by gl75FKPUUayArC | Dec 20, 2016 | Healthy Living
Pola hidup atau kebiasaan yang tidak sehat berakibat buruk bagi kesehatan. Menurut RISKESDAS 2013, terjadi kecenderungan peningkatan penyakit tidak menular – terutama Diabetes Melitus terus meningkat (2,1% dari tahun 2007), dan ini erat hubungannya dengan pola hidup.
Ya, pola makan sehari-hari orang Indonesia yang mengonsumsi karbohidrat berlebih, terutama nasi, mengakibatkan masalah kesehatan seperti diabetes dan obesitas. Pasalnya, karbohidrat yang berlebihan disimpan menjadi lemak dalam tubuh, sehingga menyebabkan obesitas dan meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, konsumsi gula atau kita sebut karbohidrat sederhana juga cenderung cepat dicerna sehingga dapat menyebabkan gula darah naik dengan cepat.
Menurut penelitian mengenai Diet, Nutrition and the Prevention of Type 2 Diabetes yang dilakukan oleh NP Steyn1,*, J Mann2, PH Bennett3, N Temple4, P Zimmet5, J Tuomilehto6, J Lindstro¨m6 and A Louheranta7 (Public Health Nutrition: 7(1A), 147–165, 2004), disebutkan bahwa asupan tinggi karbohidrat akan memperberat sekresi insulin untuk menjaga keseimbangan kestabilan gula darah.
Untuk itu, penyesuaian asupan karbohidrat akan sangat efektif untuk mencegah berat badan berlebih dan menurunkan risiko diabetes. Namun, bukan berarti Anda tidak boleh makan nasi, tapi kurangi saja porsinya. Persoalannya, tidak mudah bagi sebagian orang untuk mengurangi karbohidrat, terutama nasi. Meski Anda sudah menyantap aneka makanan, tetap dianggap belum makan, bila belum menyantap nasi.
Tapi Anda tidak perlu khawati, berikut ini beberapa hal yang sebaiknya Anda perhatikan untuk memotong asupan karbohidrat:
1.Ganti beberapa jenis buah dengan sayuran
Bukan berarti buah tidak baik. Tetapi, kadar gula dalam buah, nyatanya lebih tinggi dari sayur. Jadi jika Anda benar-benar mau mencoba untuk mengurangi asupan karbohidrat, ganti buah-buahan seperti apel, anggur, dan pir dengan irisan mentimun, seledri, atau paprika mentah.
2.Bersahabat dengan kedelai
Kedelai yang makanan yang tinggi serat dan protein, dapat membantu Anda merasa kenyang lebih lama dan mengendalikan nafsu makan. Anda bisa mengonsumsi kedelai dalam bentuk utuh atau produk olahan yang berbahan kedelai.
3.Snack kaya serat dan protein
Mengurangi karbohidrat memang bukan hal yang mudah. Namun, Anda bisa menyiasati dengan mengonsumsi snack yang kaya serat dan protein sebelum makan besar. Anda bisa mengonsumsi buah atau snack yang tinggi serat dan proteinnya untuk membantu mengurangi asupan karbohidrat berlebihan.
4.Pola makan teratur
Tak hanya melewatkan waktu makan, waktu makan yang tidak teratur juga buruk bagi kesehatan, terutama bagi peningkatan berat badan dan risiko diabetes. Bagi penyandang diabetes, sebaiknya Anda tidak melewatkan waktu makan karena bisa membuat Anda mengalami hipoglikemia, atau penurunan gula darah secara drastis.
Usahakan untuk mengatur jadwal makan tiga kali makan makanan utama dan dua kali snack untuk membantu mengendalikan gula darah Anda.
5. 80 kalori
Selain jadwal makan yang teratur, perhatikan juga jenis makanan dan snack, serta jumlah kalori yang perlu Anda asup setiap hari. Untuk mengendalikan berat badan dan diabetes disarankan untuk mengonsumsi snack 80 kalori per sekali makan. “Jumlah kalori snack untuk penyandang diabetes direkomendasikan antara 60 – 110 kkal per sekali makan,” saran dr. Tjandraningrum, M.Gizi, SpGK.
Anda bisa memilih snack yang tinggi serat dan kaya protein, seperti SOYJOY80, dan dikonsumsi dua jam sebelum makan besar untuk mengendalikan nafsu makan sehingga dapat terhindar dari obesitas dan diabetes.
by gl75FKPUUayArC | Oct 18, 2016 | 0
Ikuti seminar awam tentang cara mencegah komplikasi diabetes
by gl75FKPUUayArC | Oct 18, 2016 | 0
Ikuti seminar awam diabetes untuk membahas diet sehat untuk mencegah sindrom metabolik.
by gl75FKPUUayArC | Oct 18, 2016 | Uncategorized
Ikuti seminar awam tentang cara mencegah komplikasi diabetes
by gl75FKPUUayArC | Oct 18, 2016 | Uncategorized
Ikuti seminar awam diabetes untuk membahas diet sehat untuk mencegah sindrom metabolik.
by gl75FKPUUayArC | Sep 13, 2016 | Healthy Living
Diet karbohidrat mungkin menjadi pilihan masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi karbohidrat berlebih. Hal ini tak mengherankan karena segala jenis makanan disantap dengan nasi. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI menyatakan sebanyak 57,4 persen proporsi asupan energi penduduk Indonesia masih bergantung kepada karbohidrat.
Padahal konsumsi karbohidrat berlebih berisiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2 atau kencing manis.
Diabetes kerap disebut sebagai pembunuh diam-diam, dan umumnya baru terdeteksi saat penyakitnya sudah berkembang mengarah ke komplikasi. Yang memprihatinkan, di Indonesia, jumlah pengidap diabetes di usia muda menunjukkan kenaikan. Pada 2013 misalnya, sebanyak 26 persen penduduk usia 25-34 tahun memiliki gangguan glukosa pada tubuh (yang mengarah pada diabetes).
Menurut ahli gizi Seala Septiani, banyak dari kita yang tidak memperhatikan apa saja yang telah dikonsumsi dan tanpa sadar telah mengonsumsi karbohidrat berlebih. Padahal, konsumsi karbohidrat berlebih ini merupakan kandidat munculnya penyakit diabetes
Cadangan gula berlebih akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak yang menyebabkan obesitas, kata Seala.
Dia mencontohkan pola karbohidrat berlebih, yaitu makan nasi, ditambah kentang juga roti. Diet tinggi karbohidrat dengan menu kentang, nasi, serta roti ini resep menuju diabetes mellitus tipe 2, papar Seala.
Menjaga asupan karbohidrat dapat mengurangi risiko diabetes sehingga dapat mengurangi peluang terjadinya diabetes. Diet karbohidrat bisa dilakukan dengan cara mengurangi porsi karbohidrat yang biasa dikonsumsi, misalnya mengurangi porsi nasi dari biasanya satu porsi menjadi setengahnya, ujarnya.
Ucapan Seala itu didukung bukti. Penelitian di Amerika Serikat dan Selandia Baru mengungkap, diet rendah karbo pada orang yang kelebihan berat badan berhasil menurunkan berat badan lebih besar daripada diet lain setelah 6 bulan.
Mengapa asupan karbohidrat harus dibatasi? Alasannya tak lain karena karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.

Seala menuturkan, dalam semangkuk nasi setara 200 gram mengandung 80 gram karbohidrat (KH). Bandingkan dengan kedelai 200 gram (sekitar 20 sendok makan) yang hanyamengandung 64 gram KH. Orang dewasa dengan berat badan normal memiliki rata-rata kebutuhan kalori sebanyak 2000 kcal dengan rata-rata kebutuhan karbohidrat sebanyak 300 gram. Untuk berat badan berlebih, rata-rata kebutuhan kalori orang dewasa dibatasi hanya 1500 kcal, dan rata-rata kebutuhan karbohidratnya 180 gram.
Seala mencontohkan menu harian yang lazim dikonsumsi orang Indonesia yang masih kelebihan konsumsi karbo, yaitu:
- Makan pagi berupa seporsi nasi uduk ++ = 125 gram KH
- Makanan selingan pisang goreng + teh manis = 70 gram KH
- Semangkuk mie ayam spesial = 130 gram KH
- Camilan martabak manis + sirup = 100 gram KH
- Makan malam berupa nasi goreng tektek mengandung 130 gram KH
Jika ditotal, jumlah asupan karbohidrat dalam sehari mencapai total 555 gram KH, alias jauh di atas kebutuhan harian.
Seala mencontohkan pilihan menu yang lebih sehat dengan takaran karbohidrat yang pas sesuai dengan kebutuhan orang dewasa yaitu:
Menu Diet Karbohidrat 1:
- Sarapan: semangkuk whole grain + susu low fat/yogurt mengandung 85 gram KH
- Makanan selingan atau camilan soy bar mengandung 13 gram KH (misalnya SOYJOY)
- Makan siang berupa nasi rames komplit mengandung 100 gram KH
- Camilan semangkuk edamame mengandung 16 gram KH
- Makan utama berupa nasi putih porsi + sup ayam mengandung 50 gram KH
Dengan menu tersebut, total asupan karbo hanyalah 264 gram, atau separuhnya dari menu pertama.
Menu Diet Karbohidrat 2:
- Sarapan: 1 omelet telur atau telur rebus + sepotong roti gandum utuh
- Camilan berupa 2-3 potong tahu/tempe, juga 1 buah apel/ jeruk/ pir
- Makan siang: 150 gram dada ayam/ikan/daging sapi tanpa lemak + 8-9 sendok makan nasi merah+ setengah mangkuk sayuran
- Camilan sepotong kan/daging panggang, 1-2 potong tahu/tempe
- Menu makan malam: 200 gram dada ayam/ ikan/daging sapi tanpa lemak ditambah segelas susu tinggi protein rendah lemak dan gula (whey protein)
Seala tak memungkiri, masih ada anggapan bahwa ngemil alias snacking tidak sehat dan bikin gemuk. Padahal tergantung jenis camilannya apa. Konsumsi camilan low GI (indeks glikemik rendah) dan kaya serat seperti SOYJOY di antara makan besar justru baik karena camilan low GI memberikan rasa kenyang lebih lama dan membuat nafsu makan terkendali, jelas Seala.
Konsumsi SOYJOY 2 jam sebelum makan dapat membantu menjaga kadar gula darah dan nafsu makan sehingga kita dapat lebih mudah mengontrol asupan karbo saat makan besar.
by gl75FKPUUayArC | Sep 13, 2016 | Healthy Living
Diet karbohidrat mungkin menjadi pilihan masyarakat Indonesia karena masyarakat Indonesia cenderung mengonsumsi karbohidrat berlebih. Hal ini tak mengherankan karena segala jenis makanan disantap dengan nasi. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI menyatakan sebanyak 57,4 persen proporsi asupan energi penduduk Indonesia masih bergantung kepada karbohidrat.
Padahal konsumsi karbohidrat berlebih berisiko terkena penyakit diabetes mellitus tipe 2 atau kencing manis.
Diabetes kerap disebut sebagai pembunuh diam-diam, dan umumnya baru terdeteksi saat penyakitnya sudah berkembang mengarah ke komplikasi. Yang memprihatinkan, di Indonesia, jumlah pengidap diabetes di usia muda menunjukkan kenaikan. Pada 2013 misalnya, sebanyak 26 persen penduduk usia 25-34 tahun memiliki gangguan glukosa pada tubuh (yang mengarah pada diabetes).
Menurut ahli gizi Seala Septiani, banyak dari kita yang tidak memperhatikan apa saja yang telah dikonsumsi dan tanpa sadar telah mengonsumsi karbohidrat berlebih. Padahal, konsumsi karbohidrat berlebih ini merupakan kandidat munculnya penyakit diabetes
“Cadangan gula berlebih akan disimpan tubuh dalam bentuk lemak yang menyebabkan obesitas,” kata Seala.
Dia mencontohkan pola karbohidrat berlebih, yaitu makan nasi, ditambah kentang juga roti. “Diet tinggi karbohidrat dengan menu kentang, nasi, serta roti ini resep menuju diabetes mellitus tipe 2,” papar Seala.
Menjaga asupan karbohidrat dapat mengurangi risiko diabetes sehingga dapat mengurangi peluang terjadinya diabetes. “Diet karbohidrat bisa dilakukan dengan cara mengurangi porsi karbohidrat yang biasa dikonsumsi, misalnya mengurangi porsi nasi dari biasanya satu porsi menjadi setengahnya,” ujarnya.
Mengapa asupan karbohidrat harus dibatasi? Alasannya tak lain karena karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.

Seala menuturkan, dalam semangkuk nasi setara 200 gram mengandung 80 gram karbohidrat (KH). Bandingkan dengan kedelai 200 gram (sekitar 20 sendok makan) yang hanyamengandung 64 gram KH. Orang dewasa dengan berat badan normal memiliki rata-rata kebutuhan kalori sebanyak 2000 kcal dengan rata-rata kebutuhan karbohidrat sebanyak 300 gram. Untuk berat badan berlebih, rata-rata kebutuhan kalori orang dewasa dibatasi hanya 1500 kcal, dan rata-rata kebutuhan karbohidratnya 180 gram.
Seala mencontohkan menu harian yang lazim dikonsumsi orang Indonesia yang masih kelebihan konsumsi karbo, yaitu:
- Makan pagi berupa seporsi nasi uduk ++ = 125 gram KH
- Makanan selingan pisang goreng + teh manis = 70 gram KH
- Semangkuk mie ayam spesial = 130 gram KH
- Camilan martabak manis + sirup = 100 gram KH
- Makan malam berupa nasi goreng tektek mengandung 130 gram KH
Jika ditotal, jumlah asupan karbohidrat dalam sehari mencapai total 555 gram KH, alias jauh di atas kebutuhan harian.
Seala mencontohkan pilihan menu yang lebih sehat dengan takaran karbohidrat yang pas sesuai dengan kebutuhan orang dewasa yaitu:
Menu Diet Karbohidrat 1:
- Sarapan: semangkuk whole grain + susu low fat/yogurt mengandung 85 gram KH
- Makanan selingan atau camilan soy bar mengandung 13 gram KH (misalnya SOYJOY)
- Makan siang berupa nasi rames komplit mengandung 100 gram KH
- Camilan semangkuk edamame mengandung 16 gram KH
- Makan utama berupa nasi putih ½ porsi + sup ayam mengandung 50 gram KH
Dengan menu tersebut, total asupan karbo hanyalah 264 gram, atau separuhnya dari menu pertama.
Menu Diet Karbohidrat 2:
- Sarapan: 1 omelet telur atau telur rebus + sepotong roti gandum utuh
- Camilan berupa 2-3 potong tahu/tempe, juga 1 buah apel/ jeruk/ pir
- Makan siang: 150 gram dada ayam/ikan/daging sapi tanpa lemak + 8-9 sendok makan nasi merah + setengah mangkuk sayuran
- Camilan sepotong kan/daging panggang, 1-2 potong tahu/tempe
- Menu makan malam: 200 gram dada ayam/ ikan/daging sapi tanpa lemak ditambah segelas susu tinggi protein rendah lemak dan gula (whey protein)
Seala tak memungkiri, masih ada anggapan bahwa ngemil alias snacking tidak sehat dan bikin gemuk. “Padahal tergantung jenis camilannya apa. Konsumsi camilan low GI (indeks glikemik rendah) dan kaya serat seperti SOYJOY di antara makan besar justru baik karena camilan low GI memberikan rasa kenyang lebih lama dan membuat nafsu makan terkendali,” jelas Seala.
Konsumsi SOYJOY 2 jam sebelum makan dapat membantu menjaga kadar gula darah dan nafsu makan sehingga kita dapat lebih mudah mengontrol asupan karbo saat makan besar.
by gl75FKPUUayArC | Sep 13, 2016 | Healthy Living
Being married is definitely a life changing moment, but having kids is beyond that. Hal ini dialami oleh Ringgo Agus Rahman (34) dan istrinya, Sabai Morscheck (27), sejak memiliki buah hati, Bjorka Peter Morscheck (5 bulan).
Ringgo membulatkan tekadnya untuk berubah menjadi lebih sehat karena perannya sebagai seorang kepala keluarga.
Dalam video Pesan untuk Bjorka, #DemiBjorka, Ringgo dan Sabai mengaku memiliki anak adalah hal yang paling membahagiakan dalam hidup.
Pasangan ini hampir setiap hari menguku berat badan Bjorka. “Semakin tambah berat badan Bjorka, semakin senang kita,” kata Ringo yang diamini istrinya.
Cara menimbang Bjorka unik, namun efektif. Sabai menimbang berat badannya sambil mengggendong Bjorka, dalam video diketahui berat badan mereka berdua 67,3 kg. Sabai kemudian menimbang dirinya sendiri, dan jarum timbangan menunjuk angka 59,6 kg. Berapa berat badan Bjorka? Mudah saja. Angka 67,3 – 59,6 diperoleh hasil 7,7 kg.
Pasangan selebritas ini mengaku lahirnya Bjorka mengubah kehidupan mereka berdua. “Sejak Bjorka lahir, kita belum pernah nonton bioskop lagi,” kata Sabai.
“Semenjak ada kamu Bjorka, kehidupan kami berubah jadi lebih baik. Lebih berarti banget. Dua jam yang biasa dihabiskan untuk nonton bioskop, kini digantikan dengan nungguin Bjorka tidur,” ujar Ringgo.
Ringgo menambahkan, sejak hadirnya Bjorka, makan tidak lagi romantis. “Habis dari luar rumah, begitu pulang, gendong Bjorka dulu, sementara mama makan,” ujar Ringgo.
“Sejak ada Bjorka, papa lebih milih di rumah, sekadar cilukba sama Bjorka. Papa lebih baik kehilangan momen yang papa suka ketimbang kehilangan momen pertama kali Bjorka. Sejak ada Bjorka, bikin papa makin sayang sama mama kamu. Papa mau berusaha apa saja yang lebih baik untuk keluarga ini,” papar Ringgo bikin haru.
Saat membahas mengenai berat badan Bjorka, Ringgo yang berprofesi sebagai presenter juga pemain film ini beranggapan berat badannya 70 kg. Sang istri, Sabai, menantangnya untuk menimbang. Dengan percaya diri Ringgo menjawab tantangan itu.

Saat melihat jarum timbangan, tak urung Ringgo kaget. Bukan lagi 70 kg seperti dulu, melainkan melejit ke angka 86,3 kg. “Ini ideal ah, nggak gendut. Kalau gendut itu 100 kg. Baju aku aja ukurannya L,” kilah Ringgo.
Sabai kemudian menghitung BMI Ringgo. BMI adalah perbandingan antara ukuran “berat” terhadap “tinggi” badan. BMI pada umumnya digunakan untuk menggolongkan orang dewasa ke dalam kategori underweight (kekurangan berat badan), overweight (kelebihan berat badan) dan obesitas (kegemukan).
Rumus menghitung BMI sangat mudah, yaitu dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan dalam satuan meter (kg/m²).
Dibawah ini ada kalkulator BMI yang kita ambil dari abiliti.com, silahkan dicoba ya:
Hasil perhitungan BMI Ringgo menunjuk angka 28,76. Saat disesuaikan dengan Tabel Klasifikasi BMI menurut versi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Ringgo ternyata masuk klasifikasi obese 1 alias kegemukan (angka BMI di kisaran 25-29,9).
“Kamu gendut,” kata Sabai. ada di kategori obese 1. “Kegemukan bisa meningkatkan risiko diabetes,” Sabai mengingatkan.
Ringgo mengaku, dari pihak keluarga, yaitu nenek, mengidap diabetes mellitus alias kencing manis.
#DemiBjorka, Ringgo akan menurunkan berat badan secara bertahap. “Target penurunan berat badan 5 kg. Semua akan papa lakukan demi Bjorka. Aku berubah demi Bjorka,” janji Ringgo.
BMI dapat digunakan sebagai patokan awal untuk menentukan seberapa besar seseorang dapat terkena risiko penyakit tertentu yang disebabkan karena berat badannya. Misalnya diabetes, stroke, serangan jantung dan beberapa tipe kanker.
Mengingat mempertahankan berat badan yang sehat mampu mengurangi risiko penyakit jantung sekitar 35-55 persen, maka memiliki BMI ideal adalah target yang penting dalam hidup kita.
SOYJOY Mendukung Perubahan Menuju Sehat
by gl75FKPUUayArC | Sep 11, 2016 | Healthy Living
Ada risiko serius dalam jangka panjang jika kita terbiasa mengonsumsi karbohidrat berlebih. Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa peningkatan ekstrem glukosa dan insulin dalam darah dapat menyebabkan kurangnya kontrol glukosa dan meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes mellitus tipe 2.
Peneliti dari University of Missouri telah menemukan bahwa ketika wanita mengonsumsi sarapan berprotein tinggi, mereka dapat mempertahankan kontrol glukosa dan insulin yang lebih baik daripada mereka yang mengonsumsi makanan rendah protein atau malah tidak mengandung protein sama sekali.
Pada individu yang sehat, jumlah glukosa atau gula di dalam darah meningkat setelah makan. Ketika glukosa meningkat, kadar insulin meningkat untuk membawa glukosa ke seluruh tubuh.
“Bagi perempuan, makan lebih banyak protein di pagi hari menguntungkan karena dapat mempengaruhi kadar glukosa dan insulin mereka,” kata Heather Leidy, asisten profesor nutrisi dan fisiologi olahraga. “Jika Anda makan sehat sekarang dan mengonsumsi makanan yang membantu mengontrol kadar glukosa, ini berarti Anda telah melindungi diri dari diabetes di masa depan.”
Kevin Maki, dari Biofortis Clinical Research, telah menyelesaikan studi bekerja sama dengan Leidy. Mereka mempelajari wanita berusia berusia 18-55 tahun yang mengonsumsi salah satu dari tiga makanan yang berbeda atau hanya air selama empat hari berturut-turut. Makanan yang diuji mengandung kurang dari 300 kalori per porsi dan memiliki lemak dan serat yang sama.
Namun, makanan bervariasi dalam jumlah proteinnya. Pancake dengan tiga gram protein, sosis dan telur untuk sarapan mengandung 30 gram protein, atau sarapan sosis dan telur yang mengandung protein 39 gram. Peneliti memonitor jumlah glukosa dan insulin dalam darah partisipan selama empat jam setelah mereka makan sarapan.

“Sarapan yang kaya protein menyebabkan lonjakan lebih rendah glukosa dan insulin setelah makan dibandingkan dengan makanan rendah protein namun tinggi karbohidrat,” kata Maki.
“Selain itu, sarapan tinggi protein yang mengandung 39 gram protein menyebabkan lonjakan setelah-makan yang lebih rendah dibandingkan dengan sarapan protein tinggi yang mengandung 30 gram protein,” imbuhnya.
Temuan ini menunjukkan bahwa, untuk wanita sehat, konsumsi sarapan kaya protein mengarah kepada kontrol glukosa yang lebih baik di pagi hari dibandingkan dengan konsumsi makanan berprotein rendah, kata Leidy.
“Karena kebanyakan wanita Amerika mengonsumsi hanya sekitar 10-15 gram protein selama sarapan, 30-39 gram mungkin tampak seperti menantang perubahan pola makan,” kata Leidy.
Leidy mengatakan penelitian ini memberikan model yang baik untuk awal pengujian pengaruh sarapan tinggi protein pada respons glukosa dan insulin karena hanya wanita sehat yang tidak menyandang diabetes dengan kontrol glukosa yang tepat dilibatkan dalam penelitian tersebut.
Berdasarkan temuan penelitian ini, para peneliti berharap bahwa konsumsi sarapan yang kaya protein juga akan menguntungkan individu dengan kondisi pra-diabetes, meskipun penelitian masa depan diperlukan untuk mengonfirmasi hasilnya.
Penelitian bertajuk “Acute Effects of Higher Protein, Sausage and Egg-based Convenience Breakfast Meals on Postprandial Glucose Homeostasis in Healthy, Premenopausal Women,” telah dipresentasikan pada pertemuan Experimental Biology di San Diego, California, pada tahun 2014.
Nah, protein terbukti meningkatkan rasa kenyang lebih lama. Aada cara gampang lho untuk mengurangi keinginan makan karbohidrat berlebih ini, SOYJOY Lovers. Caranya adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.
Mengapa harus mengurangi asupan karbo? Ada alasan mengapa kita harus mengurangi karbo, yakni karena karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.
Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.
Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.
Referensi: Science Daily
Link: https://www.sciencedaily.com/releases/2014/04/140429162110.htm?trendmd-shared=0
by gl75FKPUUayArC | Sep 10, 2016 | Healthy Living
Orang paling takut gemuk. Untuk itulah banyak yang berusaha mengurangi karbohidrat agar bisa menjaga berat badan. Namun nyatanya, mengurangi asupan karbohidrat saja belumlah cukup untuk mengendalikan berat badan.
Sebuah studi menemukan kegemukan secara genetik ternyata terkait dengan bagaimana tubuh kita mencerna karbohidrat. Tubuh menggunakan karbohidrat dari makanan yang kita makan untuk memproduksi glukosa. Glukosa alias gula darah ini digunakan tubuh sebagai bahan bakar.
Tubuh manusia dapat menggunakan glukosa ini segera atau disimpan di hati dan otot dan digunakan saat diperlukan.
Dalam studinya para peneliti dari Imperial College London mengamati hubungan antara bobot tubuh dan gen yang disebut AMY1, yang memproduksi enzim yang ditemukan dalam air liur yang dinamakan amilase air liur. Enzim ini bekerja begitu kita menggigit makanan kita. Ini adalah salah satu langkah pertama yang dilakukan tubuh untuk mencerna makanan yang mengandung zat pati atau tepung.
Biasanya DNA manusia mengandung dua salinan gen ini, namun para peneliti telah menemukan bahwa beragam wilayah dalam DNA manusia dapat membawa sebanyak apapun gen AMY1 dan jumlahnya juga berbeda-beda untuk setiap orang. Para peneliti yakin semakin banyak jumlah AMY1 ditemukan dalam manusia merupakan sebuah respons evolusioner terhadap perubahan pola makan yang semakin banyak mengandung zat pati.
Dari penelitian yang telah dipublikasikan di Nature Genetics, para ilmuwan menemukan bahwa pengkodean gen untuk AMY1 memiliki pengaruh terbesar untuk berat badan. Mereka yang memiliki jumlah gen yang memproduksi enzim air liur memiliki peluang lebih besar untuk mengidap obesitas atau kegemukan.
“Saya kira ini penemuan penting karena menunjukkan bahwa cara kita mencerna zat pati dan bagaimana produk akhir pencernaan karbohidrat kompleks beraksi dalam perut kita dapat menjadi faktor-faktor penting dalam risiko obesitas,” ujar Philippe Froguel dari Imperial College London, salah satu penulis utama studi ini.
“Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami apakah mengubah pencernaan makanan berkarbohidrat dapat meningkatkan kemampuan seseorang untuk menurunkan berat badan, atau mencegah seseorang mengalami obesitas,” ujarnya.
Peneliti lain, Mario Falchi, juga dari Imperial College London, mengatakan sementara studi mereka mempelajari bagaimana tubuh secara fisik mencerna karbohidrat, studi-studi genetis awal terkait obesitas fokus pada pengidentifikasian perbedaan-perbedaan dalam gen yang beraksi di otak yang mengontrol selera makan.
Ia mengatakan bahwa beberapa studi sebelumnya, digabungkan dengan riset terbaru ini, akan memungkinkan para ilmuwan menemukan cara-cara yang lebih baik untuk memerangi kegemukan.
Bicara soal mengurangi karbohidrat, kita bisa mengontrol keinginan makan karbohidrat lebih banyak dengan mengonsumsi protein di antara jam makan. Contoh gampang adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan. Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.
Pemahaman gampangnya adalah begini: Karbohidrat mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.
Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.