7 Alasan Anda Selalu Merasa Lapar

7 Alasan Anda Selalu Merasa Lapar

Baru makan tapi sudah merasa lapar lagi? Yuk, kenali penyebabnya.

Gejala lapar biasanya mudah dikenali, seperti perut keroncongan atau berbunyi, sulit konsentrasi, memikirkan makanan dan gampang sekali tersulut emosinya. Biasanya rasa lapar akan menyerang setiap 3-4 jam setelah Anda makan, dan akan meningkat seiring bertambahnya waktu bila Anda tidak mengonsumsi apa pun. Namun, ada kalanya Anda merasa lapar padahal baru saja Anda makan. Ada banyak alasan mengapa perut Anda sering berbunyi padahal baru saja Anda makan.

Penyebab lapar

Rasa lapar tidak selalu berarti Anda butuh makanan. Inilah yang membuat diet Anda kerap berantakan, karena selalu memenuhi keinginan rasa lapar Anda. Padahal bisa jadi rasa lapar Anda bukan karena Anda kurang makan, tapi beberapa hal ini:

1. Anda dehidrasi

Rasa haus dan lapar terkadang sulit dibedakan. Seringkali rasa haus disalahartikan menjadi rasa lapar. Sehingga bukannya mencari air, Anda malah mencari makanan. “Padahal tubuh Anda hanya butuh cairan,” kata Alissa Rumsey, RD, juru bicara American Academy of Nutrition and Dietetics. Menurut Alissa terjadi kebingungan di hipotalamus, bagian otak yang mengatur keduanya, nafsu makan dan haus. Untuk mencegah kebingungan ini pastikan asupan cairan Anda terpenuhi.   Jika Anda merasa lapar, dan Anda belum banyak minum hari itu, cobalah minum segelas air dan tunggu 15 sampai 20 menit untuk melihat apakah kelaparan Anda mereda.

2. Anda kurang tidur

Kurang tidur dapat menyebabkan lonjakan kadar ghrelin, hormon yang merangsang nafsu makan, serta penurunan kadar leptin, hormon yang menyebabkan perasaan kenyang, begitu kata Rumsey. Tidur yang sedikit membuat Anda cenderung merasa lelah ketika bangun. Akibatnya, sistem pada tubuh Anda yang sangat membutuhkan energi, memicu hasrat untuk mengonsumsi gula.

3. Terlalu banyak karbohidrat

Karbohidrat seperti nasi, pasta, kue kering, , biskuit, dan mie meningkatkan kadar gula darah dengan cepat, lalu terjun bebas (drop)  dengan cepat pula. Penurunan kadar gula darah inilah yang menyebabkan Anda merasa  lapar.

4. Anda sedang stres

Saat Anda sedang tegang, sistem Anda meningkatkan produksi hormon stres adrenalin dan kortisol. Kadar hormon yang meningkat ini menipu sistem Anda sehingga berpikir mendapat serangan dan membutuhkan energi, sehingga nafsu makan Anda mulai mengamuk. Stres juga mengurangi kadar seretonin kimia otak, dan itu bisa membuat Anda merasa lapar saat tidak tidur.

5. Anda membutuhkan protein

“Protein tidak hanya tinggal di perut Anda dan meningkatkan perasaan kenyang tapi terbukti efektif menekan nafsu makan,” kata Alissa. Acuan Label Gizi Indonesia menyatakan bahwa kebutuhan protein harian orang Indonesia rata-rata 60 gram per hari.

6. Anda tidak cukup makan lemak

Sama seperti protein, lemak tak jenuh juga terkait dengan perasaan kenyang. “Ketika Anda puas setelah makan, Anda lebih mungkin mendengarkan isyarat kelaparan Anda dan tidak makan lagi sampai Anda benar-benar lapar,” kata Alissa. Tambahkan jenis lemak sehat seperti kacang-kacangan, biji-bijian dan alpukat. Para ahli menyarankan agar orang dewasa membatasi asupan lemaknya menjadi 20 sampai 35% dari total kalori harian mereka.

7. Anda melewatkan makan

Saat Anda melewatkan makan dan perut Anda kosong terlalu lama akan meningkatkan hormon kelaparan, ghrelin, sehingga meningkatkan nafsu makan Anda. Cobalah untuk tidak melewatkan waktu makan. Jangan membiarkan perut Anda tidak terisi lebih dari 4 sampai 5 jam.

Kenyang lebih lama

Anda tidak harus makan lebih banyak untuk membuat perut Anda kenyang lebih lama dan tidak cepat lapar. Coba cara berikut ini:

1. Pilih makanan yang tepat

Tubuh Anda mengapresiasi makanan sehat yang dikonsumsi dalam porsi yang tepat. Anda bisa membagi makanan yang akan dikonsumsi untuk sarapan, makan siang, dan malam serta camilan. Pilihan makanannya juga penting Anda perhatikan. Jangan mengkonsumsi sumber karbohidrat secara berlebihan, konsumsi protein yang cukup, lemak sehat sesuai anjuran dan perbanyak serat seperti kacang kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.

2. Cut carbo

Mengonsumsi sumber karbohidrat seperti nasi, pasta, mie, donat, kue dan biskuit akan membuat Anda gampang lapar. Karena itu kurangi asupannya. Caranya? Siasati saja dengan mengonsumsi snack sehat seperti SOYJOY, 2 jam sebelum makan. SOYJOY yang tinggi   protein dan serat ini akan membuat Anda merasa kenyang lebih lama, sehingga mengurangi keinginan untuk mengonsumsi karbohidrat saat makan besar pagi, siang dan malam.

3. Tidur cukup

Tidur yang berkualitas bisa membantu Anda menurunkan berat badan. Berapa jam waktu tidur yang dianggap baik? Berdasarkan saran dari National Sleep Foundation, orang dewasa membutuhkan tidur 7-9 jam setiap hari dan orang tua di atas 65 tahun membutuhkan tidur 7-8 jam setiap hari.

4. Baca label nutrisi makanan sebelum mengonsumsi

Membaca label nutrisi sama pentingnya dengan mengonsumsi makanan itu sendiri. Dengan mengetahui informasi ini Anda jadi bisa mengukur diri sudah berapa banyak karbohidrat, protein dan serat yang Anda konsumsi. Maka itu, ketika Anda berada di toko makanan, Anda harus memeriksa labelnya dan mengkonfirmasi jenis lemak yang dimiliki atau berapa banyak serat yang dimilikinya. Selamat mencoba.

4 Cara Nikmat Kurangi Karbohidrat

4 Cara Nikmat Kurangi Karbohidrat

Mengurangi karbohidrat tak selalu bikin Anda tersiksa. Ada cara agar diet karbohidrat Anda terasa menyenangkan.

Donat, roti, kue cokelat ata brownies, mie ayam, mie ramen, nasi goreng spesial. Deretan makanan ini adalah contoh makanan penuh karbohidrat. Lezat,ya? Memang! Tapi, hati-hati, karena di balik kelezatannya ada ancaman yang bisa membuat lingkar pinggang makin melebar.

Tipe Karbohidrat

Karbohidrat bukan musuh besar yang harus dimusuhi. Karbohidrat diperlukan sebagai sumber energi untuk melakukan segala hal, mulai dari bekerja hingga berolahraga. Dengan kata lain, semua kegiatan kita mengakibatkan pembakaran karbohidrat.

Ada tiga jenis utama karbohidrat dalam makanan, yaitu pati atau karhohidrat komplek, gula dan serat. Bila pada label nutrisi produk makanan yang Anda beli, tercantum kata “total karbohidrat” berarti ketiga jenis karbohidrat itu termasuk di dalamnya.

Makanan yang mengandung pati tinggi, di antaranya nasi, gandum, mie, roti, pasta, kentang, dan jagung. Gandum bisa dipecah menjadi gandum utuh dan gandum halus. Gandum utuh memiliki manfaat kesehatan lebih tinggi karena Anda mendapatkan semua nutrisi yang ditawarkan oleh biji-bijian, termasuk kulit gandumnya yang kaya akan asam lemak esensial dan vitamin E. Sedangkan gandum halus, hanya mengandung tepung saja, sehingga Anda akan kehilangan banyak vitamin dan mineral.

Makanan yang banyak mengandung gula di antaranya donat, roti, aneka jenis kue, pizza, kecap, saus barbeque, salad dressing, dan apa pun yang berakhiran ‘osa’ seperti laktosa, fruktosa, dekstrosa dan malkosa.

Sedangkan serat banyak terdapat pada buah dan sayuran, kacang-kacangan serta biji-bijian. Untuk kesehatan yang baik, disarankan untuk makan 25 sampai 30 gram serat setiap hari.

Kurangi Karbohidrat

Karbohidrat tak perlu dimusuhi, namun bijaklah dalam memilih karbohidrat. Menurut ahli gizi Abby Langer, R.D. yang seringkali membuat orang makan terlalu banyak karbohidrat adalah karena ada beberapa makanan  sumber karbohidrat yang tidak terlalu mengenyangkan, sehingga orang cenderung makan terlalu banyak. Karena itu, jika Anda sedang mencari cara untuk memotong asupan karbohidrat, berikut adalah beberapa tip sederhana dan lezat yang bisa Anda lakukan.

1. Manfaatkan  spiralizer.

Tip ini terutama untuk para penggemar mie dan pasta. Spiralizer adalah alat untuk membuat mie dan pasta menjadi lebih tipis sehingga pasta atau mie yang sedikit jadi terlihat lebih banyak. Harapannya, otak menjadi ‘termanipulasi’ dan menganggap santapan yang lebih sedikit sebanyak yang biasanya Anda makan. Kalau Anda mengurangi jatah mie atau pasta secara konsisten, perlahan namun pasti berat badan juga akan turun.

2. Bermain dengan jumlah

Terbiasa sarapan dua tangkup roti berisi satu telur dadar? Mengapa tidak diubah jadi satu roti dan dua telur sehingga jumlah karbo yang Anda makan lebih sedikit dan jumlah protein menjadi lebih banyak.

Menurut Langer, protein lebih sulit diolah oleh tubuh. Protein juga adalah sumber energi. Karena lebih sulit diolah, protein tidak menyebabkan gula darah naik-turun dengan cepat seperti yang dilakukan karbohidrat. Ingat, fluktuasi karbohidrat yang terlalu cepat justru membuat Anda cepat merasa lapar lagi.

3. Ganti roti dengan daun selada

Mengurangi karbohidrat tidak berarti Anda harus benar-benar merombak pola makan. Misalnya, Anda hobi sekali makan sandwich isi ikan. Sesekali cobalah ganti roti dengan daun selada. Gulung ikan yang sudah diberi bumbu dengan daun selada, taburi parutan keju jika Anda suka. Rasanya tetap enak dengan jumlah karbohidrat lebih kecil dan serat serta vitamin lebih banyak. Menu ini cocok lho, untuk santapan pagi, atau siang maupun malam.

4. Ngemil 2 jam sebelum makan

Sulitnya mengurangi karbohidrat biasanya karena Anda tidak tahan lapar, terutama menjelang makan utama. Nah, Anda bisa menyiasati dengan ngemil atau snacking. Ya, ngemil tidak dilarang, asalkan perhatikan jenis dan kalorinya. Pilih camilan yang tinggi serat dan kaya protein seperti SOYJOY. saran dr. Tjandraningrum, M.Gizi, Sp.GK. Konsumsilah SOYJOY 2 jam sebelum makan membantu untuk mengendalikan nafsu makan agar terhindar dari obesitas dan diabetes.

Mau Perut Bebas Buncit? Coba Lakukan CUT CARBO

Mau Perut Bebas Buncit? Coba Lakukan CUT CARBO

Sebagian besar orang menganggap perut buncit merupakan musuh utama bagi penampilan. Perut buncit atau obesitas sentral (central obesity) merupakan akumulasi lemak di perut yang mengakibatkan ukuran perut meningkat.

Perut buncit menjadi masalah besar bagi banyak orang, terutama para wanita.

Selain harus ekstra mencari pakaian yang sesuai dan berpotensi mengurangi percaya diri, perut buncit juga memberikan dampak negatif  bagi kesehatan tubuh.

Data Riset Kesehatan Dasar Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, kasus obesitas sentral tahun 2013 mencapai 26,6 persen atau naik dari 18,8 persen di tahun 2007.

Meningkatnya kasus obesitas sentral ini menyebabkan peningkatan pula pada risiko terjadinya penyakit-penyakit kronis di masyarakat, seperti diabetes.

Direktur Pusat Nutrisi Manusia di Universitas California, AS Dr Zhaoping Li mengungkapkan, timbunan lemak di perut sangat berbahaya karena selain beresiko diabetes, kanker, juga meningkatkan resiko penyakit jantung.

Apa saja penyebab perut buncit? Dalam sebuah diskusi mengenai studi Calorie Intake and Physical Study di Indonesia mengungkapkan 51,4% asupan kalori orang dewasa di Indonesia disumbang oleh karbohidrat.

Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh kebiasaan orang Indonesia yang cenderung tidak merasa kenyang jika belum makan nasi, padahal sudah mengkonsumsi makanan lain sebagai sumber karbohidrat.

Konsumsi karbohidrat yang berlebihan dapat menyebabkan gula yang masuk ke tubuh kita juga berlebihan. Apabila aktivitas kita kurang, gula yang berlebihan tersebut akan disimpan dalam bentuk lemak.

Jika konsumsi karbohidrat berlebih dan aktivitas kurang ini berlangsung lama, bisa menyebabkan obesitas dan diabetes, obesitas tersebut termasuk obesitas sentral atau perut buncit.

Merujuk pada studi yang sama oleh Ir. Helda Khusun, MSc, PhD, survei di 5 kota besar di Indonesia menunjukkan hanya 28% orang yang melakukan aktivitas fisik, seperti peregangan (stretching) ringan dan berjalan kaki. Sementara itu,  59,4% lainnya melakukan aktivitas yang tidak banyak bergerak, seperti menonton TV atau menggunakan komputer lebih dari 6 jam per hari.

Pola hidup kurang gerak ini sering terjadi di lingkungan pekerja kantoran yang punya jam kerja yang panjang, penuh deadline serta kebiasaan mengemil sambil bekerja.

Bagaimana cara mengatasi perut buncit? Perlu perjuangan memang untuk mengatasi perut buncit bagi orang Indonesia yang terbiasa mengkonsumsi karbohidrat dari makan pagi hingga malam. Ditambah lagi kegemaran mengonsumsi gorengan, teh manis dan lainnya yang juga tinggi karbohidrat dan lemak.

Untuk mengatasi perut buncit, sebagian orang menjadikan diet sebagai cara yang paling efektif.

Berbagai metode diet dilakukan, mulai dari memakan makanan tertentu, melewatkan jam makan, hingga tidak makan sama sekali.

Cara-cara seperti itu cukup sulit sehingga membuat banyak orang yang menyerah di tengah jalan saat melakukan dietnya.

Lantas, cara diet seperti apa yang bisa mengatasi perut buncit tanpa harus menyiksa diri ? Salah satu cara diet yang efektif adalah diet Cut Carbo.

Diet Cut Carbo dilakukan dengan mengurangi porsi makanan pokok sumber karbohidrat, seperti nasi, mie, kentang goreng, pasta dan lainnya di setiap makan besar.

Selain mengurangi konsumsi karbohidrat, kita juga perlu membagi waktu makan menjadi lima kali sehari, terdiri dari tiga kali makan besar dan dua kali snack.

Snack yang dianjurkan dalam Diet Cut Carbo ialah snack yang mengandung tinggi serat dan protein.

Snack tinggi serat merupakan kunci untuk mengontrol rasa lapar, karena serat membantu kita merasa kenyang lebih lama.

Snack tersebut bisa dikonsumsi 2 jam sebelum makan besar agar tidak kelaparan saat mengurangi porsi karbohidrat.

Salah satu snack yang tinggi serat dan protein adalah SOYJOY. Snack sehat yang terbuat dari kedelai ini dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kenyang lebih lama.

Ingin hidup sehat dan bebas dari perut buncit tanpa khawatir kelaparan? Yuk, mulai dari sekarang kita lakukan Diet Cut Carbo serta aktivitas fisik secara rutin.

Penulis : Elgawaty OS/ Editor: Choirul Arifin

5 Hal Menakjubkan Saat Cut Carbo

5 Hal Menakjubkan Saat Cut Carbo

Tubuh lebih ramping hanyalah satu dari lima hal menakjubkan yang akan Anda rasakan saat mengurangi karbohidrat dalam menu harian Anda.

Karbohidrat sederhana, seperti yang ditemukan dalam nasi, mie, kue, permen dan keripik akan memberikan Anda sensasi kenyang dengan cepat. Tapi, biasanya Anda akan sedikit menyesal setelah menyantapnya. Meski begitu, sulit sekali untuk menghentikan kebiasaan mengonsumsi karbohidrat. Akibatnya, berat badan tidak terkendali, dan risiko diabetes jadi sulit dihindari.

Pengaruh Karbohidrat

Perlu Anda ketahui bahwa apa pun karbohidrat yang masuk ke tubuh Anda, akan menaikkan gula darah. Pasalnya, produk akhir dari semua makanan karbohidrat yang mudah dicerna dalah gula sederhana yaitu glukosa. Peningkatan gula darah akan memicu pankreas memproduksi insulin. Bagi banyak orang, mengonsumsi karbohidrat bisa mengakibatkan resons insulin yang berlebihan sehingga dampaknya sel menjadi resisten terhadap sinyal insulin.

Insulin lah yang mengatakan pada tubuh Anda untuk menyimpan lemak dan mencegah tubuh Anda membakar lemak yang sudah tersimpan. Ketika insulin meningkat- karena kelainan metabolik atau  konsumsi makanan karbohidrat berlebih, tubuh memiliki banyak kesempatan untuk menyimpan lemak dan menghalangi lemak agar tidak digunakan sebagai energi. Kondisi ini tentu saja berdampak pada berat badan yang sulit turun bahkan cenderung meningkat,  kelelahan dan kurang berenergi.

Efek Cut Carbo

Mengurngi karbohidrat memang perlu niat dan usaha. Bila ingin termotivasi, cobalah tentukan tujuan Anda mengurangi karbohidrat. Untuk membuat Anda semakin termotivasi, inilah yang akan terjadi pada tubuh Anda jika Anda mengurangi karbohidrat.

1. Anda Mulai Membakar Lemak

Ya, tubuh Anda akan segera membakar lemak.  Mengurangi asupan karbohidrat padat kalori secara otomatis mengurangi jumlah kalori yang Anda konsumsi setiap hari. Walhasil, tubuh  akan ‘terpaksa’ membakar lemak yang tersimpan di area perut dan sekitarnya sebagai sumber  energi.

Tip: Latihan di pagi hari sebelum Anda  sarapan. Hal ini akan memaksa tubuh untuk membakar lemak yang tersimpan, bukan membakar makanan yang Anda makan di waktu sebelumnya.

2. Rasa Lapar Berkurang

Bukan kalori yang memuaskan rasa lapar Anda, melainkan nutrisi seperti serat, protein dan lemak sehat. Sayangnya, karbohidrat olahan sederhana kurang memiliki tiga zat nutrisi tersebut. Jadi tidak peduli berapa banyak Anda makan, tubuh Anda akan tetap mencari lebih banyak makanan. Hasilnya, berat badan bertambah.

Tip: Mulai hari Anda dengan makanan berprotein tinggi dan serat,  seperti  susu rendah lemak, orak-arik telur dengan sayuran dan puding.

3. Perut menjadi rata

Hal pertama yang akan Anda lihat ketika Anda mengganti karbohidrat sederhana dengan makanan tinggi serat adalah bahwa perut Anda semakin rata. Kita dianjurkan makan 25-38 gram serat perhari, menurut Institute of Medicine. Kekurangan serat mengakibatkan bakteri baik di usus yang membuat perut ramping, menjadi kurang aktif dan bakteri jahat penyuka gula yang membuat perut menjadi besar, mengambil alih,” kata Isabel Smith, MS, RD, CDN, pakar diet dan pendiri Isabel Smith Nutrition.

Tip: Mulailah dengan langkah pertukaran yang sederhana, seperti mengganti nasi putih dengan beras merah. Tambahkan tumis kacang atau sayuran. Untuk menghindari serangan rasa lapar di antara waktu siang dan malam,  kudap snack sehat kaya serat dan protein seperti SOYJOY yang berbahan utama kacang kedelai. “Kacang-kacangan adalah sumber serat dan lemak sehat, yang dapat membantu mengurangi peradangan dan melancarkan pencernaan,” jelas Smith.

4. Risiko Diabetes Turun

Terlalu banyak karbohidrat sederhana dapat mendatangkan malapetaka bagi tubuh Anda, baik dalam jangka pendek maupun panjang. Semakin mudah dicerna karbohidrat yang Anda konsumsi, semakin banyak insulin yang diproduksi. Pada akhirnya, ini dapat menyebabkan resistensi insulin dan meningkatkan risiko diabetes tipe 2, kata Smith.

Tip: Karbohidrat kompleks lebih sulit dicerna tubuh, mencegah lonjakan gula darah yang menyebabkan pelepasan insulin. Kurangi makanan dan minuman manis untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil dan mengurangi risiko diabetes.

5. Otot Anda Bertambah Kuat

Makanan berupa karbohidrat sederhana, biasanya tidak atau kurang mengandung protein. Padahal, tubuh kita memerlukan protein untuk membangun otot. Dengan mengonsumsi protein dan nutrisi lainnya, Anda memberikan apa yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk otot, tanpa harus mencari tambahan kalori.

Tip: Jika Anda merasa lapar di antara waktu makan utama, cobalah mengganti makanan atau minuman manis yang selama ini menjadi andalan Anda dengan makanan tinggi protein. Protein adalah sumber eneegi yang sehat dan menjaga Anda tetap kenyang hingga sore hari.

Benarkah Diet Rendah Karbohidrat Efektif Mengontrol Berat Badan?

Benarkah Diet Rendah Karbohidrat Efektif Mengontrol Berat Badan?

Diet rendah karbohidrat belakangan banyak menjadi perbincangan karena dipercaya dapat menjaga bahkan menurunkan berat badan. Diet ini berfokus pada pengurangan karbohidrat dalam pola makan seseorang.

Sementara diet rendah karbohidrat ini memang  dapat membantu menurunkan berat badan, namun hal itu dapat menghilangkan nutrisi yang dibutuhkan tubuh jika dilakukan secara berlebihan.

Karbohidrat adalah pati, gula dan serat yang ditemukan paling banyak di serealia, biji-bijian, kacang-kacangan, buah dan sayuran, serta produk dari susu. Karbohidrat masuk dalam golongan makronutrients, yang berarti salah satu dari tiga jenis zat gizi utama – selain protein dan lemak – tubuh memperoleh energi, atau kalori, kata Paige Smathers, seorang ahli diet terdaftar berbasis Utah. The American Diabetes Association mencatat bahwa karbohidrat adalah sumber utama energi tubuh.

Sementara diet lainnya dapat memantau kalori atau gram dari lemak, diet rendah karbohidrat melacak karbohidrat bersih yang ditemukan dalam makanan. Sebagai informasi, tujuan pembatasan karbohidrat adalah untuk membakar cadangan lemak tubuh.

“Istilah ‘diet rendah karbohidrat’ pada dasarnya diterapkan untuk diet yang membatasi karbohidrat kurang dari 20 persen dari total asupan kalori, tetapi juga dapat merujuk ke diet yang hanya membatasi atau memantang karbohidrat kurang dari proporsi yang direkomendasikan (umumnya kurang dari 45 persen total energi yang berasal dari karbohidrat), “kata Dr Jennifer Fitzgibbon, ahli diet onkologi terdaftar di Stony Brook Hospital Cancer Center di New York.

Sejarah Diet Rendah Karbohidrat

Tren diet rendah karbohidrat dimulai pada 1972 dengan buku “Dr. Atkins ‘New Diet Revolution” oleh ahli jantung Robert Atkins, menurut Mayo Clinic.  Diet itu selanjutnya dijuluki Atkins ‘Diet dan merengkuh popularitas luar biasa di dunia. Buku, yang telah diperbarui dan direvisi beberapa kali, menjadi buku diet terlaris sepanjang masa, menurut sebuah artikel yang diterbitkan oleh British Medical Journal. Diet ini juga telah dibahas dalam banyak buku lainnya.

Inkarnasi terbaru dari diet rendah karbohidrat termasuk Zone Diet, Paleo Diet dan Eco-Atkins, tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama.

Manfaat dari Diet Rendah Karbohidrat

Diet rendah karbohidrat, menurut Fitzgibbon, digunakan untuk mengobati atau mencegah beberapa penyakit dan kondisi kronis, termasuk penyakit jantung, diabetes, hiperinsulinemia dan obesitas. Banyak penelitian telah dilakukan tentang manfaat dari jenis diet ini, dan banyak yang menunjukkan hasil positif.

Sebagai contoh, sebuah penelitian yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine menemukan bahwa subyek yang mengonsumsi diet rendah karbohidrat kehilangan berat badan lebih banyak dari subyek pada diet konvensional selama enam bulan pertama.

Studi lain oleh University of Pennsylvania Medical Center menemukan bahwa subyek penelitian dengan prevalensi tinggi diabetes atau sindroma metabolik kehilangan berat badan selama enam bulan menjalani diet pembatasan karbohidrat ketimbang pembatasan pada kalori dan diet membatasi lemak.

Pengujian pada subyek penelitian juga terjadi peningkatan sensitivitas insulin dan menurunnya trigliserida, bahkan setelah temuan itu disesuaikan dengan berat badan yang hilang.

Masalah dengan Diet Rendah Karbohidrat

Meskipun diet rendah karbohidrat berhasil untuk banyak orang, namun diet ini memiliki kelemahan. ‘Kelemahan terbesar’ dari diet ini adalah hal itu sering mengurangi karbohidrat sehat sebagaimana karbohidrat yang tidak sehat dan menggantikannya dengan daging tinggi lemak, keju, ikan dan unggas.

“Ada kesepakatan luas dan dukungan ilmiah yang baik bahwa karbohidrat yang diproses  (tepung putih yang digunakan untuk membuat kue, roti, permen, dan sebagainya) merupakan jenis karbohidrat  yang tidak sehat,” kata Dr. Dana S. Simpler, seorang internis yang praktik di Baltimore, Maryland.  “Pengurangan konsumsi diet karbohidrat yang tidak sehat merupakan ide bagus.”

“Namun, bukti terbaik yang didukung adalah bahwa diet kaya karbohidrat yang tidak diproses sangat sehat,” kata Simpler. “Karbohidrat yang tidak diolah mencakup buah-buahan, kacang-kacangan, biji-bijian, kentang yang tidak digoreng mengandung mentega atau krim asam, dan roti gandum dan pasta.”

Makan diet rendah karbohidrat dapat menyebabkan TOFI “thin-outside-fat-inside”, istilah yang dipakai Simpler merujuk pada pengertian ‘tipis di luar, tapi gemuk di dalam’.

Makan lemak dan daging dalam jumlah yang tidak terbatas dan hanya membatasi karbohidrat adalah praktik berbahaya yang banyak dikritisi profesional kesehatan terhadap Diet Atkins.

Penelitian telah menunjukkan pendekatan ini sangat tidak sehat. Misalnya, peneliti dari University of Alabama di Birmingham menemukan bahwa tikus gemuk yang diberi makan tinggi lemak, diet rendah karbohidrat memiliki serangan jantung lebih mematikan daripada tikus obesitas yang diberi diet rendah lemak.

Sejumlah orang mungkin mengurangi asupan karbohidrat dalam jumlah berlebihan. Tubuh membutuhkan karbohidrat yang akan digunakan untuk membuat energi. Tubuh membutuhkan serat yang terdapat pada karbohidrat untuk pencernaan, kesehatan usus besar dan kinerja insulin. Menurut University of Illinois, sistem saraf pusat, otak, ginjal, otot-otot dan jantung juga perlu karbohidrat untuk berfungsi dengan baik.

Mengurangi Karbohidrat Ternyata Menyehatkan

Mengurangi asupan karbohidrat bisa menyehatkan, asalkan karbohidrat yang tepat dikurangi dan pada tingkat yang sehat. Pertama, pelaku diet harus mempertimbangkan apa yang mereka kurangi. Karbohidrat yang diproses, digoreng dan bergula harus pergi, sementara kacang-kacangan, kedelai dan biji-bijian harus tetap menjadi bagian dari diet yang sehat.

Untuk menghindari pengurangan karbohidrat terlalu banyak, Dr. Liz Weinandy, seorang ahli diet di University Wexner Medical Center Ohio State, menyarankan untuk mengurangi karbohidrat sekitar 100 sampai 150 gram per hari atau 35 sampai 40 persen dari total kalori.

“Jumlahnya tentu saja tergantung pada individu, dan tingkat aktivitas mereka, usia dan kemampuan untuk memetabolisme karbohidrat,” kata Wexner.

Misalnya, seorang wanita yang biasanya mengonsumsi sekitar 1.400 kalori per hari hanya akan membutuhkan sekitar 125 gram karbohidrat sehari. Pemotongan karbohidrat lebih banyak dapat menyebabkan rendahnya tingkat energi dan meningkatnya rasa lapar.

Poin penting yang harus diingat tentang konsumsi karbohidrat adalah: Karbo mengandung gula. Nah jika tubuh mencerna gula terlalu banyak maka kerja insulin akan lebih capai. Gula yang berlebih akan ditimbun menjadi lemak yang menyebabkan obesitas dan pada akhirnya bisa memicu diabetes mellitus tipe 2.

Sebenarnya, ada cara gampang lho untuk mengurangi keinginan makan karbohidrat berlebih ini. Caranya adalah dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan.

Mengonsumsi SOYJOY di antara waktu makan diyakini dapat mengurangi hasrat makan karbohidrat lebih banyak, karena kandungan serat dan protein dalam SOYJOY membuat kenyang lebih lama.

Nah, mulailah kebiasaan pola makan sehat dengan mengonsumsi SOYJOY dua jam sebelum makan agar nafsu makan kamu terkendali.

Referensi: Live Science

Link: http://www.livescience.com/52769-low-carb-diet-facts.html