by gl75FKPUUayArC | Jul 19, 2013 | Uncategorized
Perut kembung setelah makan bisa berasal dari sajian maupun minuman yang dikonsumsi, contohnya makanan berserat yang dikonsumsi terlalu banyak justru akan membuat perut menjadi kembung atau kram.
Saat rasa lapar melanda ataupun terburu-buru oleh waktu, biasanya jenis makanan yang dikonsumsi kurang diperhatikan. Nah, apakah Anda sering mengalami perut kembung setelah makan? Jika iya, salah satu cirinya adalah Anda sering bersendawa setelah menyantap hidangan. Hal ini bisa disebabkan oleh udara yang terbawa saat Anda menelan makanan. Maka, alangkah baiknya bila Anda mengunyah makanan secara perlahan untuk mencegah terbawanya udara masuk bersama-sama sajian yang ditelan.
Penyebab lainnya berasal dari kemampuan tubuh Anda sendiri saat mencerna laktosa (lactose) yang terkandung pada makanan maupun minuman. Sebagai contoh, susu sapi adalah salah satu minuman dengan kandungan laktosa yang tinggi. Bila tubuh Anda kekurangan enzim laktase (lactase), maka laktosa pun sulit dicerna. Hasilnya, Anda akan segera merasa kembung bahkan sakit perut, mual, atau diare setelah meminumnya. Anda bisa mengonsumsi susu dari olahan kedelai sebagai gantinya karena tidak mengandung laktosa seperti susu sapi. Susu dari olahan kedelai sangat aman bagi orang yang sangat sensitif terhadap laktosa sekalipun.
Makanan berserat memang sangat baik untuk kesehatan pencernaan. Namun, sebaiknya Anda pun tidak mengonsumsinya secara berlebihan. Serat yang dikonsumsi secara berlebihan dan tiba-tiba tak hanya menyebabkan perut kembung, tapi juga kram perut. Maka dari itu, ada baiknya untuk dikonsumsi secara bertahap dan perlahan. Di samping itu, perbanyak pula asupan cairan saat Anda menyantap makanan berserat untuk mencegah perut kembung ataupun kram. Menurut The National Institutes of Health, mencukupi asupan cairan lebih banyak akan membantu proses pencernaan makanan berserat.
Minuman bersoda kian hari kian diminati oleh masyarakat luas. Akan tetapi, sayangnya minuman ini mengandung gula yang sangat tinggi. Kandungan gula yang tinggi akan meningkatkan jumlah gas dalam pencernaan Anda. Maka, tak heran bila Anda pun akan merasa kembung setelah meminumnya. Hal ini pun berlaku pada makanan yang mengandung gula tinggi terutama gula buatan. Gula buatan seperti mannitol dan sorbitol bila dikonsumsi berlebihan memiliki efek samping yang sama seperti minuman bersoda. Oleh karena itu, ada baiknya untuk dibatasi dengan mengonsumsi maksimal 20 gr mannitol, dan 50 gr sorbitol.
Sumber:
Terapi kedelai. Earl Mindell R.Ph. Ph.D. Hal 13
http://www.livestrong.com/article/528555-why-do-i-get-gas-after-i-eat/
by gl75FKPUUayArC | Jul 17, 2013 | Uncategorized
Dengan menerapkan pola makan seimbang, Anda bisa menjalani ibadah puasa secara lebih lancar dan menyenangkan.
Puasa terkadang membuat kita jadi “gelap mata”. Ketika tiba waktunya sahur dan berbuka puasa, segala jenis makanan ingin disantap hingga habis tak bersisa. Padahal, pengaturan pola makan yang baik amat penting dilakukan untuk memelihara tubuh agar tetap fit selama berpuasa. Jenis makanan yang dikonsumsi juga akan menentukan seberapa kuat tubuh kita menahan diri dari godaan lapar dan haus. Untuk itu, ada baiknya Anda menyimak beberapa hal di bawah ini:
Cukupi kebutuhan cairan. Perbanyaklah konsumsi cairan pada saat sahur dan berbuka puasa untuk menghindari bahaya dehidrasi. Selain minum air, Anda juga bisa meminum jus, susu, dan hidangan yang berkuah. Tips: Untuk sahur, pilihlah hidangan berkuah seperti sup dan soto. Untuk berbuka, minumlah segelas air sebelum makan untuk membantu memulihkan kondisi tubuh.
Jangan lupa vitamin. Guna memelihara stamina, konsumsilah buah-buahan yang banyak mengandung vitamin seperti buah jeruk, kiwi, dan stroberi yang kaya akan vitamin C. Buah pisang yang merupkan sumber vitamin A, B1, B2, dan C juga ideal dikonsumsi saat berpuasa karena dapat membantu mengurangi produksi asam lambung dan memelihara keseimbangan cairan di dalam tubuh. Tips: Es buah bisa menjadi pilihan yang lezat dan menyehatkan untuk berbuka puasa. Untuk sahur, Anda bisa mengakhiri acara makan dengan buah-buahan potong.
Pilih karbohidrat kompleks. Untuk menu utama pada saat sahur dan berbuka, pilihlah jenis karbohidrat kompleks seperti nasi merah, ubi, jagung, dan singkong. Makanan yang terbuat dari biji-bijian dan kacang-kacangan seperti kedelai atau olahan kedelai lainnya juga bisa dijadikan pilihan. Karbohidrat kompleks membutuhkan waktu cerna yang lebih lama sehingga bisa mendatangkan rasa kenyang lebih lama sekaligus menstabilkan level gula darah. Tips: Ketika berbuka, ada baiknya Anda menyantap menu utama setelah melaksanakan shalat tarawih untuk menghindari rasa kantuk berlebihan.
Konsumsi lemak “baik”. Cukupi kebutuhan tubuh akan lemak dengan mengonsumsi ikan yang banyak mengandung lemak “baik” seperti salmon, tuna, dan patin. Selain baik untuk memelihara fungsi otak dan mendukung sistem imunitas tubuh, lemak juga berguna memperlambat pergerakan makanan di dalam perut, sehingga tubuh Anda akan lebih kuat menahan lapar. Tips: Meski lezat untuk dinikmati saat berbuka puasa, hindari konsumsi lemak yang berasal dari gorengan karena kandungan asam lemak trans yang membahayakan kesehatan.
Awet kenyang dengan serat pangan. Konsumsi makanan yang banyak mengandung serat pangan seperti kedelai dan jenis kacang-kacangan lainnya juga baik untuk mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Kedelai juga merupakan sumber protein dan mineral yang baik sehingga mampu mencukupi kebutuhan gizi Anda selama menunaikan ibadah puasa. Tips: Cemilan fruit soy bar juga bisa menjadi alternatif tajil berbuka puasa yang lezat dan menyehatkan.
Batasi kafein. Kopi dan teh mengandung kafein yang bersifat diuretik sehingga dapat meningkatkan pengeluaran cairan dari dalam tubuh. Padahal, selama berpuasa Anda semestinya memelihara keseimbangan cairan di dalam tubuh untuk menghindari dehidrasi. Tips: Jika menginginkan minuman “alternatif”, ada baiknya Anda memilih minuman olahan jahe dan STMJ yang baik untuk memelihara stamina tubuh.
Mulailah menerapkan pola makan seimbang sejak sekarang untuk melancarkan ibadah puasa Anda di bulan Ramadhan.
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2011/08/01/1211359/Menu.Sehat.Sahur.dan.Berbuka.Puasa
http://ureport.news.viva.co.id/news/read/237137-menu-makanan-sehat-saat-puasa
by gl75FKPUUayArC | Jul 12, 2013 | Uncategorized
Bulan Ramadhan telah tiba! Selain memelihara diri dari godaan hawa nafsu, pelihara pula stamina Anda agar tetap fit di kala menjalankan ibadah puasa.
Bagi Anda yang menunaikan ibadah puasa, bulan Ramadhan hadir bersama sejumlah perubahan pada kebiasaan sehari-hari. Jika biasanya Anda dapat menikmati secangkir kopi dan camilan selagi mengikuti meeting, kini kebiasan itu hanya bisa dilakukan selepas matahari terbenam. Menahan lapar dan haus sembari menjalani rutinitas kerja memang merupakan tantangan tersendiri di sepanjang bulan ini. Supaya semuanya dapat berjalan lancar, Anda perlu memelihara stamina agar senantiasa fit. Bagaimana caranya?
1. Cukup Istirahat
Mencukupi kebutuhan tidur dan istirahat amat besar perannya dalam memelihara stamina tubuh. Dalam sehari, orang dewasa membutuhkan waktu tidur sebanyak 6-8 jam. Kurangnya waktu tidur bisa mengakibatkan metabolisme dan sistem imunitas tubuh terganggu. Akibatnya, berbagai jenis penyakit pun jadi lebih mudah menyerang. Jika memang perlu, majukan jadwal tidur malam Anda supaya porsi tidur tidak banyak terpangkas oleh waktu sahur.
2. Konsumsi Makanan Bergizi
Agar tubuh senantiasa mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan, susunlah menu sahur dan berbuka puasa yang terdiri dari hidangan sarat gizi. Selain menyeimbangkan komposisi karbohidrat, protein, vitamin, dan serat, pilih pula jenis makanan yang memiliki nilai GI (Glikemik Indeks) rendah supaya bisa membantu mempertahankan rasa kenyang lebih lama. Contoh jenis makanan yang memiliki nilai GI rendah adalah buah-buahan dan kacang-kacangan seperti kedelai. Jangan lupa, cukupi pula asupan cairan untuk menghindari risiko dehidrasi.
3. Segerakan Waktu Berbuka Puasa
Saat adzan Maghrib berkumandang, hentikan dulu aktivitas apa pun yang sedang Anda lakukan untuk sekadar menyeruput secangkir teh manis hangat. Dengan tidak menunda waktu berbuka puasa, Anda bisa lekas mengembalikan metabolisme tubuh dan memulihkan kembali kondisi fisik setelah menahan haus dan lapar sehari penuh. Pilih minuman dan makanan ringan berkadar gula tinggi sebagai menu berbuka puasa.
4. Olahraga Secukupnya
Keluhan lemas dan lesu seringkali tak terhindari ketika sedang menjalani ibadah puasa. Akibatnya, jangankan berolahraga, untuk sekadar berjalan kaki menyeberangi tempat parkir saja rasanya enggan bukan kepalang. Padahal, olahraga justru bisa membantu membuat tubuh terasa segar dan fit. Dengan berolahraga, peredaran darah ke seluruh tubuh akan menjadi lancar sehingga bisa memenuhi kebutuhan sel-sel tubuh akan oksigen dan zat gizi lainnya. Karenanya, sediakan waktu untuk melakukan olahraga ringan beberapa saat menjelang berbuka puasa. Nah, kini tiba saatnya bagi Anda untuk mulai menerapkannya. Selamat berpuasa!
Sumber:
http://www.nhs.uk/Livewell/Healthyramadan/Pages/fastingandhealth.aspx
by gl75FKPUUayArC | Jul 12, 2013 | Uncategorized
Agar bisa menjalankan ibadah puasa dengan lancar, Anda yang menyandang diabetes perlu mengetahui beberapa hal berikut ini.
Keterbatasan yang dimiliki oleh seorang penyandang diabetes memang mendatangkan sejumlah tantangan dalam kehidupan sehari-hari. Termasuk pada saat menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan. Tetapi, Anda tak perlu berkecil hati karena berbagai penghalang tersebut dapat diminimalisir dengan menerapkan beberapa langkah di bawah ini:
Sesuai Anjuran Dokter
Konsultasikan terlebih dahulu pada dokter mengenai niat Anda untuk menjalankan ibadah puasa. Dengan demikian, dokter dapat memeriksa kesiapan tubuh Anda dan memberikan saran untuk membantu melancarkan pelaksanaannya. Jika diperlukan, dokter juga kemungkinan akan menyesuaikan jenis dan dosis obat-obatan yang Anda konsumsi selama berpuasa.
Pantau Gula Darah
Pastikan level gula darah Anda tetap stabil dengan cara memantaunya sebanyak beberapa kali dalam sehari. Ini penting dilakukan khususnya oleh para penyandang diabetes tipe 1 atau penyandang diabetes tipe 2 yang sudah memerlukan suntikan insulin. Tanyakan kepada dokter mengenai jadwal cek gula darah yang perlu Anda lakukan dalam sehari berikut cara mengantisipasi apabila nilainya tidak berada di dalam batas normal.
Cukupi Kebutuhan Cairan
Dehidrasi adalah ancaman kesehatan yang paling berisiko dialami oleh mereka yang menjalankan ibadah puasa. Karenanya, cukupilah kebutuhan cairan Anda dengan memperbanyak konsumsi air putih, jus buah, kuah sayur, dan lain-lain sepanjang waktu berbuka puasa hingga saat imsak tiba. Kekurangan asupan cairan bisa amat berbahaya bagi penyandang diabetes karena dapat memicu terjadinya trombosis (pengentalan darah) dan penyumbatan aliran darah.
Atur Jadwal Sahur
Manfaatkan semaksimal mungkin waktu yang Anda miliki untuk mengatur “lalu-lintas” asupan makanan dan minuman ke dalam tubuh. Caranya adalah dengan menyantap hidangan sahur Anda hingga mendekati waktu imsak dan segeralah mengakhiri puasa begitu waktu berbuka tiba. Dengan demikian Anda bisa menekan risiko terjadinya hipoglikemia (kadar gula darah rendah) selagi berpuasa.
Perhatikan Sinyal Tubuh
Meski berbagai persiapan telah dilakukan, terkadang kondisi tubuh yang tidak memungkinkan membuat Anda terpaksa membatalkan niat berpuasa. Jika demikian yang terjadi, maka tak perlu memaksakan diri. Jangan sekali-kali mengabaikan tanda-tanda hipoglikemia seperti kepala pening, pandangan berkunang-kunang, dan keringat dingin, hanya karena Anda bersikeras ingin tetap berpuasa. Lebih baik Anda memulihkan kondisi tubuh terlebih dahulu dan kembali berpuasa pada hari berikutnya dengan persiapan yang jauh lebih matang.
Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda pun dapat menjalankan ibadah di bulan Ramadan ini dengan tubuh lebih sehat dan hati lebih tenang. Selamat berpuasa!
Sumber:
http://www.diabetes.org.uk/upload/Languages/New/English/Fasting-Eng.pdf
http://life.viva.co.id/news/read/425509-kiat-berpuasa-bagi-penderita-diabetes
by gl75FKPUUayArC | Jul 11, 2013 | Uncategorized
Olahraga memang baik untuk membantu memelihara kesehatan. Tapi jenis olahraga apakah yang aman dilakukan oleh para penyandang diabetes?
Untuk menjaga kestabilan kadar gula darah, seorang penyandang diabetes (diabetesi) wajib mengonsumsi obat-obatan secara rutin, melakukan diet, juga menghindari kegiatan yang terlalu menguras fisik. Itu sebabnya, tak sedikit di antara para diabetesi yang memilih untuk menghindari kegiatan olahraga. Padahal, berolahraga secara rutin justru baik untuk mempertahankan berat badan ideal dan memelihara kondisi tubuh secara keseluruhan.
Menurut dr. Phaidon Toruan, MM, dari klinik Jakarta Anti Aging Center, seperti yang dipublikasikan di majalah Pesona, olahraga bisa membantu mengatasi kelebihan berat badan, mengontrol kadar gula darah, memperbaiki fungsi jantung, serta melancarkan peredaran darah. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, jangan lupa berkonsultasi pada dokter sebelum Anda mulai berolahraga. Beberapa jenis latihan di bawah ini bisa menjadi pilihan:
Jalan Kaki
Berjalan kaki selama 20-45 menit sehari baik untuk membantu melatih otot-otot kaki dan otot tubuh secara keseluruhan. Agar manfaat olahraga maksimal, lakukan jalan kaki di luar ruangan sebelum pukul 9 pagi. Dengan begitu, Anda juga akan sekaligus menghirup udara pagi yang segar dan mendapatkan asupan vitamin D dari sinar matahari. Tips: Kenakan kaus kaki dan sepatu yang nyaman untuk menghindari kaki lecet dan cedera.
Aerobik
Aerobik low-impact merupakan jenis latihan kardio yang baik bagi diabetesi. Manfaat latihan juga bisa bertambah apabila Anda melakukannya bersama-sama dengan para sahabat. Bersosialisasi mampu membantu meringankan stres yang terkadang melanda para penyandang diabetes. Tips: Jangan lupa melakukan peregangan sebelum mulai berolahraga. Untuk pemula, cukup lakukan latihan selama 10-15 menit, disesuaikan dengan kondisi tubuh Anda.
Bersepeda
Bersepeda—baik dengan sepeda statis maupun sepeda konvensional, merupakan jenis olahraga yang ideal bagi penyandang diabetes. Selain efektif membakar kalori, bersepeda juga menyenangkan apabila dilakukan secara berkelompok di luar ruangan. Tips: Minum air putih sebelum, selama, dan setelah berolahraga agar kadar gula darah tidak meningkat karena serangan dehidrasi.
Berenang
Olahraga di dalam air mampu meminimalisir terjadinya luka dan cedera yang perlu dihindari oleh para penyandang diabetes. Seperti jenis olahraga kardio lainnya, berenang juga efektif membakar kalori dan melatih otot tubuh. Tips: Sempatkan beristirahat selama 10 menit setiap 15 menit sekali untuk menghindari kondisi hipoglikemia (kadar gula darah merosot drastis).
Selamat berolahraga!
Sumber:
http://www.diabetes.co.uk/exercise-for-diabetics.html
http://www.diabetes.co.uk/diabetes-and-sport.html
http://www.pesona.co.id/sehat/kesehatan/olahraga.untuk.penderita.diabetes/002/002/67
by gl75FKPUUayArC | Jul 11, 2013 | Uncategorized
Menahan haus dan lapar sehari penuh memang bisa membuat tubuh terasa lesu dan lemas. Tapi jangan khawatir, karena itu semua bisa diatasi dengan berolahraga!
Kala menjalankan ibadah puasa, tak sedikit di antara kita yang membatasi diri melakukan aktivitas fisik dengan tujuan menghemat energi. Padahal, asal Anda tahu, olahraga ringan justru bisa membantu mengurangi keluhan lesu dan lemas, lho! Kala bergerak, tubuh akan membakar cadangan kalori dan mengubahnya menjadi energi yang membuat mata kita “terjaga”. Olahraga juga berguna melancarkan peredaran darah sehingga mencukupi kebutuhan sel-sel tubuh akan oksigen. Kondisi kekurangan oksigen inilah yang seringkali membuat kita jadi mengantuk.
Karenanya, jangan jadikan puasa sebagai penghalang kegiatan berolahraga. Supaya tubuh tidak “kaget”, lakukan olahraga di kala berpusa secara bertahap sesuai dengan kemampuan. Dr. Rano Izhar dari International Fitness Professional Association (IFPA) juga menyarankan Anda untuk memilih jenis olahraga yang tidak terlalu menguras tenaga agar terhindar dari risiko dehidrasi. Sebagai selingan di sela beraktivitas, Anda bisa mencoba melakukan beberapa gerakan peregangan di bawah ini untuk membantu menjaga tubuh agar tetap fit meski sedang berpuasa:
- Berdiri tegak dengan kedua tangan di pinggang, lalu tengokkan kepala ke kiri dan kanan masing-masing 2 kali. Lakukan sebanyak 10 kali pengulangan. Ganti gerakan dengan menengadahkan dan menundukkan kepala masing-masing 2 kali, lakukan sebanyak 10 kali pengulangan. Latihan ini bermanfaat melenturkan otot leher dan melancarkan peredaran darah di daerah kepala dan leher.
- Luruskan kedua tangan ke atas melalui sisi telinga, lalu tahan posisi tersebut selama 20 detik. Condongkan tubuh bagian atas ke sisi kiri dan tahan posisi tersebut hingga 20 detik. Lakukan gerakan yang sama ke arah berlawanan. Latihan ini bermanfaat melenturkan otot-otot di daerah pinggang dan lengan.
- Silangkan kaki kiri ke atas kaki kanan, kemudian putar pinggang ke arah kiri. Tekan paha kiri bagian luar dengan menggunakan tangan kanan, lalu tahan posisi ini hingga 20 detik. Ulangi gerakan yang sama dengan kaki kanan. Latihan ini bermanfaat melenturkan otot-otot pinggang, panggul, dan punggung bagian bawah.
- Sambil duduk di atas matras dengan kedua kaki lurus ke depan, peluklah kaki kiri Anda dan lakukan gerakan mencium lutut kiri sejauh yang Anda bisa. Tahan posisi tersebut selama 20 menit, kamudian lakukan gerakan yang sama pada lutut kanan Anda. Latihan ini bermanfaat melenturkan otot punggung bagian bawah, paha, serta betis.
Sudah siap melakukannya di sela-sela menjalankan ibadah puasa? Selamat menjalankan aktivitas Anda di bulan yang penuh berkah ini!
Sumber:
http://www.menshealth.com.sg/fitness/tips-exercise-safely-while-fasting
http://edition.cnn.com/2013/01/23/health/anthony-fasting