by gl75FKPUUayArC | Feb 20, 2024 | Healthy Living, Soylution
Tahun baru kerap kali menjadi titik balik dimana seseorang menjadi lebih bersemangat dalam menyusun resolusi-resolusi hidup sehat yang ingin dicapai. Banyak dari kita merumuskan resolusi yang berfokus pada kesehatan. Salah satu langkah penting yang bisa diambil adalah mempertimbangkan jenis makanan yang kita konsumsi, khususnya yang berkaitan dengan Indeks Glikemik (IG) makanan tersebut.
Indeks Glikemik suatu makanan menunjukkan kemampuannya untuk meningkatkan gula darah yang diukur dalam skala 0-1001,2. IG suatu makanan dapat dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu rendah (≤55), sedang (56-69), atau tinggi GI (≥70)3.
Makanan yang memiliki IG tinggi akan menyebabkan peningkatan gula darah yang lebih besar dan lebih cepat, karena karbohidrat yang dikandungnya akan dicerna dan diserap lebih cepat daripada makanan ber-IG rendah2. Kenapa sih kamu harus mulai memperhatikan IG dari makanan yang kamu konsumsi? Paling tidak ada 4 alasan ini:
1. Menjaga kadar gula darah
Makanan dengan GI rendah cenderung menghasilkan peningkatan glukosa darah yang lebih lambat dan stabil. Terutama pada penderita prediabetes dan obesitas, makanan dengan IG rendah terbukti mampu menurunkan gula darah setelah makan4. Pilihlah bahan makanan yang memiliki IG rendah, seperti kacang kedelai (IG: 15), kubis (GI: 10), tomat (GI: kurang dari 15), wortel (GI: 16), mentimun (GI: 15), apel (GI: 36), jeruk (GI: 43), dan kurma (GI: 42). Kamu bisa mendapatkan camilan rendah IG yang terbuat dari #KebaikanKedelai utuh dengan mengonsumsi SOYJOY. Indeks glikemik SOYJOY berada pada kategori rendah, yaitu mulai dari 7 hingga 375. Jadi tentunya aman ya untuk membantu menjaga kadar gula darah!
2. Membantu menjaga berat badan
Konsumsi makanan dengan GI rendah dapat membantu dalam menjaga berat badan. Berdasarkan beberapa penelitian, pola makan rendah IG dapat membantu penurunan berat badan dan IMT6,7. Selain itu, makanan rendah IG juga mampu membantu mengurangi penumpukan lemak tubuh karena dapat membakar lemak hingga 5,3 gram lebih banyak, apalagi jika dikonsumsi sebelum berolahraga8,9. Cocok banget buat kamu yang lagi program penurunan berat badan kan?
3. Menjaga agar tidak kalap makan
Konsumsi makanan dengan GI rendah dapat membantu mengontrol nafsu makan karena cenderung memberikan rasa kenyang yang lebih lama dan mengurangi keinginan untuk ngemil atau craving, jika dibandingkan dengan makanan tinggi IG10.
4. Membantu melindungi kesehatan jangka panjang
Pilihan makanan dengan GI rendah juga terkait dengan penurunan risiko penyakit kronis seperti Diabetes Melitus tipe 2 dan jantung karena dapat menurunkan tanda inflamasi dalam tubuh yang berkontribusi pula dalam penurunan resiko penyakit jantung dan pembuluh darah serta komplikasi diabetes7.
Seperti kedelai, kandungan bioaktif yang terkandung dalam kedelai, berkontribusi pada pengaturan gula darah sehingga bisa mengurangi risiko penyakit Diabetes dan penyakit jantung koroner10,11. Pada Diabetesi, konsumsi makanan rendah IG dapat memperlambat resiko komplikasi kesehatan yang umum terjadi7. Selain itu, pola makan IG rendah dapat menurunkan tekanan darah pada penderita pre-hipertensi dan hipertensi12.
Ternyata banyak sekali ya alasan kenapa kita harus mulai mengonsumsi makanan dengan Indeks Glikemik yang rendah. Bukan hanya tentang penampilan fisik dengan mencapai berat badan yang ideal, tetapi juga tentang investasi jangka panjang dalam kesehatan. Yuk mulai konsumsi SOYJOY sebagai #Re-Soylution cemilan harianmu di Tahun 2024!
Referensi:
- International Organization for Standardization. (2010). Food products–Determination of the glycaemic index (GI) and recommendation for food classification. ISO.
- Augustin, L. S., Kendall, C. W., Jenkins, D. J., Willett, W. C., Astrup, A., Barclay, A. W., … & Poli, A. (2015). Glycemic index, glycemic load and glycemic response: an International Scientific Consensus Summit from the International Carbohydrate Quality Consortium (ICQC). Nutrition, Metabolism and cardiovascular diseases, 25(9), 795-815.
- Sievenpiper, J. L., Chan, C. B., Dworatzek, P. D., Freeze, C., Williams, S. L., & Diabetes Canada Clinical Practice Guidelines Expert Committee. (2018). Nutrition therapy. Canadian journal of diabetes, 42, S64-S79.
- Sipe, A. T., Neuhouser, M. L., Breymeyer, K. L., & Utzschneider, K. M. (2022). Effect of Dietary Glycemic Index on β-Cell Function in Prediabetes: A Randomized Controlled Feeding Study. Nutrients, 14(4), 887.
- Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., Pratiwi, D., & Kurniawan, M. Y. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan, 15(3), 125-132.
- Chiavaroli, L., Lee, D., Ahmed, A., Cheung, A., Khan, T., Mejia, S. B., … & Sievenpiper, J. (2021). Low Glycemic Index/Load Dietary Patterns and Glycemia and Cardiometabolic Risk Factors in Diabetes: A Systematic Review and Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials. Current Developments in Nutrition, 5(Supplement_2), 1018-1018.
- Zafar, M. I., Mills, K. E., Zheng, J., Regmi, A., Hu, S. Q., Gou, L., & Chen, L. L. (2019). Low-glycemic index diets as an intervention for diabetes: a systematic review and meta-analysis. The American journal of clinical nutrition, 110(4), 891-902.
- Peres, M., Costa, H. S., Silva, M. A., & Albuquerque, T. G. (2023). The Health Effects of Low Glycemic Index and Low Glycemic Load Interventions on Prediabetes and Type 2 Diabetes Mellitus: A Literature Review of RCTs. Nutrients, 15(24), 5060.
- Sun, F. H., O’Reilly, J., Li, L., & Wong, S. H. S. (2013). Effect of the glycemic index of pre-exercise snack bars on substrate utilization during subsequent exercise. International Journal of Food Sciences and Nutrition, 64(8), 1001-1006.
- Lennerz, B. S., Alsop, D. C., Holsen, L. M., Stern, E., Rojas, R., Ebbeling, C. B., Goldstein, J. M., & Ludwig, D. S. (2013). Effects of dietary glycemic index on brain regions related to reward and craving in men. The American journal of clinical nutrition, 98(3), 641–647. https://doi.org/10.3945/ajcn.113.064113
- Lecerf, J. M., Arnoldi, A., Rowland, I., Trabal, J., Widhalm, K., Aiking, H., & Messina, M. (2020). Soyfoods, glycemic control and diabetes. Nutrition clinique et métabolisme, 34(2), 141-148.
- Schwingshackl, L., Chaimani, A., Schwedhelm, C., Toledo, E., Pünsch, M., Hoffmann, G., & Boeing, H. (2019). Comparative effects of different dietary approaches on blood pressure in hypertensive and pre-hypertensive patients: a systematic review and network meta-analysis. Critical reviews in food science and nutrition, 59(16), 2674-2687.
by gl75FKPUUayArC | Feb 19, 2024 | Healthy Living, Soylution
Momen pergantian tahun biasanya menjadi momentum untuk menyusun resolusi-resolusi di tahun baru. Momentum ini biasanya disebut dengan “The Fresh-Start Effect” dan sangat mungkin untuk menjadi titik perubahan besar1. Umumnya, resolusi tahun baru berfokus pada hal tertentu, seperti kesehatan fisik, penurunan berat badan, mengubah kebiasaan makan, self improvement, kesehatan mental, dan pola tidur2.
Tapi tahukah kamu, kalau penyusunan resolusi akan berpengaruh terhadap efektivitas pelaksanaannya?
Penelitian membuktikan bahwa resolusi atau goals yang disusun berdasarkan pendekatan positif memiliki tingkat keberhasilan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan pencapaian yang disusun dengan pendekatan negatif2. Yuk intip beberapa inspirasi goals dengan pendekatan positif berikut, mungkin salah satunya bisa masuk menjadi goals kamu nih di tahun 2024!
Pertama
From this:
“saya tidak akan makan junkfood lagi”
To this:
“saya akan makan minimal satu porsi sayur dan satu porsi buah setiap harinya.”
Kedua
From this:
“saya tidak akan begadang”
To this:
“saya akan berusaha tidur maksimal pada pukul 10 malam.”
Ketiga
From this:
“saya tidak menjadi obesitas”
To this:
“saya ingin lebih bugar dan lebih kuat dengan berat badan ideal.”
Menjadi terdengar lebih mudah untuk dijalankan bukan? Walaupun terkadang goals menurunkan berat badan sering memiliki tantangan tersendiri karena banyak sekali ‘godaannya’. Seperti kalap makan saat menjalani program penurunan berat badan, mager untuk berolahraga, hingga food craving terhadap snack tinggi kalori.
Nah untuk membantu mewujudkan goals menurunkan berat badan dengan terhindar dari godaan food craving dan kalap makan, ternyata dengan meningkatkan konsumsi makanan yang tinggi protein dan tinggi serat bisa sangat membantu loh! SOYJOY yang merupakan satu-satunya snack yang terbuat dari kedelai utuh, hadir untuk membantu mewujudkan resolusi-resolusi hidup sehatmu di Tahun 2024. SOYJOY merupakan snack bar yang tinggi protein dan tinggi serat karena terbuat dari #KebaikanKedelaiUtuh.
Pola makan tinggi protein juga terbukti dapat meningkatkan hormon rasa kenyang sehingga bantu kamu untuk tidak kalap makan3. Sedangkan serat merupakan komponen penting yang dibutuhkan oleh tubuh karena memiliki banyak manfaat, seperti membantu melancarkan pencernaan, membantu menjaga kadar gula darah, menciptakan efek kenyang lebih lama, dan dapat membantu menurunkan berat badan4,5.
Yuk mulai ganti camilan tinggi kalori dengan SOYJOY!
Referensi:
- Dai, H., Milkman, K. L., & Riis, J. (2014). The fresh start effect: Temporal landmarks motivate aspirational behavior. Management Science, 60(10), 2563-2582.
- Oscarsson, M., Carlbring, P., Andersson, G., & Rozental, A. (2020). A large-scale experiment on New Year’s resolutions: Approach-oriented goals are more successful than avoidance-oriented goals. PloS one, 15(12), e0234097. https://doi.org/10.1371/journal.pone.0234097
- van der Klaauw, A. A., Keogh, J. M., Henning, E., Trowse, V. M., Dhillo, W. S., Ghatei, M. A., & Farooqi, I. S. (2013). High protein intake stimulates postprandial GLP1 and PYY release. Obesity, 21(8), 1602-1607.
- Ma, M., & Mu, T. (2016). Anti-diabetic effects of soluble and insoluble dietary fibre from deoiled cumin in low-dose streptozotocin and high glucose-fat diet-induced type 2 diabetic rats. Journal of Functional Foods, 25, 186-196.
- Villanueva-Suárez, M. J., Pérez-Cózar, M. L., Mateos-Aparicio, I., & Redondo-Cuenca, A. (2016). Potential fat-lowering and prebiotic effects of enzymatically treated okara in high-cholesterol-fed Wistar rats. International journal of food sciences and nutrition, 67(7), 828-833.
by gl75FKPUUayArC | Feb 18, 2024 | Healthy Living, Soylution
Pertanyaan pertama: Sudah cukup sehatkah berat badan kamu saat ini?
Salah satu cara untuk melihat status kesehatan dan status gizi adalah dengan membandingkan antara berat badan dan tinggi badan saat ini, atau yang lebih dikenal dengan nama Indeks Massa Tubuh (IMT) dan Body Mass Index (BMI)1. Terdapat beberapa kategori yang melambangkan apakah status gizi dan berat badanmu saat ini sudah termasuk sehat atau belum, berikut kategorinya:
|
Kategori
|
IMT (kg/m²)
|
|
Sangat kurus
|
< 17,0
|
|
Kurus
|
17,0 – 18,4
|
|
Normal
|
18,5 – 25,0
|
|
Gemuk
|
25,1 – 27,0
|
|
Obesitas
|
> 27,0
|
Sumber: Pedoman Gizi Seimbang (2014)
Jadi, apakah berat badanmu sekarang sudah termasuk kategori sehat?
Pertanyaan kedua: Apakah masih suka skip makan?
Berdasarkan rekomendasi dari Kementrian Kesehatan RI, dalam sehari disarankan untuk mengonsumsi 5 porsi makanan yang terdiri dari 3 kali makan utama, dan 2 kali makanan selingan atau snacking. Hal ini tentu bukan tanpa sebab, karena pada beberapa penelitian membuktikan bahwa melewatkan waktu makan utama memiliki dampak negatif untuk tubuh.
Meskipun melewatkan makan dikaitkan dengan penurunan asupan energi, namun ternyata juga terdapat kaitan dengan peningkatan kalori setiap kali makan, peningkatan lemak darah (trigliserida), dan lemak viseral (lemak perut) yang lebih tinggi. Hal ini merupakan indikator kuat dari profil metabolisme yang merusak2. Melewatkan sarapan juga dapat meningkatkan resiko terkena Diabetes Melitus hingga 55%, peningkatan ini diperantarai oleh BMI3. Wah ternyata sepenting itu ya pola makan teratur untuk kesehatan tubuh kita. Sudahkah kamu makan dengan teratur?
Pertanyaan ketiga: Berapa kali kamu berolahraga dalam 1 minggu?
Olahraga teratur tentu memiliki banyak manfaat bagi tubuh, seperti mengurangi stress dan kecemasan, meningkatkan kekuatan otot dan tulang, hingga menurunkan resiko penyakit-penyakit tidak menular4. Dalam satu minggu kita direkomendasikan untuk melakukan olahraga sebanyak 3-5 kali dengan durasi setiap latihannya selama 30 hingga 60 menit5. Nah, sudah berapa kali nih kamu rutin melakukan olahraga dalam seminggu?
Apakah ketiga pertanyaan tersebut sudah bisa kamu jawab dengan lebih baik?
Tidak terasa ya, 7 varian SOYJOY saat ini sudah menemani resolusimu hingga hari ini. Mulai dari menjadi pilihan snacking bergizi tinggi protein dan tinggi serat yang bisa bantu jaga berat badanmu, snack bar yang bantu jaga gula darah karena memiliki indeks glikemik yang rendah, hingga menjadi pilihan makanan ringan saat berolahraga biar kamu gak kalap makan sehabis olahraga.
Tapi tenang kalau kamu belum bisa menjawab pertanyaan refleksi tadi dengan baik, MinSOY akan setia menemani kamu kok untuk resolusi yang lebih sehat di tahun 2024. Jadi, udah siap menyusun resolusi tahun depan?
Referensi:
- Oniszczenko, W., & Stanisławiak, E. (2019). Association between sex and body mass index as mediated by temperament in a nonclinical adult sample. Eating and Weight Disorders-Studies on Anorexia, Bulimia and Obesity, 24, 291-298.
- House, B. T., Cook, L. T., Gyllenhammer, L. E., Schraw, J. M., Goran, M. I., Spruijt‐Metz, D., … & Davis, J. N. (2014). Meal skipping linked to increased visceral adipose tissue and triglycerides in overweight minority youth. Obesity, 22(5), E77-E84.
- Ballon, A., Neuenschwander, M., & Schlesinger, S. (2019). Breakfast skipping is associated with increased risk of type 2 diabetes among adults: a systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. The Journal of nutrition, 149(1), 106-113.
- Abou Elmagd, M. (2016). Benefits, need and importance of daily exercise. Int. J. Phys. Educ. Sports Health, 3(5), 22-27.
- Kementrian Kesehatan RI. (2017). Buku Saku Ayo Bergerak, Lawan Obesitas!. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
by gl75FKPUUayArC | Feb 17, 2024 | Healthy Living, Soylution
Berbicara tentang berat badan, banyak orang yang melihat berat badan hanya terpatok pada angka yang ada di timbangan saja. Tapi ternyata berat badan kita bukan hanya sekedar angka loh! Ada banyak sekali komposisi tubuh yang termasuk dalam angka tersebut.
Pada dasarnya, komposisi tubuh kita terdiri dari 4 hal, yaitu air, tulang, otot, dan lemak. Komposisi tubuh ini dapat diukur menggunakan sebuah alat bernama Bioelectrical Impedance Analysis (BIA)1 atau timbangan berat badan yang memiliki kemampuan mengukur komposisi tubuh. Ada beberapa alasan mengenai pentingnya memperhatikan komposisi tubuh, seperti mencegah penyakit kronis2,3, menentukan pola makan yang tepat, dan menetukan jenis olahraga yang tepat sehingga penurunan berat badanmu dapat lebih efektif4. Setidaknya ada 3 komposisi tubuh ini yang harus kamu perhatikan:
1. Lemak tubuh
Lemak tubuh adalah salah satu komposisi tubuh yang perlu diperhatikan karena terbukti memiliki hubungan langsung dengan peningkatan resiko penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan diabetes5. Angka normal persen lemak tubuh adalah <20% untuk laki-laki dan <30% untuk perempuan6,7. Faktor paling besar yang dapat menyebabkan peningkatan persen lemak tubuh adalah kurangnya aktivitas fisik8. Sehingga sangat disarankan untuk melakukan olahraga minimal 30 menit per hari dengan jenis olahraga kardio, seperti berenang, bersepeda, dan berlari yang dapat menjadi pilihan terbaik untuk menurunkan persen lemak tubuh.
Selain itu asupan kalori harian yang berlebih juga akan ditimbun menjadi jaringan lemak9. Agar tidak kalap makan setelah berolahraga, kamu bisa konsumsi SOYJOY yang kaya akan protein dan serat karena terbuat dari kebaikan kedelai utuh, sehingga bisa bantu kamu untuk kenyang lebih lama loh!
2. Otot tubuh
Otot merupakan komposisi tubuh yang berperan sebagai penggerak tubuh sehingga jumlahnya dapat berubah tergantung dari aktivitas fisik yang dijalani. Selain itu otot memiliki fungsi penting dalam metabolisme tubuh yaitu sebagai ‘pabrik energi’ dan penyimpan gula10.
Penting untuk memperhatikan persen otot tubuh agar minimal berada di rentang normal, yaitu >33% untuk laki-laki dan >26% untuk perempuan11. Cara yang dapat kamu lakukan untuk menjaga atau meningkatkan otot tubuh adalah dengan melakukan olahraga strength atau kekuatan, seperti push-up, sit-up, atau olahraga menggunakan beban lainnya. Menjaga kecukupan asupan protein harian juga dapat menjaga otot tubuh, jadi pastikan untuk mengonsumsi makanan tinggi protein baik dari makan besar ataupun cemilan kamu, ya12!
Salah satu cemilan tinggi protein dari kebaikan kedelai utuh yang praktis dan bisa kamu dapatkan dengan mudah adalah SOYJOY. Sekarang kamu menikmati SOYJOY dalam varian rasa yang lebih banyak dengan hadirnya 2 varian baru, yaitu SOYJOY Tropical Cranberries dan Lekker & Nuts. Udah cobain belum nih?
3. Lemak visceral
Lemak visceral adalah jaringan lemak yang terakumulasi di daerah perut dan membungkus organ-organ yang ada di perut. Apabila jumlahnya berlebih, lemak visceral dapat memicu resistensi insulin dan inflamasi kronis pada tubuh yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular, sindrom metabolik, hipertensi, dan diabetes melitus13,14,15.
Lemak visceral juga berkontribusi kepada besarnya lingkar perut yang jauh lebih berbahaya dampaknya16. Maka sangat disarankan untuk memiliki lemak visceral <10 serta lingkar perut <80 cm untuk wanita dan <90 cm untuk laki-laki17.
Sekarang kamu sudah aware kan kalo ternyata angka berat badan terdiri dari banyak komposisi tubuh yang harus diperhatikan juga? Jangan hanya terpatok pada angka ya, tapi lebih dari itu, ayo mulai perhatikan komposisi otot dan lemak tubuhmu! SOYJOY akan selalu setia nemenin kamu kok, karena kebaikan kedelai utuhnya, bantu jaga berat badan kamu.
Referensi:
- Khalil, S. F., Mohktar, M. S., & Ibrahim, F. (2014). The theory and fundamentals of bioimpedance analysis in clinical status monitoring and diagnosis of diseases. Sensors, 14(6), 10895-10928.
- Jastreboff, A. M., Kotz, C. M., Kahan, S., Kelly, A. S., & Heymsfield, S. B. (2019). Obesity as a disease: the obesity society 2018 position statement. Obesity, 27(1), 7-9.
- Bosy-Westphal, A., Braun, W., Geisler, C., Norman, K., & Müller, M. J. (2018). Body composition and cardiometabolic health: the need for novel concepts. European journal of clinical nutrition, 72(5), 638-644.
- Sedlmeier, A. M., Baumeister, S. E., Weber, A., Fischer, B., Thorand, B., Ittermann, T., … & Leitzmann, M. F. (2021). Relation of body fat mass and fat-free mass to total mortality: results from 7 prospective cohort studies. The American Journal of Clinical Nutrition, 113(3), 639-646.
- Zeng, Q., Dong, S. Y., Sun, X. N., Xie, J., & Cui, Y. (2012). Percent body fat is a better predictor of cardiovascular risk factors than body mass index. Brazilian Journal of Medical and Biological Research, 45, 591-600.
- Lohman, T. G. (1986). Applicability of body composition techniques and constants for children and youths. Exercise and sport sciences reviews, 14, 325-357.
- Nagamine S. Assessment of obesity from skinfold thickness. Nihon-ishikai-zassi. 1972;68.
- Zanovec, M., Lakkakula, A. P., Johnson, L. G., & Turri, G. (2009). Physical activity is associated with percent body fat and body composition but not body mass index in white and black college students. International journal of exercise science, 2(3), 175.
- Monteiro, P. A., Antunes, B.deM., Silveira, L. S., Christofaro, D. G., Fernandes, R. A., & Freitas Junior, I. F. (2014). Body composition variables as predictors of NAFLD by ultrasound in obese children and adolescents. BMC pediatrics, 14, 25. https://doi.org/10.1186/1471-2431-14-25.
- Moore, D. R., & Philp, A. (2020). Nutritional Strategies to Promote Muscle Mass and Function Across the Health Span. Frontiers in Nutrition, 7, 185.
- Omron Healthcare Asia Pacific.
- Stokes, T., Hector, A. J., Morton, R. W., McGlory, C., & Phillips, S. M. (2018). Recent perspectives regarding the role of dietary protein for the promotion of muscle hypertrophy with resistance exercise training. Nutrients, 10(2), 180.
- Pradana, A., Seno, K., & Puruhita, N. (2014). Hubungan antara indeks massa tubuh (IMT) dengan nilai lemak viseral (Studi kasus pada mahasiswa kedokteran Undip) (Doctoral dissertation, Faculty of Medicine Diponegoro University).
- Susantini, P. (2021). Hubungan Indeks Masa Tubuh (IMT) dengan Persen Lemak Tubuh, dan Lemak Viscelar di Kota Semarang. Jurnal Gizi, 10(1), 51-59.
- Sofa, I. M. (2018). Kejadian Obesitas, Obesitas Sentral, dan Kelebihan Lemak Viseral pada Lansia Wanita The Incidence of Obesity, Central Obesity, and Excessive Visceral Fat among Elderly Women. Amerta Nutr, 228-36.
- Rahma, A., & Baskari, P. S. (2019). Pengukuran Indeks Massa Tubuh, asupan lemak, dan asupan natrium kaitannya dengan kejadian hipertensi pada kelompok dewasa di Kabupaten Jombang. Ghidza Media Jurnal, 1(1), 53-62.
- Kementrian Kesehatan RI. (2019). Yuk, Sobat Sehat Cek Lingkar Perut Anda. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular.
by gl75FKPUUayArC | Dec 23, 2023 | Healthy Living, Soylution
Tentang SOYJOY Nutritionist Award
SOYJOY Nutritionist Award (SNA) adalah apresiasi bagi nutrisionis/ahli gizi dan mahasiswa gizi yang berprestasi atas program atau kegiatan pelayanan gizi kepada masyarakat dan pasien di rumah sakit/puskesmas/masyarakat dalam peningkatan kesehatan dan gizi di Indonesia. Pada 27 Januari 2024, SOYJOY Nutritionist Award akan kembali digelar untuk kali kedua. Pada tahun keduanya ini SNA memberikan kesempatan nutrisionis/ahli gizi dan mahasiswa gizi memenangkan kategori award lebih banyak. Adapun tujuan dilaksanakannya kegiatan ini antara lain :
- Memotivasi semua nutritionis/ahli gizi untuk terus semangat memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat Indonesia yang lebih sehat.
- Mengajak setiap nutritionis/ahli gizi untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuan agar bisa selalu memberikan pelayanan yang terbaik.
- Mendorong nutritionis / ahli gizi untuk lebih berperan dalam upaya meningkatkan kesadaran hidup sehat masyarakat Indonesia.
SOYJOY Nutritionist Award tahun 2024 hadir dengan 3 kategori:
- Nutritionist Hospital/Puskesmas/Dinkes
- Nutritionist Freelance/Sport Nutrition/Nutripreneur
- Nutrition Student Organization (group/Himpunan Gizi)
Syarat dan Ketentuan Nutrisionis Hopital/Puskesmas/Dinkes dan Nutrisionis Freelance/Sport Nutrition/Nutripreneur
- Peserta adalah individu atau kelompok dengan latar belakang pendidikan ilmu gizi (lulusan gizi)
- Secara konsisten dan dapat terukur menjalankan program/kegiatan gizi yang dapat berdampak positif terhadap penanganan gizi di masyarakat.
- Karya/program/kegiatan dapat berupa pengabdian masyarakat, inovasi dibidang gizi atau karya lainnya yang dapat berdampak positif untuk perbaikan gizi di Indonesia.
- Karya yang di submit harus bersifat original yang dijalankan secara daring atau luring selama tahun 2023.
- Karya/program/kegiatan disajikan dalam bentuk PPT (maksimal 8 slide diluar slide pembuka dan penutup) terdiri atas latar belakang, tujuan, gambaran kegiatan, hasil dan evaluasi program.
- PPT yang dibuat kemudian di convert dalam format file PDF (max 10 MB) dan di email ke SOYJOYAWARD@AIO.CO.ID dengan judul email dan nama file Nama Anda _Insatansi_Kategori.
- Setelah peserta mengirimkan email, pantia akan mengirimkan email konfirmasi dan link pendaftaran ulang.
Syarat dan Ketentuan Student Nutritionist Program
- Peserta adalah organisasi mahasiswa gizi dengan latar belakang pendidikan ilmu gizi (mahasiswa gizi)
- Secara konsisten dan dapat terukur menjalankan program/kegiatan gizi yang dapat berdampak positif terhadap penanganan gizi di masyarakat.
- Karya/program/kegiatan dapat berupa pengabdian masyarakat, inovasi dibidang gizi atau karya lainnya yang dapat berdampak positif untuk perbaikan gizi di Indonesia.
- Karya yang di submit harus bersifat original yang dijalankan secara daring atau luring selama tahun 2023.
- Karya/program/kegiatan disajikan dalam bentuk PPT (maksimal 8 slide diluar slide pembuka dan penutup) terdiri atas latar belakang, tujuan, gambaran kegiatan, hasil dan evaluasi program.
- PPT yang dibuat kemudian di convert dalam format file PDF (max 10 MB) dan di email ke SOYJOYAWARD@AIO.CO.ID dengan judul email dan nama file Nama Anda _Insatansi_Kategori.
- Setelah peserta mengirimkan email, pantia akan mengirimkan email konfirmasi dan link pendaftaran ulang.
Kriteria Penilaian :
1. Tantangan
Tantangan yang dihadapi selama pelaksanaan kegiatan/program dan bagaimana kreatifitas dalam menjawab tantangan tersebut
2. Inovasi
Pemikiran yang out of the box dan pendekatan yang belum pernah diterapkan secara luas untuk mengatasi masalah yang ada
3. Menginspirasi
Karya/program/kegiatan dapat menginpirasi nutrisionis/ahli gizi lainnya dan dapat di terapkan
4. Dampak Positif
Bagaimana kesuksesan program dalam memecahkan masalah yang ada dan memberikan dampak positif yang dapat terukur baik kualitatif ataupun kuantitatif
5. Komunikasi
Penyampaian kegiatan secara tertulis (PPT) atau langsung (presentasi) kepada dewan juri.
Jadwal Pendaftaran dan Penilaian
1. Tahap Submision Online : Desember 2023 – 12 Januari 2024
2. Tahap Seleksi & Penilaian : 13-19 Januari 2024
3. Online Presentasi (TOP 3) kepada dewan juri : 20 Januari 2024*
4. Pengumuman Pemenang pada Webinar Hybrid : 27 Januari 2024
*dapat berubah
Segera daftarkan karya/program Anda dan menangkan award sebagai SOYJOY Nutritionist of The Year 2023, piagam penghargaan serta 5 gram emas sebagai bentuk apresiasi. Informasi lebih lanjut dapat menghubungi panitia di nomor whatsapp 0822-3031-2014 (Reyvan).
Page 2 of 226«12345...102030...»Last »