Kupas Tuntas Indeks Glikemik (IG)

Kupas Tuntas Indeks Glikemik (IG)

Sejak beberapa tahun lalu, kata IG menjadi populer. Apa ya kepanjangan dari IG? Instagram? Bukan Instagram ya sobat kedelai. Jadi IG di sini merupakan kepanjangan dari Indeks Glikemik. Apa itu indeks glikemik (IG)? Yuk simak artikel ini dan kupas tuntas mengenai indeks glikemik (IG) supaya kamu paham mengenai indeks glikemik ini!

Apa itu indeks glikemik?

Indeks glikemik (IG) menunjukkan kenaikan kadar gula dalam darah akibat mengonsumsi makanan atau minuman. Konsep IG ini sebenarnya sudah muncul sekitar 40 tahun yang lalu (1981) oleh Jenkins seorang professor di bidang nutritional science. Awalnya konsep IG ini dibuat sebagai pedoman bagi para penyandang diebetes dalam memilih makanan agar gula darahnya tetap terjaga (1,2).

Faktanya, kenaikan kadar gula dalam darah setelah makan adalah kejadian yang normal. Setiap makanan mempunyai kecepatan yang berbeda dalam meningkatkan gula dalam darah. Makanan dikelompokan menjadi tiga kategori menurut angka indeks glikemiknya, yaitu rendah (IG ≤ 55), sedang (IG 56 – 70), dan tinggi (IG > 70) (3). Makanan dengan IG rendah dengan perlahan meningkatkan gula dalam darah sehingga menjadikannya cenderung stabil, sebaliknya makanan dengan IG tinggi akan meningkatkan gula dalam darah dengan cepat (4).

Memilih makanan yang tepat dengan IG yang rendah merupakan salah satu cara untuk mengontrol kadar gula darah (4). Hal ini sangat penting untuk diterapkan bagi para penyandang diabetes agar tidak mengalami komplikasi lanjut seperti penyakit ginjal, penyakit jantung, hingga kerusakan sistem saraf, gangguan penglihatan dan penyumbatan pembuluh darah ke otak (5).

Apa saja contoh makanan dalam kategori indeks glikemik?

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, memilih makanan yang tepat dapat bantu Anda mengontrol kadar gula darah sesuai dengan target, atau dalam range normal. Berikut contoh beberapa makanan pada kategori indeks glikemik yang bisa bantu Anda gunakan sebagai referensi menu plan sehari (6).

Makanan

Indeks glikemik

Makanan tinggi karbohidrat

Roti

75

Roti gandum coklat

74

Nasi putih

73

Brown rice

68

Jali (Barley)

28

Jagung manis

49

Kwetiauw

53

Kacang-kacangan

Kedelai

16

Kacang merah

24

Buah-buahan

Pisang

51

Mangga

51

Jeruk

43

Kurma

42

Apel

36

Sayuran

Kentang rebus

78

Kentang goreng

63

Wortel rebus

39

Susu dan olahannya

Es krim

51

Yoghurt rasa buah

41

Susu, full fat

39

Susu, skim

37

Produk camilan

Popcorn

65

Keripik kentang

56

Cokelat

40

Kedelai dapat menjadi #soylution kamu loh untuk menerapkan pola makan rendah indeks glikemik karena termasuk makanan yang rendah indeks glikemik. Ssst! SOYJOY juga telah diuji angka indeks glikemiknya loh, penasaran angka indeks glikemik SOYJOY? Coba tebak, kira-kira SOYJOY masuk ke dalam kategori makanan indeks glikemik yang mana yah? Dan cek jawabanmu di link ini: https://journal.ipb.ac.id/index.php/jgizipangan/article/view/31575/20623

Referensi:

  1. Vega-López, S., Venn, B. J. and Slavin, J. L. (2018) Relevance of the glycemic index and glycemic load for body weight, diabetes, and cardiovascular disease, Nutrients, 10(10), p. 1361.
  2. Venn, B. J. and Green, T. J. (2007) Glycemic index and glycemic load: Measurement issues and their effect on diet–disease relationships, European Journal of Clinical Nutrition, 61(Suppl 1), pp. S122–S131
  3. Internation Organization for Standardization (2010) Food products – Determination of the glycaemic index (GI) and recommendation for food classification, ISO 26642.
  4. Harvard Health Publishing. (2020). Glycemic index for 60+ foods. [online] Available at: https://www.health.harvard.edu/diseases-and-conditions/glycemic-index-and-glycemic-load-for-100-foods (Accessed 12th March 2021).
  5. Goyal, R. & Jiala, I. (2020). Diabetes Mellitus Type 2. In: StatPearls [online] Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513253/ (Accessed 12th March 2021).
  6. Atkinson, F. S., Foster-Powell, K., & Brand-Miller, J. C. (2008). International tables of glycemic index and glycemic load values: 2008. Diabetes care, 31(12), 2281–2283.
Tak Kenal Maka Tak Sayang, Kenalan Dengan Kedelai Yuk!

Tak Kenal Maka Tak Sayang, Kenalan Dengan Kedelai Yuk!

Kita mungkin sudah sering bertemu dengan kedelai di kehidupan kita sehari-hari. Kedelai dapat kita jumpai dalam bentuk makanan seperti snack bar, tempe, tahu, susu kedelai, kecap, tauco dan lain-lain. Seberapa kenal sih kamu tentang manfaat nutrisi kedelai? Cek di sini yuk supaya makin sayang dengan kedelai!

  1. Kedelai Tinggi Protein

Protein sangat dibutuhkan oleh tubuh kita karena memiliki fungsi utama untuk pertumbuhan dan perkembangan. Protein juga berfungsi sebagai penyusun organ vital seperti otak, jantung, paru-paru dan berperan penting dalam menjaga sistem daya tahan tubuh (1).

Kedelai terkenal akan protein yang tinggi (2). Sekitar 30% komponen kedelai adalah protein (3). Selain kandungannya yang tinggi protein, kualitas protein kedelai lebih tinggi dari sumber makanan protein nabati lainnya, bahkan mirip dengan kualitas protein hewani (2). Protein kedelai mudah dicerna dan diserap di dalam tubuh layaknya protein hewani. Kandungan asam amino pada protein kedelai cukup lengkap dan sesuai dengan yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)/Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) (4).

Selain tergolong pangan yang kaya akan gizi, protein kedelai memiliki fungsi fisiologis untuk membantu menurunkan kadar kolesterol darah (4).

  1. Kedelai Sumber Lemak Baik

Siapa yang bilang lemak itu jahat? Pada dasarnya lemak itu baik, selama tidak berlebihan. Bahkan tipe lemak tidak jenuh seperti omega 3 dan omega 6 dapat membantu meningkatkan kesehatan (5). Lemak merupakan salah satu nutrisi yang sama pentingnya dengan protein dan karbohidrat untuk mengisi energi tubuh. Sistem di dalam tubuh dapat berjalan optimal juga bergantung pada adanya lemak. Misalnya, lemak membantu proses pelarutan beberapa vitamin seperti vitamin A, D, E dan K ke dalam aliran darah sehingga siap untuk diserap dan digunakan oleh tubuh.

Kedelai kaya akan protein tetapi juga kaya lemak tidak jenuh, yang dianggap sebagai lemak “baik” (2) Sekitar 80% kandungan lemak pada kedelai merupakan lemak tidak jenuh (4). Kedelai kaya akan asam lemak omega-6 yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan, seperti menurunkan kadar kolesterol LDL darah dan memperbaiki resistensi insulin (6,7). Di antara kacang-kacangan lainnya, kedelai adalah satu-satunya kacang-kacangan yang menyediakan asam lemak omega-3 dalam jumlah yang cukup besar (6).

  1. Kedelai Tinggi Serat

Serat adalah nutrisi yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang bermanfaat untuk tubuh diantaranya mengurangi risiko penyakit-penyakit seperti penyakit jantung, diabetes, kanker usus besar, membantu dalam menjaga berat badan, dan memelihara kesehatan pencernaan (7).

Kedelai merupakan sumber pangan yang mempunyai kandungan serat. Serat dalam kedelai merupakan makanan baikuntuk mikroba baik di dalam usus (prebiotik) yang dapat mempertahankan kesehatan pencernaan (6). Tetapi tidak hanya itu, studi membuktikan bahwa dengan mengonsumsi biskuit yang ditambahkan serat kedelai (serat = 27.5 g per hari) sebagai sarapan selama 12 minggu  dapat membantu menurunkan berat badan, indeks massa tubuh, dan kolesterol LDL dibandingkan dengan mereka yang tidak mengonsumsi biskuit kedelai (8).

Sekarang sudah semakin sayang dengan kedelai kan? Yuk! #MakanSOYJOY! SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi protein, dan tinggi serat. Jadikan SOYJOY sebagai #Soylution camilanmu ya!

Referensi:

  1. Barasi, M.E. (2003). Human Nutrition: A Health Perspective. 2nd ed. London: Hodder Arnold.
  2. Messina M. (2016). Soy and Health Update: Evaluation of the Clinical and Epidemiologic Literature. Nutrients, 8(12), 754.
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data Komposisi Pangan Indonesia. [online] Available at: https://www.panganku.org/id-ID/view (Accessed 15th February 2021).
  4. Sugano, M. (Ed.). (2005). Soy in health and disease prevention. CRC Press.
  5. Madell, R. & Nall, R. (2020). Good Fats, Bad Fats, and Heart Disease. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/heart-disease/good-fats-vs-bad-fats (Accessed 16th Februari 2021).
  6. Rizzo, G., & Baroni, L. (2018). Soy, Soy Foods and Their Role in Vegetarian Diets. Nutrients, 10(1), 43.
  7. Whitney, E. N., & Rolfes, S. R. (2016). Understanding nutrition. 14th Ed.  Stamford: Cengage Learning.
  8. Hu, X., Gao, J., Zhang, Q., Fu, Y., Li, K., Zhu, S., & Li, D. (2013). Soy fiber improves weight loss and lipid profile in overweight and obese adults: a randomized controlled trial. Molecular nutrition & food research, 57(12), 2147–2154.
Sadari Hidden Diabetes, Are You?

Sadari Hidden Diabetes, Are You?

Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, diperkirakan 14 juta orang Indonesia yang berusia 15 tahun ke atas atau sekitar 8.5% penduduk Indonesia menderita diabetes melitus (DM) (1,2). Hanya 25% atau 1 dari 4 orang penderita diabetes yang sadar bahwa dirinya menderita diabetes (1). Diabetes dikenal sebagai ‘silent killer’ atau pembunuh diam-diam, karena dapat merenggut nyawa jika tidak disadari sedini mungkin (3).

Waspadai tanda-tanda orang yang mungkin mengalami hidden diabetes (4):

  1. Usia >45 tahun tanpa faktor risiko di bawah ini
  2. Orang dengan berat badan lebih (Indeks Massa Tubuh (IMT ≥ 23 kg/m2) yang disertai dengan satu atau lebih faktor risiko sebagai berikut:
    • Aktivitas fisik kurang
    • Mempunyai riwayat keturunan DM dalam keluarga
    • Perempuan yang memiliki riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir >4kg atau mempunyai riwayat gula darah tinggi saat hamil (gula darah puasa ≥ 92 mg/dL)
    • Tekanan darah tinggi (hipertensi, ≥140/90 mmHg atau sedang mendapat terapi untuk hipertensi)
    • Kadar kolesterol HDL <35 mg/dL dan atau trigliserida >250 mg/dL
    • Wanita dengan sindrom polikistik ovarium (PCOS)
    • Riwayat prediabetes (gula darah puasa = 100-125 mg/dL)
    • Obesitas berat, kulit menggelap di bagian lipatan tubuh
    • Riwayat penyakit kardiovaskular

Jangan lupa ya periksa gula darah rutin untuk mendeteksi dini dan menjaga kadar gula darah sedini mungkin.

Konsisten bergaya hidup sehat dengan menjaga berat badan, menjaga pola makan yang baik serta rajin berolahraga untuk mengurangi risiko terkena diabetes (5). SOYJOY dapat menjadi #soylution camilan baik untuk jaga pola makan sehat karena terbuat dari kedelai utuh, sumber protein dan tinggi serat.

Referensi:

  1. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. (2020). InfoDATIN Diabetes Melitus. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  2. Badan Pusat Statistik. (2010). Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin. [online] Available at: https://sp2010.bps.go.id/index.php/site/tabel?tid=336&wid=0. (Accessed 8th Jan 2020).
  3. Rahim, F. F., Abdulrahman, S. A., Kader Maideen, S. F., & Rashid, A. (2020). Prevalence and factors associated with prediabetes and diabetes in fishing communities in penang, Malaysia: A cross-sectional study. PloS one, 15(2), e0228570.
  4. Soelistijo, S. A. et al. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Di Indonesia 2015. Jakarta: PB Perkeni.
  5. Harvard T.H. Chan School. (n.d.). Simple Steps to Preventing Diabetes. [online] Available at: https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/disease-prevention/diabetes-prevention/preventing-diabetes-full-story/ (Accessed 16th October 2020).
Tahun Baru, #Re-SOYLUTION Gaya Hidup Sehat

Tahun Baru, #Re-SOYLUTION Gaya Hidup Sehat

“Tahun baru, berarti resolusi baru.” Tradisi ini mungkin sudah tidak asing di ditemukan di masyarakat. Artinya, janji-janji baru untuk melakukan perubahan dan perbaikan diri di tahun selanjutnya menjadi “challenge” sekaligus “resolusi” yang ingin dicapai. Membuat resolusi tahun baru dalam bentuk “goals” yang lebih spesifik menjadi strategi baru yang bisa kamu terapkan untuk menunjang resolusimu agar lebih dapat tercapai, loh (1)! 

Contohnya, jika resolusimu di tahun 2021 adalah menerapkan pola makan yang lebih sehat, maka coba tentukan beberapa goals yang lebih spesifik dan realistis sebagai resolusimu, sehingga dalam jangka panjang, kamu akan lebih pede karena kamu benar-benar mematuhinya (2). Berikut contoh “goals” resolusi yang dapat kamu pilih untuk menerapkan pola makan yang sehat.

1.Kurangi gula pada minuman manismu

Memesan minuman yang “less sugar” merupakan salah satu cara yang sering dan mudah dilakukan oleh kebanyakan orang. Faktanya, minuman manis mengandung kalori yang tinggi karena kandungan gula yang tinggi. Tahukah kamu? Dalam 1 sendok makan atau setara 3 sendok teh (13 g) gula mengandung ± 50 kkal (3).

2. Memakan buah segar dibandingkan dengan minum jus buah

Dari segi nutrisi, buah segar mengandung lebih banyak serat serta tanpa gula tambahan dibandingkan dengan jus buah. Selain itu, mengonsumsi buah segar lebih memberikan rasa kenyang. Bahkan, mengonsumsi buah segar sebelum makan besar terbukti dapat mengurangi jumlah kalori saat makan besar (4).

3. Mulai harimu dengan sarapan

Kamu termasuk #teamNOsarapan atau #teamYESsarapan?

Ternyata, sarapan sangat penting untuk kesehatan jantung, sistem pencernaan, dan bahkan bantu jaga berat badanmu loh (5). Para ahli mengajurkan “sarapan sehat”; yang biasanya dilakukan antara bangun pagi hingga jam 9 dengan kalori sebanyak 15-30% dari kebutuhan sehari atau sekitar 300-600 kkal untuk yang memiliki kebutuhan kalori sebanyak 2.150 kkal. Selain itu, komposisi sarapan sehat terdiri dari sumber karbohidrat, lauk-pauk, sayuran atau buah-buahan dan minuman (6).

4. Masukkan camilan ke dalam pola makanmu sehari-hari

Faktanya, memasukkan camilan ke dalam pola makan sehari merupakan cara baik untuk mendapatkan nutrisi yang kamu tidak dapatkan selama makan besar (7). Selain itu, makan camilan bantu kurangi porsi makan berlebih saat makan besar atau jaga agar tidak “kalap” (8).

Kuncinya adalah pilih camilan yang tepat. Pilih camilan yang mengandung protein dan serat. Protein dan serat dapat membuat kamu merasa kenyang lebih lama dan tidak kalap saat tiba waktu makan besar. Bahkan, rutin mengonsumsi camilan kaya protein dan tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan (9).

Nah sudah tahukan beberapa #RE-SOYLUTION gaya hidup lebih sehat untuk tahun 2021. SOYJOY, terbuat dari kedelai utuh, sumber protein dan tinggi serat, sehingga dapat menjadi #SOYLUTION camilan baik untuk gaya hidup yang lebih sehat .

Referensi:

  1. Höchli, B., Brügger, A., & Messner, C. (2020). Making New Year’s Resolutions that Stick: Exploring how Superordinate and Subordinate Goals Motivate Goal Pursuit. Applied Psychology: Health and Well‐Being12(1), 30-52.
  2. Davis, J.L. (2002). Keep Those New Year’s ‘Eat Better’ Resolutions. [online] Available at: https://www.webmd.com/diet/features/keep-those-new-years-eat-better-resolutions (Accessed 11th Dec 2020).
  3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Data Komposisi Pangan Indonesia. [online] Available at: https://www.panganku.org/id-ID/view (Accessed 11th Dec 2020)
  4. Flood-Obbagy, J. E., & Rolls, B. J. (2009). The effect of fruit in different forms on energy intake and satiety at a meal. Appetite52(2), 416–422.
  5. Texas. Bureau of WIC Nutrition. (2014) Wake Up To the Benefits of Breakfast. [online] Available at: https://texashistory.unt.edu/ark:/67531/metapth640969/m1/1/ (Accessed 11th Dec 2020).
  6. Kementerian Kesehatan RI. (2014). Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
  7. Lawrence, S. (2008). The Smart Way To Snack. [online] Available at: https://www.webmd.com/food-recipes/features/smart-way-to-snack#1 (Accessed 11th Dec 2020).
  8. Papakonstantinou, E., Orfanakos, N., Farajian, P., Kapetanakou, A. E., Makariti, I. P., Grivokostopoulos, N., … & Skandamis, P. N. (2017). Short-term effects of a low glycemic index carob-containing snack on energy intake, satiety, and glycemic response in normal-weight, healthy adults: results from two randomized trials. Nutrition42, 12-19.
  9. Njike VY, Smith TM, Shuval O, et al. (2016). Snack Food, Satiety, and Weight. Adv Nutr, 7(5),866-878.
Tentang SOYJOY RESOYLUTION to 2021

Tentang SOYJOY RESOYLUTION to 2021

Tentang SOYJOY RESOYLUTION to 2021

SOYJOY RESOYLUTION to 2021 diadakan oleh SOYJOY sebagai bentuk kepedulian SOYJOY terhadap kesehatan masyarakat khususnya di Indonesia.
Acara ini terbuka untuk umum dan akan diadakan dalam 10 sesi (9 Sesi Workout & 1 Sesi Health Talk). Dengan acara ini, SOYJOY berharap bisa membantu masyarakat yang ingin hidup lebih sehat di masa pandemi ini namun tidak ingin keluar rumah untuk mengurangi resiko terpapar COVID-19.

Segera daftarkan diri Anda dan jangan lewatkan kesempatan untuk belajar di kelas yang belum pernah anda ikuti sebelumnya!

Detail Acara

SESI 1 – SALSATION
Tanggal           : Sabtu, 05 Desember 2020
Waktu             : 16.00 WIB – selesai
Instructor        : SEI Vinky – SI Dai – SI Merry – SI Rita

SESI 2 – ZUMBA
Tanggal           :  Minggu, 06 Desember 2020
Waktu             :  16.00 WIB – selesai
Instructor        : ZIN Diah – ZIN Gun – ZIN Oemar

SESI 3 – STRONGNATION
Tanggal           :  Selasa, 08 Desember 2020
Waktu             :  16.00 WIB – selesai
Instructor        : SYNC Leony – SYNC Maulani

SESI 4 – STRONGNATION FOR BEGINNERS
Tanggal           : Rabu, 09 Desember 2020
Waktu             : 18.30 WIB – selesai
Instructor        : Gaby – Nadia

SESI 5 – POUNDFIT
Tanggal           : Sabtu, 12 Desember 2020
Waktu             : 09.00 WIB – selesai
Instructor        : Elizabeth – Ema

SESI 6 – ZUMBA
Tanggal           : Minggu, 13 Desember 2020
Waktu             : 09.00 WIB – selesai
Instructor        : ZIN Wangi – ZIN Christy

SESI 7 – HEALTH TALK
Tanggal           : Selasa, 15 Desember 2020
Waktu             : 18.30 WIB – selesai
Nara Sumber   : dr. Adrian Purwadihardja
Tema               : SIMPLE WAY TO LOSE YOUR WEIGHT IN 3 MONTHS

SESI 8 – CATHRASIS YOGA & HYPNOSIS
Tanggal           : Kamis, 17 Desember 2020
Waktu             : 16.00 WIB – selesai
Instructor        : dr. Darmika – Devano

SESI 9 – JUST DANCE
Tanggal           : Sabtu, 19 Desember 2020
Waktu             : 16.00 WIB – selesai
Instructor        : Putri – Mamet – Vina

SESI 10 – Barre
Tanggal           : Minggu, 20 Desember 2020
Waktu             : 16.00 WIB – selesai
Instructor        : Marcya

Tata Cara Pendaftaran dan Registrasi Acara

  1. Beli SOYJOY di Tokopedia sebagai tanda registrasi peserta

(Paket 6 bar untuk ikut semua sesi)

Link pembelian:  bit.ly/PembelianTiketRESOYLUTIONto2021

*Saat melakukan pembelian, jangan lupa menuliskan keterangan RESOYLUTIONTO2021 di bagian Catatan untuk penjual

  1. Jika sudah melakukan pembelian, screen capture invoice pembelian sebagai bukti telah melakukan registrasi
  2. Lakukan pendaftaran ulang melalui Google Form dengan mengisi data peserta, nomor invoice, dan mengunggah (upload) bukti invoice yang sebelumnya telah di screen capture

Link pendaftaran : https://bit.ly/RegistrasiRESOYLUTIONto2021

  1. Setelah selesai melakukan pendaftaran ulang, panitia akan mengirimkan email konfirmasi maksimal 3×24 jam
  2. Link Workout & Health Talk Consultation akan dikirimkan ke email masing-masing, maksimal 2 jam sebelum acara dimulai
  3. Pendaftaran dibuka mulai tanggal 30 November 2020

Fasilitas yang Diperoleh oleh Peserta

  1. All Sesi Kegiatan RESOYLUTION to 2021
  2. Doorprize dengan total hadiah Ratusan Ribu Rupiah

Jika ada kendala, silahkan hubungi
Silvia (0812-1366-7237) – Andy (081356819272)

Post-Event Challenge

Yuk ikuti juga Challenge Post-Event kita! Buat para peserta yang sudah daftar,
posting di Instagram Story masing-masing dan pastikan jangan lupa Follow serta Tag @SOYJOYID @corenationactive.

Caranya gampang banget:

  1. Follow @soyjoyid dan juga @corenationactive
  2. Upload story keseruan mengikuti #RESOYLUTIONto2021 versi kamu dengan Mention @soyjoyid dan @corenationactive  #RESOYLUTIONto2021
  3. Pastikan Profil Instagram tidak di-private
  4. Pemenang akan diumumkan pada H+1 acara berlangsung
  5. Menangkan hadiah paket hadiah menarik dari Corenation & SOYJOY untuk 3 orang yang beruntung di setiap kelasnya
  6. Keputusan dewan juri tidak dapat diganggu gugat

Tunggu apa lagi? Ayo ikuti SOYJOY RESOYLUTION to 2021!

Kedelai Bantu Kamu Cegah Diabetes

Kedelai Bantu Kamu Cegah Diabetes

Diabetes merupakan salah satu penyakit yang sangat menakutkan di masyarakat. Akan tetapi diabetes dapat dicegah dengan berbagai strategi simple meliputi jaga berat badan; melakukan aktivitas fisik; serta menerapkan pola makan yang seimbang, bergizi dan beragam (1,2).

Kacang kedelai merupakan salah satu makanan yang dapat membantu dalam mencegah diabetes. Siapa sih yang tidak mengenal kacang-kacangan yang satu ini? Masyarakat sering mengonsumsi kacang kedelai di kehidupan sehari-hari dalam bentuk tempe, tahu, susu kedelai, kecap, dan bahkan dalam bentuk snack bar. Kedelai ini merupakan makanan yang kaya akan zat gizi, kedelai mengandung protein yang tinggi serta merupakan sumber karbohidrat dan lemak yang baik. Kedelai juga kaya akan berbagai vitamin, mineral, dan isoflavon yang merupakan senyawa yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh, dimana salah satunya adalah sebagai anti-diabetes (3,4).

Dalam suatu ulasan universitas medis yang terkenal di dunia, Harvard T.H. Chan School of Public Health menjelaskan bahwa mengonsumsi kacang kedelai sebagai penganti protein hewani seperti daging merah dan olahannya, terbukti dianjurkan untuk mencegah diabetes (2). Hal ini disebabkan karena adanya kandungan isoflavon dalam kedelai dan protein nabati yang dipercaya dapat bantu jaga gula darah terkontrol sepanjang hari, sehingga bantu cegah diabetes (4). Dalam 100 g kedelai mengandung 30.2 g protein nabati serta isoflavon hingga 400 mg (5,6).

Jadi jangan ragu untuk mengonsumsi kedelai dalam rangka mencegah diabetes. Hasil dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi protein kedelai dan konsumsi isoflavon kedelai dapat membantu terhindar dari risiko terkena diabetes menjadi turun hingga 16% (7). SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi protein, tinggi serat, dan mengandung isoflavon, dapat menjadi camilan praktis dimanapun dan kapanpun.

Referensi:

  1. National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. (2016). Preventing Type 2 Diabetes. [online] Available at: https://www.niddk.nih.gov/health-information/diabetes/overview/preventing-type-2-diabetes (Accessed 9th November 2020).
  2. Harvard T.H. Chan School of Public Health. (n.d.). Simple Steps to Preventing Diabetes. [online] Available at: https://www.hsph.harvard.edu/nutritionsource/disease-prevention/diabetes-prevention/preventing-diabetes-full-story/ (Accessed 9th October 2020).
  3. Arnarson, A. (2019). Soybeans 101: Nutrition Facts and Health Effects. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/foods/soybeans#vitamins-and-minerals (Accessed 9th November 2020).
  4. Mueller, N. T., Odegaard, A. O., Gross, M. D., Koh, W. P., Yu, M. C., Yuan, J. M., & Pereira, M. A. (2012). Soy intake and risk of type 2 diabetes in Chinese Singaporeans [corrected]. European journal of nutrition, 51(8), 1033–1040.
  5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (n.d.). Data Komposisi Pangan Indonesia. Available at: https://www.panganku.org/id-ID/view (Accessed 9th November 2020).
  6. Sugano, M. (ed.). (2006). Soy in health and disease prevention. CRC Press.
  7. Tang, J., Wan, Y., Zhao, M., Zhong, H., Zheng, J. S., & Feng, F. (2020). Legume and soy intake and risk of type 2 diabetes: a systematic review and meta-analysis of prospective cohort studies. The American Journal of Clinical Nutrition, 111(3), 677-688.