by gl75FKPUUayArC | May 27, 2013 | 14
Gaya hidup yang serba cepat di mana waktu sehari-hari dihabiskan dengan bekerja membuat banyak orang sulit menjaga pola makan sehat. Bagaimana bisa menjalankan pola makan sehat jika tidak sempat menyiapkan makanan sehat di rumah? Solusi yang sering diambil adalah makanan cepat saji alias fast food yang rendah gizi dan tinggi lemak. Fast food pun akhirnya berubah menjadi junk food alias makanan sampah yang alih-alih memberikan manfaat bagi tubuh, tapi justru membahayakan tubuh.
Soft drink atau minuman bersoda yang sering ditemukan untuk menemani makanan cepat saji dikenal mengandung kadar gula yang sangat tinggi. Gula sintetis yang terkandung dalam minuman bersoda akan mengganggu kerja pankreas, sehingga mengganggu produksi hormon insulin. Hal inilah yang memicu masalah diabetes tipe 2 yang menurut Dr. Abdul Haris Tri Prasetyo, dokter dari RS Pusat Pertamina dalam Koran Jakarta 15 Mei 2011, semakin banyak terjadi di kota besar.
Selain kandungan gula yang tinggi, junk food biasanya juga mengandung kadar protein dan lemak yang jauh di atas rata-rata kebutuhan protein dan lemak harian. Karena itulah, bahaya junk food lain selain sebagai penyebab diabetes juga bisa meningkatkan kolesterol dan timbunan lemak. Artinya, risiko penyakit jantung pun meningkat.
Berbagai nutrisi yang baik bagi kesehatan dan membantu menjaga kadar kolesterol tidak terdapat dalam junk food. Pola makan sehat dan seimbang yang kaya serat, vitamin, dan mineral jelas lebih baik untuk kesehatan, apalagi kalau dilengkapi dengan olahraga teratur dan istirahat yang cukup. Kebiasaan lain yang sangat positif adalah kebiasaan sarapan setiap hari. Tahukah Anda? Selain membantu menjaga kadar insulin sepanjang hari, sarapan sehat juga membantu mencegah Anda merasa lapar berlebihan sepanjang hari. Dengan begitu, makan berlebihan pun bisa dicegah.
Memulai kembali pola makan sehat mungkin memang sulit, apalagi bagi Anda yang tidak punya banyak waktu dan sudah terbiasa menikmati makanan cepat saji. Tapi, mengubah kebiasaan sedikit demi sedikit akan memberikan hasil yang bermanfaat, misalnya meluangkan waktu untuk sarapan adalah langkah yang baik untuk hari yang sehat. Sarapan sehat pun tidak harus rumit. Olahan kedelai seperti kue kedelai dengan jus buah pun sudah menjadi awal yang baik bagi Anda. Selain itu, menyiapkan makanan sehat di rumah dengan sayuran dan buah adalah langkah selanjutnya. Kalau Anda benar-benar tidak punya waktu dan terpaksa membeli makanan, pilihlah makanan yang lebih sehat daripada junk food.
Mengubah kebiasaan secara perlahan pastinya akan memberikan hasil yang besar. Setelah Anda terbiasa dengan pola makan yang sehat, bahaya junk food pun bisa Anda hindari dengan lebih mudah.
Sumber:
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution
by gl75FKPUUayArC | May 27, 2013 | Uncategorized
Gaya hidup yang serba cepat di mana waktu sehari-hari dihabiskan dengan bekerja membuat banyak orang sulit menjaga pola makan sehat. Bagaimana bisa menjalankan pola makan sehat jika tidak sempat menyiapkan makanan sehat di rumah? Solusi yang sering diambil adalah makanan cepat saji alias fast food yang rendah gizi dan tinggi lemak. Fast food pun akhirnya berubah menjadi junk food alias makanan sampah yang alih-alih memberikan manfaat bagi tubuh, tapi justru membahayakan tubuh.
Soft drink atau minuman bersoda yang sering ditemukan untuk menemani makanan cepat saji dikenal mengandung kadar gula yang sangat tinggi. Gula sintetis yang terkandung dalam minuman bersoda akan mengganggu kerja pankreas, sehingga mengganggu produksi hormon insulin. Hal inilah yang memicu masalah diabetes tipe 2 yang menurut Dr. Abdul Haris Tri Prasetyo, dokter dari RS Pusat Pertamina dalam Koran Jakarta 15 Mei 2011, semakin banyak terjadi di kota besar.
Selain kandungan gula yang tinggi, junk food biasanya juga mengandung kadar protein dan lemak yang jauh di atas rata-rata kebutuhan protein dan lemak harian. Karena itulah, bahaya junk food lain selain sebagai penyebab diabetes juga bisa meningkatkan kolesterol dan timbunan lemak. Artinya, risiko penyakit jantung pun meningkat.
Berbagai nutrisi yang baik bagi kesehatan dan membantu menjaga kadar kolesterol tidak terdapat dalam junk food. Pola makan sehat dan seimbang yang kaya serat, vitamin, dan mineral jelas lebih baik untuk kesehatan, apalagi kalau dilengkapi dengan olahraga teratur dan istirahat yang cukup. Kebiasaan lain yang sangat positif adalah kebiasaan sarapan setiap hari. Tahukah Anda? Selain membantu menjaga kadar insulin sepanjang hari, sarapan sehat juga membantu mencegah Anda merasa lapar berlebihan sepanjang hari. Dengan begitu, makan berlebihan pun bisa dicegah.
Memulai kembali pola makan sehat mungkin memang sulit, apalagi bagi Anda yang tidak punya banyak waktu dan sudah terbiasa menikmati makanan cepat saji. Tapi, mengubah kebiasaan sedikit demi sedikit akan memberikan hasil yang bermanfaat, misalnya meluangkan waktu untuk sarapan adalah langkah yang baik untuk hari yang sehat. Sarapan sehat pun tidak harus rumit. Olahan kedelai seperti kue kedelai dengan jus buah pun sudah menjadi awal yang baik bagi Anda. Selain itu, menyiapkan makanan sehat di rumah dengan sayuran dan buah adalah langkah selanjutnya. Kalau Anda benar-benar tidak punya waktu dan terpaksa membeli makanan, pilihlah makanan yang lebih sehat daripada junk food.
Mengubah kebiasaan secara perlahan pastinya akan memberikan hasil yang besar. Setelah Anda terbiasa dengan pola makan yang sehat, bahaya junk food pun bisa Anda hindari dengan lebih mudah.
Sumber:
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution
by gl75FKPUUayArC | May 24, 2013 | 14
Tujuan diet diabetes yang dilakukan penyandang diabetes adalah untuk menjaga keseimbangan kadar gula dalam darahnya, sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi yang ia butuhkan untuk aktivitas hariannya.
Ada 9 bahan makanan yang bisa dibilang sebagai makanan super yang tepat untuk diet diabetes, karena tidak hanya mengandung kadar glikemik indeks rendah, tapi juga mengandung nutrisi penting seperti kalsium, potassium, serat, magnesium yang diperlukan untuk memproduksi insulin, serta vitamin A, C, dan E, yaitu:
1. Kacang-kacangan
Sekitar 115 gram berbagai jenis kacang seperti kedelai mengandung protein yang sama dengan 1 ons daging dan sudah mencukupi sepertiga kebutuhan serat harian Anda. Selain itu, kacang juga merupakan sumber magnesium dan potassium yang baik.
2. Sayuran Berdaun Hijau
Bayam, kale, serta sayuran berdaun hijau gelap lainnya rendah kalori dan karbohidrat, tapi kaya akan serat dan vitamin serta mineral.
3. Berbagai Jenis Jeruk
Jeruk Bali, jeruk, lemon, ataupun jeruk nipis sangat penting untuk menjadi bagian dari asupan nutrisi harian, terutama karena kandungan vitamin C dan seratnya.
4. Ubi Jalar (Sweet Potato)
Ubi jalar kaya vitamin A dan serat, serta cocok sebagai pengganti kentang, karena memiliki kadar glikemik indeks yang lebih rendah.
5. Buah-buahan Berry
Blueberry, strawberry, raspberry, atau jenis buah berry lainnya sangat kaya antioksidan, vitamin, dan serat. Apalagi buah-buahan ini manis secara alami dan bisa dinikmati oleh penyandang diabetes.
6. Tomat
Tomat segar ataupun yang sudah diolah seperti saus tomat, mengandung vitamin C, zat besi, dan vitamin E.
7. Ikan yang Kaya Asam Lemak Omega 3
Jumlah konsumsi ikan yang kaya asam lemak Omega 3 yang disarankan adalah 180-270 gram per minggu. Namun yang perlu diingat adalah, hindari mengolah ikan dengan cara digoreng deep fried ataupun diberi kulit tepung.
8. Susu dan Yoghurt Tanpa Lemak
Setiap saji produk susu yang dikonsumsi menurunkan risiko resistensi insulin sampai 21 %. Produk susu juga membantu proses pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, produk susu kaya kalsium, dan vitamin D.
Anda memang bisa saja melengkapi kebutuhan nutrisi dari suplemen yang Anda minum secara rutin. Tapi nutrisi dari bahan makanan yang alami dan segar untuk diet diabetes Anda jelas lebih baik daripada nutrisi dari suplemen, kan?
Sumber:
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution (halaman 115)
http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/diabetes-superfoods.html
by gl75FKPUUayArC | May 24, 2013 | Uncategorized
Tujuan diet diabetes yang dilakukan penyandang diabetes adalah untuk menjaga keseimbangan kadar gula dalam darahnya, sekaligus memenuhi kebutuhan nutrisi yang ia butuhkan untuk aktivitas hariannya.
Ada 9 bahan makanan yang bisa dibilang sebagai makanan super yang tepat untuk diet diabetes, karena tidak hanya mengandung kadar glikemik indeks rendah, tapi juga mengandung nutrisi penting seperti kalsium, potassium, serat, magnesium yang diperlukan untuk memproduksi insulin, serta vitamin A, C, dan E, yaitu:
1. Kacang-kacangan
Sekitar 115 gram berbagai jenis kacang seperti kedelai mengandung protein yang sama dengan 1 ons daging dan sudah mencukupi sepertiga kebutuhan serat harian Anda. Selain itu, kacang juga merupakan sumber magnesium dan potassium yang baik.
2. Sayuran Berdaun Hijau
Bayam, kale, serta sayuran berdaun hijau gelap lainnya rendah kalori dan karbohidrat, tapi kaya akan serat dan vitamin serta mineral.
3. Berbagai Jenis Jeruk
Jeruk Bali, jeruk, lemon, ataupun jeruk nipis sangat penting untuk menjadi bagian dari asupan nutrisi harian, terutama karena kandungan vitamin C dan seratnya.
4. Ubi Jalar (Sweet Potato)
Ubi jalar kaya vitamin A dan serat, serta cocok sebagai pengganti kentang, karena memiliki kadar glikemik indeks yang lebih rendah.
5. Buah-buahan Berry
Blueberry, strawberry, raspberry, atau jenis buah berry lainnya sangat kaya antioksidan, vitamin, dan serat. Apalagi buah-buahan ini manis secara alami dan bisa dinikmati oleh penyandang diabetes.
6. Tomat
Tomat segar ataupun yang sudah diolah seperti saus tomat, mengandung vitamin C, zat besi, dan vitamin E.
7. Ikan yang Kaya Asam Lemak Omega 3
Jumlah konsumsi ikan yang kaya asam lemak Omega 3 yang disarankan adalah 180-270 gram per minggu. Namun yang perlu diingat adalah, hindari mengolah ikan dengan cara digoreng deep fried ataupun diberi kulit tepung.
8. Susu dan Yoghurt Tanpa Lemak
Setiap saji produk susu yang dikonsumsi menurunkan risiko resistensi insulin sampai 21 %. Produk susu juga membantu proses pembentukan tulang dan gigi yang kuat. Selain itu, produk susu kaya kalsium, dan vitamin D.
Anda memang bisa saja melengkapi kebutuhan nutrisi dari suplemen yang Anda minum secara rutin. Tapi nutrisi dari bahan makanan yang alami dan segar untuk diet diabetes Anda jelas lebih baik daripada nutrisi dari suplemen, kan?
Sumber:
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution (halaman 115)
http://www.diabetes.org/food-and-fitness/food/what-can-i-eat/diabetes-superfoods.html
by gl75FKPUUayArC | May 23, 2013 | 14
Dalam keadaan sehat pun Anda disarankan untuk berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai jenis penyakit. Tapi, olahraga secara rutin akan semakin disarankan pada Anda yang menyandang diabetes, terutama karena aktivitas ini adalah salah satu cara menurunkan kadar gula darah.
Menurut US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, otot pada tubuh menggunakan glukosa sebagai bahan bakar. Itu sebabnya, aktivitas apapun akan membakar glukosa dan menurunkan kadar gula darah. Selain itu, olahraga dapat membantu mengurangi jumlah lemak dalam tubuh, sehingga tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif. Akibatnya adalah tubuh akan menggunakan lebih banyak glukosa. Secara umum, kadar gula darah akan turun selama 24-48 jam setelah Anda berolahraga.
American Diabetes Association menyarankan penyandang diabetes untuk berolahraga dengan intensitas menengah sampai tinggi selama setidaknya 150 menit per minggu. Awalnya mungkin Anda akan kesulitan untuk beradaptasi dengan kebiasaan olahraga ini, terutama bila sebelumnya Anda jarang berolahraga atau mengalami obesitas. Itu sebabnya, intensitas dan durasi olahraga yang Anda lakukan sebaiknya ditingkatkan secara bertahap. Misalnya, Anda berolahraga selama 15 menit setiap 2 hari sekali, lalu durasi ditingkatkan perlahan-lahan sampai Anda mencapai durasi olahraga rutin sebanyak minimal 150 menit per minggu, sesuai jumlah yang disarankan.
Selain menurunkan kadar gula dalam darah, manfaat lain olahraga pada penyakit diabetes tipe 2 adalah:
- Menurunkan tekanan darah
- Membantu melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara menurunkan kadar kolesterol jahat alias LDL
- Meningkatkan energi
- Mengurangi stres, membantu relaksasi, serta melepaskan ketegangan
Bagi kebanyakan penyandang diabetes, olahraga adalah cara menurunkan kadar gula darah yang aman dan sangat disarankan untuk menurunkan risiko komplikasi. Tapi sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa Anda tidak memiliki masalah jantung atau hal lain yang perlu dipertimbangkan saat Anda berolahraga. Apalagi efek olahraga kadang bersifat personal, karena efek yang muncul tidak selalu sama pada setiap orang.
Konon, olahraga juga bisa meningkatkan kadar gula dalam darah. Karena itu, sebaiknya Anda mengetes kadar gula darah Anda sebelum, saat, dan sesudah berolahraga untuk melihat respon tubuh Anda terhadap olahraga. Jika kadar gula darah Anda kurang dari 250 mg/dL, maka disarankan agar Anda tidak melakukan olah raga karena dapat berisiko kehilangan kesadaran.
Akitvitas sederhana seperti berolahraga pun bisa jadi alternatif pilihan sehat untuk menurunkan kadar gula darah. Jadi, ayo luangkan waktu Anda setiap hari untuk berolahraga.
Sumber:
Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (halaman 84) – Prof. DR. Sidartawan Soegondo
http://yourlife.usatoday.com/fitness-food/exercise/story/2011-12-17/Brief-intense-exercise-lowers-blood-sugar-study-finds/52012690/1
http://diabetes.webmd.com/guide/exercise-guidelines
http://www.health.com/health/condition-article/0,,20188779_2,00.html
by gl75FKPUUayArC | May 23, 2013 | Uncategorized
Dalam keadaan sehat pun Anda disarankan untuk berolahraga secara rutin untuk menjaga kesehatan dan mencegah berbagai jenis penyakit. Tapi, olahraga secara rutin akan semakin disarankan pada Anda yang menyandang diabetes, terutama karena aktivitas ini adalah salah satu cara menurunkan kadar gula darah.
Menurut US National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases, otot pada tubuh menggunakan glukosa sebagai bahan bakar. Itu sebabnya, aktivitas apapun akan membakar glukosa dan menurunkan kadar gula darah. Selain itu, olahraga dapat membantu mengurangi jumlah lemak dalam tubuh, sehingga tubuh menggunakan insulin dengan lebih efektif. Akibatnya adalah tubuh akan menggunakan lebih banyak glukosa. Secara umum, kadar gula darah akan turun selama 24-48 jam setelah Anda berolahraga.
American Diabetes Association menyarankan penyandang diabetes untuk berolahraga dengan intensitas menengah sampai tinggi selama setidaknya 150 menit per minggu. Awalnya mungkin Anda akan kesulitan untuk beradaptasi dengan kebiasaan olahraga ini, terutama bila sebelumnya Anda jarang berolahraga atau mengalami obesitas. Itu sebabnya, intensitas dan durasi olahraga yang Anda lakukan sebaiknya ditingkatkan secara bertahap. Misalnya, Anda berolahraga selama 15 menit setiap 2 hari sekali, lalu durasi ditingkatkan perlahan-lahan sampai Anda mencapai durasi olahraga rutin sebanyak minimal 150 menit per minggu, sesuai jumlah yang disarankan.
Selain menurunkan kadar gula dalam darah, manfaat lain olahraga pada penyakit diabetes tipe 2 adalah:
- Menurunkan tekanan darah
- Membantu melindungi jantung dan pembuluh darah dengan cara menurunkan kadar kolesterol jahat alias LDL
- Meningkatkan energi
- Mengurangi stres, membantu relaksasi, serta melepaskan ketegangan
Bagi kebanyakan penyandang diabetes, olahraga adalah cara menurunkan kadar gula darah yang aman dan sangat disarankan untuk menurunkan risiko komplikasi. Tapi sebaiknya Anda berkonsultasi dengan dokter untuk memastikan bahwa Anda tidak memiliki masalah jantung atau hal lain yang perlu dipertimbangkan saat Anda berolahraga. Apalagi efek olahraga kadang bersifat personal, karena efek yang muncul tidak selalu sama pada setiap orang.
Konon, olahraga juga bisa meningkatkan kadar gula dalam darah. Karena itu, sebaiknya Anda mengetes kadar gula darah Anda sebelum, saat, dan sesudah berolahraga untuk melihat respon tubuh Anda terhadap olahraga. Jika kadar gula darah Anda kurang dari 250 mg/dL, maka disarankan agar Anda tidak melakukan olah raga karena dapat berisiko kehilangan kesadaran.
Akitvitas sederhana seperti berolahraga pun bisa jadi alternatif pilihan sehat untuk menurunkan kadar gula darah. Jadi, ayo luangkan waktu Anda setiap hari untuk berolahraga.
Sumber:
Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula (halaman 84) – Prof. DR. Sidartawan Soegondo
http://yourlife.usatoday.com/fitness-food/exercise/story/2011-12-17/Brief-intense-exercise-lowers-blood-sugar-study-finds/52012690/1
http://diabetes.webmd.com/guide/exercise-guidelines
http://www.health.com/health/condition-article/0,,20188779_2,00.html
by gl75FKPUUayArC | May 22, 2013 | 14
Kunci sehat penyandang diabetes adalah menjaga kadar gula dalam darahnya dengan cermat. Kadar gula dalam darah tidak boleh terlalu tinggi (hiperglikemia) dan tidak boleh terlalu rendah (hipoglikemia). Kalau hal ini terjadi pada Anda yang menyandang diabetes, akibatnya sangat buruk bagi kesehatan Anda.
Bila penyandang diabetes mengalami hipoglikemia atau kadar gula dalam darah terlalu rendah, otak adalah organ tubuh pertama yang merasakan akibatnya. Tubuh secara otomatis memproduksi glukosa untuk melindungi otak dari glikogen yang tersimpan di hati, sehingga melepaskan adrenalin yang menyebabkan rasa lapar, cemas, gemetar, dan sakit kepala. Kalau hal ini terjadi pada Anda yang menyandang diabetes, Anda harus segera mendapatkan asupan gula dari makanan atau minuman. Karena hipoglikemia yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan koma bahkan cedera otak!
Sedangkan hiperglikemia yang terjadi secara terus menerus, bisa mengakibatkan berbagai komplikasi diabetes pada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah besar yang akhirnya merusak berbagai organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah otak dan kaki, syaraf, ginjal, dan mata. Konsentrasi glukosa darah yang sangat tinggi juga bisa mengakibatkan koma diabetik. Keadaan ini bisa terjadi ketika penyandang diabetes mengalami infeksi seperti influenza ataupun sakit gigi.
Solusi sehat yang bisa dilakukan untuk mengontrol kadar gula dalam darah adalah dengan mengecek kadar gula dalam darah secara mandiri setiap bangun tidur di pagi hari dan 2 jam setelah makan. Jaga agar kadar gula dalam darah tidak lebih dari 200 mg/dL. Selain itu, bila Anda penyandang diabetes mulai merasa gemetar, sakit kepala, atau lapar secara tiba-tiba yang merupakan tanda hipoglikemia, konsumsilah makanan manis seperti susu, air gula, jus buah, kue, atau makanan manis lainnya. Tablet glukosa juga bisa jadi solusi yang mudah.
Olahraga rutin juga sangat membantu untuk menjaga kadar gula dalam darah. Aktivitas fisik akan membakar sebagian glukosa dalam darah sebagai energi. Olahraga seperti jalan kaki selama 30 menit setiap hari akan membantu menurunkan berat badan, sedangkan penurunan berat badan sebanyak 10% untuk sebagian orang akan membantu mengembalikan glukosa darahnya menjadi normal.
Cara lain yang paling umum dilakukan penyandang diabetes adalah menjalani pola makan sehat. Pada dasarnya pola makan sehat penyandang diabetes tidak jauh berbeda dengan orang lain, yaitu cukup karbohidrat, serat, dan protein. Asupan lemak jenuh dan kolesterol dibatasi seminim mungkin, dan asupan natrium dan gula secukupnya saja.
Diagnosa diabetes tidak perlu merusak kualitas hidup Anda. Dengan gaya hidup yang sehat, penyandang diabetes pun bisa tetap menjalani hidup normal yang tidak jauh berbeda dengan mereka yang tidak menyandang diabetes.
Sumber:
Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula – Prof. DR. Sidartawan Soegondo dan Kartini Sukardji. MCH
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution
by gl75FKPUUayArC | May 22, 2013 | 14
Tahukah Anda? Menurut WHO, pada tahun 2003 ada lebih dari 200 juta penyandang diabetes di dunia, dan akan terus bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun 2025. Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak nomor 4 di dunia. Sungguh bukan fakta yang menyenangkan, bukan?
Masalahnya, ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyandang diabetes. Cobalah Anda cek beberapa faktor di bawah ini yang dianggap bisa meningkatkan risiko diabetes, bahkan bisa dikatakan menjadi gejala diabetes:
1. Berat Badan yang Berlebihan
Jaringan lemak yang terlalu banyak, terutama di sekitar perut, membuat otot dan sel semakin resisten terhadap insulin. Itulah sebabnya mengapa sebagian besar penyandang diabetes tipe 2 adalah mereka yang kelebihan berat badan.
2. Aktivitas dan Olah Raga yang Kurang
Risiko terkena diabetes akan meningkat bila Anda termasuk orang yang jarang berolahraga dan kurang beraktivitas.
3. Usia
Risiko diabetes tipe 2 akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.
4. Wanita yang Pernah Mengalami Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang dialami wanita saat kehamilan. Setelah melahirkan biasanya masalah diabetes yang dialami wanita hamil menghilang. Tapi lebih dari separuh wanita yang mengalami diabetes gestasional berpeluang menyandang diabetes tipe 2 seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, wanita hamil yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4,5 kg juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes.
5. Faktor Genetik
Risiko diabetes akan meningkat jika Anda memiliki orang tua dan/atau saudara kandung yang menyandang diabetes.
6. Kadar Glukosa dalam Darah Tinggi
Risiko terkena diabetes meningkat bila hasil pemeriksaan gula darah Anda adalah 111-125 mg/dL.
7. Hipertensi
Tekanan darah tinggi, terutama bila lebih tinggi dari 130/80 dapat meningkatkan risiko diabetes.
8. Kolesterol yang Tinggi
Jika LDL kolesterol lebih besar dari 130 mg/dL atau kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, maka risiko diabetes pun akan meningkat.
Jika Anda memiliki salah satu atau bahkan lebih dari 1 faktor risiko diabetes yang disebutkan di atas, lebih baik Anda mulai melakukan tindakan pencegahan. Periksakan glukosa darah Anda secara rutin, setidaknya 1 atau 2 tahun sekali, sehingga ketika glukosa darah mulai meningkat Anda bisa mengambil langkah penanganan yang cepat dan tepat. Pencegahan jauh lebih baik dari pengobatan, bukan?
Sumber:
Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula Prof. DR. Sidartawan Soegondo dan Kartini Sukardji. MCH
Diabetes di Usia Muda Holistic Health Solution
by gl75FKPUUayArC | May 22, 2013 | Uncategorized
Kunci sehat penyandang diabetes adalah menjaga kadar gula dalam darahnya dengan cermat. Kadar gula dalam darah tidak boleh terlalu tinggi (hiperglikemia) dan tidak boleh terlalu rendah (hipoglikemia). Kalau hal ini terjadi pada Anda yang menyandang diabetes, akibatnya sangat buruk bagi kesehatan Anda.
Bila penyandang diabetes mengalami hipoglikemia atau kadar gula dalam darah terlalu rendah, otak adalah organ tubuh pertama yang merasakan akibatnya. Tubuh secara otomatis memproduksi glukosa untuk melindungi otak dari glikogen yang tersimpan di hati, sehingga melepaskan adrenalin yang menyebabkan rasa lapar, cemas, gemetar, dan sakit kepala. Kalau hal ini terjadi pada Anda yang menyandang diabetes, Anda harus segera mendapatkan asupan gula dari makanan atau minuman. Karena hipoglikemia yang tidak segera diatasi bisa menyebabkan koma bahkan cedera otak!
Sedangkan hiperglikemia yang terjadi secara terus menerus, bisa mengakibatkan berbagai komplikasi diabetes pada pembuluh darah kecil dan pembuluh darah besar yang akhirnya merusak berbagai organ tubuh seperti jantung, pembuluh darah otak dan kaki, syaraf, ginjal, dan mata. Konsentrasi glukosa darah yang sangat tinggi juga bisa mengakibatkan koma diabetik. Keadaan ini bisa terjadi ketika penyandang diabetes mengalami infeksi seperti influenza ataupun sakit gigi.
Solusi sehat yang bisa dilakukan untuk mengontrol kadar gula dalam darah adalah dengan mengecek kadar gula dalam darah secara mandiri setiap bangun tidur di pagi hari dan 2 jam setelah makan. Jaga agar kadar gula dalam darah tidak lebih dari 200 mg/dL. Selain itu, bila Anda penyandang diabetes mulai merasa gemetar, sakit kepala, atau lapar secara tiba-tiba yang merupakan tanda hipoglikemia, konsumsilah makanan manis seperti susu, air gula, jus buah, kue, atau makanan manis lainnya. Tablet glukosa juga bisa jadi solusi yang mudah.
Olahraga rutin juga sangat membantu untuk menjaga kadar gula dalam darah. Aktivitas fisik akan membakar sebagian glukosa dalam darah sebagai energi. Olahraga seperti jalan kaki selama 30 menit setiap hari akan membantu menurunkan berat badan, sedangkan penurunan berat badan sebanyak 10% untuk sebagian orang akan membantu mengembalikan glukosa darahnya menjadi normal.
Cara lain yang paling umum dilakukan penyandang diabetes adalah menjalani pola makan sehat. Pada dasarnya pola makan sehat penyandang diabetes tidak jauh berbeda dengan orang lain, yaitu cukup karbohidrat, serat, dan protein. Asupan lemak jenuh dan kolesterol dibatasi seminim mungkin, dan asupan natrium dan gula secukupnya saja.
Diagnosa diabetes tidak perlu merusak kualitas hidup Anda. Dengan gaya hidup yang sehat, penyandang diabetes pun bisa tetap menjalani hidup normal yang tidak jauh berbeda dengan mereka yang tidak menyandang diabetes.
Sumber:
Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula – Prof. DR. Sidartawan Soegondo dan Kartini Sukardji. MCH
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution
by gl75FKPUUayArC | May 22, 2013 | Uncategorized
Tahukah Anda? Menurut WHO, pada tahun 2003 ada lebih dari 200 juta penyandang diabetes di dunia, dan akan terus bertambah menjadi 333 juta orang pada tahun 2025. Indonesia sendiri merupakan negara dengan jumlah penyandang diabetes terbanyak nomor 4 di dunia. Sungguh bukan fakta yang menyenangkan, bukan?
Masalahnya, ada beberapa orang yang memiliki risiko lebih tinggi untuk menyandang diabetes. Cobalah Anda cek beberapa faktor di bawah ini yang dianggap bisa meningkatkan risiko diabetes, bahkan bisa dikatakan menjadi gejala diabetes:
1. Berat Badan yang Berlebihan
Jaringan lemak yang terlalu banyak, terutama di sekitar perut, membuat otot dan sel semakin resisten terhadap insulin. Itulah sebabnya mengapa sebagian besar penyandang diabetes tipe 2 adalah mereka yang kelebihan berat badan.
2. Aktivitas dan Olah Raga yang Kurang
Risiko terkena diabetes akan meningkat bila Anda termasuk orang yang jarang berolahraga dan kurang beraktivitas.
3. Usia
Risiko diabetes tipe 2 akan meningkat sejalan dengan bertambahnya usia, terutama setelah usia 45 tahun.
4. Wanita yang Pernah Mengalami Diabetes Gestasional
Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang dialami wanita saat kehamilan. Setelah melahirkan biasanya masalah diabetes yang dialami wanita hamil menghilang. Tapi lebih dari separuh wanita yang mengalami diabetes gestasional berpeluang menyandang diabetes tipe 2 seiring dengan bertambahnya usia. Selain itu, wanita hamil yang pernah melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4,5 kg juga memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami diabetes.
5. Faktor Genetik
Risiko diabetes akan meningkat jika Anda memiliki orang tua dan/atau saudara kandung yang menyandang diabetes.
6. Kadar Glukosa dalam Darah Tinggi
Risiko terkena diabetes meningkat bila hasil pemeriksaan gula darah Anda adalah 111-125 mg/dL.
7. Hipertensi
Tekanan darah tinggi, terutama bila lebih tinggi dari 130/80 dapat meningkatkan risiko diabetes.
8. Kolesterol yang Tinggi
Jika LDL kolesterol lebih besar dari 130 mg/dL atau kolesterol total lebih dari 200 mg/dL, maka risiko diabetes pun akan meningkat.
Jika Anda memiliki salah satu atau bahkan lebih dari 1 faktor risiko diabetes yang disebutkan di atas, lebih baik Anda mulai melakukan tindakan pencegahan. Periksakan glukosa darah Anda secara rutin, setidaknya 1 atau 2 tahun sekali, sehingga ketika glukosa darah mulai meningkat Anda bisa mengambil langkah penanganan yang cepat dan tepat. Pencegahan jauh lebih baik dari pengobatan, bukan?
Sumber:
Hidup Secara Mandiri Dengan Diabetes Melitus, Kencing Manis, Sakit Gula – Prof. DR. Sidartawan Soegondo dan Kartini Sukardji. MCH
Diabetes di Usia Muda – Holistic Health Solution