7 Risiko Kesehatan Yang Mengintai Penyandang Diabetes

7 Risiko Kesehatan Yang Mengintai Penyandang Diabetes

Diabetes mellitus atau penyakit kencing manis menjadi topik yang banyak diperbincangkan dalam beberapa tahun terakhir. Apabila sudah terkena diabetes, maka kondisi ini akan disandang seumur hidup.

Namun kabar baiknya adalah, risiko diabetes mellitus tipe 2 dapat dikurangi. Sekitar 3 dari 5 kasus diabetes tipe 2 dapat ditunda atau bahkan dicegah dengan melakukan perubahan gaya hidup.

Beberapa faktor risiko untuk diabetes tipe 2 – seperti usia, latar belakang etnis, atau sejarah keluarga –  memang tidak dapat diubah, tetapi yang lain bisa. Kabar baiknya adalah bahwa kita semua dapat membuat perubahan kecil untuk membantu mengurangi risiko kita terkena diabetes tipe 2.

Apabila seseorang terkena diabetes – meski penyakit ini tak bisa disembuhkan dengan obat -namun penyakit kencing manis ini bisa dikelola agar tak sampai menimbulkan komplikasi yang membahayakan.

Apabila diabetes tak dikendalikan dengan baik, maka tubuh bisa memetik dampak negatifnya. Terlalu banyak gula dalam darah bisa merusak saraf dan pembuluh darah, yang bermuara pada beragam masalah kesehatan.

Komplikasi diabetes bisa dihindari dengan melakukan sejumlah kebiasaan baik. Selain pengobatan, kebiasaan hidup sehat bisa membantu mencegah diabetes memunculkan komplikasi serius.

Apa saja risiko kesehatan serius yang mengancam penyandang diabetes? Gula darah tinggi dapat berdampak berbagai bagian tubuh, antara lain:

1.Mata


Diabetes meningkatkan peluang seseorang memiliki masalah penglihatan, termasuk kebutaan. Hal ini dapat menyebabkan beragam masalah terkait dengan mata, yaitu Katarak (lensa mata berawan atau keruh); Glaukoma (diabetes merusak saraf yang menghubungkan mata ke otak yang memungkinkan kita melihat dengan baik); Retinopati (diabetes bertanggung jawab pada perubahan retina di belakang mata).

2. Jantung


Gula darah tinggi yang berlangsung bertahun-tahun dapat membahayakan pembuluh darah tubuh. Hal ini membuka kesempatan penyandang diabetes memiliki penyakit jantung, yang dapat memicu serangan jantung atau stroke di kemudian hari. Tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan juga kolesterol tinggi membuat masalah kesehatan itu lebih mungkin terjadi.

3. Ginjal


Diabetes dapat mempengaruhi pembuluh darah di ginjal, sehingga membuat organ penting ini tidak bekerjadengan baik. Jika gangguan pada ginjal berlangsung selama bertahun-tahun, suatu saat organ ini bisa berhenti bekerja.

4. Kaki


Gula darah tinggi dapat membahayakan aliran darah dan kerusakan saraf, yang dapat menyebabkan luka, goresan, atau luka sembuh lebih lama. Penyandang diabetes mungkin merasakan mati rasa di bagian kaki. Hal ini berbahaya Karena bisa saja kaki terluka tanpa disadari, dan menimbulkan infeksi yang sulit sembuh. Bahkan jika infeksi ini serius, penyandang diabetes mungkin harus merelakan kakinya diamputasi.

5. Saraf


Jika gula darah tinggi merusak saraf, yang dikenal dengan istilah neuropati diabetes, penyandang diabetes mungkin merasa nyeri, kesemutan, atau mati rasa, terutama di kaki.

6. Kulit

Diabetes dapat membuat seseorang lebih mungkin untuk terkena infeksi ragi (yeast), gatal-gatal, muncul ‘belang’ pada kulit seperti bersisik atau berwarna kecoklatan.

7. Masalah ereksi


Pria dengan diabetes mungkin berisiko mengalami gangguan seksual karena gula darah tinggi dapat membahayakan aliran darah dan merusak saraf yang dibutuhkan tubuh untuk mendapatkan dan mempertahankan ereksi.

6 Hal Yang Harus Diketahui Oleh Penyandang Diabetes

6 Hal Yang Harus Diketahui Oleh Penyandang Diabetes

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu atau kurang memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh Pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Insulin dibutuhkan untuk memproses karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi mengontrol kadar gula dalam darah.

Pada penyandang diabetes, kadar gula dalam darahnya tinggi karena gula darah tak dapat digunakan oleh sel tubuh untuk beraktivitas sebagai imbas tidak adanya atau sedikitnya insulin yang merespon di dalam tubuh atau terjadinya resistensi insulin

Insulin adalah semacam truk pengangkut semua sari makanan ke seluruh sel tubuh. Pankreas sebagai penghasil insulin mengirimkan insulin ke usus halus. Dalam usus halus ini terjadi penyerapan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena kadar gula darah meningkat, maka kadar insulin akan turut meningkat juga.

Insulin larut ke dalam aliran darah dan aliran darah membawa sari makanan ke seluruh sel dan organ tubuh. Apabila jumlah insulin tubuh kurang, maka sari makanan (glukosa) tidak akan sampai ke organ tubuh secara maksimal. Akibatnya glukosa dalam darah menjadi menumpuk dan bila diperiksa laboratorium, kadar gula darah biasanya tinggi.

Kadar gula darah tinggi inilah yang dialami penyandang diabetes. Namun diabetes bukanlah akhir segalanya. Banyak penyandang diabetes bisa menjalani kehidupan normal dengan membicarakan cara mengelola diabetes dengan dokter.

Ada enam langkah kunci yang bisa dilakukan penyandang diabetes untuk mengelola kondisinya, yaitu:

1.Pengaturan pola makan

Pola makan yang baik penting bagi penyandang diabetes, karena apa yang dimakan akan mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh. Kuncinya adalah fokus pada jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Makanlah banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Pilih karbohidrat kompleks dengan GI yang rendah, susu tanpa lemak dan daging tanpa lemak.

Batasi makanan yang tinggi gula dan lemak. Ingat bahwa karbohidrat berubah menjadi gula, sehingga penting untuk memperhatikan asupan karbohidrat. Aturlah asupan karbohidrat sesuai petunjuk dokter atau ahli gizi. Hal ini bahkan lebih penting untuk penyandang diabetes yang harus mengambil insulin atau mengonsumsi obat untuk mengontrol gula darah.

2. Aktivitas fisik

Jika selama ini kurang gerak, penyandang diabetes sebaiknya mulai mengatur jadwal untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur. Tak perlu berlatih di pusat kebugaran tetapi berjalan selama 30 menit misalnya, bisa dilakukan secara teratur setiap hari.

Memiliki gaya hidup aktif membantu penyandang diabetes mengontrol penyakit ini dengan cara menurunkan gula darah. Hal ini juga menurunkan kesempatan penyandang diabetes terkena penyakit jantung, menjaga berat badan dan mengurangi stres.

Lakukan aktivitas fisik 30 menit yang membuat berkeringat dan bernapas lebih berat setiap hari dalam seminggu, atau sesuai arahan dokter.

 

3. Lakukan pemeriksaan

Jika selama ini belum melakukan pemeriksaan teratur, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai. Kunjungi dokter setidaknya dua kali setahun. Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung. Jadi mulai belajar tentang angka kolesterol, tekanan darah, dan A1c (gula darah rata-rata lebih dari 3 bulan). Jangan lupa, lakukan pemeriksaan mata setiap tahun. Kunjungi dokter untuk memeriksakan masalah kaki, seperti luka atau kerusakan saraf pada kaki terkait diabetes.

 

4. Mengelola stres

Ketika stres atau tertekan, kadar gula darah akan naik. Dan ketika cemas, penyandang diabetes umumnya tidak dapat mengelola penyakitnya dengan baik. Saat stres, penyandang diabetes mungkin akan melupakan aktivitas fisik, mengabaikan pola makan dengan benar, atau bahkan lupa mengonsumsi obat yang diresepkan dokter. Sebelum hal ini berlarut-larut, segera temukan cara untuk mengelola stres, misalnya melalui meditasi, yoga atau hobi yang bisa membuat penyandang diabetes bersantai.

 

5. Berhenti merokok

Diabetes meningkatkan kesempatan penyandang diabetes memiliki masalah kesehatan seperti penyakit jantung, penyakit mata, stroke, gangguan ginjal, penyakit pembuluh darah, kerusakan saraf, dan masalah kaki.

Jika penyandang diabetes merokok, kesempatan untuk mendapatkan beragam masalah ini bahkan lebih besar. Merokok juga dapat membuat penyandang diabetes malas berolahraga. Apabila mengalami kesulitan berhenti merokok, temui dokter dan temukan cara untuk melakukannya.

 

6. Perhatikan asupan alkohol

Menghindari konsumsi alkohol berlebih dapat membuat kontrol gula darah menjadi lebih mudah. Apabila tidak bisa menghilangkan alkohol sama sekali, minumlah dalam jumlah yang tidak berlebihan. The American Diabetes Association menyarankan wanita minum alkohol tidak lebih dari satu gelas sehari dan laki-laki tidak lebih dari dua gelas.

Minum alkohol bisa membuat kadar gula darah meningkat. Periksa gula darah sebelum minum alkohol, dan persiapkan langkah antisipasi untuk menghindari gula darah rendah.

 

Sejumlah minuman seperti anggur dingin mungkin mengandung karbohidrat dalam jumlah lebih tinggi, sehingga jika meminum wine dingin perlu juga menghitung asupan karbohidratnya.

Nah, terkait dengan asupan karbohidrat, ada baiknya penyandang diabetes menjalankan #CutCarbo dengan mengurangi porsi karbohidrat yang dimakan. Program #CutCarbo bisa digunakan untuk menurunkan berat badan lho bila dilakukan dengan benar.

Jangan lupa untuk memperbanyak asupan protein dan sayuran dalam menu makan agar kebutuhan kalori tetap terpenuhi. Selain itu, imbangi juga dengan snacking SOYJOY 2 jam sebelum makan agar kenyang lebih lama.

Menjalankan #CutCarbo tidaklah sesulit yang dibayangkan kok, asalkan ada niat dan motivasi kuat untuk #MenujuHidupSehat.

Sumber: http://www.webmd.com/diabetes/diabetes-lifestyle-tips

 

6 Hal Yang Harus Diketahui Oleh Penyandang Diabetes

6 Hal Yang Harus Diketahui Oleh Penyandang Diabetes

Penyakit diabetes mellitus (DM) yang juga dikenal sebagai penyakit kencing manis, adalah golongan penyakit kronis yang ditandai dengan peningkatan kadar gula dalam darah sebagai akibat adanya gangguan sistem metabolisme dalam tubuh, dimana organ pankreas tidak mampu atau kurang memproduksi hormon insulin sesuai kebutuhan tubuh.

Insulin adalah salah satu hormon yang diproduksi oleh Pankreas yang bertanggung jawab untuk mengontrol kadar gula dalam darah. Insulin dibutuhkan untuk memproses karbohidrat menjadi energi yang diperlukan tubuh manusia. Hormon insulin berfungsi mengontrol kadar gula dalam darah.

Pada penyandang diabetes, kadar gula dalam darahnya tinggi karena gula darah tak dapat digunakan oleh sel tubuh untuk beraktivitas sebagai imbas tidak adanya atau sedikitnya insulin yang merespon di dalam tubuh atau terjadinya resistensi insulin

Insulin adalah semacam “truk” pengangkut semua sari makanan ke seluruh sel tubuh. Pankreas sebagai penghasil insulin mengirimkan insulin ke usus halus. Dalam usus halus ini terjadi penyerapan sari-sari makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Karena kadar gula darah meningkat, maka kadar insulin akan turut meningkat juga.

Insulin larut ke dalam aliran darah dan aliran darah membawa sari makanan ke seluruh sel dan organ tubuh. Apabila jumlah insulin tubuh kurang, maka sari makanan (glukosa) tidak akan sampai ke organ tubuh secara maksimal. Akibatnya glukosa dalam darah menjadi menumpuk dan bila diperiksa laboratorium, kadar gula darah biasanya tinggi.

Kadar gula darah tinggi inilah yang dialami penyandang diabetes. Namun diabetes bukanlah akhir segalanya. Banyak penyandang diabetes bisa menjalani kehidupan normal dengan membicarakan cara mengelola diabetes dengan dokter.

Ada enam langkah kunci yang bisa dilakukan penyandang diabetes untuk mengelola kondisinya, yaitu:

1.Pengaturan pola makan

Pola makan yang baik penting bagi penyandang diabetes, karena apa yang dimakan akan mempengaruhi kadar gula darah dalam tubuh. Kuncinya adalah fokus pada jumlah kalori yang dibutuhkan tubuh. Makanlah banyak sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian. Pilih karbohidrat kompleks dengan GI yang rendah, susu tanpa lemak dan daging tanpa lemak.

Batasi makanan yang tinggi gula dan lemak. Ingat bahwa karbohidrat berubah menjadi gula, sehingga penting untuk memperhatikan  asupan karbohidrat. Aturlah asupan karbohidrat sesuai petunjuk dokter atau ahli gizi. Hal ini bahkan lebih penting untuk penyandang diabetes yang harus mengambil insulin atau mengonsumsi obat untuk mengontrol gula darah.

2. Aktivitas fisik

Jika selama ini kurang gerak, penyandang diabetes sebaiknya mulai mengatur jadwal untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur. Tak perlu berlatih di pusat kebugaran tetapi berjalan selama 30 menit misalnya, bisa dilakukan secara teratur setiap hari.

Memiliki gaya hidup aktif membantu penyandang diabetes mengontrol penyakit ini dengan cara menurunkan gula darah. Hal ini juga menurunkan kesempatan penyandang diabetes terkena penyakit jantung, menjaga berat badan dan mengurangi stres.

Lakukan aktivitas fisik 30 menit yang membuat berkeringat dan bernapas lebih berat setiap hari dalam seminggu, atau sesuai arahan dokter.

3. Lakukan pemeriksaan

Jika selama ini belum melakukan pemeriksaan teratur, sekarang adalah waktu yang tepat untuk memulai. Kunjungi dokter setidaknya dua kali setahun. Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung. Jadi mulai belajar tentang angka kolesterol, tekanan darah, dan A1c (gula darah rata-rata lebih dari 3 bulan). Jangan lupa, lakukan pemeriksaan mata setiap tahun. Kunjungi dokter untuk memeriksakan masalah kaki, seperti luka atau kerusakan saraf pada kaki terkait diabetes.

4. Mengelola stres

Ketika stres atau tertekan, kadar gula darah akan naik. Dan ketika cemas, penyandang diabetes umumnya tidak dapat mengelola penyakitnya dengan baik. Saat stres, penyandang diabetes mungkin akan melupakan aktivitas fisik, mengabaikan pola makan dengan benar, atau bahkan lupa mengonsumsi obat yang diresepkan dokter. Sebelum hal ini berlarut-larut, segera temukan cara untuk mengelola stres, misalnya melalui meditasi, yoga atau hobi yang bisa membuat penyandang diabetes bersantai.

5. Berhenti merokok

Diabetes meningkatkan kesempatan penyandang diabetes memiliki masalah kesehatan seperti penyakit jantung, penyakit mata, stroke, gangguan ginjal, penyakit pembuluh darah, kerusakan saraf, dan masalah kaki.

Jika penyandang diabetes merokok, kesempatan untuk mendapatkan beragam masalah ini bahkan lebih besar. Merokok juga dapat membuat penyandang diabetes malas berolahraga. Apabila mengalami kesulitan berhenti merokok, temui dokter dan temukan cara untuk melakukannya.

6. Perhatikan asupan alkohol

Menghindari konsumsi alkohol berlebih dapat membuat kontrol gula darah menjadi lebih mudah. Apabila tidak bisa menghilangkan alkohol sama sekali, minumlah dalam jumlah yang tidak berlebihan. The American Diabetes Association menyarankan wanita minum alkohol tidak lebih dari satu gelas sehari dan laki-laki tidak lebih dari dua gelas.

Minum alkohol bisa membuat kadar gula darah meningkat. Periksa gula darah sebelum minum alkohol, dan persiapkan langkah antisipasi untuk menghindari gula darah rendah.

Sejumlah minuman – seperti anggur dingin – mungkin mengandung karbohidrat dalam jumlah lebih tinggi, sehingga jika meminum wine dingin perlu juga menghitung asupan karbohidratnya.

Nah, terkait dengan asupan karbohidrat, ada baiknya penyandang diabetes menjalankan #CutCarbo dengan mengurangi porsi karbohidrat yang dimakan. Program #CutCarbo bisa digunakan untuk menurunkan berat badan lho bila dilakukan dengan benar.

Jangan lupa untuk memperbanyak asupan protein dan sayuran dalam menu makan agar kebutuhan kalori tetap terpenuhi. Selain itu, imbangi juga dengan snacking SOYJOY 2 jam sebelum makan agar kenyang lebih lama.

Menjalankan #CutCarbo tidaklah sesulit yang dibayangkan kok, asalkan ada niat dan motivasi kuat untuk #MenujuHidupSehat.

Sumber: http://www.webmd.com/diabetes/diabetes-lifestyle-tips

6 Cara Minimalkan Stres untuk Ibu Rumah Tangga

6 Cara Minimalkan Stres untuk Ibu Rumah Tangga

Menjadi ibu rumah tangga, atau ibu bekerja, bukanlah pekerjaan mudah. Harus mengurus suami dan anak, juga pekerjaan rumah tangga atau kantor, sungguh membutuhkan kesabaran ekstra. Tak jarang, kaum ibu rentan mengalami stres.

Bahkan ketika semua telah direncanakan dengan baik, apabila menyangkut anak-anak, ada saja kemungkinan meleset. Menjadi ibu memang menyenangkan, namun sekaligus juga menantang. Banyak kaum ibu yang bahkan merasa bersalah jika mengambil ‘me time’, padahal hal ini penting untuk keseimbangan – menjauhkan dari tekanan hidup.

Stres memang tak mungkin dihindari sama sekali, namun kabar baiknya bisa dikelola. Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan oleh para ibu untuk mengelola stres agar tidak berdampak negatif. Kami merangkum cara mengelola stres yang bisa dilakukan para ibu dalam paparan berikut ini:

1.Stres akan selalu ada

Hal pertama yang harus diingat adalah, menerima kenyataan bahwa stress akan selalu ada dalam tiap tahap kehidupan. Ini dulu yang harus dipahami dan selanjutnya diterima. Jika kenyataan ini bisa diterima dengan baik, kita akan lebih mudah dalam mengatasi hambatan yang ada di depan mata. Menerima kenyataan hidup adalah bagian pertama dan paling penting dalam mengelola stres.

2.Luangkan waktu untuk diri sendiri

Tidak harus pergi ke salon atau perawatan spa untuk menikmati ‘me time’. Cara sederhana seperti berendam di bath tub atau tidur siang bisa menjadi cara yang efektif untuk beristirahat. Cara sederhana ini bisa menjadi prioritas untuk mengambil jeda sejenak dari rutinitas. Meski singkat, periode waktu ini akan memberi para ibu kesempatan untuk menekan tombol ‘atur ulang’.

3.Jangan terlalu keras pada diri sendiri

Ada kalanya, daftar pekerjaan yang harus diselesaikan kaum ibu seolah tiada akhirnya. Dan jika ibu tak mampu menuntaskan semua ‘to dio list’ janganlah merasa bersalah. Daripada mencoba untuk menjejalkan segala sesuatu ke dalam jadwal – yang tampaknya tak mungkin semua dituntaskan – lebih baik prioritaskan tugas-tugas penting dan buatlah daftar yang harus dikerjakan dari sini. Jangan terlalu keras dan menyalahkan diri sendiri jika tidak semua pekerjaan bisa selesai sempurna. Berdamailah dengan diri sendiri. Ini akan meminimalkan tekanan, percayalah.

4.Berhenti membandingkan diri dengan orang lain

Para ibu umumnya ingin tampil sempurna dan cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain. Ini melelahkan, sekaligus bisa menjadi sumber tekanan yang tak disadari. Sebagai perempuan, berhentilah membandingkan diri kita satu sama lain. Pada kenyataannya, hal itu hanya akan menyakiti diri kita sendiri jika ternyata hasilnya tak sesuai harapan.

5. Ajari anak-anak bertanggung jawab

Sebagai ibu, kita ingin dapat melakukan segalanya. Jika tak ada asisten rumah tangga, ajarilah anak-anak untuk membantu tugas-tugas rumah tangga sesuai dengan kemampuannya. Bagian dari tugas menjadi seorang ibu adalah mengajarkan anak-anak bagaimana berfungsi di dunia nyata. Buatlah daftar tugas dan tetapkan tanggung jawab untuk setiap anak – tentu saja disesuikan dengan usia dan kemampuan masing-masing. Menjadi seorang ibu tidak berarti harus melakukan segala sesuatunya sendiri bukan?.

6. Belajar untuk mengatakan tidak

Sangat penting untuk menerima dan menyadari bahwa ibu memiliki kemampuan untuk mengatakan tidak. Meskipun ibu bertanggung jawab atas anak-anak dan keluarga, namun jangan lupa, diri sendiri juga harus dipikirkan. Kesehatan ibu, baik fisik atau mental, sangat penting sebagai bekal dalam mengasuh anak dan merawat keluarga. Jika seorang ibu tidak sehat, baik secara mental dan fisik, maka dia tidak akan dapat menjadi ibu yang baik. Apabila memang perlu, katakan tidak untuk hal-hal yang memang tidak bisa dilakukan.

Stres mungkin tidak akan pernah sepenuhnya pergi, namun para ibu harus ingat, ada banyak cara mengelola stres agar lebih nyaman dalam menjalani hidup.

Sumber: http://www.beliefnet.com/love-family/parenting/articles/6-ways-moms-can-manage-stress.aspx

Tim Tahu – Resep Sehat SOYJOY

Ingredients:

200 gram tahu putih

30 gram jamur kuping yang sudah direndam

30 gram wortel

1 butir telur

2 sendok makan tepung tapioka / sagu

2 siung bawang putih

3 siung bawang merah

1 batang daun bawang

garam, merica secukupnya

Tim Tahu – Resep Sehat SOYJOY

Ingredients:

200 gram tahu putih

30 gram jamur kuping yang sudah direndam

30 gram wortel

1 butir telur

2 sendok makan tepung tapioka / sagu

2 siung bawang putih

3 siung bawang merah

1 batang daun bawang

garam, merica secukupnya

Mengenal Lebih Dekat Second-Meal Effect

Mengenal Lebih Dekat Second-Meal Effect

Pernah dengar tentang konsep Second-Meal Effect? Ini merupakan  konsep yang  pertama kali diumumkan pada  1982 oleh pengembang diet Indeks Glikemik rendah (low GI), Dr David J. Jenkins dari University of Toronto.

Dr. Jenkins mendefinisikan Second-Meal Effect ini sebagai efek yang muncul dari makanan pertama pada kadar gula darah setelah konsumsi makanan kedua.

Makanan yang mengandung kacang-kacangan kaya serat (misalnya kedelai) memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohidrat dan menjaga tingkat gula darah setelah makan (postprandial) naik mencapai tingkat minimum.

Selain itu, makanan yang mengandung kacang-kacangan kaya serat (seperti kedelai) meningkatkan kontrol gula darah pada makan berikutnya.

Percobaan dilakukan untuk mengonfirmasi Second-Meal Effect berikut ini:

Pada pukul  9 pagi subyek makan salah satu makanan pertama berikut:

Kelompok 1: Camilan kedelai berbentuk batang (soybean nutrition bar).

Kelompok 2:  Rice cracker.

Kelompok 3: Tidak ada (hanya minum air).

Makan kedua dilakukan tiga jam kemudian pukul 12 siang. Semua subyek mengonsumsi makanan yang sama dengan makanan pertama.

Hasil tingkat gula darah setelah makan (postprandial) ditunjukkan pada grafik dan diamati pada subyek yang makan camilan kedelai berbentuk batang, cracker beras dan kelompok tanpa snack (hanya minum air).

Kenaikan kadar gula darah dari kelompok 1, yang makan camilan kedelai jauh lebih rendah 240-300 menit setelah makan pertama dibandingkan kelompok 2, yang makan rice cracker.

Kenaikan kadar gula darah dari kelompok 1 bahkan lebih rendah daripada kelompok 3, yang tidak makan apapun di saat yang sama. Ini berarti bahwa makan camilan kedelai sebagai makanan pertama  mampu menekan penyerapan gula atau merangsang metabolisme gula dalam darah.

Mengonsumsi makanan dengan kandungan Indeks Glikemik rendah (low GI) membantu mencegah rasa lapar

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, camilan kedelai berbentuk batang membantu mengontrol kadar gula darah postprandial setelah makan pertama dan kedua. Karena pencernaan dan penyerapan berlangsung lebih bertahap, makanan tetap dalam saluran pencernaan untuk jangka waktu yang lama, yang berperan besar dalam menjaga perasaan kenyang.

Makanan dengan indeks glikemik (GI) rendah merupakan solusi yang baik bagi orang-orang yang tidak bisa berhenti makan berkalori tinggi, makanan dengan GI tinggi karena terus menerus merasa lapar, namun mencemaskan kegemukan dan kadar gula darah.

SOYJOY pernah melakukan penelitian Second-Meal Effect ini berkolaborasi dengan Prof Dr.Ir. Made Astawan dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Made mengatakan, gaya hidup yang sehat dimulai dari pola makan yang baik mengacu pada 3J yakni Jadwal (pagi, siang dan malam), Jenis (harus beragam) dan Jumlah (sesuai dengan kebutuhan tubuh sehari-hari).

Selain itu pola makan yang baik juga harus memenuhi konsep gizi seimbang dengan mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral sesuai kebutuhan harian.  Kebutuhan akan zat gizi ini bergantung pada kondisi fisiologi tubuh dan aktivitas sehari-sehari individu.

Sebaiknya kita mengonsumsi makanan yang tepat dan bergizi seimbang dengan memperhatikan jenis makanan yang akan dikonsumsi. Misalnya menu sarapan terdiri dari karbohidrat dengan Indeks Glikemik rendah.

Makanan low GI membuat metabolism tubuh berjalan lambat sehingga kadar glukosa dalam darah dapat dipertahankan sampai tiba makan siang. Selain itu makanan dengan kadar low GI akan menimbulkan rasa kenyang yang lama dan dapat mencegah seseorang untuk mengonsumsi camilan atau makan siang secara berlebih.

Kondisi ini sangat baik untuk mempertahankan bobot tubuh termasuk dapat mencegah timbulnya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi, atherosclerosis, penyakit jantung koroner, stroke, diabetes dan sebagainya.

Nah, buat kamu yang ingin makan dan merasa kenyang tanpa takut kebanyakan konsumsi karbohidrat, kita bisa mengontrol keinginan makan karbohidrat lebih banyak dengan mengonsumsi protein di antara jam makan. Contoh gampang adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.

Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.

Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.

Referensi:

https://www.otsuka.co.jp/en/health_illness/gi/question4/

Benarkah Diet Rendah Karbohidrat Efektif Mengontrol Berat Badan?

Benarkah Diet Rendah Karbohidrat Efektif Mengontrol Berat Badan?

Diet rendah karbohidrat belakangan banyak menjadi perbincangan karena dipercaya dapat menjaga bahkan menurunkan berat badan. Diet ini berfokus pada pengurangan karbohidrat dalam pola makan seseorang.

Sementara diet rendah karbohidrat ini memang  dapat membantu menurunkan berat badan, namun hal itu dapat menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh jika dilakukan secara berlebihan.

Karbohidrat adalah pati, gula dan serat yang ditemukan paling banyak di serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayuran, serta produk dari susu. Karbohidrat masuk dalam golongan makronutrients, yang berarti salah satu dari tiga jenis zat gizi utama – selain protein dan lemak – tubuh memperoleh energi, atau kalori, kata Paige Smathers, seorang ahli diet terdaftar berbasis Utah. The American Diabetes Association mencatat bahwa karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh.

Sementara diet lainnya dapat memantau kalori atau gram dari lemak, diet rendah karbohidrat melacak karbohidrat bersih yang ditemukan dalam makanan. Sebagai informasi, tujuan pembatasan karbohidrat adalah untuk membakar cadangan lemak tubuh.

“Istilah ‘diet rendah karbohidrat’ pada dasarnya diterapkan untuk diet yang membatasi karbohidrat kurang dari 20 persen dari total asupan kalori, tetapi juga dapat merujuk ke diet yang hanya membatasi atau memantang karbohidrat kurang dari proporsi yang direkomendasikan (umumnya kurang dari 45 persen total energi yang berasal dari karbohidrat), “kata Dr Jennifer Fitzgibbon, ahli diet onkologi terdaftar di Stony Brook Hospital Cancer Center di New York.

Sejarah Diet Rendah Karbohidrat

Tren diet rendah karbohidrat dimulai pada 1972 dengan buku “Dr. Atkins ‘New Diet Revolution” oleh ahli jantung Robert Atkins, menurut Mayo Clinic.  Diet itu selanjutnya dijuluki Atkins ‘Diet dan merengkuh popularitas luar biasa di dunia. Buku, yang telah diperbarui dan direvisi beberapa kali, menjadi buku diet terlaris sepanjang masa, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh British Medical Journal. Diet ini juga telah dibahas dalam banyak buku lainnya.

Inkarnasi terbaru dari diet rendah karbohidrat termasuk Zone Diet, Paleo Diet dan Eco-Atkins, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama.

Manfaat dari Diet Rendah Karbohidrat

Diet rendah karbohidrat, menurut Fitzgibbon, digunakan untuk mengobati atau mencegah beberapa penyakit dan kondisi kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, hiperinsulinemia dan obesitas. Banyak penelitian telah dilakukan tentang manfaat dari jenis diet ini, dan banyak yang menunjukkan hasil positif.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa subyek yang mengonsumsi diet rendah karbohidrat kehilangan berat badan lebih banyak dari subyek pada diet konvensional selama enam bulan pertama.

Studi lain oleh University of Pennsylvania Medical Center menemukan bahwa subyek penelitian dengan prevalensi tinggi diabetes atau sindroma metabolik kehilangan berat badan selama enam bulan menjalani diet pembatasan karbohidrat ketimbang pembatasan pada kalori dan diet membatasi lemak.

Pengujian pada subyek penelitian juga terjadi peningkatan sensitivitas insulin dan menurunnya trigliserida, bahkan setelah temuan itu disesuaikan dengan berat badan yang hilang.

Masalah dengan Diet Rendah Karbohidrat

Meskipun diet rendah karbohidrat berhasil untuk banyak orang, namun diet ini memiliki kelemahan. ‘Kelemahan terbesar’ dari diet ini adalah hal itu sering mengurangi karbohidrat sehat sebagaimana karbohidrat yang tidak sehat dan menggantikannya dengan daging tinggi lemak, keju, ikan dan unggas.

“Ada kesepakatan luas dan dukungan ilmiah yang baik bahwa karbohidrat yang diproses  (tepung putih yang digunakan untuk membuat kue, roti, permen, dan sebagainya) merupakan jenis karbohidrat  yang tidak sehat,” kata Dr. Dana S. Simpler, seorang internis yang praktik di Baltimore, Maryland.  “Pengurangan konsumsi diet karbohidrat yang tidak sehat merupakan ide bagus.”

“Namun, bukti terbaik yang didukung adalah bahwa diet kaya karbohidrat yang tidak diproses sangat sehat,” kata Simpler. “Karbohidrat yang tidak diolah mencakup buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, kentang yang tidak digoreng mengandung mentega atau krim asam, dan roti gandum dan pasta.”

Makan diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan TOFI “thin-outside-fat-inside”, istilah yang dipakai Simpler merujuk pada pengertian ‘tipis di luar, tapi gemuk di dalam’.

Makan lemak dan daging dalam jumlah yang tidak terbatas dan hanya membatasi karbohidrat adalah praktik berbahaya yang banyak dikritisi profesional kesehatan terhadap Diet Atkins.

Penelitian telah menunjukkan pendekatan ini sangat tidak sehat. Misalnya, peneliti dari University of Alabama di Birmingham menemukan bahwa tikus gemuk yang diberi makan tinggi lemak, diet rendah karbohidrat memiliki serangan jantung lebih mematikan daripada tikus obesitas yang diberi diet rendah lemak.

Sejumlah orang mungkin mengurangi asupan karbohidrat dalam jumlah berlebihan. Tubuh membutuhkan karbohidrat yang akan digunakan untuk membuat energi. Tubuh membutuhkan serat yang terdapat pada karbohidrat untuk pencernaan, kesehatan usus besar dan kinerja insulin. Menurut University of Illinois, sistem saraf pusat, otak, ginjal, otot-otot dan jantung juga perlu karbohidrat untuk berfungsi dengan baik.

Mengurangi Karbohidrat Ternyata Menyehatkan

Mengurangi asupan karbohidrat bisa menyehatkan, asalkan karbohidrat yang tepat dikurangi dan pada tingkat yang sehat. Pertama, pelaku diet harus mempertimbangkan apa yang mereka kurangi. Karbohidrat yang diproses, digoreng dan bergula harus pergi, sementara kacang-kacangan, kedelai dan biji-bijian harus tetap menjadi bagian dari diet yang sehat.

Untuk menghindari pengurangan karbohidrat terlalu banyak, Dr. Liz Weinandy, seorang ahli diet di University Wexner Medical Center Ohio State, menyarankan untuk mengurangi karbohidrat sekitar 100 sampai 150 gram per hari atau 35 sampai 40 persen dari total kalori.

“Jumlahnya tentu saja tergantung pada individu, dan tingkat aktivitas mereka, usia dan kemampuan untuk memetabolisme karbohidrat,” kata Wexner.

Misalnya, seorang wanita yang biasanya mengonsumsi sekitar 1.400 kalori per hari hanya akan membutuhkan sekitar 125 gram karbohidrat sehari. Pemotongan karbohidrat lebih banyak dapat menyebabkan rendahnya tingkat energi dan meningkatnya rasa lapar.

Poin penting yang harus diingat tentang konsumsi karbohidrat adalah: Karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.

Sebenarnya, ada cara gampang lho untuk mengurangi keinginan makan karbohidrat berlebih ini. Caranya adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.

Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena kandungan serat dan protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.

Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.

Referensi: Live Science

Link: http://www.livescience.com/52769-low-carb-diet-facts.html

Ternyata, Orang Indonesia Tidak Sadar Makan Banyak Karbo

Ternyata, Orang Indonesia Tidak Sadar Makan Banyak Karbo

Masyarakat Indonesia umumnya tak bisa dipisahkan dari nasi sebagai sumber karbohidrat. Sayangnya, tak banyak yang menyadari bahwa asupan karbo berlebih dalam sekali makan. Misalnya, kita makan nasi putih berlauk mi dan tempe goreng tepung. Berapa banyak karbo yang kita asup dalam sekali makan? Banyak.

Konsumsi karbohidrat penduduk Indonesia cenderung tinggi dan berlebihan. Konsumsi nasi nasional terus menunjukkan kenaikan. Data terakhir menunjukkan, setiap orang jika dirata-rata mampu mengonsumsi nasi hingga 109 kg per tahun. Ini jumlah yang fantastis karena tercatat dua atau tiga kali lipat dari berat badan.

Padahal, kelebihan konsumsi karbohidrat bisa memicu diabetes mellitus tipe 2. Bagaimana ceritanya kelebihan konsumsi karbo bisa memicu diabetes?

Dijelaskan ahli gizi Seala Septiani, karbohirdrat, agar bisa masuk ke dalam sel tubuh harus dipecah menjadi glukosa, yang kerap disebut dengan istilah gula darah. Jika mengonsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak, tubuh akan keberatan memetabolisme gula berlebih ini sehingga memicu diabetes.

Penjelasannya begini:  Konsumsi karbohidrat berlebihan dalam sekali makan menyebabkan tubuh memproduksi insulin dalam jumlah yang besar. Inilah yang membuat insulin mengubah karbohidrat yang masuk menjadi gula darah dalam jumlah yang besar pula. Nah, dengan kapasitas dan kebutuhan tubuh yang terbatas, banyak dari gula dalam darah tersebut yang akhirnya tak terpakai, sehingga langsung tersimpan dalam sel lemak.

“Dengan pola konsumsi karbohidrat berlebih, tidaklah mengherankan jika jumlah pengidap diabetes di Indonesia juga mengalami peningkatan,” kata Seala.

Banyak makanan yang mengandung karbohidrat. Yuk kita cek jenis makanan apa saja yang mengandung karbo dalam paparan berikut ini:

Gula

Gula merupakan salah satu sumber karbohidrat paling tinggi, jadi semua makanan yang mengandung gula dapat dikatakan memiliki kandungan karbohidrat. Gula pasir termasuk karbohidrat sederhana yang sebaiknya tidak banyak dikonsumsi karena mengandung indeks glikemik tinggi (GI) yang harus dihindari penyandang diabetes.

Kentang

Sebagai salah satu bahan makanan yang menjadi makanan pokok di sebagian negara, kentang otomatis merupakan makanan berkarbohidrat dan memberi efek kenyang bila memakannya. Satu cangkir kentang rebus sudah dapat mengenyangkan perut karena mengandung 21 gram karbohidrat per 100 gr. Selain karbohidrat, kentang juga mengandung kalium, lemak, zat besi, dan berbagai vitamin seperti Vitamin C dan Vitamin B6.

Ubi

Ubi atau yang kerap disebut dengan kentang manis sama seperti kentang biasa. Ubi memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak dan memberi efek mengenyangkan. Dalam 100 gram ubi, terkandung 18 gram karbohidrat. Ubi juga mengandung serat yang cukup tinggi di mana dapat memperlancar pencernaan. Nutrisi lainnya seperti kalium, Vitamin A, dan Vitamin C juga terdapat pada ubi. Mengonsumsi ubi dapat mendapatkan energi yang cukup untuk melakukan aktivitas sehari – hari.

Singkong

Singkong juga berperan sama seperti ubi dan kentang. Singkong juga memiliki kandungan karbohidrat dan dapat menjadi makanan pengganti nasi di mana singkong tidak begitu memiliki rasa yang kuat. Dalam sepotong singkong kandungan karbohidratnya sebanyak 16 hingga 17 persen.

Selain itu karbohidrat padasingkong memiliki kelebihan yang sama dengan beras merah di mana memberi rasa kenyang yang cukup dengan jumlah sedikit.

Beras merah

Salah satu jenis makanan yang banyak disarankan untuk penyandang diabetes ini memiliki kandungan nutrisi karbohidrat yang cukup tinggi. Setidaknya ada 6 persen lebih nutrisi harian karbohidrat dapat dipenuhi, juga ternyata beras merah ini mengandung serat yang cukup tinggi.

Beras merah yang telah dimasak menjadi nasi memiliki kandungan karbohidrat sebesar 23 gram karbohidrat dalam setengah piring nasi atau setara dengan 100 gram.  Karena itu beras merah sering disarankan untuk dikonsumsi oleh mereka yang sedang diet karena rasa kenyangnya yang lebih meski dimakan sedikit.

Beras Putih

Beras putih bila sudah dimasak menjadi nasi yang matang sebanyak 100 g mengandung 28 gram karbohidrat dalam satu piring nasi. Nah nasi merupakan salah satu makanan penambah berat badan secara cepat dan efektif. Namun bila dikonsumsi dalam jumlah berlebih bisa memicu obesitas.

Pasta

Masyarakat yang tinggal di Eropa menjadikan pasta sebagai salah satu sumber karbohidrat. Alasannya karena berbagai macam pasta tersebut memang mengandung karbohidrat yang tinggi dan mengenyangkan bila dikonsumsi. Karbohidrat tersebut menciptakan energi yang banyak dan cocok untuk disantap di siang hari dengan campuran saus juga daging dan sayuran. Per 100 gram pasta mengandung 25 gram karbohidrat.

Roti Gandum

Selain mengandung serat yang tinggi, dalam satu tangkap roti gandum memiliki kandungan karbohidrat sekitar 4% karbohidrat dan 7% serat.

Mie

Berbagai macam mie seperti bihun juga memiliki kandungan karbohidrat yang cukup banyak. Karena terbuat dari beras juga gandum, mie dan bihun memberi efek yang mengenyangkan jika dikonsumsi. Satu porsi bihun atau sekitar 300 gram mengandung 75 gram karbohidrat.

Jagung

Jenis biji – bijian lain yang juga sumber karbohidrat adalah jagung. Dalam setiap 100 gram jagung mengandung 25 gram karbohidrat. Jagung dapat menjadi pengganti nasi. Selain itu rasa manis jagung yang alami juga dapat menjadi alternatif lain sebagai pengganti gula sebagai bumbu perasa manis. Jagung memiliki kandungan kalori yang rendah, Vitamin A, dan Vitamin B1.

Sereal

Bagi sebagian orang, sereal menjadi alternatif menu sarapan yang harus dikonsumsi di pagi hari. Ini karena 42% bagian dari semangkuk sereal adalah karbohidrat. Sereal ini dapat memberi energi yang cukup banyak untuk berkegiatan sehari – hari. Rasa kenyangnya juga akan terasa hingga jam makan siang telah tiba.

Kacang – Kacangan

Konsumsi kacang – kacangan dapat membantu dalam proses penurunan berat badan. Kacang – kacangan seperti kacang tanah dan kacang kedelai mengandung protein, lemak, omega 3, dan berbagai vitamin. Sebanyak 100 gram kacang tanah mengandung 5,2 gram karbohidrat.

Camilan soy bar (misalnya SOYJOY)  mengandung 13 gram karbohidrat. Sedangkan semangkuk edamame mengandung  16 gram karbohidrat karena kedelai merupakan sumber protein dan serat.

80 Kalori Untuk Kendalikan Berat Badan dan Diabetes

Pola hidup atau kebiasaan yang tidak sehat berakibat buruk bagi kesehatan. Menurut RISKESDAS 2013, terjadi kecenderungan peningkatan penyakit tidak menular – terutama Diabetes Melitus terus meningkat (2,1% dari tahun 2007), dan ini erat hubungannya dengan pola hidup.

Ya, pola makan sehari-hari orang Indonesia yang mengonsumsi karbohidrat berlebih, terutama nasi, mengakibatkan masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas. Pasalnya, karbohidrat yang berlebihan disimpan menjadi lemak dalam tubuh, sehingga menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, konsumsi gula atau kita sebut karbohidrat sederhana juga cenderung cepat dicerna sehingga dapat menyebabkan gula darah naik dengan cepat.

Menurut penelitian mengenai Diet, Nutrition and the Prevention of Type 2 Diabetes yang dilakukan oleh NP Steyn1,*, J Mann2, PH Bennett3, N Temple4, P Zimmet5, J Tuomilehto6, J Lindstro m6 and A Louheranta7 (Public Health Nutrition: 7(1A), 147 165, 2004), disebutkan bahwa asupan tinggi karbohidrat akan memperberat sekresi insulin untuk menjaga keseimbangan kestabilan gula darah.

Untuk itu, penyesuaian asupan karbohidrat akan sangat efektif untuk mencegah berat badan berlebih dan menurunkan risiko diabetes. Namun, bukan berarti Anda tidak boleh makan nasi, tapi kurangi saja porsinya. Persoalannya, tidak mudah bagi sebagian orang untuk mengurangi karbohidrat, terutama nasi. Meski Anda sudah menyantap aneka makanan, tetap dianggap belum makan, bila belum menyantap nasi.

Tapi Anda tidak perlu khawati, berikut ini beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan untuk memotong asupan karbohidrat:

1.Ganti beberapa jenis buah dengan sayuran

Bukan berarti buah tidak baik. Tetapi, kadar gula dalam buah, nyatanya lebih tinggi dari sayur. Jadi jika Anda benar-benar mau mencoba untuk mengurangi asupan karbohidrat, ganti buah-buahan seperti apel, anggur, dan pir dengan irisan mentimun, seledri, atau paprika mentah.

 

2.Bersahabat dengan kedelai

Kedelai yang makanan yang tinggi serat dan protein, dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan mengendalikan nafsu makan. Anda bisa mengonsumsi kedelai dalam bentuk utuh atau produk olahan yang berbahan kedelai.

 

3.Snack kaya serat dan protein

Mengurangi karbohidrat memang bukan hal yang mudah. Namun, Anda bisa menyiasati dengan mengonsumsi snack yang kaya serat dan protein sebelum makan besar. Anda bisa mengonsumsi buah atau snack yang tinggi serat dan proteinnya untuk membantu mengurangi asupan karbohidrat berlebihan.

 

4.Pola makan teratur

Tak hanya melewatkan waktu makan, waktu makan yang tidak teratur juga buruk bagi kesehatan, terutama bagi peningkatan berat badan dan risiko diabetes. Bagi penyandang diabetes, sebaiknya Anda tidak melewatkan waktu makan karena bisa membuat Anda mengalami hipoglikemia, atau penurunan gula darah secara drastis.

Usahakan untuk mengatur jadwal makan tiga kali makan makanan utama dan dua kali snack untuk membantu mengendalikan gula darah Anda.

 

5. 80 kalori

Selain jadwal makan yang teratur, perhatikan juga jenis makanan dan snack, serta jumlah kalori yang perlu Anda asup setiap hari. Untuk mengendalikan berat badan dan diabetes disarankan untuk mengonsumsi snack 80 kalori per sekali makan. Jumlah kalori snack untuk penyandang diabetes direkomendasikan antara 60 110 kkal per sekali makan, saran dr. Tjandraningrum, M.Gizi, SpGK.

Anda bisa memilih snack yang tinggi serat dan kaya protein, seperti SOYJOY, dan dikonsumsi dua jam sebelum makan besar untuk mengendalikan nafsu makan sehingga dapat terhindar dari obesitas dan diabetes.