Mitos atau Fakta Nasi Putih Sebabkan Diabetes?

Mitos atau Fakta Nasi Putih Sebabkan Diabetes?

Penyakit diabetes adalah satu dari sekian penyakit yang memicu angka kematian yang lebih tinggi daripada penyakit berbahaya lainnya seperti kanker payudara dan AIDS.

Di Indonesia, penderita diabetes yang meninggal pada umur 30-69 tahun mencapai 48.300 orang dengan jumlah penderita perempuan lebih besar dibandingkan pria.

Penyakit diabetes bisa menyebabkan pengaruh yang sangat besar pada tubuh, yakni munculnya berbagai jenis penyakit lain sebagai komplikasi pada penderitanya.

Karena itulah, diabetes menjadi penyakit yang wajib diwaspadai baik bagi mereka yang sudah terkena diabetes maupun yang tidak.

Melihat efek buruk yang ditimbulkan penyakit diabetes, banyak orang kerap termakan mitos atau informasi yang belum teruji kebenarannya.

Agar anda tak menjadi bingung atas informasi yang beredar tentang diabetes, ada mitos dan fakta tentang diabetes yang sebaiknya anda perhatikan. Misalnya soal nasi putih.

Banyak yang beranggapan, nasi putih berpotensi menimbulkan penyakit diabetes dibandingkan makanan atau minuman lain yang manis-manis.

Benarkah pernyataan tersebut? Mitos atau faktakah bila nasi putih mampu memicu resiko penyakit diabetes?

Menurut penelitian Health Promotion Board Singapura, memang benar bahwa konsumsi nasi berlebihan lebih berpotensi menyebabkan diabetes daripada minuman bersoda yang manis.

Hal ini dikarenakan nasi putih mengandung zat pati dan bisa membebani tubuh dengan gula darah sehingga meningkatkan risiko terkena diabetes.

Direktur Pelaksana Health Promotion Board (HPB), Zee Yoong Kang menyatakan, ada kebiasaan dan pola makan masyarakat asia yang meningkatkan resiko diabetes.

“Kebanyakan karbohidrat yang dikonsumsi orang Asia adalah refined carbohydrates, seperti nasi, mie, atau pasta, yang kadar gulanya lebih tinggi, “ungkap Direktur pelaksana HPB, Zee Yoong Kang.

Refined carbohydrates adalah karbohidrat yang memiliki struktur glukosa tunggal (sederhana), dan telah mengalami proses pengolahan makanan berulangkali atau proses pabrik.

Karena serat-serat pada beras banyak yang hilang saat diolah, maka nasi putih, ketan, pati, tepung, dan makanan mengandung tepung dan gula termasuk dalam makanan refined carbohydrates.

Dr Grace Judio-Kahl, MSc, MH, CHt, pendiri klinik lightHOUSE dan pakar Fisiologi mengungkapkan, nasi putih saat mulai dikunyah memicu adanya gula di dalam darah. Naiknya sangat cepat, biasa dihitung dengan angka  atau  indeks glikemik (IG).

“Makin tinggi angkanya, makin cepat gula darah naik tetapi makin cepat kadar gula tersebut turun lagi sehingga menyebabkan mudah lapar, “ tambahnya.

Namun, anggapan sebagian besar orang yang menyatakan tidak boleh memakan nasi bagi penderita diabetes adalah mitos.

Linda Murphy, RN, dari Rumah Sakit Rehabilitasi HealthSouth di New Jersey, Amerika Serikat menyatakan, penderita diabetes masih bisa makan karbohidrat seperti nasi, hanya saja membutuhkan perhitungan yang tepat saat mengkonsumsinya.

“Banyak orang yang berpikir jika mereka menderita diabetes tidak akan bisa lagi untuk mengonsumsi makanan berkarbohidrat. Namun dengan jumlah yang terbatas mereka yang terkena diabetes bisa tetap makan makanan berkarbohidrat,” kata Linda Murphy, RN, dari Rumah Sakit Rehabilitasi HealthSouth di New Jersey, Amerika Serikat.

Mengurangi konsumsi karbohidrat yang berlebihan harus dilakukan, baik bagi penyandang diabetes maupun yang bukan penyandang diabetes, meskipun memang terasa sulit bagi kultur dan pola makan yang telah mengakar di Indonesia.

Lantas, apa yang mesti dilakukan agar tubuh bisa tetap merasa kenyang meski harus mengurangi porsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi?

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan tanpa harus bersusah-susah, di antaranya melakukan diet CUT CARBO.

Sebagaimana namanya, diet CUT CARBO dilakukan dengan cara mengurangi asupan karbohidrat berlebih pada menu makan besar.

Misalnya mengurangi porsi nasi, roti, atau mie yang biasa dimakan dan menambah asupan protein, sayuran dan buah-buahan yang lebih banyak.

Selain makanan berat, kebiasaan ngemil yang kurang sehat juga harus diubah.

Konsumsilah camilan tinggi serat dan protein yang bisa mengontrol rasa lapar, seperti cemilan yang terbuat dari kacang kedelai.

Camilan yang terbuat dari kacang kedelai diantaranya adalah SOYJOY. SOYJOY tinggi serat dan protein, bisa dikonsumsi dua jam sebelum makan besar, supaya tidak kelaparan dalam mengurangi porsi karbohidrat saat makan besar tersebut.

Melalui Diet CUT CARBO, anda tidak perlu benar-benar menghilangkan nasi dari menu makanan anda.

Cukup dengan mengurangi porsi makan nasi dan berolahraga yang teratur, kesehatan anda bisa terjaga serta menghindarkan anda dari bahaya diabetes tanpa harus merasa tersiksa.

Cara Hidup Sehat Cegah Obesitas & Diabetes

Cara Hidup Sehat Cegah Obesitas & Diabetes

Jumlah penderita obesitas di seluruh dunia terus meningkat. Di negara berkembang, angkanya melonjak dari 8% menjadi 15%. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan adanya peningkatan angka obesitas dari 19,1% pada 2007 menjadi 28,9% pada 2013.

Kombinasi kurang gerak dengan pola makan tidak sehat memicu peningkatan kasus obesitas. Fenomena malas gerak (mager), memicu gaya hidup sendentary (kurang aktivitas). Ditambah makanan yang high sugar dan high salt sehingga risiko obesitas meningkat,” kata peneliti kebugaran dr. Indrarti Soekotjo, SpKO, seperti dikutip dari detikhealth.

Bukan hanya risiko obesitas saja yang mengancam akibat makanan tinggi gula dan malas gerak, melainkan juga ancaman diabetes. Prof. Dr. dr. I Made Djaja, SKM, M.Sc dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia melihat pemicu diabetes adalah gula dalam darah yang terlalu tinggi yang umumnya berasal dari makanan yang tinggi karbohidrat.

Dulu kita mengenal diabetes itu adalah penyakit keturunan, namun seseorang yang tidak mempunyai keturunan diabetes pun dapat terserang juga. Salah satu penyebab diabetes yakni mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak. Gula dari karbohidrat yang berlebihan secara terus menerus bisa menyebabkan tubuh mengalami resistensi insulin sehingga tubuh tidak bisa mengubah karbohidrat menjadi energi dan glikogen. Gula dalam darah akan menumpuk dan menyebabkan diabetes, ucapnya.

 

 

Meskipun demikian, mayoritas orang Indonesia masih kesulitan mengubah gaya hidup mereka untuk mengurangi karbohidrat. Misalnya mengurangi nasi yang merupakan makanan pokok orang Indonesia. Ditambah lagi kegemaran mengonsumsi gorengan, teh manis dan lainnya yang juga tinggi karbohidrat dan lemak.

Padahal, salah satu solusi untuk mengatasi obesitas dan diabetes adalah lebih banyak bergerak serta mengurangi karbohidrat yang berlebihan. Studi dari University of Ireland menyebutkan orang dewasa yang mengurangi asupan karbohidrat atau cut carbo, cenderung memiliki tubuh ramping dan kondisi tubuh lebih sehat.

Tekanan darah serta kadar gula darahnya juga lebih rendah sehingga lebih terlindungi dari risiko penyakit diabetes tipe 2, jantung dan kanker. Tapi diet rendah karbohidrat bukan berarti memangkas habis asupan karbohidrat yang Anda butuhkan.

Sebab karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi utama. Menurut penelitian ini, para peneliti menyarankan kepada partisipan untuk mengurangi asupan karbohidrat sebanyak 40 gram setiap kali makan atau mengurangi setengah porsi dari jumlah yang biasa dimakan.

Bagi Anda yang merasakan kesulitan mengurangi porsi karbohidrat, kini ada cara mudah untuk mengurangi karbohidrat tanpa khawatir kelaparan. Caranya yakni diet cut carbo dengan SOYJOY 2 jam sebelum makan.

SOYJOY adalah snack sehat yang terbuat dari kedelai yang kaya serat dan protein. Dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kenyang lebih lama. Cukup konsumsi Soyjoy 2 jam sebelum makan, membuat diet cut carbo jadi tidak menyiksa. Info lebih lanjut lihat videonya di bawah ini :

 

Cara Hidup Sehat Cegah Obesitas & Diabetes

Cara Hidup Sehat Cegah Obesitas & Diabetes

Jumlah penderita obesitas di seluruh dunia terus meningkat. Di negara berkembang, angkanya melonjak dari 8% menjadi 15%. Di Indonesia, Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan adanya peningkatan angka obesitas dari 19,1% pada 2007 menjadi 28,9% pada 2013.

Kombinasi kurang gerak dengan pola makan tidak sehat memicu peningkatan kasus obesitas. “Fenomena malas gerak (mager), memicu gaya hidup sendentary (kurang aktivitas). Ditambah makanan yang high sugar dan high salt sehingga risiko obesitas meningkat,” kata peneliti kebugaran dr. Indrarti Soekotjo, SpKO, seperti dikutip dari detikhealth.

Bukan hanya risiko obesitas saja yang mengancam akibat makanan tinggi gula dan malas gerak, melainkan juga ancaman diabetes. Prof. Dr. dr. I Made Djaja, SKM, M.Sc dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia melihat pemicu diabetes adalah gula dalam darah yang terlalu tinggi yang umumnya berasal dari makanan yang tinggi karbohidrat.

“Dulu kita mengenal diabetes itu adalah penyakit keturunan, namun seseorang yang tidak mempunyai keturunan diabetes pun dapat terserang juga. Salah satu penyebab diabetes yakni mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak. Gula dari karbohidrat yang berlebihan secara terus menerus bisa menyebabkan tubuh mengalami resistensi insulin sehingga tubuh tidak bisa mengubah karbohidrat menjadi energi dan glikogen. Gula dalam darah akan menumpuk dan menyebabkan diabetes,” ucapnya.

Meskipun demikian, mayoritas orang Indonesia masih kesulitan mengubah gaya hidup mereka untuk mengurangi karbohidrat. Misalnya mengurangi nasi yang merupakan makanan pokok orang Indonesia. Ditambah lagi kegemaran mengonsumsi gorengan, teh manis dan lainnya yang juga tinggi karbohidrat dan lemak.

Padahal, salah satu solusi untuk mengatasi obesitas dan diabetes adalah lebih banyak bergerak serta mengurangi karbohidrat yang berlebihan. Studi dari University of Ireland menyebutkan orang dewasa yang mengurangi asupan karbohidrat atau cut carbo, cenderung memiliki tubuh ramping dan kondisi tubuh lebih sehat.

Tekanan darah serta kadar gula darahnya juga lebih rendah sehingga lebih terlindungi dari risiko penyakit diabetes tipe 2, jantung dan kanker. Tapi diet rendah karbohidrat bukan berarti memangkas habis asupan karbohidrat yang Anda butuhkan.

Sebab karbohidrat sangat dibutuhkan oleh tubuh sebagai sumber energi utama. Menurut penelitian ini, para peneliti menyarankan kepada partisipan untuk mengurangi asupan karbohidrat sebanyak 40 gram setiap kali makan atau mengurangi setengah porsi dari jumlah yang biasa dimakan.

Bagi Anda yang merasakan kesulitan mengurangi porsi karbohidrat, kini ada cara mudah untuk mengurangi karbohidrat tanpa khawatir kelaparan. Caranya yakni diet cut carbo dengan SOYJOY 2 jam sebelum makan.

SOYJOY adalah snack sehat yang terbuat dari kedelai yang kaya serat dan protein. Dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kenyang lebih lama. Cukup konsumsi Soyjoy 2 jam sebelum makan, membuat diet cut carbo jadi tidak menyiksa. Info lebih lanjut lihat videonya di bawah ini :

5 Kesalahan Umum Saat Melakukan Diet Karbohidrat

5 Kesalahan Umum Saat Melakukan Diet Karbohidrat

Anda sudah mengurangi karbohidrat, tapi berat badan tidak kunjung turun? Kemungkinan lima kesalahan ini penyebabnya.

Diet rendah karbohidrat memang efektif dalam menurunkan berat badan. Namun, bila tidak dilakukan dengan benar, hasilnya tidak akan terlihat. Berat badan tetap turun naik, dan Anda malah jadi lemas dan tidak bertenaga.

Menurut dua peneliti diet rendah karbohidrat terkemuka di dunia, Dr Jeff S. Volek dan Dr. Stephen D. Phinney, dalam buku The Art and Science of Low-Carbohydrate Living, mengurangi karbohidrat saja tidak cukup jika Anda ingin lebih sehat dan berenergi.

Kesalahan Diet

Jika diet rendah karbohidrat yang Anda jalankan belum menunjukkan hasil memuaskan, kemungkinan Anda melakukan lima kesalahan umum ini.

1. Makan Terlalu Banyak Karbohidrat

Berapa banyak karbohidrat yang Anda konsumsi setiap hari? Beberapa orang mengatakan, makanan apapun di bawah 100-150 gram perhari termasuk rendah karbohidrat. Tapi, jika Anda ingin masuk ke fase ketosis (fase metabolisme normal, ada cukup karbohidrat untuk dibakar), maka tingkat konsumsi di atas mungkin berlebihan. Mungkin Anda perlu karbohidrat di bawah 100 gram perhari untuk masuk ke fase ketosis penuh. Jumlah tersebut membuat Anda tidak memiliki banyak pilihan kecuali sayuran dan buah.

2. Makan Terlalu Banyak Protein

Protein dapat meningkatkan rasa kenyang dan meningkatkan pembakaran lemak dibandingkan dengan makronutrien lainnya. Secara umum, mengasup banyak protein seharusnya bisa menyebabkan penurunan berat badan. Namun, ketika Anda makan protein lebih banyak dari kebutuhan tubuh, beberapa asam amino dalam protein akan berubah menjadi glukosa melalui proses yang disebut glukoneogenesis. Terlalu banyak protein akan mencegah tubuh Anda masuk ke fase ketosis penuh.

Menurut Volek dan Phinney,jumlah yang baik untuk membantu Anda mencapai tujuan diet adalah 1,5-2,0 gram perkilogram berat badan.

3. Takut Makan Lemak

Jika Anda sudah sangat membatasi asupan karbohidrat yang merupakan sumber energi, Anda memerlukan lemak sebagai penggantinya. Jika tidak , Anda akan kelaparan dan akhirnya menyerah dan stop diet. Tidak ada alasan untuk takut gemuk, selama Anda memilih lemak sehat seperti lemak tak jenuh tunggal, dan Omega-3, sambil menghindari lemak trans.

Volek dan Phinney menyarankan untuk mengonsumsi asupan lemak sekitar 70 persen dari total kalori yang Anda butuhkan sehari-hari. Pilih daging rendah lemak dan asup lemak baik seperti yang banyak terdapat di dalam ikan dan minyak zaitun.

4. Tidak Sabar

Bila Anda mengurangi karbohidrat secara drastis, maka tubuh akan beralih ke sumber energi lain, misalnya lemak. Perlu beberapa hari atau bahkan beberapa minggu bagi tubuh untuk bisa beradaptasi, dari ‘membakar karbohidrat’ ke mode ‘membakar lemak. Jadi penting untuk bersabar dan patuh pada rencana diet  sehingga adaptasi metabolik ini dapat berlangsung.

Agar upaya diet mengurangi karbohidrat tidak terasa berat, makanlah SOYJOY dua jam sebelum makan. Camilan yang kaya serat dan rendah glikemik indah (LOW GI) ini akan membuat perut Anda merasa kenyang lebih lama dan menahan nafsu makan.

Bijak Memilih Karbohidrat

Memilih karbohidrat yang tepat, sangat penting untuk kesuksesan program diet Anda. Agar tubuh merasa kenyang lebih lama, pilihlah karbohidrat kompleks seperti kentang, ubi, biji-bijian, dan kacang-kacangan. Hindari atau kurangi karbohidrat sederhana seperti  nasi, roti dan pasta atau mie.

Selain sumber karbohidrat, pengolahan makanan juga perlu Anda perhatikan. Pilihlah makanan utuh seperti buah dan sayur ketimbang makanan olahan seperti keripik kentang, roti putih, sereal manis, gorengan dan sebagainya. Pasalna, selama pengolahan banyak nutrisi dan serat yang hilang selama proses pengolahan, seperti lemak, gula, dan garam.

Melawan Mitos Susah Kenyang kalau Belum Makan Nasi

Melawan Mitos Susah Kenyang kalau Belum Makan Nasi

Di Indonesia, sebagian besar orang punya pola pikiran yang sama tentang nasi dan rasa  kenyang. “Rasanya belum kenyang kalau belum makan nasi,” lebih kurang begitu.

Kutipan itu makin nyaring dan dibuktikan oleh orang-orang Indonesia yang hampir selalu menyatakan diri belum makan karena memang belum mengonsumsi nasi pada waktu-waktu tertentu.

Ketergantungan terhadap nasi juga menghinggapi orang-orang Indonesia yang kebetulan sedang ada urusan di luar negeri, tempat nasi bukan menjadi bahan makanan pokok. Ada saja yang berujar, perut rasanya tidak kenyang kalau belum diisi nasi.

Begitu juga dengan turis atau pendatang yang pernah menginjakkan kaki di Indonesia. Nasi seakan membuat rindu.

Barack Obama, misalnya, punya riwayat tinggal di bumi pertiwi terhitung 1967-1971. Masih ingatkah Anda soal ujarannya ketika ia masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) dan mengunjungi Indonesia pada 2010?

Berkali-kali Obama berujar terima kasih atas jamuan nasi goreng yang menjadi salah satu menunya.

Nasi goreng bukan sembarang menu yang tersaji, melainkan sudah menjadi harapan Obama sebelum sampai di Indonesia. Pada kunjungan Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ke AS masa itu, Obama mengemukakan rindunya pada menu asli Indonesia yang memakai bahan baku beras tersebut.

Cerita di balik nasi

Pada dasarnya, perasaan belum kenyang kalau belum makan nasi adalah tanda bahwa seseorang sudah ketergantungan. Apa yang membuat nasi bisa seperti itu?

Penjelasan secara ilmiah pernah diungkapkan oleh para peneliti dari Boston Children’s Hospital di Amerika pada 2013. Menurut temuan tim, makanan yang memiliki indeks glikemik tinggi berpotensi menimbulkan adiksi. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukan seberapa cepat suatu makanan meningkatkan gula darah pada tubuh, semakin tinggi indeks glikemik suatu makanan, semakin cepat gula darah naik setelah mengonsumsi makanan tersebut.

Di antara makanan yang masuk dalam kriteria tersebut ada nasi, roti putih, kentang, dan gula . Dijelaskan bahwa terlalu banyak mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi dapat menyebabkan rasa lapar berlebihan (cepat kenyang, tapi cepat membuat lapar lagi) dan merangsang area otak yang berkaitan dengan rasa ketagihan.

Khusus nasi, penjelasan ilmiah lain datang dari juru bicara yang menjadi representasi ahli diet dari American Dietetic Association (ADA), Christine Gerbstadt. Ia menyebutkan dalam artikel berjudul “13 Ways to Fight Sugar Cravings” pada laman webmd.com bahwa karbohidrat mengandung gula sehingga memiliki kesamaan sifat bisa menimbulkan ketagihan ketika tubuh menerimanya.

“Manis adalah cita rasa pertama yang cenderung dipilih manusia sejak lahir,” ujar Gerbstadt.

Di sisi lain, karbohidrat dengan rasanya yang cenderung manis merangsang pelepasan serotonin—zat kimia otak yang dapat memperbaiki suasana hati dan dipercaya dapat mengurangi kesedihan dan depresi—sehingga yang mengonsumsinya bisa merasakan bahagia.

Ditambah lagi, rasa manis juga bisa melepaskan zat endorfin—senyawa kimia yang membuat seseorang merasa senang selain berguna juga untuk kekebalan tubuh.

Masalahnya, ada dampak lain yang dihasilkan di luar adanya zat-zat tersebut, yaitu dampak penyakit yang dibisa ditimbulkan apabila asupan karbohidrat berlebihan.

Dalam artikel “Guides Food Addiction” yang ditayangkan oleh psychguides.com disebutkan bahwa imbas jangka panjang mengonsumsi—apalagi secara berlebihan sehingga bisa dikatakan ketergantungan pada nasi—bisa menyebabkan diabetes tipe 2.

Untuk menghilangkan rasa ketergantungan, orang perlu membatasi konsumsi nasi. Akan tetapi, beberapa hasil riset menunjukkan, mengurangi takaran konsumsi biasanya bisa jadi sulit.

Buku Human Psysiology: From Cell to Systems yang disusun Lauralee Sherwood memberi penjelasan hubungan antara makanan yang dikonsumsi dan volume perut.

Tertulis di sana bahwa perut memiliki volume sekitar 50 mililiter (ml) saat kosong. Akan tetapi, volume bisa membesar 20 kali lipat saat terisi atau ketika seseorang sedang mengonsumsi makanan. Bahkan, volume bisa terus bertambah ketika makanan—termasuk nasi—yang masuk lebih dari satu liter.

Jika hal itu terus berlanjut dalam waktu yang panjang, maka otot-otot dan  ruang cerna dalam tubuh akan merenggang. Masalahnya, orang akan merasa kenyang saat ruang cerna terisi penuh.

Maka dari itu, perlu upaya untuk mengendalikannya. Dalam penelitian yang dilakukan Boston Children’s Hospital seperti dibahas di atas, dikatakan bahwa untuk mengendalikan keinginan makan berlebihan, seseorang perlu membuat dirinya untuk mampu membatasi makanan yang dikonsumsi, terutama karbohidrat dengan kadar tinggi.

Terlebih lagi, orang Indonesia dan nasi terikat dengan riwayat yang panjang. Nasi disebut sebagai salah satu makanan yang ada dari zaman ke zaman sejak masa Paleolitikum (50.000 hingga 10.000 tahun lalu) di wilayah yang kemudian disebut Indonesia ini.

 

 

Tak mudah

 

Data International Diabetes Federation (IDF) pada 2015 menyebutkan, di Indonesia sudah ada lebih dari 10 juta penduduk berusia 20 tahun hingga 79 tahun yang menderita diabetes.

Pada tahun itu, tercatat hampir 185.000 orang Indonesia meninggal karena diabetes. Itu pun diperkirakan masih ada lebih dari 5 juta penderita diabetes yang tak terdata di luar sana karena belum memeriksakan diri.

Meskipun tak mudah, langkah untuk mengendalikan diri mengonsumsi karbohidrat demi kesehatan tubuh mutlak perlu dilakukan.

Dalam artikel “How Stop Sugar Craving”, ada delapan tips yang bisa dilakukan sesegera mungkin. Di antaranya, makanlah sedikit makanan manis—termasuk nasi sebagai sumber karbohidrat—saat Anda mengidam-idamkannya.

“Cobalah jaga konsumsi makanan manis maksimal 150 kalori per hari,” ujar juru bicara lain dari ADA, Kerry Neville.

Lalu, cara lainnya ialah snacking diantara makan besar supaya tidak terlalu kelaparan saat makan besar tiba. Akan tetapi, snack yang dipilih tentunya jangan snack yang juga tinggi karbohidrat. Pilihlah snack yang tinggi serat supaya bisa membantu kenyang lebih lama. Snack tinggi serat, bahkan juga tinggi protein bisa diperoleh dari SOYJOY, snack yang terbuat dari kedelai.

Dengan snacking SOYJOYdua jam sebelum makan besar, Anda bisa merasa kenyang lebih lama sehingga bisa mengurangi  konsumsi sumber karbohidrat, seperti nasi, tanpa harus merasa lapar terus-menerus. Dengan begitu, perasaan belum kenyang kalau belum makan nasi pun tinggal mitos.

4 Cara Nikmat Kurangi Karbohidrat

4 Cara Nikmat Kurangi Karbohidrat

Mengurangi karbohidrat tak selalu bikin Anda tersiksa. Ada cara agar diet karbohidrat Anda terasa menyenangkan.

 

Donat, roti, kue cokelat ata brownies, mie ayam, mie ramen, nasi goreng spesial. Deretan makanan ini adalah contoh makanan penuh karbohidrat. Lezat,ya? Memang! Tapi, hati-hati, karena di balik kelezatannya ada ancaman yang bisa membuat lingkar pinggang makin melebar.

 

Tipe Karbohidrat

Karbohidrat bukan musuh besar yang harus dimusuhi. Karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi untuk melakukan segala hal, mulai dari bekerja hingga berolahraga. Dengan kata lain, semua kegiatan kita mengakibatkan pembakaran karbohidrat.

Ada tiga jenis utama karbohidrat dalam makanan, yaitu pati atau karhohidrat komplek, gula dan serat. Bila pada label nutrisi produk makanan yang Anda beli, tercantum kata total karbohidrat berarti ketiga jenis karbohidrat itu termasuk di dalamnya.

Makanan yang mengandung pati tinggi, di antaranya nasi, gandum, mie, roti, pasta, kentang, dan jagung. Gandum bisa dipecah menjadi gandum utuh dan gandum halus. Gandum utuh memiliki manfaat kesehatan lebih tinggi karena Anda mendapatkan semua nutrisi yang ditawarkan oleh biji-bijian, termasuk kulit gandumnya yang kaya akan asam lemak esensial dan vitamin E. Sedangkan gandum halus, hanya mengandung tepung saja, sehingga Anda akan kehilangan banyak vitamin dan mineral.

Makanan yang banyak mengandung gula di antaranya donat, roti, aneka jenis kue, pizza, kecap, saus barbeque, salad dressing, dan apa pun yang berakhiran osa seperti laktosa, fruktosa, dekstrosa dan malkosa.

Sedangkan serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, kacang-kacangan serta biji-bijian. Untuk kesehatan yang baik, disarankan untuk makan 25 sampai 30 gram serat setiap hari.

 

Kurangi Karbohidrat

Karbohidrat tak perlu dimusuhi, namun bijaklah dalam memilih karbohidrat. Menurut ahli gizi Abby Langer, R.D. yang seringkali membuat orang makan terlalu banyak karbohidrat adalah karena ada beberapa makanan sumber karbohidrat yang tidak terlalu mengenyangkan, sehingga orang cenderung makan terlalu banyak. Karena itu, jika Anda sedang mencari cara untuk memotong asupan karbohidrat, berikut adalah beberapa tip sederhana dan lezat yang bisa Anda lakukan.

 

 

1. Manfaatkan spiralizer.

Tip ini terutama untuk para penggemar mie dan pasta. Spiralizer adalah alat untuk membuat mie dan pasta menjadi lebih tipis sehingga pasta atau mie yang sedikit jadi terlihat lebih banyak. Harapannya, otak menjadi ’termanipulasi’ dan menganggap santapan yang lebih sedikit sebanyak yang biasanya Anda makan. Kalau Anda mengurangi jatah mie atau pasta secara konsisten, perlahan namun pasti berat badan juga akan turun.

 

2. Bermain dengan jumlah

Terbiasa sarapan dua tangkup roti berisi satu telur dadar? Mengapa tidak diubah jadi satu roti dan dua telur sehingga jumlah karbo yang Anda makan lebih sedikit dan jumlah protein menjadi lebih banyak.

Menurut Langer, protein lebih sulit diolah oleh tubuh. Protein juga adalah sumber energi. Karena lebih sulit diolah, protein tidak menyebabkan gula darah naik-turun dengan cepat seperti yang dilakukan karbohidrat. Ingat, fluktuasi karbohidrat yang terlalu cepat justru membuat Anda cepat merasa lapar lagi.

 

3. Ganti roti dengan daun selada

Mengurangi karbohidrat tidak berarti Anda harus benar-benar merombak pola makan. Misalnya, Anda hobi sekali makan sandwich isi ikan. Sesekali cobalah ganti roti dengan daun selada. Gulung ikan yang sudah diberi bumbu dengan daun selada, taburi parutan keju jika Anda suka. Rasanya tetap enak dengan jumlah karbohidrat lebih kecil dan serat serta vitamin lebih banyak. Menu ini cocok lho, untuk santapan pagi, atau siang maupun malam.

 

4. Ngemil 2 jam sebelum makan

Sulitnya mengurangi karbohidrat biasanya karena Anda tidak tahan lapar, terutama menjelang makan utama. Nah, Anda bisa menyiasati dengan ngemil atau snacking. Ya, ngemil tidak dilarang, asalkan perhatikan jenis dan kalorinya. Pilih camilan yang tinggi serat dan kaya protein seperti SOYJOY. saran dr. Tjandraningrum, M.Gizi, Sp.GK. Konsumsilah SOYJOY 2 jam sebelum makan membantu untuk mengendalikan nafsu makan agar terhindar dari obesitas dan diabetes.

4 Cara Nikmat Kurangi Karbohidrat

4 Cara Nikmat Kurangi Karbohidrat

Mengurangi karbohidrat tak selalu bikin Anda tersiksa. Ada cara agar diet karbohidrat Anda terasa menyenangkan.

Donat, roti, kue cokelat ata brownies, mie ayam, mie ramen, nasi goreng spesial. Deretan makanan ini adalah contoh makanan penuh karbohidrat. Lezat,ya? Memang! Tapi, hati-hati, karena di balik kelezatannya ada ancaman yang bisa membuat lingkar pinggang makin melebar.

Tipe Karbohidrat

Karbohidrat bukan musuh besar yang harus dimusuhi. Karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi untuk melakukan segala hal, mulai dari bekerja hingga berolahraga. Dengan kata lain, semua kegiatan kita mengakibatkan pembakaran karbohidrat.

Ada tiga jenis utama karbohidrat dalam makanan, yaitu pati atau karhohidrat komplek, gula dan serat. Bila pada label nutrisi produk makanan yang Anda beli, tercantum kata “total karbohidrat” berarti ketiga jenis karbohidrat itu termasuk di dalamnya.

Makanan yang mengandung pati tinggi, di antaranya nasi, gandum, mie, roti, pasta, kentang, dan jagung. Gandum bisa dipecah menjadi gandum utuh dan gandum halus. Gandum utuh memiliki manfaat kesehatan lebih tinggi karena Anda mendapatkan semua nutrisi yang ditawarkan oleh biji-bijian, termasuk kulit gandumnya yang kaya akan asam lemak esensial dan vitamin E. Sedangkan gandum halus, hanya mengandung tepung saja, sehingga Anda akan kehilangan banyak vitamin dan mineral.

Makanan yang banyak mengandung gula di antaranya donat, roti, aneka jenis kue, pizza, kecap, saus barbeque, salad dressing, dan apa pun yang berakhiran ‘osa’ seperti laktosa, fruktosa, dekstrosa dan malkosa.

Sedangkan serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, kacang-kacangan serta biji-bijian. Untuk kesehatan yang baik, disarankan untuk makan 25 sampai 30 gram serat setiap hari.

Kurangi Karbohidrat

Karbohidrat tak perlu dimusuhi, namun bijaklah dalam memilih karbohidrat. Menurut ahli gizi Abby Langer, R.D. yang seringkali membuat orang makan terlalu banyak karbohidrat adalah karena ada beberapa makanan  sumber karbohidrat yang tidak terlalu mengenyangkan, sehingga orang cenderung makan terlalu banyak. Karena itu, jika Anda sedang mencari cara untuk memotong asupan karbohidrat, berikut adalah beberapa tip sederhana dan lezat yang bisa Anda lakukan.

1. Manfaatkan  spiralizer.

Tip ini terutama untuk para penggemar mie dan pasta. Spiralizer adalah alat untuk membuat mie dan pasta menjadi lebih tipis sehingga pasta atau mie yang sedikit jadi terlihat lebih banyak. Harapannya, otak menjadi ‘termanipulasi’ dan menganggap santapan yang lebih sedikit sebanyak yang biasanya Anda makan. Kalau Anda mengurangi jatah mie atau pasta secara konsisten, perlahan namun pasti berat badan juga akan turun.

2. Bermain dengan jumlah

Terbiasa sarapan dua tangkup roti berisi satu telur dadar? Mengapa tidak diubah jadi satu roti dan dua telur sehingga jumlah karbo yang Anda makan lebih sedikit dan jumlah protein menjadi lebih banyak.

Menurut Langer, protein lebih sulit diolah oleh tubuh. Protein juga adalah sumber energi. Karena lebih sulit diolah, protein tidak menyebabkan gula darah naik-turun dengan cepat seperti yang dilakukan karbohidrat. Ingat, fluktuasi karbohidrat yang terlalu cepat justru membuat Anda cepat merasa lapar lagi.

3. Ganti roti dengan daun selada

Mengurangi karbohidrat tidak berarti Anda harus benar-benar merombak pola makan. Misalnya, Anda hobi sekali makan sandwich isi ikan. Sesekali cobalah ganti roti dengan daun selada. Gulung ikan yang sudah diberi bumbu dengan daun selada, taburi parutan keju jika Anda suka. Rasanya tetap enak dengan jumlah karbohidrat lebih kecil dan serat serta vitamin lebih banyak. Menu ini cocok lho, untuk santapan pagi, atau siang maupun malam.

4. Ngemil 2 jam sebelum makan

Sulitnya mengurangi karbohidrat biasanya karena Anda tidak tahan lapar, terutama menjelang makan utama. Nah, Anda bisa menyiasati dengan ngemil atau snacking. Ya, ngemil tidak dilarang, asalkan perhatikan jenis dan kalorinya. Pilih camilan yang tinggi serat dan kaya protein seperti SOYJOY. saran dr. Tjandraningrum, M.Gizi, Sp.GK. Konsumsilah SOYJOY 2 jam sebelum makan membantu untuk mengendalikan nafsu makan agar terhindar dari obesitas dan diabetes.

Mau Perut Bebas Buncit? Coba Lakukan CUT CARBO

Mau Perut Bebas Buncit? Coba Lakukan CUT CARBO

Sebagian besar orang menganggap perut buncit merupakan musuh utama bagi penampilan. Perut buncit atau obesitas sentral (central obesity) merupakan akumulasi lemak di perut yang mengakibatkan ukuran perut meningkat.

Perut buncit menjadi masalah besar bagi banyak orang, terutama para wanita.

Selain harus ekstra mencari pakaian yang sesuai dan berpotensi mengurangi percaya diri, perut buncit juga memberikan dampak negatif  bagi kesehatan tubuh.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, kasus obesitas sentral tahun 2013 mencapai 26,6 persen atau naik dari 18,8 persen di tahun 2007.

Meningkatnya kasus obesitas sentral ini menyebabkan peningkatan pula pada risiko terjadinya penyakit-penyakit kronis di masyarakat, seperti diabetes.

Direktur Pusat Nutrisi Manusia di Universitas California, AS Dr Zhaoping Li mengungkapkan, timbunan lemak di perut sangat berbahaya karena selain beresiko diabetes, kanker, juga meningkatkan resiko penyakit jantung.

Apa saja penyebab perut buncit? Dalam sebuah diskusi mengenai studi Calorie Intake and Physical Study di Indonesia mengungkapkan 51,4% asupan kalori orang dewasa di Indonesia disumbang oleh karbohidrat.

Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kebiasaan orang Indonesia yang cenderung tidak merasa kenyang jika belum makan nasi, padahal sudah mengkonsumsi makanan lain sebagai sumber karbohidrat.

Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan gula yang masuk ke tubuh kita juga berlebihan. Apabila aktivitas kita kurang, gula yang berlebihan tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak.

Jika konsumsi karbohidrat berlebih dan aktivitas kurang ini berlangsung lama, bisa menyebabkan obesitas dan diabetes, obesitas tersebut termasuk obesitas sentral atau perut buncit.

Merujuk pada studi yang sama oleh Ir. Helda Khusun, MSc, PhD, survei di 5 kota besar di Indonesia menunjukkan hanya 28% orang yang melakukan aktivitas fisik, seperti peregangan (stretching) ringan dan berjalan kaki. Sementara itu,  59,4% lainnya melakukan aktivitas yang tidak banyak bergerak, seperti menonton TV atau menggunakan komputer lebih dari 6 jam per hari.

Pola hidup kurang gerak ini sering terjadi di lingkungan pekerja kantoran yang punya jam kerja yang panjang, penuh deadline serta kebiasaan mengemil sambil bekerja.

Bagaimana cara mengatasi perut buncit? Perlu perjuangan memang untuk mengatasi perut buncit bagi orang Indonesia yang terbiasa mengkonsumsi karbohidrat dari makan pagi hingga malam. Ditambah lagi kegemaran mengonsumsi gorengan, teh manis dan lainnya yang juga tinggi karbohidrat dan lemak.

Untuk mengatasi perut buncit, sebagian orang menjadikan diet sebagai cara yang paling efektif.

Berbagai metode diet dilakukan, mulai dari memakan makanan tertentu, melewatkan jam makan, hingga tidak makan sama sekali.

Cara-cara seperti itu cukup sulit sehingga membuat banyak orang yang menyerah di tengah jalan saat melakukan dietnya.

Lantas, cara diet seperti apa yang bisa mengatasi perut buncit tanpa harus menyiksa diri ? Salah satu cara diet yang efektif adalah diet Cut Carbo.

Diet Cut Carbo dilakukan dengan mengurangi porsi makanan pokok sumber karbohidrat, seperti nasi, mie, kentang goreng, pasta dan lainnya di setiap makan besar.

Selain mengurangi konsumsi karbohidrat, kita juga perlu membagi waktu makan menjadi lima kali sehari, terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack.

Snack yang dianjurkan dalam Diet Cut Carbo ialah snack yang mengandung tinggi serat dan protein.

Snack tinggi serat merupakan kunci untuk mengontrol rasa lapar, karena serat membantu kita merasa kenyang lebih lama.

Snack tersebut bisa dikonsumsi 2 jam sebelum makan besar agar tidak kelaparan saat mengurangi porsi karbohidrat.

Salah satu snack yang tinggi serat dan protein adalah SOYJOY. Snack sehat yang terbuat dari kedelai ini dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kenyang lebih lama.

Ingin hidup sehat dan bebas dari perut buncit tanpa khawatir kelaparan? Yuk, mulai dari sekarang kita lakukan Diet Cut Carbo serta aktivitas fisik secara rutin.

Penulis : Elgawaty OS/ Editor: Choirul Arifin

5 Hal Menakjubkan Saat Cut Carbo

5 Hal Menakjubkan Saat Cut Carbo

Tubuh lebih ramping hanyalah satu dari lima hal menakjubkan yang akan Anda rasakan saat mengurangi karbohidrat dalam menu harian Anda.

Karbohidrat sederhana, seperti yang ditemukan dalam nasi, mie, kue, permen dan keripik akan memberikan Anda sensasi kenyang dengan cepat. Tapi, biasanya Anda akan sedikit menyesal setelah menyantapnya. Meski begitu, sulit sekali untuk menghentikan kebiasaan mengonsumsi karbohidrat. Akibatnya, berat badan tidak terkendali, dan risiko diabetes jadi sulit dihindari.

Pengaruh Karbohidrat

Perlu Anda ketahui bahwa apa pun karbohidrat yang masuk ke tubuh Anda, akan menaikkan gula darah. Pasalnya, produk akhir dari semua makanan karbohidrat yang mudah dicerna dalah gula sederhana yaitu glukosa. Peningkatan gula darah akan memicu pankreas memproduksi insulin. Bagi banyak orang, mengonsumsi karbohidrat bisa mengakibatkan resons insulin yang berlebihan sehingga dampaknya sel menjadi resisten terhadap sinyal insulin.

Insulin lah yang mengatakan pada tubuh Anda untuk menyimpan lemak dan mencegah tubuh Anda membakar lemak yang sudah tersimpan. Ketika insulin meningkat- karena kelainan metabolik atau  konsumsi makanan karbohidrat berlebih, tubuh memiliki banyak kesempatan untuk menyimpan lemak dan menghalangi lemak agar tidak digunakan sebagai energi. Kondisi ini tentu saja berdampak pada berat badan yang sulit turun bahkan cenderung meningkat,  kelelahan dan kurang berenergi.

Efek Cut Carbo

Mengurngi karbohidrat memang perlu niat dan usaha. Bila ingin termotivasi, cobalah tentukan tujuan Anda mengurangi karbohidrat. Untuk membuat Anda semakin termotivasi, inilah yang akan terjadi pada tubuh Anda jika Anda mengurangi karbohidrat.

1. Anda Mulai Membakar Lemak

Ya, tubuh Anda akan segera membakar lemak.  Mengurangi asupan karbohidrat padat kalori secara otomatis mengurangi jumlah kalori yang Anda konsumsi setiap hari. Walhasil, tubuh  akan ‘terpaksa’ membakar lemak yang tersimpan di area perut dan sekitarnya sebagai sumber  energi.

Tip: Latihan di pagi hari sebelum Anda  sarapan. Hal ini akan memaksa tubuh untuk membakar lemak yang tersimpan, bukan membakar makanan yang Anda makan di waktu sebelumnya.

2. Rasa Lapar Berkurang

Bukan kalori yang memuaskan rasa lapar Anda, melainkan nutrisi seperti serat, protein dan lemak sehat. Sayangnya, karbohidrat olahan sederhana kurang memiliki tiga zat nutrisi tersebut. Jadi tidak peduli berapa banyak Anda makan, tubuh Anda akan tetap mencari lebih banyak makanan. Hasilnya, berat badan bertambah.

Tip: Mulai hari Anda dengan makanan berprotein tinggi dan serat,  seperti  susu rendah lemak, orak-arik telur dengan sayuran dan puding.

3. Perut menjadi rata

Hal pertama yang akan Anda lihat ketika Anda mengganti karbohidrat sederhana dengan makanan tinggi serat adalah bahwa perut Anda semakin rata. Kita dianjurkan makan 25-38 gram serat perhari, menurut Institute of Medicine. Kekurangan serat mengakibatkan bakteri baik di usus yang membuat perut ramping, menjadi kurang aktif dan bakteri jahat penyuka gula yang membuat perut menjadi besar, mengambil alih,” kata Isabel Smith, MS, RD, CDN, pakar diet dan pendiri Isabel Smith Nutrition.

Tip: Mulailah dengan langkah pertukaran yang sederhana, seperti mengganti nasi putih dengan beras merah. Tambahkan tumis kacang atau sayuran. Untuk menghindari serangan rasa lapar di antara waktu siang dan malam,  kudap snack sehat kaya serat dan protein seperti SOYJOY yang berbahan utama kacang kedelai. “Kacang-kacangan adalah sumber serat dan lemak sehat, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan melancarkan pencernaan,” jelas Smith.

4. Risiko Diabetes Turun

Terlalu banyak karbohidrat sederhana dapat mendatangkan malapetaka bagi tubuh Anda, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Semakin mudah dicerna karbohidrat yang Anda konsumsi, semakin banyak insulin yang diproduksi. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, kata Smith.

Tip: Karbohidrat kompleks lebih sulit dicerna tubuh, mencegah lonjakan gula darah yang menyebabkan pelepasan insulin. Kurangi makanan dan minuman manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengurangi risiko diabetes.

5. Otot Anda Bertambah Kuat

Makanan berupa karbohidrat sederhana, biasanya tidak atau kurang mengandung protein. Padahal, tubuh kita memerlukan protein untuk membangun otot. Dengan mengonsumsi protein dan nutrisi lainnya, Anda memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk otot, tanpa harus mencari tambahan kalori.

Tip: Jika Anda merasa lapar di antara waktu makan utama, cobalah mengganti makanan atau minuman manis yang selama ini menjadi andalan Anda dengan makanan tinggi protein. Protein adalah sumber eneegi yang sehat dan menjaga Anda tetap kenyang hingga sore hari.

SOYJOY Protein Balls

Ingredients:

SOYJOY Raisin Almond 2 Bar

30 gram Pumpkin Seeds

30 gram Almond Sangrai

1 sdm Chia Seeds

2 sdm Selai Strawberry

Toping Wijen Sangrai dan Kelapa Kering