Ketika kita mendengar kata “kedelai” pasti sudah terbayang berbagai manfaatnya. Taukah kamu ada si unik Isoflavon khusus hanya terdapat pada kedelai? Isoflavon adalah senyawa unik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan diantaranya adalah sebagai antioksidan, mencegah osteoporosis, anti kanker, dan meringankan gejala menopause. Yuk bahas satu per satu manfaat dari isoflavon kedelai.

  1. Antioksidan

Isoflavon memiliki sifat sebagai antioksidan, zat yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas (1,2). Apa itu radikal bebas dan apa pengaruhnya untuk tubuh? Radikal bebas merupakan sejenis senyawa (ion, molekul) yang umumnya bersfiat tidak stabil dan sangat reaktif (2). Radikal bebas ini terbentuk oleh tubuh kita karena adanya proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh (3). Produksi radikal bebas dapat meningkat ketika terkena infeksi, berada di suhu ekstrim, menggunakan obat tertentu, merokok, terkena polusi, atau terkena radiasi (4). Sehingga perlu diperhatikan apabila radikal bebas meningkat, maka kebutuhan antioksidan juga meningkat untuk melindungi tubuh. Isoflavon dapat menjadi solusi kamu untuk menangkal radikal bebas, yuk konsumsi makanan yang mengandung isoflavon kedelai lebih banyak lagi.

  1. Mencegah osteoporosis

Osteoporosis adalah kondisi hilangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang lemah, sehingga tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah (5,6). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan isoflavon pada kedelai dapat meningkatkan kepadatan tulang (7) sehingga dapat mencegah osteoporosis.

  1. Anti kanker

Isoflavon dalam kedelai terbukti dapat mencegah kanker (8), karena sifat isoflavon yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat aktivitas enzim penyebab kanker dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh (9). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi isoflavon kedelai berkaitan dengan penurunan resiko kanker prostat sebesar 29% (10). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumsi isoflavon kedelai (20 mg isoflavon per hari), maka semakin rendahnya risiko terkena kanker payudara (11).

  1. Meringankan gejala menopause

Menopause merupakan kondisi dimana seorang wanita tidak menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dan tidak dapat hamil lagi (12). Biasanya wanita yang sudah memasuki usia 45-55 tahun, akan memasuki fase menopause (13). Faktanya, lebih dari 80% wanita pada umumnya mengalami salah satu gejala menopause yaitu hot flashes (14,15). Hot flashes adalah sensasi panas di dalam tubuh yang ditandai dengan sensasi panas, berkeringat, muka menjadi panas dan merah, kecemasan, dan panas dingin yang berlangsung selama 1-5 menit (15).

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai selama 6 hingga 12 bulan efektif dalam mengurangi frekuensi dari hot flashes hingga 20.6% dan mengurangi tingkat keparahannya hingga 26.2% (16).

Jadi jangan ragu-ragu untuk mengonsumsi kedelai, karena banyak sekali manfaat yang didapatkan saat mengonsumsi kedelai. SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi protein, tinggi serat, dan mengandung isoflavon, dapat menjadi camilan praktis dimanapun dan kapanpun.

Referensi:

  • Yu, J., Bi, X., Yu, B., & Chen, D. (2016). Isoflavones: Anti-Inflammatory Benefit and Possible Caveats. Nutrients, 8(6), 361.
  • Whitney, E. & Rolfes, S.R. (2016). Understanding Nutrition, 14th Stamford: Cengage Learning.
  • Caballero, B., Allen, L. & Prentice, A. (ed) (2013). Encyclopedia of Human Nutrition, 3rd Amsterdam: Academic Press.
  • Phaniendra, A., Jestadi, D.B., dan Periyasamy, L. (2015). Free readicals: properties, sources, targets, and their implication in various diseases. Indian J Clin Biochem, 30(1), 11-26.
  • Stang, D. (2019). What Do You Want to Know About Osteoporosis. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/osteoporosis#:~:text=Osteoporosis%20is%20a%20condition%20that,to%20lose%20strength%20and%20density (Accessed 29th September 2020).
  • (2019). Osteoporosis [online] Available at: https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/ (Accessed 29th September 2020).
  • Akhlaghi, M., Nasab, M.G., Riasatian, M. & Sadeghi, F. (2019). Soy isoflavones prevent bone resorption and loss, a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Critical Reviews in Food Science and Nutrition.
  • Sugano, M. (Ed.). (2005). Soy in health and disease prevention. CRC Press.
  • Astawan, M., & Febrinda, A. E. (2016). Isotlavon Kedelai sebagai Antikanker. Jurnal Pangan, 18(3), 42-50.
  • Applegate, C.C., Rowles III, J.L., Ranard, K.M., Jeon, S. & Erdman Jr., J.W. (2018). Soy consumption and the risk of prostate cancer: an updated systematic review and meta-analysis. Nutrients, 10, 40.
  • Wu, A. H., Yu, M. C., Tseng, C. C., & Pike, M. C. (2008). Epidemiology of soy exposures and breast cancer risk. British journal of cancer, 98(1), 9–14.
  • Watson, S. (2019). Does Soy Help with Menopause?. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/soy-for-menopause (Accessed 23rd September 2020).
  • Ernst, H. (2020). Everything You Should Know About Menopause. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/menopause (Accessed 23rd September 2020).
  • AlDughaither, A., AlMutairy, H., &AlAteeq, M. (2015). Menopausal symptoms and quality of life among Saudi women visiting primary care clinics in Riyadh, Saudi Arabia. International journal of women’s health, 7, 645.
  • Bansal, R., & Aggarwal, N. (2019). Menopausal Hot Flashes: A Concise Review. Journal of mid-life health, 10(1), 6–13.
  • Taku, K., Melby, M. K., Kronenberg, F., Kurzer, M. S., & Messina, M. (2012). Extracted or synthesized soybean isoflavones reduce menopausal hot flash frequency and severity: systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Menopause, 19(7), 776-790.
deneme bonusu veren siteler
betticket
betebet
venüsbet