3 Fakta Unik Kedelai dan Kopi yang Jarang Diketahui

3 Fakta Unik Kedelai dan Kopi yang Jarang Diketahui

Di balik bentuknya yang kecil, ternyata manfaat kedelai dan kopi untuk kesehatan tubuh begitu besar!

Sebagai penikmat kedelai dan kopi setiap harinya, tahukah kamu kalau kedelai dan kopi mengandung banyak zat gizi, antioksidan dan zat aktif lainnya yang dapat bermanfaat baik untuk tubuh. Bukan sekedar menyehatkan, kacang kedelai dan kopi juga mudah ditemui di banyak hidangan makanan atau minuman lezat di Indonesia.

Yuk intip fakta unik yang jarang diketahui mengenai ragam manfaat dari kedelai dan kopi!

  1. Rahasia umur panjang

Tahukah kamu bahwa penyakit jantung koroner, stroke dan diabetes merupakan penyebab utama kematian di Indonesia 1 Data terbaru sejalan dengan rekomendasi para ahli saat ini untuk meningkatkan asupan kedelai dan kopi sebagai rahasia umur panjang. Kandungan isoflavon pada kedelai berperan penting dalam mengurangi semua risiko penyebab kematian akibat penyakit hingga 30%. 2,3 Selain itu, peminum kopi yang mengonsumsi kopi dalam jumlah sedang (2-3 cangkir), bahkan dengan sedikit gula, memiliki kemungkinan 30% lebih kecil terkena penyakit penyebab kematian dibandingkan dengan bukan peminum kopi. 2, 4

  1. Bantu Jaga Gula Darah

Kedelai merupakan jenis kacang-kacangan yang memiliki kandungan protein dan serat yang tinggi, selain itu rendah glikemik 5,6, yang penting untuk mengelola gula darah untuk penyandang diabetes. 9 dari 10 orang sehat yang sering mengonsumsi kedelai dan olahannya mempunyai risiko diabetes yang rendah 7

Kopi merupakan salah satu jenis minuman yang disukai oleh kebanyakan orang. Fakta menunjukkan bahwa semakin banyak konsumsi kopi berhubungan dengan risiko diabetes tipe 2 yang lebih rendah hingga 33%. Selain itu, setiap peningkatan konsumsi sebesar 2 cangkir kopi sehari, risiko diabetes berkurang hingga 12%, atau setiap peningkatan konsumsi kafein 200 mg/hari (max. 700 mg/hari), risiko diabetes berkurang hingga 14%.8

  1. Bantu Jaga Berat Badan

Melansir penjelasan para ahli merekomendasikan bahwa konsumsi kedelai dan kopi bantu turunkan berat badan dan lemak tubuh. Kedelai terbukti bantu turun berat badan dengan bantu tubuh kenyang lebih lama. Hal ini dikarenakan tingginya kandungan protein dan serat pada kedelai. Dengan kenyang lebih lama, maka kamu tidak akan mencoba mencari makanan atau camilan ekstra sepanjang hari, kamu mungkin mengonsumsi lebih sedikit kalori secara keseluruhan. Asupan kalori yang berlebihan merupakan kontributor utama kenaikan berat badan.

Sedangkan, kopi bantu tingkatkan metabolisme tubuh mu dalam membakar lemak tubuh. Hal ini dikarenakan kandungan utama dalam kopi, yaitu kafein. Faktanya, minum 1 cangkir kopi 3x sehari diketahui efektif bantu turunkan lemak tubuh. 9 Selain itu, data terbaru menunjukkan konsumsi kafein 30 menit sebelum olahraga bantu tingkatkan proses pembakaran lemak tubuh hingga 10-30%. 10

Jadi sudah tau fakta unik mengenai ragam manfaat dari kedelai dan kopi? Yuk #MakanSOYJOY!  SOYJOY mempunyai varian baru Mochachoco Cashew. Perpaduan kedelai, kopi, cokelat dan kacang mede membuat semakin semangat untuk jalani hari #KebaikanKedelai. Varian baru ini juga memiliki manfaat rendah GI. Kandungan kopi dan kafein ternyata secara ilmiah terbukti sebagai rahasia umur panjang, bantu jaga gula darah dan berat badan #Soylution

Referensi:

  1. WHO. (2021). Top 10 causes of death in Indonesia for both sexes aged all ages (2019). Geneva, World Health Organization. https://www.who.int/data/gho/data/themes/mortality-and-global-health-estimates/ghe-leading-causes-of-death
  2. Ding, Ming. (2016). The Associations Between Consumption of Coffee and Soy Food With Health Outcomes. Doctoral dissertation, Harvard T.H. Chan School of Public Health.
  3. Nakamoto, M., Otsuka, R., Tange, C., Nishita, Y., Tomida, M., Imai, T., … & Shimokata, H. (2021). Intake of isoflavones reduces the risk of all-cause mortality in middle-aged Japanese. European Journal of Clinical Nutrition, 75(12), 1781-1791.
  4. Liu, D., Li, Z. H., Shen, D., Zhang, P. D., Song, W. Q., Zhang, W. T., … & Mao, C. (2022). Association of Sugar-Sweetened, Artificially Sweetened, and Unsweetened Coffee Consumption With All-Cause and Cause-Specific Mortality: A Large Prospective Cohort Study. Annals of Internal Medicine.
  5. Nurdin NM, Navratilova HF, Ekawidyani KR, Pratiwi D & Kurniawan MY. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan, 15(3), 125-132.
  6. Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., Pratiwi, D., & Kurniawan, M. Y. (2022). Soy flour snack bars lower glycaemic response in type 2 diabetes mellitus subjects: A randomised cross-over design. Mal J Nutr, 28(2), 163-175.
  7. Tang, J., Wan, Y., Zhao, M., Zhong, H., Zheng, J. S., & Feng, F. (2020). Legume and soy intake and risk of type 2 diabetes: A systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. The American journal of clinical nutrition, 111(3), 677-688.
  8. Jiang, X., Zhang, D., & Jiang, W. (2014). Coffee and caffeine intake and incidence of type 2 diabetes mellitus: a meta-analysis of prospective studies. European journal of nutrition, 53(1), 25-38
  9. Bakuradze, T., Parra, G. A. M., Riedel, A., Somoza, V., Lang, R., Dieminger, N., … & Richling, E. (2014). Four-week coffee consumption affects energy intake, satiety regulation, body fat, and protects DNA integrity. Food Research International, 63, 420-427.
  10. Ramírez-Maldonado, M., Jurado-Fasoli, L., Del Coso, J., R. Ruiz, J., & Amaro-Gahete, F. J. (2021). Caffeine increases maximal fat oxidation during a graded exercise test: is there a diurnal variation?. Journal of the International Society of Sports Nutrition, 18(1), 5.
Game-Changer Capai Berat Badan Ideal #JalaninBarengSOYJOY

Game-Changer Capai Berat Badan Ideal #JalaninBarengSOYJOY

KAGET berat badanmu lebih berat dari tahun sebelumnya?

Kebanyakan orang sudah mengalami fakta ini, bukan  hanya berat badan yang meningkat, lingkar pinggang juga terus melebar. Pembenaran klasik kenaikan berat badan adalah pertanda bahagia atau biasa disebut happy weight. Namun apakah happy weight =   healthy weight? Selama itu berat badan ideal, no worries…….

Yuk pahami 3 hal berikut untuk capai berat badan ideal yang sehat!

1. Pahami apa yang kamu makan

“Kamu adalah apa yang kamu makan”

Jika makananmu sehat maka kamu pun sehat. Makanan sehat adalah makanan yang memberikan manfaat baik untuk tubuh. Beruntunglah kita sebagai orang Asia, ada fakta bahwa makan kedelai  dapat bantu menurunkan berat badan, lingkar pinggang, lemak tubuh dan index masa tubuh (IMT) orang yang memiliki berat badan berlebih.1 Ternyata konsumsi kedelai >3x sehari dalam seminggu

kurangi risiko obesitas hingga 130%. 2 Hal tersebut karena  kedelai  tinggi akan protein, isoflavon dan serat.

2. Pahami indeks masa tubuh (IMT) dan lingkar pinggang-mu

Indeks massa tubuh adalah angka yang menjadi penilaian standar untuk menentukan apakah status gizi  kamu tergolong normal, kurang, berlebih, atau obesitas. (IMT) didasarkan pada tinggi dan berat badan Jika kamu berotot akan lebih tepat jika mengukur status gizi menggunakan lingkar pinggang, bukan IMT. Cukup ambil pita pengukur dan letakkan di pinggang kamu, tepat di atas pusar. Jika ukuran pinggang lebih dari 80 cm (untuk wanita) atau 90 inci (untuk pria), inilah saatnya untuk mengambil tindakan. 3

Faktanya, semakin besar ukuran lingkar pinggang mengindikasikan lemak perut berlebihan, yang memicu masalah kesehatan yang serius seperti serangan jantung. 3

3. Atur pola makan dan aktivitas fisik

Fakta menunjukkan bahwa orang obesitas berisiko 3.3x untuk menderita diabetes, jantung dan dll 4

Cara terbaik untuk capai berat badan ideal adalah dengan perubahan kebiasaan pola makan dan olahraga.  Fokus pada progress harian, dimulai dari hal kecil misalkan mengganti dengan camilan berkualitas dan sehat serta rajin jalan kaki., Ketika kamu sedang melakukan program penurunan berat badan, mereka yang patuh  mengikuti pola makan sehat dan olahraga mengalami penurunan berat badan hingga 6 kg selama 3 bulan. Selain itu, kontrol gula darah juga membaik. 5

For bold wristwear, many choose hublot for sale due to their strong presence and unique look.

Happy weight bukan berarti healthy weight yaaa. Yuk terapin 3 game-changer untuk capai berat badan ideal yang sehat! Yuk #MakanSOYJOY!  SOYJOY, satu-satunya bar dengan #KebaikanKedelai utuh yang tinggi serat, tinggi protein 6, dan dicerna perlahan dalam tubuh, bantu kenyang lebih lama dan jaga gula darah, jadi #Soylution praktis sebagai camilan alternatif harian!

Referensi:

  1. Mu, Y., Kou, T., Wei, B., Lu, X., Liu, J., Tian, H., … & Wang, Q. (2019). Soy products ameliorate obesity-related anthropometric indicators in overweight or obese Asian and non-menopausal women: a meta-analysis of randomized controlled trials. Nutrients, 11(11), 2790.
  2. Wang, X., He, T., Xu, S., Li, H., Wu, M., Lin, Z., … & Zhu, Y. (2022). Soy Food Intake Associated with Obesity and Hypertension in Children and Adolescents in Guangzhou, Southern China. Nutrients, 14(3), 425.
  3. P2PTM. (2018). Cek Lingkar Perut Anda. http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/cek-lingkar-perut-anda
  4. Budhiarta, A. G. (2008). Peran Penurunan Berat Badan Terhadap Kadar Plasminogen Activator-1 pada Obesitas Abdominal. J Peny Dalam, 7(3), 162-167.
  5. Nugroho, P. S., & Fahrurodzi, D. S. (2018). Risiko obesitas terhadap diabetes melitus di Indonesia; studi data Indonesian family life survey V. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia, 5(3).
  6. Nurdin NM, Navratilova HF, Ekawidyani KR, Pratiwi D & Kurniawan MY. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan, 15(3), 125-132.
3 Kesalahan ini Sering Dialami Pemula #DefisitKalori !

3 Kesalahan ini Sering Dialami Pemula #DefisitKalori !

Apakah kamu sering mendengar istilah #DefisitKalori?

Defisit kalori terjadi ketika jumlah kalori yang kamu konsumsi dalam sehari lebih kecil dari jumlah kalori yang kamu bakar. Hal ini umumnya di lakukan untuk mempertahankan berat badan mereka selama jangka waktu tertentu. Seiring waktu, pengurangan kalori ini dapat menyebabkan penurunan berat badan. Akan tetapi, banyak orang yang salah kaprah dengan cara atur pola makan #DefisitKalori!

Yuk intip apa aja kesalahan yang sering dialami pemula ketika melakukan #DefisitKalori!

1. Membatasi asupan kalori berlebihan

Secara umum, kebutuhan kalori per hari rata-rata pria dewasa adalah 2.450 kalori, sedangkan perempuan dewasa adalah sekitar 2.000 kalori. 1 Namun, ketika melakukan #DefisitKalori!, orang cenderung hanya makan sedikit atau mengurangi asupan makan secara drastis. Faktanya, kebiasaan diet ekstrim dengan cara membatasi asupan kalori berlebihan, atau makan sedikit-dikitnya dapat menyebabkan metabolisme tubuh melambat.2,3,4 Tahukah kamu, kondisi ini dapat menurunkan jumlah kalori yang dibakar tubuh hingga 23%. 4 Itulah mengapa, >80% orang yang berhasil turun berat badan mengalami kenaikan kembali! 4

Selain itu, pola makan #DefisitKalori! dapat menyebabkan penurunan masa otot. Terlebih lagi, kehilangan masa otot ini diakibatkan karena kurangnya asupan protein harian. Tahukah kamu, meningkatkan asupan protein dan olahraga ketika melakukan #DefisitKalori!, dapat mengurangi risiko kehilangan masa otot. 5 Daging ayam, telur, susu dan makanan berbahan dasar kacang kedelai (tempe, tahu) merupakan sumber protein alternatif yang bagus untuk tubuh.

2. Makan asal jenis makanan

“Kamu adalah Apa yang Kamu Makan!”

Tahukah kamu, 95.5% orang Indonesia melakukan diet tidak sehat! Contohnya, ketika menerapkan pola makan #DefisitKalori! mereka cenderung asal dalam memilih jenis makanan. Karena orang cenderung berpikir bahwa selama jumlah asupan kalori yang dikonsumsi sedikit, jenis makanan tidak perlu diperhatikan. Faktanya, orang Indonesia banyak mengonsumsi makanan tinggi gula, garam dan lemak. Oleh karena itu 1 dari 5 orang dewasa Indonesia, 1 dari 5 anak berusia 5-12 tahun, dan 1 dari 7 remaja berusia 13-18 tahun mengalami kelebihan berat badan (overweight dan obese). 6

Tahukah kamu, konsumsi makanan yang mengandung tinggi protein dan rendah glikemik, bantu kamu peroleh penurunan berat badan secara sehat dan kenyang lebih lama, hingga bantu mencegah kamu untuk naik berat badan kembali selama 3 tahun menjalani program penurunan berat badan. 7,8

3. Mager gerak

Tahukah kamu, penyebab berat badan tak kunjung turun meski sudah #DefisitKalori?

Alasan umum yang kamu harus tau adalah ketika melakukan #DefisitKalori! orang cenderung hanya fokus untuk mengurangi asupan kalori, tapi melupakan olahraga, alias mager gerak. Faktanya, persentase penduduk Indonesia yang mager gerak meningkat menjadi 33.5% di tahun 2018. DKI Jakarta merupakan kota dengan persentase orang mager terbanyak di Indonesia (47.8%). 6 Yuk jangan lupa olahraga minimal 30 menit sehari

Jadi sudah tau apa aja kesalahan yang sering dialami pemula ketika melakukan #DefisitKalori!  Yuk #MakanSOYJOY!  SOYJOY, satu-satunya bar dengan #KebaikanKedelai utuh yang tinggi serat, tinggi protein 8,9, dan dicerna perlahan dalam tubuh, bantu kenyang lebih lama, jadi #Soylution praktis sebagai camilan harian alternatif guna penuhi kebutuhan protein kamu!

Referensi:

  1. Kemenkes, R. I. (2019). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 28 tahun 2019 tentang angka kecukupan gizi yang dianjurkan untuk masyarakat Indonesia. Jakarta, Kemenkes RI.
  2. Müller, M. J., & Bosy‐Westphal, A. (2013). Adaptive thermogenesis with weight loss in humans. Obesity, 21(2), 218-228.
  3. Fothergill, E., Guo, J., Howard, L., Kerns, J. C., Knuth, N. D., Brychta, R., … & Hall, K. D. (2016). Persistent metabolic adaptation 6 years after “The Biggest Loser” competition. Obesity, 24(8), 1612-1619.
  4. Rosenbaum, M., & Leibel, R. L. (2010). Adaptive thermogenesis in humans. International journal of obesity, 34(1), S47-S55.
  5. Cava, E., Yeat, N. C., & Mittendorfer, B. (2017). Preserving healthy muscle during weight loss. Advances in nutrition8(3), 511-519.
  6. Kemenkes, R. I. (2018). Laporan hasil riset kesehatan dasar (riskesdas) Indonesia tahun 2018. Riset Kesehatan Dasar, 2018, 182-183.
  7. Zhu, R., Fogelholm, M., Larsen, T. M., Poppitt, S. D., Silvestre, M. P., Vestentoft, P. S., … & Raben, A. (2021). A high-protein, low glycemic index diet suppresses hunger but not weight regain after weight loss: results from a large, 3-years randomized trial (PREVIEW). Frontiers in nutrition, 249.
  8. Waliłko, E., Napierała, M., Bryśkiewicz, M., Fronczyk, A., & Majkowska, L. (2021). High-Protein or Low Glycemic Index Diet—Which Energy-Restricted Diet Is Better to Start a Weight Loss Program?. Nutrients13(4), 1086.
  9. Nurdin NM, Navratilova HF, Ekawidyani KR, Pratiwi D & Kurniawan MY. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan15(3), 125-132.
  10. Dukariya G, Shah S, Singh G, & Kumar A (2020). Soybean and its products: nutritional and health benefits. J Nut Sci Heal Diet 1(2): 22-29
Kenali Makanan “Diabetes Friendly”, Solusi Baik #JagaGulaDarah !

Kenali Makanan “Diabetes Friendly”, Solusi Baik #JagaGulaDarah !

Mencari tahu makanan terbaik untuk dimakan ketika kamu menderita diabetes tidaklah sulit. Secara sederhana, diabetasi harus dapat menjaga kadar gula darah normal seharian. Penting juga untuk makan makanan yang membantu mencegah komplikasi diabetes seperti penyakit jantung. Sehingga, apa yang kamu konsumsi memiliki peran utama dalam mengelola diabetes.

Berikut adalah makanan terbaik untuk penderita diabetes, baik tipe 1 maupun tipe 2 #JagaGulaDarah

1. Kacang kedelai

Kacang kedelai merupakan makanan yang terjangkau, bergizi, dan sangat sehat (superfood). Kacang kedelai adalah jenis kacang-kacangan yang kaya akan protein, lemak baik, vitamin B1, B9 dan K, mineral bermanfaat (kalsium, kalium, zat besi, natrium, seng, magnesium dan phospor), isoflavon dan serat. 1,2

Selain itu, kacang kedelai juga memiliki indeks glikemik yang sangat rendah 3, yang penting untuk mengelola gula darah untuk penyandang diabetes. 4 Faktanya, rutin mengonsumsi kedelai dapat menurunkan risiko diabetes melitus tipe 2. Para ahli menemukan bahwa 8 dari 10 orang yang sering mengonsumsi kedelai mempunyai risiko diabetes yang rendah. 4 Hingga 92% orang terlindungi dari diabetes juga ditemukan pada orang yang sering mengonsumsi susu kedelai dan tahu. 5

2. Sayuran hijau

Tahukah kamu, sayuran berdaun hijau sangat bergizi dan rendah kalori! Selain itu, sayuran hijau merupakan karbohidrat complex sehiingga dicerna perlahan oleh tubuh dan tidak akan mempengaruhi kadar gula darah secara signifikan. Contohnya, kamu dapat memilih sayuran hijau seperti bayam dan kangkung, atau sayuran hijau lainnya. Selain tinggi serat, sayuran hijau juga merupakan sumber yang baik dari banyak vitamin dan mineral, termasuk vitamin C.

Beberapa data menunjukkan bahwa penyandang diabetes memiliki kadar vitamin C yang lebih rendah daripada orang tanpa diabetes. Faktanya, penyandang diabetes memiliki kebutuhan vitamin C yang lebih besar, dibandingkan dengan orang normal. 6

Hal ini dikarenakan, ketika mengalami diabetes, tubuh mengalami peradangan tingkat rendah yang disebabkan oleh tidak optimalnya fungsi jaringan lemak dan adanya resistensi insulin. Oleh karena itu, kebutuhan vitamin C pada orang diabetes lebih besar.

3. Telur

Tahukah kamu bahwa telur terbukti dapat membantu jaga gula darah dan memperbaiki profil lemak dalam tubuh! Faktanya, telur adalah makanan rendah karbohidrat dan memiliki indeks glikemik yang sangat rendah. 7

Berdasarkan data tahun 2019, mereka yang makan sarapan dengan telur dapat membantu penyandang diabetes mengelola kadar gula darah sepanjang hari. 7,8

Jadi sudah tau solusi baik #JagaGulaDarah? Yuk #MakanSOYJOY!  SOYJOY, satu-satunya bar dengan #KebaikanKedelai utuh yang tinggi serat, tinggi protein 3,8, dan dicerna perlahan dalam tubuh, bantu jaga gula darah, jadi #Soylution baik sebagai camilan alternatif harian untuk penyandang diabetes!

Referensi:

  1. Kelly E, Ullman S & Hodgson L. (2021). Diet for People Living with Diabetes: The Best Foods to Choose and More. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/16-best-foods-for-diabetics
  2. Etiosa OR, Chika NB & Benedicta A. (2017). Mineral and proximate composition of soya bean. Asian Journal of Physical and Chemical Sciences4(3), 1-6.
  3. Nurdin NM, Navratilova HF, Ekawidyani KR, Pratiwi D & Kurniawan MY. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan15(3), 125-132.
  4. Nurdin, N. M., Navratilova, H. F., Ekawidyani, K. R., Pratiwi, D., & Kurniawan, M. Y. (2022). Soy flour snack bars lower glycaemic response in type 2 diabetes mellitus subjects: A randomised cross-over design. Mal J Nutr28(2), 163-175.
  5. Tang, J., Wan, Y., Zhao, M., Zhong, H., Zheng, J. S., & Feng, F. (2020). Legume and soy intake and risk of type 2 diabetes: A systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. The American journal of clinical nutrition, 111(3), 677-688.
  6. Wilson R, Willis J, Gearry R, Skidmore P, Fleming E, Frampton C & Carr A. (2017). Inadequate vitamin C status in prediabetes and type 2 diabetes mellitus: Associations with glycaemic control, obesity, and smoking. Nutrients, 9(9), 997.
  7. Njike, V. Y., Ayettey, R. G., Rajebi, H., Treu, J. A., & Katz, D. L. (2016). Egg ingestion in adults with type 2 diabetes: effects on glycemic control, anthropometry, and diet quality—a randomized, controlled, crossover trial. BMJ Open Diabetes Research and Care4(1), e000281.
  8. Chang CR, Francois ME & Little JP. (2019). Restricting carbohydrates at breakfast is sufficient to reduce 24-hour exposure to postprandial hyperglycemia and improve glycemic variability. The American journal of clinical nutrition, 109(5), 1302-1309.
  9. Dukariya G, Shah S, Singh G, & Kumar A (2020). Soybean and its products: nutritional and health benefits. J Nut Sci Heal Diet 1(2): 22-29
Mengenal Kalap Makan, Begini Solusi #KenyangLebihLama !

Mengenal Kalap Makan, Begini Solusi #KenyangLebihLama !

Kalap makan (makan berlebihan) sering terjadi tanpa kamu sadari. Kondisi atau acara seperti reuni keluarga, liburan, merasa bosan dan stres dan banyak distraksi (menonton TV, bekerja, bermain sosial media) 1 sering menjadi penyebab kamu kalap makan. Para ahli berpendapat jika kamu dapat mengetahui hal-hal yang memicu kalap makan, hal ini dapat membantu kamu mengelola rasa lapar atau kenyang, sehingga dapat menghindari konsumsi kalori berlebih harian.

Ingin tahu rahasia khusus anti kalap makan agar dapat mengatur pola hidup yang mendukung #KenyangLebihLama! Berikut tips selengkapnya.

1. Ciptakan lingkungan (ruang TV, tempat kerja/kamar) dengan pilihan makanan sehat

Langkah pertama yang harus dilakukan agar mendapatkan kualitas makan harian yang baik (3x makan utama, 2x selingan), persiapkan lingkungan kerja/kamar yang nyaman. Langkah ini bisa dilakukan dengan menaruh pilihan makanan atau cemilan sehat yang bantu kamu #KenyangLebihLama seperti makanan tinggi protein dan serat: kedelai, telur, daging ayam dan susu. 2 Selain itu, jauhkan makanan ringan tapi menyumbang kalori harian yang tinggi untuk di konsumsi seperti keripik, pasta, es krim, kue kering dll.

Faktanya 3, remaja Indonesia tidak cukup mengonsumsi protein, sayuran dan buah. Akan tetapi banyak mengonsumsi makanan sumber garam dan fast food seperti kentang goreng, donat dan ayam goreng. Berdasarkan data, remaja Indonesia mengonsumsi makanan fast food 27.9x per bulan atau secara tidak sadar mengonsumsi 263 kalori berlebih setiap harinya.

2. Mindful eating

“Matikan TV, letakkan handphone/ponsel kamu dan fokuslah pada makanan kamu!”

Faktanya, 52% orang mengalami kalap makan ketika makan bersamaan dengan menonton TV. 4

Oleh karena itu, dengan mindful eating dapat membantu kamu menyadari rasa kenyang.

3. Cukup tidur (istirahat)

Tidur meningkatkan hampir setiap sistem dalam tubuh kita, dan ketika kita tidak cukup tidur/beristirahat, tubuh kita tidak berfungsi secara optimal. Berdasarkan data, ketika seseorang tidur kurang dari 78 jam yang direkomendasikan per malam, tubuh akan merasa lebih lapar keesokan harinya, dan meningkatkan risiko untuk kalap makan.

Faktanya, orang yang kelelahan (kurang tidur) susah mengontrol nafsu makan. Sehingga, secara tidak sadar mengonsumsi hingga 385 kalori extra per hari. 5 Jika kamu khawatir bahwa pilihan camilan kamu dapat memengaruhi rutinitas tidur, cobalah mengonsumsi makanan yang bantu tingkatkan kualitas tidur kamu, seperti kedelai. Studi menemukan bahwa orang yang mengonsumsi kedelai mempunyai kualitas tidur 2.5x lebih baik daripada yang tidak mengonsumsi kedelai. 6

Jadi sudah siap terapkan rahasia khusus anti kalap makan?! Yuk #MakanSOYJOY!  SOYJOY, satu-satunya bar dengan #KebaikanKedelai utuh yang tinggi serat, tinggi protein 8,9, dan dicerna perlahan dalam tubuh, bantu kenyang lebih lama, jadi #Soylution praktis sebagai camilan harian!

Referensi:

  1. Zelman KM. (2005). Getting Over Overeating. [online] Available at: https://www.webmd.com/diet/obesity/features/getting-over-overeating
  2. Maeta, A., Katsukawa, M., Hayase, Y., & Takahashi, K. (2022). Comparisons of Soybean and Wheat; in the Focus on the Nutritional Aspects and Acute Appetite Sensation. Foods, 11(3), 389
  3. Rachmi, CN, Jusril H, Ariawan I, Beal T & Sutrisna A. (2021). Eating behaviour of Indonesian adolescents: a systematic review of the literature. Public Health Nutrition, 24(S2), s84-s97.
  4. Chapman CD, Nilsson VC, Thune HÅ, Cedernaes J, Le-Grevès M, Hogenkamp PS, Benedict C & Schiöth HB (2014). Watching TV and food intake: the role of content. PLoS One, 9(7), e100602.
  5. Al Khatib, H. K., Harding, S. V., Darzi, J., & Pot, G. K. (2017). The effects of partial sleep deprivation on energy balance: a systematic review and meta-analysis. European journal of clinical nutrition, 71(5), 614-624.
  6. Nisar M, Mohammad RM, Arshad A, Hashmi I, Yousuf SM & Baig S. (2019). Influence of dietary intake on sleeping patterns of medical students. Cureus, 11(2).
  7. Nurdin NM, Navratilova HF, Ekawidyani KR, Pratiwi D & Kurniawan MY. (2020). Soy Flour-Based Snack Bar as Potential Snack Alternative for Diabetes Mellitus. Jurnal Gizi dan Pangan15(3), 125-132.
  8. Dukariya G, Shah S, Singh G, & Kumar A (2020). Soybean and its products: nutritional and health benefits. J Nut Sci Heal Diet 1(2): 22-29