkan menunjukkan bahwa mengganti 30 gram protein hewani dengan 30 gram protein kedelai selama 12 minggu dapat menurunkan berat badan sebesar 2 kg. Selain itu, peningkatan berat badan sebanyak 1 kg ditemukan pada orang yang tidak mengganti protein hewani menjadi protein kedelai (7).

Disamping membantu menurunkan berat badan, kedelai juga dapat menunda keinginan untuk makan (8) dan mengontrol nafsu makan (6).Jika dilihat dari komposisinya, kedelai adalah salah satu sumber protein nabati terbaik (9). Dalam 100 gram kedelai segar mengandung 30.2 gram protein (10). Selain protein, kedelai juga mengandung serat yang cukup banyak (2.9 gram serat per 100 gram kedelai) (9,10). Kedua nutrisi inilah yang berperan dalam memberikan rasa kenyang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cemilan yang tinggi protein dan tinggi serat dapat menurunkan hormon yang memicu rasa lapar dan meningkatkan hormon yang memicu rasa kenyang (11). Hormon tersebut dikaitkan dengan keinginan untuk makan dan berhubungan dengan pengukuran nafsu makan (12).

Jadi, jangan ragu-ragu untuk memasukkan kedelai dalam pola makanmu untuk menjaga berat badan di masa WFH dan #dirumahaja. Kedelai dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, seperti pada camilan, makan besar, atau minuman. Tidak lupa juga untuk memperhatikan cara pengolahan kedelai, pilih pengolahan dengan dipanggang, mengukus, memasak dalam saus, dan menumis dalam sedikit minyak, supaya tidak menambah kalori dalam kedelai. SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi protein, dan tinggi serat sehingga bantu jadi #Soylution untuk jaga berat badanmu.

Kala hidup sudah cukup disibukkan dengan rutinitas harian, maka mau tak mau perkara pemilihan cemilan harus lebih teliti. Kalaupun tak punya waktu untuk mengelolah cemilan dari rumah. Paling tidak, Anda bisa menemukan snack bar yang memuat kebaikkan kedelai dalam tiap gigitanya seperti SOYJOY. Kebaikkan kedelai berupa kaya serat dan tinggi protein, membuat Anda kenyang lebih lama, sehingga saat makan besar tiba Anda tak kalap makan berlebihan.

Selain itu, SOYJOY telah hadir dalam ragam varian rasa, sehingga Anda bisa lebih leluasa memilih rasa yang mewakili kesukaan Anda. Mau di konsumsi  sebelum makan siang, atau sebelum makan malam, silahkan saja. Asalkan, tetap berbagi bersama teman-teman. Ngemil bareng, sehat pun bareng. Semangattt..

 

Referensi:

  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Permenkes RI No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
  • Groves, M. (2018). Is soy good or bad for your health?. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/soy-good-or-bad (Accessed 4th June 2020).
  • Goodson, A. (2018). Soy protein: good or bad?. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/soy-protein-good-or-bad (Accessed 4th June 2020).
  • Mu, Y. et al. (2019). Soy products ameliorate obesity-related anthropometric indicators in overweight or obese asian and non-menopausal women: a meta-analysis of randomized controlled trials. Nutrients, 11, 2790.
  • Maskarinec, G. et al (2008). Soy intake in related to a lower body mass index in adult women. European Journal of Nutrition, 47 (3), 138-144.
deneme