by gl75FKPUUayArC | Oct 12, 2020 | Healthy Living
Ketika kita mendengar kata “kedelai” pasti sudah terbayang berbagai manfaatnya. Taukah kamu ada si unik Isoflavon khusus hanya terdapat pada kedelai? Isoflavon adalah senyawa unik yang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan diantaranya adalah sebagai antioksidan, mencegah osteoporosis, anti kanker, dan meringankan gejala menopause. Yuk bahas satu per satu manfaat dari isoflavon kedelai.
- Antioksidan
Isoflavon memiliki sifat sebagai antioksidan, zat yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas (1,2). Apa itu radikal bebas dan apa pengaruhnya untuk tubuh? Radikal bebas merupakan sejenis senyawa (ion, molekul) yang umumnya bersfiat tidak stabil dan sangat reaktif (2). Radikal bebas ini terbentuk oleh tubuh kita karena adanya proses metabolisme yang terjadi di dalam tubuh (3). Produksi radikal bebas dapat meningkat ketika terkena infeksi, berada di suhu ekstrim, menggunakan obat tertentu, merokok, terkena polusi, atau terkena radiasi (4). Sehingga perlu diperhatikan apabila radikal bebas meningkat, maka kebutuhan antioksidan juga meningkat untuk melindungi tubuh. Isoflavon dapat menjadi solusi kamu untuk menangkal radikal bebas, yuk konsumsi makanan yang mengandung isoflavon kedelai lebih banyak lagi.
- Mencegah osteoporosis
Osteoporosis adalah kondisi hilangnya kepadatan tulang yang menyebabkan tulang lemah, sehingga tulang menjadi rapuh dan lebih mudah patah (5,6). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kandungan isoflavon pada kedelai dapat meningkatkan kepadatan tulang (7) sehingga dapat mencegah osteoporosis.
- Anti kanker
Isoflavon dalam kedelai terbukti dapat mencegah kanker (8), karena sifat isoflavon yang dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dengan cara menghambat aktivitas enzim penyebab kanker dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh (9). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi isoflavon kedelai berkaitan dengan penurunan resiko kanker prostat sebesar 29% (10). Penelitian lainnya juga menunjukkan bahwa semakin tinggi konsumsi isoflavon kedelai (20 mg isoflavon per hari), maka semakin rendahnya risiko terkena kanker payudara (11).
- Meringankan gejala menopause
Menopause merupakan kondisi dimana seorang wanita tidak menstruasi selama 12 bulan berturut-turut dan tidak dapat hamil lagi (12). Biasanya wanita yang sudah memasuki usia 45-55 tahun, akan memasuki fase menopause (13). Faktanya, lebih dari 80% wanita pada umumnya mengalami salah satu gejala menopause yaitu hot flashes (14,15). Hot flashes adalah sensasi panas di dalam tubuh yang ditandai dengan sensasi panas, berkeringat, muka menjadi panas dan merah, kecemasan, dan panas dingin yang berlangsung selama 1-5 menit (15).
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kedelai selama 6 hingga 12 bulan efektif dalam mengurangi frekuensi dari hot flashes hingga 20.6% dan mengurangi tingkat keparahannya hingga 26.2% (16).
Jadi jangan ragu-ragu untuk mengonsumsi kedelai, karena banyak sekali manfaat yang didapatkan saat mengonsumsi kedelai. SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi protein, tinggi serat, dan mengandung isoflavon, dapat menjadi camilan praktis dimanapun dan kapanpun.
Referensi:
- Yu, J., Bi, X., Yu, B., & Chen, D. (2016). Isoflavones: Anti-Inflammatory Benefit and Possible Caveats. Nutrients, 8(6), 361.
- Whitney, E. & Rolfes, S.R. (2016). Understanding Nutrition, 14th Stamford: Cengage Learning.
- Caballero, B., Allen, L. & Prentice, A. (ed) (2013). Encyclopedia of Human Nutrition, 3rd Amsterdam: Academic Press.
- Phaniendra, A., Jestadi, D.B., dan Periyasamy, L. (2015). Free readicals: properties, sources, targets, and their implication in various diseases. Indian J Clin Biochem, 30(1), 11-26.
- Stang, D. (2019). What Do You Want to Know About Osteoporosis. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/osteoporosis#:~:text=Osteoporosis%20is%20a%20condition%20that,to%20lose%20strength%20and%20density (Accessed 29th September 2020).
- (2019). Osteoporosis [online] Available at: https://www.nhs.uk/conditions/osteoporosis/ (Accessed 29th September 2020).
- Akhlaghi, M., Nasab, M.G., Riasatian, M. & Sadeghi, F. (2019). Soy isoflavones prevent bone resorption and loss, a systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Critical Reviews in Food Science and Nutrition.
- Sugano, M. (Ed.). (2005). Soy in health and disease prevention. CRC Press.
- Astawan, M., & Febrinda, A. E. (2016). Isotlavon Kedelai sebagai Antikanker. Jurnal Pangan, 18(3), 42-50.
- Applegate, C.C., Rowles III, J.L., Ranard, K.M., Jeon, S. & Erdman Jr., J.W. (2018). Soy consumption and the risk of prostate cancer: an updated systematic review and meta-analysis. Nutrients, 10, 40.
- Wu, A. H., Yu, M. C., Tseng, C. C., & Pike, M. C. (2008). Epidemiology of soy exposures and breast cancer risk. British journal of cancer, 98(1), 9–14.
- Watson, S. (2019). Does Soy Help with Menopause?. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/soy-for-menopause (Accessed 23rd September 2020).
- Ernst, H. (2020). Everything You Should Know About Menopause. [online] Available at: https://www.healthline.com/health/menopause (Accessed 23rd September 2020).
- AlDughaither, A., AlMutairy, H., &AlAteeq, M. (2015). Menopausal symptoms and quality of life among Saudi women visiting primary care clinics in Riyadh, Saudi Arabia. International journal of women’s health, 7, 645.
- Bansal, R., & Aggarwal, N. (2019). Menopausal Hot Flashes: A Concise Review. Journal of mid-life health, 10(1), 6–13.
- Taku, K., Melby, M. K., Kronenberg, F., Kurzer, M. S., & Messina, M. (2012). Extracted or synthesized soybean isoflavones reduce menopausal hot flash frequency and severity: systematic review and meta-analysis of randomized controlled trials. Menopause, 19(7), 776-790.
by gl75FKPUUayArC | Oct 1, 2020 | Healthy Living
Menjaga gula darah sangat penting, baik untuk orang sehat ataupun penyandang diabetes. Mengapa? Gula darah terkontrol dapat membantu kamu mengurangi risiko mengalami diabetes tipe 2 (1) dan terhidar dari kondisi gula darah tinggi (hiperglikemia). Gula darah yang tidak terkontrol bagi penyandang diabetes mengakibatkan beberapa penyakit, misalkan penyakit ginjal, penyakit jantung, hinggakerusakan sistem saraf, gangguan penglihatan dan penyumbatan pembuluh darah ke otak (2). Nah untuk itu, bagaimana sih cara jaga gula darah? Yuk intip dulu tipsnya:
- Menerapkan prinsip “3 J”

Prinsip “3 J” yaitu jenis, jumlah, dan jadwal makan (3,4). Artinya, cobalah untuk menerapkan pengaturan pola makan seimbang yang terdiri dari karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral guna menjaga gula darah. Karena prinsipnya, gula darah akan meningkat ketika kita mengonsumsi makanan (5).
a. Perhatikan “Jenis” makanan
Jenis makanan yang mengandung “karbohidrat” merupakan poin yang perlu diperhatikan dalam menjaga gula darah. Karbohidrat juga merupakan sumber energi utama untuk kegiatan sehari-hari dan juga untuk otak (6). Dianjurkan minimal konsumsi karbohidrat setiap harinya adalah 130 g atau setara dengan tiga seperempat porsi nasi atau 22 sendok makan (4).
Jenis sumberkarbohidrat yang cocokuntukmenjagaguladarahadalah yang rendah indeks glikemik seperti kedelai, talas, wortel, apel, jeruk, pisang dan lainnya (7). Makanan rendah glikemik meningkatkan gula darah secara bertahap atau lebih sedikit dibandingkan dengan makanan dengan indeks glikemik yang tinggi, sehingga dapat bantu jaga gula darah (8). Hindari untuk konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat sederhana atau mudah diserap oleh tubuh seperti gula, sirup, selai, manisan, minuman ringan, dan lainnya (9). Karena makanan jenis ini, umumnya dapat meningkatkan gula darah secara cepat.
b. Jumlah
Jumlah makanan yang dikonsumsi untuk menjaga gula darah disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing orang. Jumlah makanan ditentukan berdasarkan umur, jenis kelamin, berat badan, tinggi badan, dan aktivitas (3). Secara umum kebutuhan orang dewasa sehat adalah 2150 kkal yang bisa didapatkan dari beragam jenis makanan setiap harinya. konseling dengan ahli gizi disarankan jika menginginkan hasil nutrisi yang optimal dari masing-masing orang (4).
c. Jadwal
Jadwal makan yang baik dan disarankan adalah 3x sehari makan utama serta selingan 2x antar waktu makan mengikuti prinsip porsi kecil. Snack yang dianjurkan adalah snack rendah glikemik untuk menjaga kestabilan gula darah (10). Selain itu,jangan pernah untuk melewatkan makan. Melewatkan makan dapat membuat lebih lapar, murung, dan tidak dapat fokus (11). Lapar yang berlebih karena skip waktu makan dapat membuat kamu kalap di waktu makan berikutnya.
- Aktivitas fisik

Olahraga dapat membantu menjaga gula darah karena otot akan menggunakan gula tersebut sebagai energi saat berolahraga. Selain itu olahraga dapat meningkatkan sensitivitas tubuh terhadap insulin, sehingga kadar gula dalam darah akan menurun (5). Kegiatan olahraga untuk mengontrol gula darah dilakukan secara teratur sebanyak 3-5 kali perminggu sekitar 30-45 menit, dengan total 150 menit perminggu. Selain itu, jeda antar latihan dianjurkan tidak lebih dari 2 hari berturut-turut (3).
Yuk lakukan tips-tips di atas untuk bantu jaga gula darahmu. SOYJOY dapat menjadi #soylution memenuhi kebutuhan nutrisi dan menjaga gula darah karena terbuat dari kedelai utuh, sumber protein dan tinggi serat.
Referensi:
- National Cardiovascular Intelligence Network (NCVIN). (2015). NHS Diabetes Prevention Programme (NHS DPP) Non-diabetic hyperglycaemia. London: Open Government Licence v3.0.
- Goyal, R. & Jiala, I. (2020). Diabetes Mellitus Type 2. In: StatPearls [online] Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK513253/ (Accessed 18th June 2020).
- Soelistijo, S.A. et al. (2015). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2015. Jakarta: PB Perkeni.
- P2PTM Kemenkes RI. (2018). Diet Diabetes Melitus (DM) dilakukan dengan pola makan sesuai dengan aturan 3 J. Apa saja “3J”?. [online] Available at: http://p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/6/diet-diabetes-melitus-dm-dilakukan-dengan-pola-makan-sesuai-dengan-aturan-3j-apa-saja-3j (Accessed 21st September 2020).
- Rowles, A. (2017). 12 Simple Tips to Prevent Blood Sugar Spikes. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/blood-sugar-spikes (Accessed 21st September 2020).
- Fioramonti, X., & Pénicaud, L. (2019). Carbohydrates and the Brain: Roles and Impact. In Feed Your Mind-How Does Nutrition Modulate Brain Function Throughout Life?. IntechOpen.
- Mann, J., & Truswell, A. S. (Eds.). (2017). Essentials of human nutrition. Oxford University Press.
- (2020). Glycemic index and diabetes. [online] Available at:https://medlineplus.gov/ency/patientinstructions/000941.htm#:~:text=In%20general%2C%20low%20GI%20foods,it%20harder%20to%20control%20diabetes (Accessed 21st September 2020).
- P2PTM Kemenkes RI. (2018). Diet pada Diabetes Mellitus, cara pengaturan makanan. [online] Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/12/diet-pada-diabetes-mellitus-cara-pengaturan-makanan (Accessed 21st September 2020).
- P2PTM Kemenkes RI. (2018). 3 hal yang perlu diperhatikan dalam membuat menu makanan Diabetes.[online] Available at: http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographic-p2ptm/penyakit-diabetes-melitus/page/12/3-hal-yang-perlu-diperhatikan-dalam-membuat-menu-makanan-diabetes(Accessed 21st September 2020).
- Academy of Nutrition and Dietetics. (2019). Eating Right with Diabetes. [online] Available at: https://www.eatright.org/health/diseases-and-conditions/diabetes/eating-right-with-diabetes (Accessed 21st September 2020).
by gl75FKPUUayArC | Sep 14, 2020 | Healthy Living
Pernah ngga sih ngerasa bingung mau makan apa ketika lapar diantara waktu makan? Terkadang kita bingung karena banyak opini yang saling bertolak belakang mengenai apa yang boleh atau tidak boleh dimakan serta waktu yang tepat untuk mengkonsumsi makanan tersebut. Banyak dari kita mempercayai informasi salah yang mudah ditemukan karena tersebar luas. Nah sekarang kita akan membahas beberapa mitos popular seputar cemilan, yuk simak informasi berikut!
- Ngemil merupakan kebiasaan buruk
Berbicara mengenai ‘ngemil’, ada beberapa orang yang menganggap bahwa mengonsumsi cemilan merupakan kebiasaan baik, tetapi tidak jarang juga orang menganggap mengonsumsi cemilan adalah kebiasaan buruk. Penelitian menunjukkan bahwa orang melihat ngemil sebagai kebiasaan yang tidak sehat1. Padahal definsi ngemil mengacu pada mengonsumsi cemilan di antara waktu makan, baik cemilan tersebut sehat atau cemilan tersebut adalah makanan yang padat energy, tinggi natrium, gula, dan/atau lemak2,3. Padahal cemilan bisa menjadi makanan keempat atau cara baik untuk mendapatkan zat gizi yang terlewatkan saat makan besar4.
- Ngemil menyebabkan kenaikan berat badan
Sebagian besar penelitian menunjukkan bahwa ngemil di antara waktu makan tidak mempengaruhi berat badan. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan bahwa mengonsumsi cemilan kaya protein dan tinggi serat dapat membantu menurunkan berat badan. Tetapi beberapa penelitian menujukkan bahwa ngemil dapat menurunkan berat badan lebih lambat atau bahkan kenaikan berat badan pada orang obesitas dan orang dengan berat badan normal. Hasil yang masih saling bertentangan menunjukkan respon berat badan ketika ngemil bervariasi berdasarkan individu3.
- Ngemil membuat rasa lapar meningkat
Banyak orang yang masih menganggap bahwa ngemil membuat seseorang merasa lapar terus. Ngemil dapat membantu beberapa orang menghindari kelaparan. Ketika orang tidak makan dalam waktu lama, orang tersebut mungkin menjadi sangat lapar sehingga nantinya akan makan lebih banyak kalori daripada yang dibutuhkannya. Ngemil dapat membantu menjaga keseimbangan tingkat kelaparan, terutama pada hari dimana waktu makan satu dengan lainnya jauh3. Faktanya juga, gula darah akan turun dalam 3 hingga 5 jam setelah makan5. Gula darah yang rendah dapat menandakan kelaparan6. Sehingga, makan cemilan kecil dan sering dapat membuat gula darah normal3.
Adapun rekomendasi untuk untuk ngemil yang sehat, meliputi: makanan mengandung 200 kalori dan setidaknya 10 gram protein untuk membantu tetap kenyang hingga makan selanjutnya, makan 2-3 cemilan per hari jika merupakan orang yang aktif, membawa cemilan yang bisa dibawa kemana saja saat keluar atau berpergian untuk berjaga-jaga saat kelaparan, dan untuk makanan yang harus dihindari untuk cemilan adalah makanan olahan dengan gula yang tinggi3.
Nah, sekarang sudah lebih memahami berbagai fakta seputar cemilan kan? Jadi ngemil itu boleh yaa selama camilan yang kita konsumsi itu sehat. SOYJOY dapat menjadi snack sehari-hari karena SOYJOY terbuat dari kedelai, tinggi protein kedelai yang dapat menunda keinginan untuk makan dan memiliki indeks glikemik rendah yang dapat menjaga gula darah.
Penulis: Dessy Pratiwi, S.Gz.
- Zizza CA. Healthy snacking recommendations: One size does not fit all. Physiol Behav. 2014;134:32-37. doi:10.1016/j.physbeh.2014.01.034
- Hess JM, Jonnalagadda SS, Slavin JL. What Is a Snack , Why Do We Snack , and How Can We Choose Better Snacks ? A Review of the De fi nitions of Snacking , Motivations to Snack , Contributions to Dietary Intake , and Recommendations for Improvement 1 , 2. Adv Nutr. 2016;7(3):466-475. doi:10.3945/an.115.009571.466
- Spritzler F. Is Snacking Good or Bad for You? https://www.healthline.com/nutrition/snacking-good-or-bad. Published 2019. Accessed February 27, 2020.
- Lawrence S. The Smart Way To Snack. https://www.webmd.com/food-recipes/features/smart-way-to-snack#1. Published 2008. Accessed February 27, 2020.
- Baertlein L. Healthy Snacking Benefits. https://www.everydayhealth.com/diet-nutrition/meal-planning/healthy-snacking-benefits.aspx. Published 2016. Accessed February 27, 2020.
- Pietrangelo A, Cherney K. The Effects of Low Blood Sugar on Your Body. https://www.healthline.com/health/low-blood-sugar-effects-on-body#1. Published 2018. Accessed February 27, 2020.
by gl75FKPUUayArC | Sep 1, 2020 | Healthy Living
Ibarat bahan bakar bensin pada mobil, makanan merupakan “bensin” energi untuk kita dapat beraktivitas sehari-hari. Sebelum melakukan aktivitas seperti berolahraga, memastikan tubuh cukup “bahan bakar” adalah hal penting, agar dapat memberikan energi yang dibutuhkan selama berolahraga (1). Selain menyediakan energi, makan sebelum berolahraga bertujuan untuk mencegah rasa lapar,menstabilkan kadar gula darah selama olahraga, dan meminimalkan risiko seperti hipoglikemia (kadar gula darah rendah) (2,3). Penelitian menyebutkan bahwa jenis dan waktu pengisian “bahan bakar” yang tepat mempengaruhi performa olahraga dan pemulihan setelah berolahraga.
Berikut rekomendasi cara memilih jenis makanandan waktu konsumsi yang tepat sebelum berolahraga:
- Konsumsi makanan dengan nutrisi seimbang dan rendah glikemik

Saat berolahraga, otot akan aktif bergerak danmembutuhkan energi. Karbohidrat merupakan salah satu sumber energi utama otot untuk bergerak (4)..Memilih sumber karbohidrat yang tepat seperti makanan dengan rendah glikemik dapatmembantu menghemat cadangan energi di otot dan menjaga agar kadar gula darah tetap normal selama olahraga dalam waktu yang lama. Selain itu, makanan rendah glikemik juga dapat membantu membakar lebih banyak lemak selama olahraga (2). Contoh makanan dengan indeks glikemik rendah adalah kedelai dan talas.
Disisi lain, usahakan memilih makanan dengan kandungan tinggi protein dan lemak baik. Protein dan lemak dapat memperlambat pencernaan dan penyerapan karbohdirat, sehingga membantu menghasilkan peningkatan gula darah yang lebih kecil. Hal ini dapat memastikan kamu punya energi yang tahan lebih lama saat berolahraga, sehingga performa akan lebih optimal. Contoh makanan sumber protein dan lemak baik adalah kedelai, susu, telur, daging ayam. Pastikan juga kamu juga mengonsumsi sayur dan/ atau buah karena kandungan seratnya yang tinggi juga akan memperlambat pencernaan karbohidrat dan menghindari peningkatan gula darah yang tinggi (2).
Secara keseluruhan, mengonsumsi nutrisi seimbang dan rendah glikemik dapat membantu perfoma olahraga jadi lebih optimal.
- Waktu yang terbaik untuk makan sebelum berolahraga

Usahakan makan 2-4 jam sebelum melakukan olahraga (1,2,4). Hal ini memastikan tubuh mempunyai cukup waktu untuk mencerna makanan dan merubahnya menjadi energi(1,2). Hindari makan dalam waktu dekat sebelum olahraga, karena jika makan dalam waktu dekat, makanan belum tercerna dengan baik, sehingga kamu akan mengalami perasaan tidak nyaman seperti kram perut saat berolahraga (4). Jika waktu mendekati olahraga dan kamu merasa harus makan, dapat makan dalam porsi kecil seperti makanan selingan atau snack yang bergizi lengkap (2).
Jadi sudah tahukan bagaimana cara yang tepat dan baik untuk makan sebelum berolahraga? SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, sumber protein dan tinggi serat, dapat menjadi #soylution kamu mengisi “bahan bakar” sebelum berolahraga.
Referensi:
by gl75FKPUUayArC | Jul 16, 2020 | Healthy Living
Saat #dirumahaja, tren makanan belakangan ini sangat meningkat tajam di media social. Sehingga, banyak sekali orang yang mencoba hobi baru, salah satunya memasak di rumah. Oleh sebagian orang, hasil masakan tersebut dijadikan sebagai bisnis yang dijual secara online. Berbagai macam hidangan makanan yang mengguggah selera hilir mudik selama kita berselancar di Instagram, Facebook, ataupun Twitter, mulai dari paket komplit makan besar, a la carte lauk pauk, hingga camilan. Tergoda untuk mencobanya?? Pastinya dong!. Pilih makanan dan camilan yang tidak bikin kancing baju kamu ikutan jaga jarak. Untuk orang yang suka ngemil, bagaimana ya cara ngemil di era #NewNormal ini? Yuk intip tips berikut:
- Selalu rutin makan besar
Hindari keinginan untuk tidak makan besar ataupun membatasi makananmu (1). Makan besar adalah waktunya mengisi full tank energi dengan berbagai sumber nutrisi baik dan lengkap. Pastikan makan besarmu beragam dan seimbang yang mengandung karbohidrat kompleks, protein, lemak baik dan sayuran (vitamin, mineral dan serat) agar kamu merasa kenyang (1). Normalnya, usahakan rutin makan 3 kali sehari untuk mencegah rasa lapar di antara waktu makan. Melewati makan besar mungkin terlihat seperti cara yang baik untuk mengurangi kalori (2). Tetapi pada kenyatannya saat kamu memutuskan mengganti makan besar dengan ngemil, ini akan membuat kamu sangat lapar dan “kalap ngemil” (1,2).

- Jauhkan camilan tidak sehat dari pandanganmu
Hindari untuk membeli camilan tidak sehat, yaitu camilan yang tinggi lemak, gula, dan garam. Kalaupun kamu tidak bisa menahan membeli karena lapar mata, belilah dalam jumlah sedikit, hanya sekedar untuk mencoba saja. Selain itu kamu juga coba untuk menyembunyikan camilan tidak sehat itu dari pandanganmu. Jika kamu tidak melihatnya, kamu tidak akan tergoda untuk memakannya (1,3). Akan tetapi lebih baik coba ganti camilan kamu dengan yang lebih sehat seperti camilan tinggi serat dan protein agar bisa kenyang lebih lama, dan letakkan di dekatmu (3).

- Pastikan kamu benar-benar lapar
Ketika kamu merasa lapar, jangan langsung mengambil camilan. Cobalah untuk minum, karena bisa jadi kamu hanya merasa haus (4). Selain itu, coba lakukan sedikit stretching atau rehat sejenak. Banyak orang yang salah mengira emosi seperti stress dan kelelahan dengan lapar. Kemudian tanyakan pada diri sendiri “apakah saya benar-benar lapar?”. Jika jawabannya adalah iya dan kamu merasa perutmu kosong dan sakit kepala, makanlah camilan yang sehat (2). Pada saat ngemil, pastikan juga untuk menghentikan semua kegiatan (bekerja, menonton televisi, dan lainnya), duduk, dan nikmati camilanmu, supaya kamu lebih cepat merasakan rasa “kenyang” dan dapat mengontrol makananmu (1,2,5).

- Pilih camilan baik (sumber protein dan tinggi serat)
Memilih jenis camilan merupakan hal yang penting dalam menjaga asupan gizi sehari-hari. Pilihlah camilan yang mengandung protein dan serat. Protein dan serat dapat membuat kamu merasa kenyang lebih lama dan gak kalap saat tiba waktu makan besar. Bahkan, rutin mengonsumsi camilan tinggi protein dan serat dapat bantu jaga dan turunkan berat badan (6).

Yuk lakukan tips-tips di atas, supaya kamu tetap bisa ngemil namun tetap sehat di era #NewNormal ini. SOYJOY, terbuat dari kedelai utuh, sumber protein dan tinggi serat, sehingga dapat menjadi camilan #solusibaik untuk ngemil sehatmu di era #NewNormal ini.
Referensi:
- UC Davis Health. (2020). Tips to smart snacking at home during COVID-19 quarantine. [online] Available at: https://health.ucdavis.edu/good-food/blog/snacking-during-covid-19-quarantine.html. (Accessed on 8th July 2020).
- Harvard Health Publishing. (n.d.). Six healthy snacking strategies. [online] Available at: https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/six-healthy-snacking-strategies. (Accessed on 8th July 2020).
- British Nutrition Foundation. (n.d.). Healthier snacking while at home. [online] Available at: https://www.nutrition.org.uk/healthyliving/covid19/healthier-snacking-while-at-home.html. (Accessed on 8th July 2020).
- Hellier, J.L. (editor). (2017). The Five Senses and Beyond The Encyclopedia of Perception. California: ABC-CLIO, LLC.
- Warren, J.M., Smith, N., & Ashwell, M. (2017). A structured literature review on the role of mindfulness, mindful eating and intuitive eating in changing eating behaviours: effectiveness and associated potential mechanisms. Nutrition Research Reviews, 30, 272-283.
- Njike VY, Smith TM, Shuval O, et al. (2016). Snack Food, Satiety, and Weight. Adv Nutr, 7(5),866-878.
by gl75FKPUUayArC | Jun 12, 2020 | Healthy Living
Work from home dan #dirumahaja membuat kita sering mencari-cari makanan untuk dijadikan camilan. Banyak yang mengeluhkan adanya kenaikan berat badan pada saat WFH dan #dirumahaja. Apakah kenaikan berat badan hingga membuat Andatermasuk berat badan lebih atau obesitas? Indeks massa tubuh (IMT) merupakan cara untuk mengetahui apakah Anda termasuk berat badan lebih atau obesitas. Indeks massa tubuh dihitung dengan rumus: IMT=berat badan (kg):(tinggi badan (m)xtinggi badan (m)). Anda memiliki berat badan lebih jika IMT berada di angka 25 hingga 27 kg/m2, dan obesitas ketika IMT berada di angka lebih dari 27 kg/m2 (1).
Nah dengan mengetahui kategori IMT ini kamu akan menjadi tahu kondisi tubuhmu dan menjaga berat badan. Tahukah kamu bahwa kedelai bisa menjadi salah satu makanan untuk menjaga berat badan kamu loh? Kedelai merupakan salah satu jenis kacang-kacangan asli Asia. Kedelai telah menjadi bagian dari diet orang Asia selama ribuan tahun (2). Kedelai telah umum dikonsumsi oleh vegetarian, vegan atau orang yang memiliki alergi terhadap produk susu, karena protein kedelai sering dijadikan sumber utama protein (3).
Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, salah satu manfaat kedelai adalah dapat membantu dalam penurunan berat badan(3). Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi produk kedelai dapat menurunkan berat badan sebesar 0.37 kg pada orang Asia dengan berat badan lebih ataupun obesitas. Bahkan penurunan berat badan lebih signifikan pada wanita non-menopause yaitu sebesar 0.59 kg (4). Penelitian lainnya menunjukan bahwa konsumsi kedelai yang tinggi berkaitan dengan rendahnya IMT pada wanita dewasa (5). Selain itu perlu diketahui apabila Anda bosan mengonsumsi protein hewani seperti ayam atau daging, protein kedelai dapat menjadi alternatif sumber protein untuk diet penurunan berat badan (6,7). Pada sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi protein kedelai selama 2 minggu berat badannya menurun sebesar 2.41 kg, sedangkan orang yang mengonsumsi protein hewani mengalami penurunan berat badan sebesar 2.27 kg (6). Penelitian lainnya bahkan menunjukkan bahwa mengganti 30 gram protein hewani dengan 30 gram protein kedelai selama 12 minggu dapat menurunkan berat badan sebesar 2 kg. Selain itu, peningkatan berat badan sebanyak 1 kg ditemukan pada orang yang tidak mengganti protein hewani menjadi protein kedelai (7).
Disamping membantu menurunkan berat badan, kedelai juga dapat menunda keinginan untuk makan (8) dan mengontrol nafsu makan (6).Jika dilihat dari komposisinya, kedelai adalah salah satu sumber protein nabati terbaik (9). Dalam 100 gram kedelai segar mengandung 30.2 gram protein (10). Selain protein, kedelai juga mengandung serat yang cukup banyak (2.9 gram serat per 100 gram kedelai) (9,10). Kedua nutrisi inilah yang berperan dalam memberikan rasa kenyang. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa konsumsi cemilan yang tinggi protein dan tinggi serat dapat menurunkan hormon yang memicu rasa lapar dan meningkatkan hormon yang memicu rasa kenyang (11). Hormon tersebut dikaitkan dengan keinginan untuk makan dan berhubungan dengan pengukuran nafsu makan (12).
Jadi, jangan ragu-ragu untuk memasukkan kedelai dalam pola makanmu untuk menjaga berat badan di masa WFH dan #dirumahaja. Kedelai dapat dikonsumsi dengan berbagai cara, seperti pada camilan, makan besar, atau minuman. Tidak lupa juga untuk memperhatikan cara pengolahan kedelai, pilih pengolahan dengan dipanggang, mengukus, memasak dalam saus, dan menumis dalam sedikit minyak, supaya tidak menambah kalori dalam kedelai. SOYJOY merupakan camilan yang terbuat dari kedelai utuh, tinggi protein, dan tinggi serat sehingga bantu jadi #Soylution untuk jaga berat badanmu.
Kala hidup sudah cukup disibukkan dengan rutinitas harian, maka mau tak mau perkara pemilihan cemilan harus lebih teliti. Kalaupun tak punya waktu untuk mengelolah cemilan dari rumah. Paling tidak, Anda bisa menemukan snack bar yang memuat kebaikkan kedelai dalam tiap gigitanya seperti SOYJOY. Kebaikkan kedelai berupa kaya serat dan tinggi protein, membuat Anda kenyang lebih lama, sehingga saat makan besar tiba Anda tak kalap makan berlebihan.
Selain itu, SOYJOY telah hadir dalam ragam varian rasa, sehingga Anda bisa lebih leluasa memilih rasa yang mewakili kesukaan Anda. Mau di konsumsi sebelum makan siang, atau sebelum makan malam, silahkan saja. Asalkan, tetap berbagi bersama teman-teman. Ngemil bareng, sehat pun bareng. Semangattt..
Referensi:
- Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Permenkes RI No. 41 tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang.
- Groves, M. (2018). Is soy good or bad for your health?. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/soy-good-or-bad (Accessed 4th June 2020).
- Goodson, A. (2018). Soy protein: good or bad?. [online] Available at: https://www.healthline.com/nutrition/soy-protein-good-or-bad (Accessed 4th June 2020).
- Mu, Y. et al. (2019). Soy products ameliorate obesity-related anthropometric indicators in overweight or obese asian and non-menopausal women: a meta-analysis of randomized controlled trials. Nutrients, 11, 2790.
- Maskarinec, G. et al (2008). Soy intake in related to a lower body mass index in adult women. European Journal of Nutrition, 47 (3), 138-144.