Udah Jaga berat badan tapi Berat Badan Stuck? Mungkin Kamu Mengalami Hal Ini

Udah Jaga berat badan tapi Berat Badan Stuck? Mungkin Kamu Mengalami Hal Ini

Banyak cara yang ditempuh untuk menurunkan berat badan, salah satunya adalah dengan melakukan jaga berat badan desifit kalori. Namun, ketika sudah melakukan jaga berat badan selama berminggu-minggu dan berhasil turun beberapa kilo dari berat badan awal, ada kalanya berat badan kita akhirnya stuck. Mengapa hal ini bisa terjadi?

Fase stuck berat badan saat jaga berat badan biasa dikenal dengan weight-loss plateau (masa stabil) yang umumnya terjadi setelah 6 bulan melakukan program jaga berat badan1. Hal ini dapat terjadi karena terdapat beberapa penyesuaian yang dilakukan tubuh saat kita, seperti penurunan pengeluaran energi dan peningkatan rasa lapar2.

Penyesuaian metabolisme tubuh inilah yang dapat menyebabkan penururan berat badan menjadi lambat atau bahkan berhenti. Sehingga pada fase ini sering terjadi peningkatan berat badan kembali karena orang sudah mulai merasa frustasi karena berat badannya stuck, ditambah lagi dengan adanya rasa lapar yang meningkat. Namun ternyata ada faktor utama yang menentukan fase berat badan stuck ini, yaitu kepatuhan akan jaga berat badan1. Fase ini harus dipahami dan dihadapi dengan tepat agar jaga berat badan kita tidak gagal.

Lalu hal apa saja sih yang bisa kita lakukan untuk mengahapi fase Weight-Loss Plateau ini?

1. Patuhi jaga berat badanmu dengan food journal

Orang yang sudah lama melakukan jaga berat badan sudah terbiasa untuk mengestimasi jumlah makanan yang dikonsumsinya. Namun terkadang estimasi ini bisa saja kurang tepat. Mencatat seluruh makanan dan minuman yang dikonsumsi dapat membatu kita untuk tetap on track dengan rencana jaga berat badan yang telah disusun3. Kamu bisa manfaatkan aplikasi-aplikasi yang dapat membantu mencatat asupan kalori harianmu.

2. Tingkatkan massa otot tubuhmu

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan metabolisme tubuh adalah dengan meningkatan massa otot tubuh4. Lakukan olahraga kekuatan (strength exercise) dengan beban tambahan seperti barbel atau kettleball, maupun dengan beban berat badan tubuh, seperti push-up, sit-up, dan squat.

3. Pilih makanan yang membuat kenyang lebih lama

Makanan-makanan tinggi serat dan protein terbukti dapat meningkatkan rasa kenyang dan memberikan efek kenyang lebih lama5. Misalnya seperti konsumsi kacang-kacangan, buah-buahan atau SOYJOY. Snack bar yang terbuat dari kedelai utuh, dengan  kandungan protein dan serat yang tinggi bisa bikin kamu #KenyangLebihLama.

4. Tidur yang cukup

Memastikan tidur pada jam yang sama setiap harinya dengan durasi yang cukup (7-9 jam), akan membantu seseorang untuk mendapatkan penurunan berat badan yang lebih banyak. Selain itu, orang yang memiliki durasi tidur cukup, memiliki tren penurunan lingkar perut yang lebih banyak jika dibandingkan dengan orang yang kurang tidur6. Maka penting untuk memastikan durasi dan kualitas tidurmu setiap harinya ya!

5. Enjoy the process

Penting sekali untuk memahami fase weight-loss plateau ini agar kamu bisa menghadapinya dengan bijak dan gak stres. Stres merupakan salah satu faktor yang mempersulit penurunan berat badan kamu. Orang yang memiliki manajemen stres yang baik, terbukti mengalami penurunan IMT (Indeks Massa Tubuh) yang lebih banyak7. So, jangan terpatok pada angka timbangan saja ya, perhatikan juga komposisi tubuhmu agar kamu bisa lebih enjoy menjalani proses jaga berat badan ini 😊

Nah dari penjelasan di atas, semoga dapat membantu kamu untuk melewati fase berat badan stuck ini ya! Tenang, akan selalu ada kebaikan kedelai dari SOYJOY yang setia menemai perjalanan jaga berat badan kamu menuju body goals yang kamu impikan.

Referensi:

  1. Thomas, D. M., Martin, C. K., Redman, L. M., Heymsfield, S. B., Lettieri, S., Levine, J. A., … & Schoeller, D. A. (2014). Effect of dietary adherence on the body weight plateau: a mathematical model incorporating intermittent compliance with energy intake prescription. The American journal of clinical nutrition, 100(3), 787-795. 
  2. Trexler, E. T., Smith-Ryan, A. E., & Norton, L. E. (2014). Metabolic adaptation to weight loss: implications for the athlete. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 11(1), 7. https://doi.org/10.1186/1550-2783-11-7  
  3. Guo, J., Robinson, J. L., Gardner, C. D., & Hall, K. D. (2019). Objective versus selfreported energy intake changes during lowcarbohydrate and lowfat diets. Obesity, 27(3), 420-426.   
  4. McPherron, A. C., Guo, T., Bond, N. D., & Gavrilova, O. (2013). Increasing muscle mass to improve metabolism. Adipocyte, 2(2), 92–98. https://doi.org/10.4161/adip.22500 
  5. Leidy, H. J., Clifton, P. M., Astrup, A., Wycherley, T. P., Westerterp-Plantenga, M. S., Luscombe-Marsh, N. D., … & Mattes, R. D. (2015). The role of protein in weight loss and maintenance. The American journal of clinical nutrition, 101(6), 1320S-1329S. Clark MJ, Slavin JL. The effect of fiber on satiety and food intake: a systematic review. J Am Coll Nutr. 2013;32(3):200-211. 
  6. Papandreou, C., Bulló, M., Díaz-López, A., Martínez-González, M. A., Corella, D., Castañer, O., … & Salas-Salvado, J. (2020). High sleep variability predicts a blunted weight loss response and short sleep duration a reduced decrease in waist circumference in the PREDIMED-Plus Trial. International Journal of Obesity, 44(2), 330-339. 
  7. Xenaki, N., Bacopoulou, F., Kokkinos, A., Nicolaides, N. C., Chrousos, G. P., & Darviri, C. (2018). Impact of a stress management program on weight loss, mental health and lifestyle in adults with obesity: a randomized controlled trial. Journal of molecular biochemistry, 7(2), 78–84.
Snacking time tanpa Feeling Guilty? Memangnya Bisa?

Snacking time tanpa Feeling Guilty? Memangnya Bisa?

Jajanan atau snack adalah hal yang tidak asing dari kehidupan kita sehari-hari. Dalam sehari, beragam jenis snack bisa kita konsumsi, baik di waktu pagi ataupun sore hari. Namun pertanyaannya, apakah snack yang kita konsumsi mengandung gizi yang baik dan tidak membuat kita merasa bersalah karena akan menambah berat badan kita? Lalu bagaimana kita bisa memilih snack yang baik untuk di konsumsi? Yuk simak penjelasan berikut!

1. Pahami manfaat snacking

Sebelumnya, kita harus tahu dulu nih, apa saja manfaat yang ada pada snacking. Snacking bermanfaat untuk membantu mengontrol nafsu makan sehingga dapat mencegah makan kalap1, menjaga gula darah tetap stabil2, hingga memenuhi kebutuhan gizi harian kita. Namun, pemilihan jenis snack yang dikonsumsi harus benar-benar diperhatikan. Prioritaskan untuk mengonsumsi snack yang mengandung kandungan gizi yang baik untuk tubuh. Jangan sampai kita hanya mencari snack yang rasanya enak tanpa memperhatikan kandungan gizi dari snack tersebut.

2. Kelengkapan kandungan gizi

Sebaiknya hindari konsumsi snack dengan kandungan gizi yang cenderung hanya mengandung satu atau beberapa zat gizi saja. Misalnya seperti permen, coklat, jelly dan snack kurang bergizi lainnya seperti snack-snack berbumbu kuat karena biasanya mengandung garam yang tinggi. Jenis-jenis snack tersebut bisa menyebabkan kelebihan asupan kalori dan hanya menimbulkan rasa bersalah setelah mengkonsumsi karena dapat menjadi salah satu penyebab kenaikan berat badan, dan bisa meningkatkan risiko terkena penyakit Diabetes Melitus Tipe 2, hipertensi, serta peningkatan kadar kolesterol3,4.

Sedangkan snack yang baik dan sehat biasanya mengandung beberapa zat gizi yang dapat melengkapi kebutuhan gizi harian, seperti protein, serat, dan karbohidrat. Snack yang memiliki gizi lengkap, dapat memberikan beberapa manfaat yang baik untuk tubuh seperti memberikan efek kenyang lebih lama1,  menjaga massa otot5, dan bikin kamu lebih bertenaga. Manfaat baik tersebut bisa kamu dapatkan dengan mengonsumsi SOYJOY. Snack bar yang terbuat dari kedelai utuh, sehingga memiliki kandungan gizi yang lengkap dan bisa bantu penuhi kebutuhan gizi harianmu.

3. Jenis bahan utama

Umumnya bahan utama pada snack rendah gizi berupa gula (fruktosa, glukosa, sukrosa) dan memiliki indeks glikemik yang tinggi (>70) yang akan menyebabkan peningkatan gula darah. Sedangkan snack yang bergizi, cenderung mengandung bahan utama yang lebih kompleks sehingga memiliki kandungan indeks glikemik yang lebih rendah. Misalnya seperti snack bar yang terbuat dari kebaikan kedelai yaitu SOYJOY. Indeks glikemik seluruh varian SOYJOY berkisar pada rentang rendah (≤55) yaitu mulai dari 7 hingga 366. Sehingga SOYJOY dapat menjadi opsi snack sehat yang dapat dikonsumsi kapan saja dan dimana saja tanpa merasa bersalah ditambah dengan segala manfaat yang baik untuk tubuh

Setelah kamu tahu hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih snack di atas, semoga SOYJOY bisa nemenim snacking time kamu biar bebas guilty ya! Yuk, jangan lupa? Makan SOYJOY!

Referensi:

  1. Leidy, H. J., Todd, C. B., Zino, A. Z., Immel, J. E., Mukherjea, R., Shafer, R. S., Ortinau, L. C., & Braun, M. (2015). Consuming High-Protein Soy Snacks Affects Appetite Control, Satiety, and Diet Quality in Young People and Influences Select Aspects of Mood and Cognition. The Journal of nutrition, 145(7), 1614–1622. https://doi.org/10.3945/jn.115.212092
  2. Imai, S., Kajiyama, S., Hashimoto, Y., Nitta, A., Miyawaki, T., Matsumoto, S., … & Fukui, M. (2018). Consuming snacks mid-afternoon compared with just after lunch improves mean amplitude of glycaemic excursions in patients with type 2 diabetes: A randomized crossover clinical trial. Diabetes & Metabolism, 44(6), 482-487.
  3. Cowan, A. E., Higgins, K. A., Fisher, J. O., Tripicchio, G. L., Mattes, R. D., Zou, P., & Bailey, R. L. (2020). Examination of different definitions of snacking frequency and associations with weight status among US adults. PloS one, 15(6), e0234355.
  4. Mozaffarian, D. (2016). Dietary and policy priorities for cardiovascular disease, diabetes, and obesity: a comprehensive review. Circulation, 133(2), 187-225. 
  5. Cruz-Jentoft, A. J., & Sayer, A. A. (2019). Sarcopenia. The Lancet, 393(10191), 2636-2646.
  6. Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., Pratiwi, D., & Kurniawan, M. Y. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan, 15(3), 125-132. 
Ketika Nanas dan Kranberi Bertemu dengan Kebaikan Kedelai, Apa Manfaatnya Untuk Tubuh?

Ketika Nanas dan Kranberi Bertemu dengan Kebaikan Kedelai, Apa Manfaatnya Untuk Tubuh?

Dibalik rasanya yang menyegarkan, ternyata Nanas dan Kranberi memiliki segudang manfaat untuk kesehatan lho!

Nanas adalah salah satu buah tropis yang dalam 100 gramnya mengandung 40 kkal1. Selain itu, nanas juga mengandung vitamin C yang tinggi, mineral, serat, dan antioksidan yang bermanfaat bagi tubuh. Sedangkan Kranberi merupakan buah yang masih termasuk ke dalam keluarga berry yang mengandung 46 kkal dan kandungan serat yang cukup tinggi yaitu 3,6 gram serat2.

Kedelai sendiri terkenal sebagai superfood karena memiliki berbagai macam zat gizi yang sangat bermanfaat bagi kesehatan. Kedelai merupakan sumber protein yang juga mengandung serat serta beberapa zat lain seperti isoflavon dan polifenol3,4. Lantas apasih manfaatnya untuk tubuh kita, disaat manfaat buah Nanas dan Kranberi bertemu dengan kebaikan kedelai? Yuk simak 3 manfaatnya untuk tubuh kita!

1. Menjaga berat badan

Penelitian membuktikan, kandungan antioksidan (polifenol) pada nanas dapat membantu metabolisme lemak di dalam tubuh sehingga dapat membantu menjaga berat badan5. Penurunan berat badan juga terjadi pada subjek penelitian pemberian buah Kranberi6. Sementara itu, kedelai memiliki salah satu fungsi sebagai penghambat pembentukan lemak, sehingga dapat juga membantu menjaga berat badan7.

2. Mencegah penuaan dini

Nanas mengandung senyawa Malic Acid yang dapat mengencangkan dan melembutkan kulit serta dapat meningkatkan daya tahan tubuh8. Selaras dengan Nanas, Kranberi juga mengandung antioksidan yang tinggi sehingga terbukti memiliki fungsi anti-aging9. Senyawa isoflavon pada kedelai juga terbukti memberikan kebaikan berupa efek anti-aging karena memiliki peran sebagai antioksidan10.

3. Membantu menjaga kadar gula darah

Baik nanas, kranberi, dan kedelai memiliki fungsi untuk membantu menjaga gula darah sehingga menurunkan resiko dari  penyakit diabetes11,12. Kebaikan kedelai juga membantu menjaga kadar gula darah tetap normal pada penderita diabetes. Snack bar yang terbuat dari tepung kedelai, terbukti memiliki kemampuan 20% lebih rendah untuk meningkatkan kadar gula darah penyandang diabetes jika dibandingkan dengan snack bar yang terbuat dari tepung terigu13.

Nah dari berbagai macam manfaat yang ada, apakah kamu penasaran untuk mencoba rasa dari 3 kombinasi bahan tersebut? Kini telah hadir SOYJOY dengan rasa baru yaitu varian Tropical Cranberries, loh! Perpaduan rasa buah nanas dan kranberi yang unik, bertemu dengan #KebaikanKedelai yang bisa bantu #JagaBeratBadan kamu. Yuk cobain sekarang!

Referensi:

  1. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2017). Tabel Komposisi Pangan Indonesia. https://www.panganku.org/id-ID/beranda.
  2. United States Department of Agriculture Food Data Central. [(accessed on 4 July 2023)]; Cranberries, Raw. Available online: https://fdc.nal.usda.gov/falc-app.html#/food-details/171722/nutrients
  3. Kashino, I., Mizoue, T., Serafini, M., Akter, S., Sawada, N., Ishihara, J., … & Tsugane, S. (2019). Higher dietary non-enzymatic antioxidant capacity is associated with decreased risk of all-cause and cardiovascular disease mortality in Japanese adults. The Journal of Nutrition, 149(11), 1967-1976.
  4. Yu, Y., Jing, X., Li, H., Zhao, X., & Wang, D. (2016). Soy isoflavone consumption and colorectal cancer risk: a systematic review and meta-analysis. Scientific reports, 6(1), 25939.
  5. El-Shazly, S. A., Ahmed, M. M., Al-Harbi, M. S., Alkafafy, M. E., El-Sawy, H. B., & Amer, S. A. M. (2018). Physiological and molecular study on the anti-obesity effects of pineapple (Ananas comosus) juice in male Wistar rat. Food science and biotechnology, 27(5), 1429–1438. https://doi.org/10.1007/s10068-018-0378-1.
  6. Flanagan, E., Cameron, D., Sobhan, R., Wong, C., Pontifex, M. G., Tosi, N., Mena, P., Del Rio, D., Sami, S., Narbad, A., Müller, M., Hornberger, M., & Vauzour, D. (2022). Chronic Consumption of Cranberries (Vaccinium macrocarpon) for 12 Weeks Improves Episodic Memory and Regional Brain Perfusion in Healthy Older Adults: A Randomised, Placebo-Controlled, Parallel-Groups Feasibility Study. Frontiers in nutrition, 9, 849902. https://doi.org/10.3389/fnut.2022.849902
  7. Hashidume, T., Sakano, T., Mochizuki, A., Ito, K., Ito, S., Kawarasaki, Y., & Miyoshi, N. (2018). Identification of soybean peptide leginsulin variants in different cultivars and their insulin-like activities. Scientific Reports, 8(1), 16847.
  8. Hossain, M. F., Akhtar, S., & Anwar, M. (2015). Nutritional value and medicinal benefits of pineapple. International Journal of Nutrition and Food Sciences, 4(1), 84-88.
  9. Nile, S. H., & Park, S. W. (2014). Edible berries: Bioactive components and their effect on human health. Nutrition, 30(2), 134-144.
  10. Liu, T., Li, N., Yan, Y. Q., Liu, Y., Xiong, K., Liu, Y., … & Liu, Z. D. (2020). Recent advances in the antiaging effects of phytoestrogens on collagen, water content, and oxidative stress. Phytotherapy research, 34(3), 435-447.
  11. Siddiq, M., Ahmed, J., Lobo, M. G., & Ozadali, F. (Eds.). (2012). Tropical and subtropical fruits: postharvest physiology, processing and packaging. John Wiley & Sons.
  12. Kowalska, K., & Olejnik, A. (2016). Beneficial effects of cranberry in the prevention of obesity and related complications: Metabolic syndrome and diabetes–A review. Journal of functional foods, 20, 171-181. 
  13. Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., & Kurniawan, M. Y. (2022). Soy flour snack bars lower glycaemic response in type 2 diabetes mellitus: A randomized cross-over design. Malaysian Journal of Nutrition, 28(2), 163-175.
Back in Shape Sehabis Lebaran

Back in Shape Sehabis Lebaran

Pada umumnya sehabis lebaran, beberapa orang mengalami kenaikan berat badan karena kalap makan saat dan selama libur lebaran. Menu hari raya yang menggugah selera membuat kita tidak sadar konsumsi lebih banyak kalori dari yang tubuh kita butuhkan, belum lagi dengan kue kering khas lebaran yang rata-rata tinggi gula dan lemak sehingga akan menyumbang kalori lebih banyak. Semua itu bisa menyebabkan kenaikan berat badan yang baru akan kita sadari setelah moment libur lebaran berakhir.

Bagaimana menyiasatinya agar bisa kembali ke berat badan ideal, yuk simak tips berikut ini :

1. Ciptakan pola makan yang teratur

Makan secara teratur bantu kamu memenuhi asupan kalori tepat waktu dan menghindari kamu dari kalap makan. Pilihlah makanan yang tinggi protein, seperti daging tanpa lemak, ikan, kacang kedelai, dll dapat membantu kenyang lebih lama. Sebuah studi meneliti mengenai pengaruh konsumsi makanan kaya protein pada berat badan dan rasa kenyang. Para ahli menemukan bahwa makanan kaya protein lebih mengenyangkan daripada makanan kaya karbohidrat dan lemak. Studi juga menemukan, kondisi kenyang lebih lama mengakibatkan pengurangan konsumsi kalori total dan penurunan berat badan. Selain dari menu makan utama, memilih camilan yang mengandung tinggi protein dan serat bisa bantu kenyang lebih lama sehingga bisa jaga porsi makan utama. SOYJOY satu-satunya snack bar dengan #KebaikanKedelai utuh yang tinggi tinggi protein dan serat, dicerna perlahan dalam tubuh, bantu kamu kenyang lebih lama, jadi #Soylution untuk bantu jaga porsi makan mu.

2. Olahraga secara teratur

Pastikan untuk menyempatkan berolahraga untuk menghindari obesitas. Olahraga sebaiknya bisa dilakukan pada pagi hari, Ketika bangun tidur, tubuh butuh beberapa saat untuk menyelaraskan pikiran. Kamu bisa coba olahraga seperti, yoga dan meditasi yang dapat bantu sinkronisitas antara tubuh dan pikiran. Atau olahraga dengan intensitas yang lebih tinggi seperti kardio. Usahakan untuk dilakukan secara konsisten dan juga sesuaikan dengan kemampuan kalian, agar hasil yang di dapat bisa lebih optimal.

3. Istirahat cukup

Pastikan jam tidurmu selalu terpenuhi 7-8 jam perhari untuk dapatkan tubuh dan pikiran yang sehat. Ketika melakukan program diet, kesalahan fatal yang sering terjadi pada orang awam adalah lebih fokus pada asupan makanan dan olahraga, padahal mempunyai kebiasaan istirahat yang cukup (7-8 jam) juga tidak kalah penting untuk bantu hindari kelelahan pada hari berikutnya.

Faktanya, orang yang kelelahan (kurang tidur) susah mengontrol nafsu makan. Sehingga, secara tidak sadar mengonsumsi hingga 385 Kalori extra per hari. Pilihan camilan yang tepat, dapat memengaruhi kualitas tidur, seperti kedelai. Studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kedelai mempunyai kualitas tidur 2.5x lebih baik daripada yang tidak mengonsumsi kedelai.

Reference:

  1. Schumacher, L. M., Thomas, J. G., Raynor, H. A., Rhodes, R. E., & Bond, D. S. (2020). Consistent morning exercise may be beneficial for individuals with obesity. Exercise and sport sciences reviews, 48(4), 201.
  2. Semeco A. The Top 10 Benefits of Regular Exercise [Internet]. 2017 [cited 2019 Nov 19]. Available from: https://www.healthline.com/nutrition/10-benefits-of-exercise
  3. Al Khatib, H. K., Harding, S. V., Darzi, J., & Pot, G. K. (2017). The effects of partial sleep deprivation on energy balance: a systematic review and meta-analysis. European journal of clinical nutrition, 71(5), 614-624.
  4. Nisar M, Mohammad RM, Arshad A, Hashmi I, Yousuf SM & Baig S. (2019). Influence of dietary intake on sleeping patterns of medical students. Cureus, 11(2).
#Soylution untuk Gak LEBAR-AN Sehabis Lebaran

#Soylution untuk Gak LEBAR-AN Sehabis Lebaran

Setelah 1 bulan penuh menjalani ibadah puasa di bulan Ramadan, tibalah saat umat muslim merayakan Hari Raya Lebaran atau Idul Fitri. Pada hari Raya tersedia hidangan yang menggugah selera dan pastinya bisa membuat kalap makan.

Menu-menu khas Lebaran seperti ketupat, opor ayam, sambal goreng ati, rendang, semur daging, serta kue khas Lebaran seperti kue nastar, kastengels, putri salju dan lain lain, ditambah lagi minuman manis dan segar tentu bisa membuat  kalap makan dan lupa akan kandungannya yang tinggi kalori serta lemak. Setelahnya barulah sadar angka timbangan berat badan bergeser ke kanan dan pakaian mulai terasa sempit. Jadi bagaimana caranya sehabis  Lebaran jangan sampai Lebar-an? Berikut tips yang bisa dilakukan.

1. Perhatikan porsi makan

Menjaga 3x porsi makan utama, yang mungkin disaat lebaran bablas hingga 4-5x.  Agar tidak makan berlebihan, pilih piring atau mangkuk yang ukurannya kecil, trik ini sangat baik mencegah makan berlebihan, karena kita akan cenderung memenuhi isi piring saat kalap. Pilih camilan yang mengandung tinggi serat dan protein untuk bantu kenyang lebih lama sehingga bisa jaga porsi makan utama. SOYJOY itu satu-satunya snack bar dengan #KebaikanKedelai utuh yang tinggi serat dan tinggi protein, dicerna perlahan dalam tubuh, bantu kamu kenyang lebih lama, jadi #Soylution untuk bantu jaga porsi makan mu.

2. Jangan lupa makan sayur dan buah

Di hari Lebaran, kita cenderung lebih banyak mengonsumsi makanan berkalori dan berlemak tinggi dibandingkan makanan berserat. Padahal serat dapat membantu mencegah kenaikan berat badan, jadi pastikan mengkonsumsi sayur dan buah secara rutin sehabis lebaran sebagai sumber serat.

3. Kembali aktif bergerak dan berolahraga

Saat berpuasa, aktivitas fisik dan olahraga sempat berkurang, dan saat lebaran pastinya disibukkan dengan silaturahmi ke sanak saudara sehingga waktu untuk melakukan kegiatan olahraga masih terbatas. Cobalah untuk kembali aktif bergerak dan berolahraga sehabis lebaran. Mulailah secara rutin berolahraga minimal 30-40 menit sehari, 3x seminggu. Dengan demikian tubuh bisa kembali fit dan membantu membakar kalori berlebih di saat lebaran dan libur lebaran.

Reference:

  1. Effect of a relatively high-protein, high-fiber diet on body composition and metabolic risk factors in overweight women. European Journal of Clinical Nutrition (2010) 64, 1323–1331; doi:10.1038/ejcn.2010.163
  2. https://www.healthline.com/nutrition/tips-to-avoid-holiday-weight-gain#section7
  3. Cara Praktis Mengatasi Obesitas : Tata Laksana dari Pola Makan, Bagian 1 – Direktorat P2PTM (kemkes.go.id)