by gl75FKPUUayArC | Mar 26, 2019 | Healthy Living
Kedelai adalah salah satu bahan pangan nabati yang kaya kandungan protein sehingga besar manfaatnya bagi kesehatan.
Kedelai merupakan pangan nabati yang memiliki protein lengkap, yang berarti mengandung sembilan asam amino esensial (yang tak bisa diproduksi tubuh sehingga diperlukan asupan dari makanan).
Kedelai merupakan sumber protein yang penting bagi banyak orang, terutama penganut pola makan yang tidak mengandung produk hewani atau pola makan vegetarian. Menurut data Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), 90 gram kedelai hijau yang dimasak mengandung 127 kilokalori (kkal), 11,12 g protein, 5,76 g lemak, 9,95 g karbohidrat, dan 3,8 g serat.
Kandungan Gizi Dalam Kedelai

Kacang kedelai merupakan jenis kacang-kacangan rendah lemak jenuh dan tinggi protein, vitamin C, dan folat. Bahan pangan ini juga sumber serat, kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, potasium, dan tiamin yang baik.
Kandungan nutrisi dari produk kedelai bisa berbeda, bergantung bagaimana pangan itu diproses dan bahan-bahan apa saja yang ditambahkan. Bagi vegetarian, vegan, dan mereka yang menghindari atau alergi terhadap susu dan produk olahan dari susu, protein kedelai sering menjadi sumber protein utama.
Produk protein kedelai menawarkan manfaat bagi wanita dalam berbagai tahap kehidupan. Manfaatnya termasuk perbaikan pola makan dan status kardiovaskular, pencegahan jenis kanker tertentu, peningkatan kesehatan setelah menopause, hingga pencegahan dan pengendalian obesitas.
Bidang penelitian protein kedelai telah meningkat popularitasnya dalam beberapa tahun terakhir. Upaya penelitian di masa depan kemungkinan akan mencakup lebih banyak kemajuan ilmiah terkait penggunaan kedelai dalam makanan.
Berat Badan Seimbang dan Jantung Sehat

Studi menunjukkan bahwa diet tinggi protein dapat membantu penurunan berat badan, bahkan tanpa membatasi kalori atau nutrisi. Beberapa penelitian bahkan menunjukkan bahwa protein kedelai dapat meningkatkan penurunan berat badan seefektif protein hewani.
Satu penelitian pada orang yang mengidap diabetes dan obesitas menunjukkan bahwa penggantian makanan berbasis protein kedelai mungkin lebih unggul daripada diet penurunan berat badan standar. Mereka yang mengonsumsi makanan pengganti protein kedelai dapat menurunkan berat badan rata-rata 2 kg lebih banyak daripada yang mengikuti diet standar.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa menambahkan protein kedelai ke dalam makanan dapat memberikan berbagai manfaat kesehatan. Makanan berbahan dasar kedelai tampaknya memiliki efek positif pada kesehatan jantung. Dalam ulasan 35 studi, konsumsi kedelai menurunkan kolesterol jahat (LDL) dan meningkatkan kolesterol baik (HDL).
Ulasan lain menunjukkan bahwa mengganti protein hewani dengan 25 gram atau lebih protein kedelai dapat menurunkan kolesterol total, kolesterol jahat LDL dan kadar trigliserida.
Banyak penelitian pengamatan (observasi) telah melihat efek perlindungan dari diet tinggi kedelai. Beberapa studi observasi menunjukkan bahwa mengonsumsi makanan kedelai dapat mengurangi risiko kanker prostat pada pria lanjut usia.
Nah, jangan ragu menambahkan kedelai sebagai sumber protein nabati yang murah namun kaya manfaat bagi kesehatan, misalnya SOYJOY, yang terbuat dari kedelai utuh dan mengandung segala kebaikan kedelai. SOYJOY hadir sebagai #Soylution, solusi dari kebaikan kedelai untuk hidup lebih sehat. SOYJOY bisa dikonsumsi kapan saja, baik saat perjalanan ke kantor atau selagi kamu sedang asik bekerja. Kandungan protein dan serat menjagamu kenyang lebih lama hingga tidak kalap saat jam makan utama tiba. SOYJOY, solusi gaya hidup sehat.

Referensi:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/320472.php
https://www.healthline.com/nutrition/soy-protein-good-or-bad#benefits
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1595159/
by gl75FKPUUayArC | Mar 26, 2019 | Healthy Living
Meski memiliki banyak manfaat kesehatan dan merupakan sumber protein yang mudah didapat, kedelai tak lepas dari mitos yang beredar luas di masyarakat. Apa saja di antaranya?
Kedelai merupakan bahan pangan yang bukan saja mengandung protein nabati lengkap, namun juga mengandung serat, vitamin, mineral hingga isoflavon yang memberikan banyak manfaat kesehatan. Bagi mereka yang menganut diet vegan (tidak mengonsumsi produk hewani), kedelai bahkan menjadi sumber protein nabati utama yang dapat diandalkan.
Meski memiliki banyak manfaat kesehatan dan merupakan sumber protein nabati yang murah dan mudah didapat, kedelai tak lepas dari mitos yang beredar luas di masyarakat. Mitos itu misalnya makan kedelai bisa membuat pria feminin karena kedelai mengandung fitoestrogen, yang mirip dengan hormon estrogen.
Nah, apa lagi mitos tentang kedelai? Kami merangkum dalam paparan berikut ini terkait mitos vs. fakta tentang kedelai:
1. Mitos: Kedelai memicu kanker payudara

Fakta: Penelitian tentang kedelai menunjukkan hal yang berbeda antara penelitian pada manusia dan penelitian pada hewan. Dalam beberapa penelitian pada hewan, tikus yang terpapar dosis tinggi senyawa yang ditemukan dalam kedelai yang disebut isoflavon menunjukkan peningkatan risiko kanker payudara. Hal ini diduga karena isoflavon dalam kedelai dapat bertindak seperti estrogen dalam tubuh, dan peningkatan estrogen telah dikaitkan dengan jenis kanker payudara tertentu. Tapi tikus memproses kedelai secara berbeda dari manusia, dan hasil yang sama tidak terlihat pada manusia.
Kenyataannya, penelitian pada manusia, efek estrogen dari kedelai malah dapat mengurangi risiko kanker payudara. Meta analisis dari 8 penelitian (1 cohort, 7 case–control) pada masyarakat ras Asia dan Asia Amerika, melihat hubungan konsumsi kedelai dengan risiko terkena kanker payudara. Penelitian ini menunjukkan, semakin tinggi konsumsi kedelai (20 mg isoflavon per hari), maka semakin turun risiko terkena kanker payudara.
2. Mitos: Pria bisa feminin jika mengonsumsi kedelai

Fakta: Kekhawatiran tentang aktivitas fitoestrogen pada kedelai membuat sejumlah orang khawatir bahwa produk kedelai dapat menurunkan testosteron pria, tetapi studi klinis tidak mendukung ketakutan ini. Sebaliknya, pria bahkan mendapat manfaat dari mengonsumsi kedelai karena dapat mengurangi risiko kanker prostat.
3. Mitos: Kedelai bukan sumber protein yang baik

Fakta: Kenyataannya, kedelai memiliki protein yang cukup lengkap, artinya mengandung asam amino esensial yang harus kita dapatkan dari makanan karena tidak dapat dibuat oleh tubuh. Secangkir kedelai yang dimasak mengandung sekitar 22 gram protein, hampir setara dengan satu porsi steak.
4. Mitos: Kedelai bisa mengganggu kesuburan

Fakta: Kandungan fitoestrogen pada kedelai sempat menimbulkan kekhawatiran terkait gangguan kesuburan. Sebuah penelitian tahun 2008 menemukan bahwa senyawa fitoestrogen pada kedelai dapat mengurangi kesuburan pada tikus betina. Namun, hubungan ini tidak signifikan dan terjadi pada hewan. Sebagian besar penelitian lain menunjukkan bahwa makan kedelai dalam jumlah sedang bahkan dapat membantu meningkatkan peluang kehamilan pada perempuan.
Salah satu studi jangka panjang yang paling signifikan, yaitu Nurses’ Health Study II (NHS II), menemukan bahwa wanita yang mengonsumsi protein hewani dalam jumlah lebih besar cenderung memiliki masalah kesuburan. Para peneliti menyimpulkan: menambahkan satu porsi kacang polong, kacang tanah, tahu dan kacang kedelai dapat melindungi dari infertilitas.
5. Mitos: Mengonsumsi protein kedelai tidak berpengaruh pada penurunan kadar kolesterol

Fakta: Dua belas negara di seluruh dunia telah mengadopsi klaim kesehatan yang menyatakan bahwa mereka percaya bahwa protein kedelai memiliki efek menurunkan kolesterol. Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) Amerika Serikat, bersama dengan 11 negara lain di seluruh dunia, menyetujui klaim kesehatan untuk protein kedelai dan kemampuannya dalam menurunkan penyakit jantung koroner berdasarkan efek penurun kolesterol yang dimiliki protein kacang-kacangan.
6. Mitos: Makanan berbasis kedelai dapat menyebabkan hipotiroidisme

Fakta: Studi klinis menunjukkan bahwa produk kedelai tidak menyebabkan hipotiroidisme. Kedelai tidak mempengaruhi fungsi tiroid pada orang sehat dan tidak perlu dihindari oleh mereka yang minum obat untuk hipotiroidisme. Lebih dari 20 studi klinis menunjukkan bahwa isoflavon tidak mempengaruhi fungsi tiroid pada orang sehat.
Poinnya adalah, jangan takut untuk mengonsumsi kedelai. Menikmati makanan berbahan dasar kedelai dalam jumlah cukup memberikan lebih banyak manfaat daripada risikonya terhadap kesehatan dan gizi secara keseluruhan.
Nah, jangan takut untuk mengonsumsi kedelai. Jika harimu sibuk, cobalah konsumsi SOYJOY, camilan ringan yang mengandung kedelai utuh. SOYJOY hadir sebagai #Soylution; sebuah solusi dari kebaikan kedelai untuk hidup lebih sehat. Dengan kandungan nutrisi yang baik, SOYJOY dapat menjadi #Soylution untuk kamu dalam menjalani gaya hidup sehat.
Referensi:
https://www.huffpost.com/entry/soy-myths_n_5571272
https://www.health24.com/Diet-and-nutrition/Healthy-foods/3-myths-about-soy-that-you-should-stop-believing-right-now-20180226
http://www.soyfoods.org/myth
by gl75FKPUUayArC | Mar 21, 2019 | Healthy Living
Kalau Anda sedang mencari camilan sehat, jangan ragu untuk memilih kacang kedelai. Pasalnya, jenis kacang yang satu ini mengandung nutrisi lengkap yang baik untuk tubuh. Diam-diam, kedelai menyimpan segudang fakta menarik yang patut untuk disimak, lho. Yuk, cari tahu lewat ulasan berikut ini.
1. Sumber protein nabati terbaik
Banyak orang memiliki persepsi bahwa asupan protein bisa diperoleh dengan mengkonsumsi daging merah, tapi Anda harus tetap berhati-hati mengonsumsinya. Pasalnya, kebanyakan sumber dari protein hewani mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh.
Ini yang sangat bertolak belakang dengan protein nabati seperti yang terdapat pada kedelai. Kedelai mengandung lemak baik yang jauh lebih sehat. Maka, tidak diragukan lagi kalau kedelai bisa memenuhi asupan lemak yang dibutuhkan tubuh dengan cara yang lebih sehat. Mengkonsumsi kedelai justru dapat membantu menurunkan kadar kolesterol darah.

Sementara itu, Kacang kedelai merupakan sumber protein berkualitas tinggi. Ini karena kedelai mengandung semua jenis asam amino esensial. Asam amino esensial adalah jenis asam amino yang dibutuhkan tubuh, tetapi tidak bisa diproduksi sendiri, sebab itu perlu didatangkan dari luar melalui makanan.
Dilihat dari kandungan gizinya, setiap 100 gram kedelai mengandung 17 gram protein yang baik untuk membangun otot tubuh. Itulah mengapa, kacang kedelai menjadi sumber protein nabati yang paling baik.
2. Membuat kenyang lebih lama
Bagi Anda yang ingin mendapatkan tubuh yang sehat , menjaga pola makan adalah salah satu kunci utama, kacang kedelai bisa menjadi pilihan snack sehat untuk Anda. Ini karena kacang kedelai termasuk jenis kacang-kacangan yang memiliki Kandungan serat yang tinggi, serat pada kedelai dicerna perlahan oleh tubuh sehingga membuat kenyang lebih lama. Alhasil, Anda dapat mengatur porsi makan saat makan besar agar tidak berlebih. Itu sebabnya, konsumsi kedelai dapat menjadi solusi agar terhindar dari obesitas.
3. Menjaga kadar gula darah tetap stabil
Kacang kedelai termasuk salah satu makanan yang sangat bermanfaat untuk menjaga gula darah tetap stabil. Hal ini dipengaruhi oleh kadar indeks glikemik kedelai yang rendah (Low GI), Indeks glikemik adalah nilai yang menunjukkan seberapa cepat tubuh Anda mengubah karbohidrat menjadi gula darah. Setiap jenis makanan dan minuman memiliki indeks glikemik yang berbeda-beda. Semakin tinggi indeks glikemiknya, maka karbohidrat akan lebih cepat diubah menjadi gula darah. Akibatnya, kadar gula darah dalam tubuh juga akan lebih cepat naik.
Kabar baiknya, kedelai mengandung indeks glikemik yang rendah sehingga tidak membuat gula darah Anda naik drastis. Sehingga aman sangat baik di konsumsi untuk mencegah diabetes atau bagi mereka penyandang diabetes.

Sekarang kamu tidak perlu repot-repot untuk bisa bisa menikmati kebaikan kedelai, semua manfaat kedelai kini hadir pada SOYJOY, snack sehat praktis yang memberikan #Soylution; sebuah solusi dari kebaikan kedelai untuk membantu kamu hidup lebih sehat. Terbuat sepenuhnya dari kedelai yang tinggi serat dan protein, SOYJOY bisa membuat kamu kenyang lebih lama dan memberikan manfaat kesehatan untuk tubuhmu.
Jika kamu ingin menjaga pola makan tapi selalu ingin jajan sembarangan, coba nikmati SOYJOY saat perjalanan ke kantor atau di saat kamu sedang asik bekerja. Dengan kandungan nutrisi yang baik, SOYJOY cocok menjadi pilihan sebagai snack harian mu.
by gl75FKPUUayArC | Mar 15, 2019 | Healthy Living
Seiring bertambah populernya metode diet rendah karbohidrat, beredar pula berbagai mitos tentang karbohidrat yang belum jelas kebenarannya.
Kalau dulu lemak dituding sebagai biang keladi munculnya berbagai penyakit, kini telunjuk orang bergeser perlahan ke arah karbohidrat, sehingga banyak beredar mitos menyesatkan tentang karbohidrat. Agar tidak terperdaya berita hoax, ketahui mana pernyataan yang berdasarkan fakta dan mana yang sekadar mitos belaka. Berikut panduannya.
Mitos 1: Karbohidrat hanya ada dalam makanan “berat” seperti nasi dan roti

Fakta: Karbohidrat juga bisa ditemukan dalam setiap jenis makanan berbasis tumbuhan, termasuk sayur dan buah-buahan. Selain itu, karbohidrat juga bisa didapat dari susu dan aneka produk olahannya. Makanya, menurut pakar nutrisi dari New Jersey, Amerika, sangat tidak mungkin dan tidak disarankan untuk menghilangkan asupan karbohidrat dari menu makan sehari-hari.
Mitos 2: Makan karbohidrat bikin tubuh jadi gemuk

Fakta: Intinya, kegemukan bisa terjadi apabila jumlah asupan kalori lebih banyak daripada energi yang dikeluarkan. Begitupun karbohidrat, jika karbohidrat dikonsumsi tidak berlebihan maka tidak akan menjadi penyebab terjadinya kegemukan. Sebuah penelitian justru membuktikan bahwa konsumsi karbohidrat kompleks dari bahan whole-grain (biji-bijian utuh) seperti nasi merah, oatmeal, dan pasta whole-grain, ampuh mendukung program penurunan berat badan.
Kamu juga bisa mendapatkan asupan karbohidrat kompleks dari snack sehat seperti SOYJOY. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli yang dikeringkan sehingga kaya protein, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh. Selain lezat, kandungan serat di dalam SOYJOY juga bisa menghadirkan rasa kenyang lebih lama, sehingga cocok dikonsumsi oleh kamu yang ingin mendapatkan berat badan ideal.
Mitos 3: Buah-buahan yang manis itu tidak sehat karena mengandung gula

Fakta: Beth Lutton, RD, LDN, pakar diet dari Pennsylvania, Amerika, menyatakan, banyak terjadi kesalahpahaman yang berawal dari kekeliruan mengartikan susunan piramida makanan. Dalam piramida, makanan bertepung menempati urutan terbawah dan gula menempati urutan teratas. Alhasil, tak sedikit orang yang menghindari buah manis seperti apel, tetapi makan roti putih dalam jumlah banyak. Padahal, karbohidrat sederhana (glukosa) yang terkandung di dalam roti putih bisa meningkatkan kadar gula darah lebih cepat daripada glukosa alami di dalam buah.
Mitos 4: Semua jenis karbohidrat itu buruk bagi kesehatan

Fakta: Karbohidrat terdiri atas karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat sederhana memiliki nilai IG tinggi sehingga lebih mudah dicerna dan lebih cepat mengakibatkan peningkatan kadar gula darah setelah dikonsumsi. Sebaliknya, karbohidrat kompleks memiliki nilai IG rendah, menandakan proses pelepasan glukosa ke dalam darah dilakukan secara perlahan.
Meski demikian, karbohidrat sederhana tidak selalu buruk bagi tubuh kita. Buah dan sayuran yang mengandung glukosa alami misalnya, memiliki nilai gizi total yang baik karena mengandung serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.
Mitos 5: Konsumsi karbohidrat tingkatkan risiko serangan jantung

Fakta: Konsumsi karbohidrat secara berlebihan memang bisa membuat kadar gula darah tidak seimbang. Tapi, menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal PloS (Public Library of Science) ONE tahun 2013, orang yang menerapkan diet rendah karbohidrat justru memiliki risiko kematian lebih tinggi dibandingkan mereka yang makan karbohidrat secukupnya. Pasalnya, diet rendah karbohidrat kerap dikompensasikan dengan konsumsi bahan pangan hewani yang banyak mengandung lemak. Sama seperti konsumsi gula berlebihan, konsumsi lemak terlalu banyak juga bisa mengancam kesehatan.
Sumber:
by gl75FKPUUayArC | Mar 11, 2019 | Healthy Living
Baru saja makan, tetapi perut terus berontak minta diisi? Hati-hati, barangkali kamu mengalami salah satu kondisi di bawah ini.
Keinginan untuk makan secara berlebihan seringkali terkait dengan perilaku emotional eating alias aktivitas makan untuk meredakan emosi negatif, seperti marah, sedih, dan kecewa. Tapi bagaimana bila status emosi kamu baik-baik saja, namun tetap merasakan dorongan untuk terus makan? Bisa jadi, salah satu kondisi di bawah inilah yang sedang kamu alami.
1. Kurang tidur

Kondisi kurang tidur bisa membuat tubuh mengurangi pelepasan hormon leptin yang berperan memberikan sinyal kenyang kepada otak. Bukan cuma itu, kurang tidur juga bisa meningkatkan produksi hormon ghrelin yang bertugas memberikan sinyal lapar. Kombinasi keduanya membuat kamu terus merasa lapar seharian.
2. Dehidrasi

Seringkali, orang menyalahartikan sinyal haus yang dikirimkan otak sebagai rasa lapar. Akibatnya, sebanyak apa pun makanan diskonsumsi, tubuh tidak akan merasa puas sebelum mendapatkan asupan cairan. Itu sebabnya, memenuhi kebutuhan cairan adalah langkah yang amat penting untuk menstabilkan nafsu makan.
3. Makan terlalu banyak karbohidrat

Karbohidrat memang bisa bikin kita kenyang. Namun, bila terlalu banyak mengonsumsinya justru bisa membuat kamu merasa amat lapar beberapa waktu setelahnya. Pasalnya, konsumsi karbohidrat dalam jumlah banyak bisa mengakibatkan lonjakan kadar gula darah yang memicu pelepasan insulin dalam jumlah besar. Segera setelah insulin memproses glukosa, kadar gula darah akan menurun drastis sehingga mengakibatkan munculnya rasa lapar seketika.
Untuk mengatasi lonjakan gula darah yang tinggi, coba mengkonsumsi makanan dengan low GI (Glycemic Indeks) yang dapat membantu mengontrol kadar gula darah lebih stabil, salah satu #Soylution-nya adalah pilih camilan sehat seperti SOYJOY yang terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli. kandungan kedelai yang tinggi serta dan protein membantu untuk kenyang lebih lama.
4. Stres & depresi

Dalam kondisi stres, tubuh melepaskan hormon kortisol yang bertugas menyiapkan sel-sel tubuh untuk melakukan aksi “fight or flight”. Salah satu respon yang diberikan tubuh adalah tuntutan makan dalam jumlah banyak sebagai sumber energi untuk aksi fight or flight tersebut. Sedangkan, orang yang sedang depresi mengalami kekurangan hormon serotonin di dalam darah. Padahal, hormon serotonin berperan memberikan rasa tenang dan nyaman. Untuk menggantikannya, mereka menyantap karbohidrat yang mampu meningkatkan kadar gula darah dan menghadirkan perasaan senang sesaat.
Sumber:
by gl75FKPUUayArC | Mar 3, 2019 | Healthy Living
Ingin punya tubuh langsing dan sehat? Kuncinya adalah memperbanyak porsi aktivitas fisik setiap hari.
Belakangan ini, gaya hidup sedentari—alias tidak aktif secara fisik, adalah salah satu faktor utama yang memicu munculnya berbagai masalah kesehatan. Kemajuan teknologi memang membuat kita bisa melakukan berbagai hal secara lebih mudah. Berbagai kebutuhan, mulai dari sarana transportasi, makanan, sampai layanan bersih-bersih, bisa dipenuhi hanya dengan menekan tombol di smartphone. Mudah, tapi sebagai akibatnya, banyak orang terjebak menjadi malas bergerak.
Padahal, selain menerapkan pola makan sehat, membiasakan diri untuk aktif secara fisik adalah syarat utama yang wajib dipenuhi untuk mendapatkan tubuh sehat dan berat badan ideal. Makanya, yuk, singkirkan rasa malas dan mulai lakukan berbagai jenis aktivitas fisik harian berikut ini.
1. Jalan Kaki

Meski kendaraan pribadi dan transportasi umum berada dalam jangkauan, sesekali sengajakan bepergian dengan berjalan kaki. Kamu juga bisa berjalan kaki sambil menghirup udara segar bersama anjing kesayangan. Untuk kamu dengan berat badan 50 kg, berjalan dengan kecepatan sedang selama 30 menit dapat membakar kalori sekitar 87 Kalori, yang setara dengan kalori pada setengah porsi nasi.
2. Membersihkan Rumah

Gerah melihat kondisi rumah yang kotor dan berantakan? Daripada menunggu si bibik turun tangan, sesekali boleh juga bila kamu menanganinya sendiri. Selain ruangan jadi kinclong, tubuh juga jadi sehat. Selama 30 menit bersih-bersih rumah, kamu bisa membakar hingga 85 kalori.
3. Cuci Mobil

Bukan hanya bisa berhemat ongkos di gerai carwash, kamu juga bisa membakar kalori dengan cara mencuci mobil sendiri. Jika kamu biasa ngafe sambil menunggu kendaraaan selesai dicuci, maka dengan mengerjakannya sendiri, kamu bisa membakar sekitar 110 kalori selama 30 menit. Itu hampir sama dengan jumlah kalori dalam secangkir cappuccino yang biasa kamu beli di cafe.
4. Berkebun

Kamu senang berkebun? Jadikan hobi ini sebagai salah satu sarana pembakar lemak. Selain menyiram dan menata letak tanaman, lakukan sendiri pula jenis pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar, seperti menggali tanah dan memindahkan pot tanaman. Jumlah kalori yang dibakar dengan berkebun selama 30 menit adalah 135 kalori.
5. Naik Tangga

Alih-alih naik lift atau eskalator, sesekali panjatlah tangga menuju ruang kuliah atau tempat kerja. Selain efektif membakar kalori—hingga 164 kalori dalam waktu 30 menit, kamu juga bisa sekaligus mengencangkan otot tungkai dan bokong dengan cara naik-turun tangga.
6. Bermain dengan Anak-anak

Kamu sering mencari alasan untuk pergi melipir saat dimintai tolong mengajak bermain keponakan di taman? Kali ini, sediakan diri untuk melakukannya. Selain bisa mempererat hubungan keluarga, bermain dengan anak-anak yang aktif juga efektif membakar kalori, lho! Selama 30 menit bermain dan banyak menggerakan tubuh, kamu bisa membakar hingga 110 kalori.
Jika kamu tidak mau menyia-nyiakan usaha olahragamu, maka setelah olahraga jagalah makan kamu jangan sampai berlebihan atau memilih makanan yang tidak sehat. Kamu bisa memilih snack yang kaya kandungan nutrisi dan memiliki nilai IG (Indeks Glikemik) rendah, seperti SOYJOY. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh dan buah-buahan asli serta kaya kandungan protein, vitamin, dan mineral yang diperlukan tubuh kita.
Sumber: