by gl75FKPUUayArC | May 20, 2020 | Healthy Living
Setelah menahan rasa lapar dan haus selama kurang lebih 13 jam, kadang kondisi ini membuat kita sering khilaf. Begitu bedug maghrib tiba, saatnya berbukatidakjarangkitaakan “kalap”, tanpa babibu, mengikuti nafsu keinginan makan dan minum sepuas-puasnya. Tapi apakah dengan makan atau minum seperti itu baik untuk kesehatan? Yuk intip dulu tipsnya:
1. Berbuka puasa dengan makanan yang ringan terlebih dahulu
Saat berbuka puasa ada baiknya untuk makan makanan yang lebih ringan terlebih dahulu seperti kurma. Mengonsumsi tiga buah kurma untuk berbuka puasa merupakan cara tradisional dan sehat memulai Iftar (1). Kurma dapat mengembalikan energi yang dibutuhkan oleh tubuh (2) dan sekaligus merupakan sumber serat yang sangat baik (1). Konsumsi snack/ cemilan ringan berbahan kacang kedelai bisa menjadi salah satu opsi Anda. Karena kedelai merupakan sumber pangan yang mengandung nutrisi lengkap seperti protein, serat, vitamin, mineral, lemak baik, dan Isoflavon. Setelah itu segera untuk menjalankan ibadah shalat maghrib terlebih dahulu.
2. Makanan selanjutnya harus seimbang
Setelah shalat maghrib baru dilanjutkan dengan makanan yang lengkap. Makanan yang dianjurkan saat makan besar terdiri dari sumber karbohidrat, sumber protein, dan juga sayuran. Sumber karbohidrat bisa didapatkan pada biji-bijian seperti nasi merah, cokelat, atau hitam karena mengandung karbohidrat kompleks yang mampu menyediakan energi dan serat. Sumber tinggi protein, baik protein hewani atau nabati bisa didapatkan pada daging tanpa lemak, ayam tanpa kulit, ikan ataupun makanan berbahan dasar kacang kedelai seperti tempe dan tahu. Jangan lupa juga untuk mengonsumsi sayuran untuk mendapatkan vitamin dan nutrisi penting lainnya. Cara pengolahan juga perlu diperhatikan, olah makanan dengan mengukus, memasak dalam saus, menumis dengan sedikit minyak dan memanggang. Hindari pengolahan makanan dengan cara menggoreng (1).
3. Nikmati makanan
Saat berbuka, memang sangat menggoda sekali untuk merayakan telah berhasil puasa selama kurang lebih 13 jam atau ajang “kalap” (3). Menikmati makanan dengan cara mengonsumsi secara perlahan merupakan salah satu cara untuk menekan rasa ingin mengonsumsi makanan secara berlebihan (kalap). Usahakan memilih jenis makanan yang tepat pada saat berbuka, misalkan makanan yang kaya akan serat seperti kacang kedelai. Sehingga dapat menahan rasa kalap karena kedelai memberikan respon kenyang lebih lama. Jangan lupa perhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi. Makanan dalam jumlah besar dapat menyebabkan rasa panas dan ketidaknyamanan pada perut (1). Selain itu makan dalam jumlah besar juga dapat membuat merasa kembung dan lelah (3).
4. Minumcairan yang cukup
Jangan lupa juga untuk minum. Minum cairan yang cukup antara waktu berbuka hingga sahur nanti, perbanyak konsumsi cairan bukan hanya dari minum saja perbanyak makan buah dan sayur pun bisa meningkatkan konsumsi cairan dari makanan. Hindari minuman berkafein seperti kopi dan teh, karena jenis minuman tersebut membuat seseorang lebih sering buang air kecil, yang dapat membuat dehidrasi (1).
Yuk lakukan tips-tips di atas, supaya momen berbuka puasa lebih OK dan ibadah puasamu optimal. SOYJOY solusi baik saat berbuka puasa, terbuat dari kedelai utuh, rendah indeks glikemik, tinggi protein, dan tinggi serat, sehingga bantu jadi #Soylution teman berbuka puasamu.
Referensi:
- WHO. (n.d). Dietary recommendations for the month of Ramadan. [online] Available from: http://www.emro.who.int/nutrition/nutrition-infocus/dietary-recommendations-for-the-month-of-ramadan.html (Accessed on 16th April 2020).
- NHS. (2007). Ramadan Health Guide. London: Communities in Action.
- West, H. (2019). How to Fast Safely: 10 Helpful Tips. [online] Available from: https://www.healthline.com/nutrition/how-to-fast (Accessed on 18th Mei 2020).
by gl75FKPUUayArC | May 8, 2020 | Healthy Living
Selamat berpuasa! Yuk, pilih makanan untuk sahur atau berbuka yang tepat supaya ibadah puasa lebih lancar! Let us check this out!

Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi. Ternyata, karbohidrat kompleks membantu untuk kenyang lebih lama karena dicerna perlahan dibandingkan karbohidrat sederhana (donat, permen, minuman tinggi gula, dll), sehingga lambat menaikkan gula darah dan menyediakan energi sepanjang hari untuk membantu menjalankan ibadah puasa.
Contoh karbohidrat kompleks adalah kedelai utuh, beras merah, buah dan sayur yang kaya serat seperti stroberi, pisang, brokoli, bayam, wortel, dan polong-polongan.

Serat adalah karbohidrat kompleks yang tidak dicerna oleh tubuh. Serat lebih lama dicerna di lambung dan di usus, sehingga dapat meningkatkan rasa kenyang lebih lama. Contoh makanan yang tinggi serat adalah kedelai utuh, kacang almond, brokoli, polong; dan buah seperti kurma, pir dan apel, beras cokelat.
- Makanan yang banyak mengandung air

WHO menganjurkan untuk mengonsumsi makanan dengan kandungan air tinggi selama bulan Ramadhan, agar dapat bantu jaga cairan tubuh selama berpuasa. Contoh makanan dengan kandungan air tinggi adalah semangka, timun, dan tomat. Semangka dapat dikonsumsi saat sahur maupun sebagai dessert manis setelah berbuka puasa. Timun dan tomat dapat disajikan dalam salad.
- Makanan dengan indeks glikemik rendah

Makanan dengan indeks glikemik (GI) rendah penting dikonsumsi saat berbuka dan sahur saat bulan Ramadhan karena mengurangi rasa lapar meningkatkan rasa kenyang dibandingkan makanan dengan indeks glikemik yang tinggi. Makanan dengan indeks glikemik rendah sangat penting untuk penyandang diabetes terutama pada saat menjalankan ibadah puasa, karena dapat menjaga gula darah selama puasa.
Contoh makanan dengan nilai GI rendah adalah kedelai, ubi, beras cokelat, beras long-grain, buah seperti apel, pir, strawberry, dan kiwi; sayur seperti wortel, brokoli, kembang kol, tomat, dan zucchini.
Jadi, pilih jenis makanan yang tepat untuk bantu menjalankan ibadah puasa dengan optimal. SOYJOY terbuat dari kedelai utuh, rendah indeks glikemik, tinggi protein, dan tinggi serat, sehingga bantu jadi #Soylution saat sahur, karena bantu kenyang lebih lama dan jaga gula darah. Tambahkan minimal 1 bar SOYJOY sebagai pelengkap menu sahurmu atau juga dapat dikonsumsi saat berbuka puasa.
Referensi:
- El-Kassaby, D. (2019). 5 tips to keep you healthy and happy this Ramadan. [online] Available from: https://insight.wfp.org/5-tips-to-keep-you-healthy-and-happy-this-ramadan-4c5b3c24982e (Accessed on 16th April 2020).
- Holesh, J.E., & Martin, A. (Updated 2019 Jun 18). Physiology, carbohydrates. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. [online] Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459280/ (Accessed on 16th April 2020).
- (2007). Ramadan health guide. London: Communities in Action.
- Cherney, K. (2018). Simple carbohydrates vs. complex carbohydrates. [online] Available from: https://www.healthline.com/health/food-nutrition/simple-carbohydrates-complex-carbohydrates (Accessed on 16th April 2020).
- Slavin, J. (2013). Fiber and prebiotics: mechanisms and health benefits. Nutrients, 5(4), 1417-1435.
- Smiley, B. (2017). How much fiber should I eat per day?. [online] Available from: https://www.healthline.com/health/food-nutrition/how-much-fiber-per-day (Accessed on 16th April 2020).
- (n.d). Dietary recommendations for the month of Ramadan. [online] Available from: http://www.emro.who.int/nutrition/nutrition-infocus/dietary-recommendations-for-the-month-of-ramadan.html (Accessed on 16th April 2020).
- Alfenas, R.G., & Paiva, E. (2007). Effect of glycemic index on satiety and on body weight. Revista de Nutricao, 20(2), 197-202.
- Brand-Miller JC, Holt SH, Pawlak DB, McMillan J (2002). Glycemic index and obesity. American Journal of Clinical Nutrition,76, 281S–285S.
- Almalki, M.H., & Alshahrani, F. (2016). Options for controlling type 2 diabetes during Ramadan. Frontiers in Endocrinology, 7.
- Coyle, D. (2017). A beginner’s guide to the low-glycemic diet. [online] Available from: https://www.healthline.com/nutrition/low-glycemic-diet (Accessed on 16th April 2020).
- Blair, R.M., Henley, E.C., & Tabor, A. (2006). Soy foods have low glycemic and insulin response indices in normal weight subjects. Nutrition Journal, 5(35).
by gl75FKPUUayArC | Mar 26, 2020 | Healthy Living
Malas ngemil karena takut berat badan bertambah? Atau kamu takut ngemil karena merasa ngemil merupakan kebiasaan yang buruk? Yuk kita cek bersama faktanya:
- Camilan sumber nutrisi baik sehari-hari

Camilan yang baik dan sehat seperti susu dan produk turunannya ataupun buah mampu membantu asupan nutrisi terutama untuk vitamin, mineral, dan serat1. Beberapa negara, seperti Perancis, Filipina, dan Meksiko, menjadikan cemilan atau makanan keempat ini sebagai bagian dari pola makan. Orang Prancis terkadang makan di antara waktu makan siang dan makan malam yang disebut dengan goûter. Makanan kecil di antara makan siang dan makan malam yang merupakan kebiasaan di Filipina disebut dengan merienda. Di Meksiko, makanan di tengah hari juga relatif umum disebut dengan almuerzo2. Camilan dapat menjadi makanan keempat yang merupakan cara baik untuk mendapatkan nutrisi yang kamu tidak dapatkan selama makan besar3.
- Camilan dapat menurunkan berat badan

Kamu mungkin bertanya-tanya apakah bisa menurunkan berat badan tanpa menghentikan camilan? Sebenarnya, kunci utama dalam ngemil untuk menurunkan berat badan adalah memilih makanan dengan banyak protein dan nutrisi4. Penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi camilan kaya protein dan tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan5. Tetapi, hati-hati dengan porsi dan jenis camilan dan hindari makanan yang padat energi/kalori agar terhindar dari kenaikan berat badan6.
- Camilan bikin kenyang lebih lama

Ngemil dapat membantu mengontrol nafsu makan. Konsumsi camilan dapat membuat kenyang lebih lama atau menunda waktu makan besar hingga lebih dari 1 jam7. Selain itu, ketika kamu tidak makan dalam waktu lama, kamu mungkin menjadi sangat lapar sehingga nantinya akan makan lebih banyak daripada yang dibutuhkan5. Sehingga, konsumsi camilan yang tepat dapat membantu mengurangi porsi makan berlebih saat makan besar8.
- Camilan dapat meningkatkan semangat

Camilan yang sehat dapat menjadi “bahan bakar” yang bisa bantu kamu always on dan tetap semangat sepanjang hari. Mengonsumsi camilan beberapa kali sehari dapat membantu mengusir kantuk setelah makan besar karena mengonsumsi terlalu banyak kalori. Namun perlu diingat jangan memilih camilan yang tinggi gula, misalnya permen karena dapat meningkatkan semangat yang cepat tetapi dilanjutkan dengan rasa lapar, mengantuk, dan tidak dapat berkonsentrasi9.
Nah, kamu sudah lebih memahami berbagai manfaat seputar cemilan kan? Jadi ngemil itu baik dan sehat. SOYJOY dengan kebaikan kedelai utuh dapat menjadi snack sehari-hari karena tinggi serat, tinggi protein, rendah glikemik indeks sehingga bantu kenyang lebih lama dan bahkan bisa bantu jaga gula darah, bukan hanya untuk Anda tapi juga orang-orang tersayang!
Yuk, #MakanSOYJOY!
Penulis: DessyPratiwi, S.Gz
Referensi:
- Marangoni F, Martini D, Scaglioni S, et al. Snacking in nutrition and health. Int J Food Sci Nutr. 2019;70(8):909-923. doi:10.1080/09637486.2019.1595543
- Hess JM, Jonnalagadda SS, Slavin JL. What Is a Snack , Why Do We Snack , and How Can We Choose Better Snacks ? A Review of the De fi nitions of Snacking , Motivations to Snack , Contributions to Dietary Intake , and Recommendations for Improvement 1 , 2. Adv Nutr. 2016;7(3):466-475. doi:10.3945/an.115.009571.466
- Lawrence S. The Smart Way To Snack. https://www.webmd.com/food-recipes/features/smart-way-to-snack#1. Published 2008. Accessed February 27, 2020.
- Spritzler F. 29 Healthy Snacks That Can Help You Lose Weight. https://www.healthline.com/nutrition/29-healthy-snacks-for-weight-loss. Published April 29, 2019. Accessed March 11, 2020.
- Spritzler F. Is Snacking Good or Bad for You? https://www.healthline.com/nutrition/snacking-good-or-bad. Published 2019. Accessed February 27, 2020.
- Njike VY, Smith TM, Shuval O, et al. Snack Food, Satiety, and Weight. Adv Nutr. 2016;7(5):866-878. doi:10.3945/an.115.009340
- Douglas, Steve M., et al. “Low, moderate, or high protein yogurt snacks on appetite control and subsequent eating in healthy women.” Appetite 60 (2013): 117-122.
- Papakonstantinou, Emilia, et al. “Short-term effects of a low glycemic index carob-containing snack on energy intake, satiety, and glycemic response in normal-weight, healthy adults: results from two randomized trials.” Nutrition 42 (2017): 12-19.
- Baertlein L. Healthy Snacking Benefits. https://www.everydayhealth.com/diet-nutrition/meal-planning/healthy-snacking-benefits.aspx. Published 2016. Accessed February 27, 2020.
by gl75FKPUUayArC | Feb 5, 2020 | Healthy Living
Apakah kamu pernah dengar tentang pre-diabetes?
Prediabetes adalah kondisi saat kadar gula darah sudah melampaui batas normal namun belum dikategorikan diabetes. Seseorang disebut mengalami prediabetes apabila kadar gula darah puasanya berada dalam kisaran 100-125 mg/dL, atau gula darah sewaktu 100-199 mg/dL, atau gula darah 2 jam setelah makan 140-199 mg/dL, dan atau kadar HbA1c 5,7 – 6,4%. Bahaya dari kondisi prediabetes adalah bisa berubah menjadi diabetes dalam kurun waktu 5 – 10 tahun . Namun, berbeda dengan kondisi diabetes yang tidak bisa disembuhkan, kondisi prediabetes masih bisa kembali menjadi normal dengan penanganan yang tepat. Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan ketika sudah terlanjur masuk kondisi prediabetes.
- Menurunkan berat badan

Kelebihan berat badan, terutama penumpukan lemak di daerah perut, bisa meningkatkan kemungkinan terjadinya resistensi insulin dan serangan diabetes tipe 2. Penelitian membuktikan bahwa penyandang prediabetes yang mengalami kelebihan berat badan bisa memangkas risiko terkena diabetes hingga 58% apabila berhasil menurunkan berat badan antara 5-7% dari bobot tubuhnya saat ini.
- Aktif bergerak

Banyak bergerak bisa membantu mengatasi kelebihan berat badan sekaligus mengontrol kadar gula darah. Aktivitas fisik akan mendorong tubuh mengubah kelebihan gula di dalam darah menjadi energi untuk bergerak. Semakin banyak bergerak, semakin banyak pula gula yang diubah menjadi energi. American Diabetes Association merekomendasikan olahraga aerobik seperti jalan cepat, berenang, dan jogging setidaknya selama 30 menit per hari, serta menambah jumlah aktivitas fisik harian seperti beres-beres rumah atau berkebun.
- Memulai pola makan sehat

Mengurangi minuman dan makanan manis, memperbanyak konsumsi sayur dan buah-buahan, dan menghindari lemak tak sehat, adalah pola makan yang perlu diterapkan untuk menurunkan risiko diabetes. Kamu juga bisa memakai cara mudah untuk mengontrol porsi harian, yaitu dengan menggunakan metode “piring makanku : porsi sekali makan”. Isi ½ bagian piring dengan sayuran, ¼ bagian dengan karbohidrat kompleks (nasi merah atau produk whole grain lainnya), dan ¼ bagian dengan lauk pauk sebagai sumber protein. Jika ingin ngemil, mulai pilih cemilan yang sehat seperti buah segar atau snack sehat seperti SOYJOY yang terbuat dari kedelai, mengandung tinggi serat dan protein, membuat kenyang lebih lama.
- Manajemen stres yang baik

Kala stres menyerang, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin ke dalam darah. Produksi hormon-hormon tersebut akan memicu proses pengubahan cadangan lemak di dalam tubuh menjadi gula. Gula yang dihasilkan dari proses tersebut akan dilepaskan ke dalam darah dan mengakibatkan tingginya kadar gula darah. Bila stres tidak dikelola dengan baik, maka proses pelepasan gula ke dalam darah ini akan terjadi secara terus-menerus sehingga tubuh berisiko mengalami resistensi insulin.
- Hapus kebiasaan buruk yang merugikan kesehatan

Penelitian menyatakan bahwa kebiasaan merokok bisa meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga 30-40%. Bukan hanya itu, kebiasaan buruk lainnya seperti kurang tidur dan hobi begadang juga bisa meningkatkan risiko obesitas dan diabetes.
Yuk mulai ubah gaya hidup dengan mengubah pola makan menjadi lebih sehat dan lebih rajin berolahraga supaya tetap fit dan bugar setiap hari dan terhindar dari berbagai penyakit.
Lilis Heryati, S.Gz
Sumber:
by gl75FKPUUayArC | Feb 3, 2020 | Healthy Living
Apa itu diabetes?
Diabetes merupakan salah satu penyakit silent killer karena banyak orang yang tidak menyadari bahwa dirinya menderita diabetes. Diabetes ada 3 macam, yaitu diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, dan diabetes gestasional (diabetes kehamilan). Diabetes tipe 2 merupakan jenis diabetes yang paling banyak terjadi di dunia. Pada penyandang diabetes tipe 2, tubuhnya tidak dapat memproduksi cukup insulin atau bahkan tidak dapat memproduksi insulin, atau bisa juga insulin cukup diproduksi tetapi tubuh tidak dapat menggunakan insulin tersebut dengan baik. Insulin ini berperan penting dalam mengontrol jumlah gula dalam darah supaya dapat dimanfaatkan oleh sel-sel tubuh. Karena terjadi kelainan insulin, maka kadar gula darah menjadi tinggi pada penyandang diabetes. Di Indonesia, jumlah penyandang diabetes meningkat setiap tahunnya, berdasarkan data IDF (International Diabetes Federation) jumlah penyandang diabetes di Indonesia pada tahun 2015 adalah sekitar 10 juta orang, namun di tahun 2017 jumlahnya meningkat menjadi sekitar 10,3 juta orang.
Apa bahayanya jika kita terkena diabetes?

Diabetes atau kencing manis sampai saat ini merupakan penyakit yang belum bisa disembuhkan. Jadi jika terkena diabetes maka penyakit tersebut akan menemani kamu selamanya. Terdengar menakutkan bukan? Tapi sejauh ini hal tersebut adalah fakta. Dan yang lebih menakutkan lagi dari diabetes adalah komplikasinya. Biasanya, diabetes bisa sampai menyebabkan kematian adalah karena komplikasinya. Diabetes mengundang penyakit-penyakit lain sebagai temannya untuk ikut menyerang tubuh Anda. Penyakit yang sering menjadi komplikasi dari diabetes adalah jantung, hipertensi, ginjal, saraf, mata bahkan gigi.
Apa saja faktor risiko diabetes dan bagaimana gejala awal diabetes?

Seseorang memiliki risiko terkena diabetes lebih tinggi jika orang tua atau saudara kandung ada yang terkena diabetes, overweight atau gemuk (BMI ≥ 23 kg/m2), gaya hidup kurang gerak, tekanan darah tinggi ( tekanan darah ≥ 140/90), pada wanita pernah mengalami diabetes gestasional atau melahirkan bayi dengan berat badan lebih dari 4 kg, lemak di bagian perut tinggi, dan prediabetes. Prediabetes adalah kondisi dimana gula darah lebih tinggi dari normal, namun belum memenuhi kriteria diabetes. Jadi bisa dikatakan, prediabetes adalah kondisi menuju diabetes, ditandai dengan gula darah puasa 100 – 125 mg/dl, gula darah 2 jam setelah makan 140 – 199 mg/dl, dan kadar HbA1c 5,7 – 6,4 %. Jika ingin tau gambaran berapa skor risiko diabetesnya, bisa mencoba test berikut http://www.diabetes.org/are-you-at-risk/diabetes-risk-test/. Setelah mengetahui faktor apa saja yang menyebabkan kita berisiko terkena diabetes, mari kita kenali gejala-gejalanya.
Diabetes mempunyai 3 gejala utama, yaitu lebih sering buang air kecil (poliuria), bisa sampai 5x lebih banyak dari biasanya, kemudian sering merasa haus yang berlebihan (polidipsia), dan sering merasa lapar (polifagia) meskipun sudah makan lebih banyak dari biasanya. Selain ketiga gejala tersebut biasanya juga ada yang terjadi penurunan berat badan drastis yang tidak diketahui penyebabnya. Gejala lain adalah merasa badan lemah, kesemutan, gatal, mata kabur, bahkan disfungsi ereksi pada pria. Jika kamu merasa memiliki faktor risiko terkena diabetes tinggi dan mengalami beberapa gejala yang sudah dijelaskan, segera periksakan diri ke dokter. Jangan lupa mencegah diabetes sebelum terjadi, dengan cek gula darah secara rutin, selalu menjaga berat badan ideal, menjaga pola makan sehat, dan aktif bergerak. Yuk mulai hidup sehat dari hari ini!
Penulis : Lilis Heryati, S.Gz
Sumber :
https://www.webmd.com/diabetes/type-2-diabetes-screening#1
American Diabetes Association (ADA). Diabetes Symptoms. http://www.diabetes.org/diabetes-basics/symptoms/?loc=db-slabnav
PERKENI (Perkumpulan Endokrinologi Indonesia). Konsensus Pengelolaan Dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 Di Indonesia. 2015. Pengurus Besar Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Pb Perkeni).
by gl75FKPUUayArC | Jan 31, 2020 | Healthy Living
Menerapkan pola hidup sehat tidak cukup dengan menjaga pola makan saja, ada banyak hal lain yang juga perlu diperhatikan, diantaranya adalah olahraga dan istirahat yang cukup. Bisa jadi kenapa kamu belum bisa turun berat badan sampai saat ini atau merasa tidak bugar setiap hari, karena merasa sudah cukup dengan melakukan diet ketat saja, tanpa berolahraga dan istirahat yang cukup. Kira-kira berapa lama olahraga dan istirahat yang dikatakan cukup tersebut?
Anjuran dari KEMENKES, supaya tubuh kita tetap sehat dan bugar, berolahraga yang baik dilakukan minimal 3-5 kali per minggu dengan total lama berolahraga 150 menit per minggu. Manfaat dari berolahraga sangat banyak, bukan hanya untuk menurunkan berat badan, tetapi juga untuk meningkatkan kerja otot, jantung, dan paru, meningkatkan metabolisme tubuh, memelihara tulang, otot, dan sendi, mengurangi resiko tekanan darah tinggi dan bahkan dapat mengendalikan stres, mengurangi kecemasan dan depresi. Jenis olahraga itu juga sangat banyak, tidak harus berolahraga ala-ala atlit, bagi kamu yang merasa sibuk setiap hari bisa memilih olahraga yang paling gampang dilakukan, seperti naik turun tangga setiap hari kerja atau bermain dengan anak dan keluarga di saat hari libur. Apalagi ketika perusahaan sudah menyediakan alat-alat berolahraga, jangan sampai kamu tidak pernah memanfaatkannya sama sekali, coba berolahraga lari di atas treadmill atau bersepeda statis dengan kecepatan lambat sekali pun selama 15-30 menit di pagi hari sebelum bekerja, atau di sore hari setelah bekerja. Sebuah studi di Taiwan menyatakan bahwa berolahraga selama 15 menit saja setiap hari bisa menambah usia hidup 3 tahun lebih lama.

Selain kebiasaan berolahraga, kamu juga sebaiknya mulai memperhatikan kualitas dan kuantitas beristirahat. Jangan sampai kerjaan yang menumpuk mengganggu waktu istirahat, karena istirahat yang cukup dapat meningkatkan kesehatan, begitupun sebaliknya. Rekomendasi dari The American Academy of Sleep Medicine (AASM) and Sleep Research Society (SRS), tidur yang cukup bagi orang dewasa adalah 7 – 9 jam per malam. Bagi kamu yang biasanya memiliki kesibukan yang cukup padat hanya beristirahat 5-6 jam per malam. Kebiasaan tidur kurang dari 7 jam berkaitan dengan terjadinya kenaikan berat badan dan obesitas, menurunnya daya tahan tubuh, tekanan darah tinggi dan banyak lagi hal-hal yang merugikan kesehatan. Mari disiplinkan diri kita sendiri untuk bekerja dan berisitirahat dengan seimbang supaya kesehatan tetap terjaga.
Penulis : Lilis Heryati, S.Gz
Sumber :
Survey Pola Hidup Karyawan PT. AIO dan ODI. Oktober 2018.
Pedoman Gizi Seimbang. Kementrian Kesehatan RI 2014.
Ayo Beraktivitas Fisik. P2PTM Kemenkes RI. http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/obesitas/page/6/ayo-beraktivitas-fisik
Watson NJ, et al. Recommended amount of sleep for a healthy adult: A joint consensus statement of the American Academy of Sleep Medicine and Sleep Research Society. Journal of Clinical Sleep Medicine. 2015;11:591.