by gl75FKPUUayArC | Jun 16, 2016 | Healthy Living
Keputihan lama dan tak kunjung sembuh? Curigai adanya diabetes melitus alias kencing manis. Keputihan yang berlangsung dalam jangka panjang bisa menjadi indikator akibat diabetes melitus yang tidak terkontrol.
Perhatikan, bila keputihan itu bertekstur kental, berwarna, berbau, menimbulkan gatal, dan sulit disembuhkan atau hilang timbul. Ini tanda-tanda yang mesti diwaspadai sebagai penyakit kencing manis, yang kemungkinan penderitanya tidak menyadari ia mengidap kondisi tersebut.
Mengapa diabetes bisa memicu terjadinya keputihan pada perempuan? Menurut Dr Tri Juli Edi Tarigan, Sp.PD-KEMD, FINASIM, ahli penyakit dalam dan konsultan endokrin FKUI-RSCM, kadar gula darah tinggi yang berkepanjangan (ini lazim ditemui pada penyandang diabetes yang tidak terkontrol) akan mengganggu sistem imunitas.
“Itu sebabnya orang dengan diabetes tidak terkontrol rentan dengan berbagai infeksi, salah satunya keputihan yang sulit sembuh,” kata dia dalam temu media di Jakarta, baru-baru ini.
Kasus keputihan terjadi pada hampir 10 persen perempuan yang terdiagnosis diabetes. Jika seorang perempuan mengalami keputihan tak kunjung sembuh, segera cek kadar gula darah, siapa tahu selama ini mengidap diabetes namun tidak menyadarinya.
Tri Juli menambahkan, kadar gula darah tinggi berkepanjangan selain bisa memicu keputihan di organ intim, juga bisa memudahkan jamur tumbuh di sejumlah area tubuh, misalnya muncul jamur di lipatan tubuh, misalnya paha, atau lipatan ketiak.
Diabetes yang tidak terkontrol bisa mengganggu sistem imunitas tubuh, yang memudahkan infeksi kuman TBC berjangkit. “Sistem imunitas tubuh yang lemah juga gampang membuat gigi tanggal, infeksi pada gusi karena kadar gula darah tinggi memang menekan sistem imun bekerja dengan baik. Ini lazim terjadi pada penyandang diabetes,” jelasnya.
Tanda-tanda diabetes yang mudah dikenali
Selain keputihan yang tak kunjung sembuh pada perempuan, gejala diabetes lain yang gampang dikenali adalah impotensi pada pria, selalu haus, kesemutan atau kebas di bagian kaki atau tangan, penglihatan buram, selalu haus, luka tidak kunjung sembuh, turun berat badan drastis, sering pipis atau buang air kecil, dan mudah kecapaian atau level energi turun.
Sayangnya, memonitor gula darah secara mandiri masih dianggap suatu hal yang tidak penting bagi sebagian besar masyarakat. Padahal rutin mengecek kadar gula darah ini penting untuk deteksi dini kemungkinan terjadinya kencing manis, terutama pada mereka yang memiliki risiko.
Ditambahkan Tri Juli, mayoritas pengidap diabetes di Indonesia saja tidak melakukan pengecekan kadar gula darah secara rutin. Sementara mengecek kadar gula darah merupakan salah satu pilar untuk mengendalikan diabetes.
“Bagi orang dengan diabetes, pengecekan diperlukan tidak hanya untuk mengerahui kadar gula darah, namun juga dapat membantu program terapi pengelolaan dan pengobatan diabetes. Dengan pengecekan yang teratur, diharapkan kadar gula darah dapat dikendalikan dan komplikasi diabetes dapat dihindari,” ujar Tri Juli.
Bukan hanya penyandang diabetes yang perlu mengecek kadar gula darahnya secara teratur, mereka yang memiliki faktor risiko diabetes atau kondisi prediabetes juga perlu mengetahui kondisi gula darahnya dari waktu ke waktu untuk mencegah kondisi mereka menjadi diabetes.
Dikatakan Tri Juli, kondisi untuk sampai pada diabetes itu membutuhkan waktu yang panjang. “Tidak ujug-ujug kena diabetes. Pada beberapa orang bahkan risiko sudah ada sejak lahir,” kata dia.
“Faktor risiko yang membuat seseorang bisa menderita diabetes di kemudian hari adalah lahir dengan berat badan besar, kegemukan saat anak-anak sampai remaja atau dewasa, gaya hidup tidak sehat saat dewasa, keturunan, atau idiopatik,” ujarnya.
Seseorang dikatakan mengidap diabetes apabila kadar gula darah puasa secara konsisten berada di atas 120 mg/dL dan gula darah sewaktu 200 mg/dL (gula darah yang diukur dua jam setelah makan).
Mengapa cek gula darah mandiri penting dilakukan? Ini karena diabetes tak selalu menunjukkan gejala atau tanda-tanda diabetes yang apat dilihat dan dirasakan. “Bila gejala atau tanda-tanda umum diabetes dirasakan, biasanya itu sudah menunjukkan kondisi menengah atau parah yang mengarah pada komplikasi,” ujar Tri Juli.
Jika kadar gula dapat dikontrol sejak dini, risiko diabetes atau komplikasi bagi yang sudah diabetes dapat dicegah, imbuh Tri Juli.
Referensi:
Dokterdigital
by gl75FKPUUayArC | Jun 16, 2016 | Healthy Living
Kencing manis merupakan salah satu istilah lain dari diabetes melitus. Penyakit ini terjadi karena gangguan kerja yang dialami hormon insulin. Bagi yang masih asing dengan hormone insulin, ini adalah hormon yang mengatur metabolisme glukosa di dalam darah. Permasalahan terjadi ketika hormon insulin mengalami gangguan sehingga kadar gula dalam darah meningkat. Bisa dibilang diabetes memang disebabkan oleh gula, meskipun terkadang penyebab utamanya bukan hanya karena gula.
Ciri penyakit diabetes antara lain ditandai dengan mudah merasa lapar dan haus. Rasa lapar tersebut juga disertai dengan frekuensi buang air kecil yang cukup sering, berat badan menurun drastis, dan merasa letih dan lesu. Ciri penyakit diabetes beragam tergantung dari jenis diabetesnya:
1. Ciri penyakit diabetes tipe 1
Jenis diabetes ini biasanya menyerang anak-anak dan remaja. Diabetes tipe 1 ini juga dikenal sebagai juvenile diabetes. Ciri penyakit diabetes tipe 1 adalah hancurnya sistem autoimunitas dari sel ?-cells.
Runtuhnya autoimunitas tersebut membuat pankreas tidak dapat memproduksi hormon insulin. Itulah sebabnya para penyandang diabetes tipe 1 ini sangat bergantung pada terapi hormon insulin.
2. Ciri penyakit diabetes tipe 2
Diabetes tipe 2 paling banyak dialami oleh penyandang diabetes. Sekitar 90-95% penyandang diabetes mengalami diabetes tipe 2. Umumnya penyebab diabetes tipe 2 adalah akibat gaya hidup yang tidak sehat. Pada penyandang diabetes tipe 2, pankreas masih menghasilkan hormon insulin dengan kadar yang sangat sedikit. Oleh karena itu, diabetes tipe 2 juga dikenal sebagai Non-insulin Dependent Diabetes Mellitus.
3. Ciri penyakit diabetes gestasional
Sebagian besar yang mengalami diabetes gestasional adalah para ibu hamil yang sebelumnya tidak pernah terkena diabetes. Ketika dicek, kadar gula darah dapat melebihi 126 mg/dL. Kadar gula tinggi pada seorang ibu hamil akan diteruskan pada janin lewat plasenta. Akibatnya, setelah lahir bayi memiliki berat badan yang melebihi batas normal dan bayi tersebut juga memiliki risiko diabetes yang diturunkan dari ibunya
Diabetes dipercaya sebagai penyakit keturunan. Padahal, seseorang tanpa riwayat dibetes di keluarganya pun bisa tetap terserang penyakit ini. Namun, dengan pola hidup dan diet sehat, penyandang diabetes bisa tetap menjalani hidup dengan sehat.
4. Ciri komplikasi penyakit diabetes tipe 1 dan tipe 2
Komplikasi jangka pendek dari diabetes tipe 1 dan tipe 2 butuh penanganan segera. Jika tak dirawat segera, kondisi ini dapat menyebabkan kejang dan tak sadar (koma). Komplikasi yang kemungkinan timbul akibat penyakit diabetes tipe 1 dan 2 antara lain:
– Gula darah tinggi (hyperglycemia).
– Gula darah rendah (hypoglycemia).
– Penyakit kardiovaskular.
– Kerusakan saraf (neuropathy).
– Kerusakan ginjal (nephropathy).
– Kerusakan mata. Diabetes dapat merusak pembuluh darah pada retina (diabetic retinopathy), yang berpotensi menyebabkan kebutaan.
– Kerusakan kaki. Kerusakan saraf pada kaki atau tersendatnya aliran darah ke kaki akan meningkatkan risiko berbagai komplikasi kaki. Jika tak segera ditangani, kaki yang terluka atau melepuh dapat menimbulkan infeksi serius. Jika sudah demikian, tak ada jalan lain kecuali dilakukan amputasi pada jari kaki atau kaki.
– Infeksi kulit dan mulut. Diabetes membuat penderitanya mudah terkena masalah pada kulit, termasuk infeksi akibat bakteri, infeksi jamur dan gatal-gatal. Infeksi gusi juga berpotensi terjadi, apalagi jika penderitanya tak memperhatikan kesehatan dan kebersihan gigi.
– Masalah tulang dan persendian. Diabetes membuat penderitanya berisiko mengalami masalah pada tulang dan persendian, misalnya osteoporosis.
5.Ciri komplikasi penyakit diabetes gestational
Kebanyakan wanita yang mengidap diabetes gestational melahirkan bayi yang sehat. Namun, jika kelebihan kadar gula ini tak ditangani dapat memicu masalah pada si ibu dan bayinya. Komplikasi pada bayi dapat terjadi sebagai akibat dari diabetes gestational, seperti misalnya:
• Pertumbuhan berlebih.
• Gula darah rendah.
• Respiratory distress syndrome.
• Sakit kuning.
• Berpotensi mengidap diabetes tipe 2.
• Kematian. Diabetes gestational yang tak tertangani dapat menyebabkan pada bayi baik sebelum lahir atau tak lama setelah dilahirkan.
Referensi:
Mayoclinic.org
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/basics/causes/con-20033091
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/basics/complications/con-20033091
by gl75FKPUUayArC | Jun 15, 2016 | Healthy Living
Berpuasa di bulan suci Ramadan biasanya menjadi kesempatan bagi kita untuk menurunkan berat badan. Puasa menciptakan keteraturan, yaitu makan sahur dan berbuka di jam yang sama. Berpuasa selama Ramadhan berarti membatasi asupan makanan harian selama sebulan penuh. Setiap hari, ada jeda sekitar 14 jam perut tidak diberi asupan makanan apapun.
Namun bukannya berat badan turun, sejumah orang malah mengeluhkan berat badannya naik dalam seminggu atau dua minggu puasa. Lho, kok bisa sih? Kenaikan berat badan selama puasa bisa disebabkan karena beragam hal, misalnya kebiasaan makan yang kurang pas serta tidak adanya kontrol saat berbuka puasa menjadi biang penyebab kenaikan berat badan.
Apa saja penyebab kenaikan berat badan saat bulan Ramadan yang kerap tak disadari oleh mereka yang berpuasa? Berikut di antaranya:
Konsumsi makanan dan minuman manis

Memang ada anjuran untuk berbuka dengan yang manis untuk mengembalikan kadar gula darah yang menurun setelah seharian berpuasa. Namun apabila terlalu banyak mengonsumsi minuman manis, sama saja dengan menumpuk kalori tinggi secara berlebih.
Nah, penumpukan kalori ini disimpan sebagai cadangan lemak dalam tubuh. Ingat nggak saat puasa kita cenderung menyediakan makanan dan minuman manis dan menyantapnya secara bersamaan. Misalnya, sudah minum teh manis, masih ditambah kolak, es buah atau bahkan bubur sumsum.
Padahal konsumsi gula dalam sehari yang disarankan 50 gram, yang artinya hanya tiga sendok makan. Lemak, dalam sehari sebaiknya tidak lebih dari 60 gram. Itu berlaku juga bagi orang yang berpuasa.
Menurut Dr. dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, pakar di bidang gizi medis (medical nutrition) dan dosen sekaligus peneliti di Departemen Ilmu Gizi FKUI, konsumsi minuman dan makanan manis manis membuat otak cenderung tidak cepat merasa dipuaskan, meskipun kalori yang diminum sebenarnya sudah banyak.
Minuman dan makanan manis juga bisa bikin efek ketagihan. Setelah minum atau makan yang manis-manis, orang lebih mungkin untuk ingin makan manis-manis lagi.
Kita harus tahu, selain memicu penimbunan kalori yang tidak terpakai, minuman dan makanan manis yang dikonsumsi langsung ketika berbuka puasa bisa membuat kenaikan gula darah terjadi dengan cepat. Hal ini tentu saja sangat berisiko bagi penyandang diabetes mellitus.
Saptawati yang biasa disapa Dokter Tati, mengatakan saat waktu berbuka tiba, utamakan untuk mengganti cairan yang hilang terlebih dahulu. Caranya adalah dengan mengonsumsi air putih, kemudian dilanjutkan dengan makan buah yang manis seperti kurma untuk mengganti kadar karbohidrat dalam tubuh yang sudah menurun setelah berpuasa seharian.
Konsumsi makanan mengandung garam dan lemak tinggi

Selain minuman dan makanan manis, konsumsi makanan lemak tinggi, seperti makanan cepat saji sebagai hidangan berbuka yang tidak tepat. Perhatikan, kebanyakan kita memilih cara ini untuk berbuka dengan alasan praktis atau memang terburu-buru sehingga tak sempat memilih makanan yang jauh lebih sehat.
Padahal, menurut Dokter Tati, makanan berlemak sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan bagi tubuh yang berpuasa. Sebaliknya, zat gizi yang paling dibutuhkan bagi tubuh saat berpuasa adalah karbohidrat dan protein. Mengapa? Alasannya tak lain kedua zat gizi ini mengalami penurunan kadar yang pesat saat puasa, selain air tentu saja.
Tak memperhatikan jumlah asupan makanan

Salah satu penyebab kenaikan berat badan di bulan puasa Ramadan bisa juga disebabkan karena kita tak memperhatikan jumlah makanan yang dikonsumsi. Biasanya karena sudah berpuasa seharian, orang merasa perlu makan lebih banyak dari yang seharusnya. Inilah yang membuat berat badan menanjak meskipun berpuasa.
Masih banyak orang yang kalap saat berbuka puasa, alias balas dendam semua jenis makanan dan minuman ‘disikat’ dalam waktu bersamaan.
Solusinya adalah kontrol. Kontrol porsi dan nafsu makan anda selama puasa untuk menjaga berat badan anda tetap ideal.
Makanan berserat yang low GI (indeks glikemik rendah) bisa menjadi solusi mengontrol porsi makan sahur dan berbuka Anda karena membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna oleh tubuh.
SOYJOY bisa menjadi pilihan praktis dan bagian dari santap sahur dan berbuka yang tepat karena terbuat dari kedelai yang mengandung serat & protein yang tinggi sehingga bisa membuat kenyang lebih lama. Selain itu, kandungan buah-buahan yang ada di dalamnya dapat menangkal radikal bebas dan kolesterol jahat dari apa yang Anda makan selama sahur dan berbuka.
Tergoda makan lebih banyak
Selama berpuasa, biasanya kita menciptakan hidangan spesial, selain serba manis, bulan puasa juga identik dengan makanan gurih yang banyak mengandung lemak. Tujuannya untuk memancing selera makan, baik saat berbuka atau sahur.
Bisa ditebak, kita jadi tergoda makan dalam porsi lebih banyak. Ini ditambah dengan fenomena ‘acara buka puasa bersama’ yang menjadi gaya hidup di Indonesia. Jika dalam sehari kita harus menghadapi dua acara buka bersama, terbayang bukan berapa banyak jumlah makanan yang masuk ke perut?
Melupakan aktivitas fisik

Selama puasa terjadi ketidakseimbangan antara menu yang masuk ke tubuh dan energi yang dikeluarkan. Kita menurunkan aktivitas fisik. Yang biasanya fitnes 1,5 jam, menjadi sejam. Biasanya ngantor mulai jam 8, menjadi jam 9. Aktivitas berkurang namun konsumsi makanan tidak menurun dan malah bertambah.
Sepintas, selama puasa makan minum dibatasi. Namun sebenarnya, hanya waktu makan yang digeser. Jumlah yang dikudap tetap. Kadar minyak serta gula, sekali lagi gula, meningkat! Apalagi, setelah menyantap hidangan berbuka dalam keadaan perut penuh, kita memilih tidur, daripada melakukan melakukan aktivitas fisik.
Jika setelah makan kemudian bersantai-santai, makanan yang tadi dimakan tersebut akan menumpuk menjadi lemak. Jika kebiasaan seperti itu dilakukan setiap berbuka puasa, tidak aneh jika berat badan orang yang berpuasa justru bertambah.
“Selama puasa kita memang cenderung mengurangi aktivitas fisik dan makan lebih teratur dengan asupan makanan dari hidangan yang istimewa, cenderung lebih enak, manis dan gurih sehingga porsi terkadang lebih banyak. Inilah yang memicu kenaikan berat badan,” ujar Dokter Tati seperti dilansir dokterdigital.com.
Menurut pendiri Indonesian Nutrition Association (INA) ini, aktivitas fisik sebaiknya jangan ditinggalkan selama puasa. Namun, sebelum memutuskan melakukan aktivitas fisik yang pas, harus terlebih dulu dikonsultasikan dengan ahlinya. Tujuannya untuk bisa menghitung berapa kalori yang harus dibakar, jenis dan lama aktivitas fisik yang sebaiknya dilakukan agar tidak malah menimbulkan radikal bebas dalam tubuh yang mengakibatkan masalah kesehatan.***
by gl75FKPUUayArC | Jun 14, 2016 | Healthy Living
Diet diabetes mellitus alias diet untuk penyandang diabetes mellitus, dalam dunia kedokteran dikenal sebagai medical nutrition therapy (MNT) untuk diabetes yang secara gampang diterjemahkan dengan konsumsi berbagai jenis makanan bergizi dalam jumlah sedang dan patuh pada jadwal makan.
Ketimbang membatasi konsumsi makanan tertentu atau menganut diet ketat, diet untuk penyandang diabetes (MNT) adalah rencana makan sehat yang kaya bahan bergizi alami, rendah kalori dan lemak, dengan penekanan pada buah-buahan, sayur mayor dan biji-bijian. Kenyataannya, rencana diabetes mellitus adalah rencana makan terbaik untuk sebagian besar orang.
Tujuan diet untuk penyandang diabetes mellitus
Bagi penyandang diabetes atau pra-diabetes, dokter kemungkinan akan merekomendasikanmu untuk menemui ahli gizi dan bersama-sama mengubah pola makan dan MNT akan membantu penyandang diabrtes mengendalikan kadar gula darah (glukosa) dan mengelola berat badan.
Ketika kita kelebihan kalori dan lemak, tubuh akan merespon dengan menciptakan kenaikan glukosa daah yang tidak diinginkan. Jika glukosa darah itu tidak terkontrol, maka bisa menyebabkan masalah serius, seperti kadar gula darah sangat tinggi (hiperglikemia) dan komplikasi kronis, seperti kerusakan saraf, ginjal dan hati.
Membuat pilihan makanan sehat dan tracking kebiasaan makan, dapat membantu dalam mengelola kadar glukosa darah dan menjaganya dalam kisaran yang aman.
Bagi kebanyakan orang dengan diabetes tipe 2, penurunan berat badan juga dapat membuat lebih mudah untuk mengontrol glukosa darah dan menawarkan sejumlah manfaat kesehatan lainnya. Jika perlu menurunkan berat badan, konsultasikan dengan ahli gizi bagaimana menurunkan berat badan dengan aman.
Rincian Diet Diabetes Mellitus
Ahli nutrisi akan membantu menyusun diet untuk penyandang diabetes mellitus berdasarkan tujuan kesehatan setiap individu, juga selera dan gaya hidup yang bersangkutan. Ahli nutrisi juga dapat memberikan informasi berharga tentang bagaimana mengubah kebiasaan makan yang benar.
Makanan yang Direkomendasikan untuk penyandang Diabetes Mellitus

• Karbohidrat sehat. Saat berada di saluran cerna, gula (karbohidrat sederhana) dan pati (karbohidrat kompleks) dipecah menjadi glukosa darah. Fokuslah pada karbohidrat sehat, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan (buncis, kacang polong, dan lentil) dan produk susu rendah lemak.
• Makanan kaya serat. Serat makanan mencakup semua bagian dari makanan nabati yang tidak dapat dicerna atau diserap tubuh. Serat dapat menurunkan risiko penyakit jantung dan membantu mengendalikan kadar gula darah. Makanan tinggi serat termasuk sayuran, buah-buahan, kacang-kacangan, kacang-kacangan (buncis, kacang polong, dan lentil), tepung gandum dan dedak gandum.
• Ikan. Makan ikan setidaknya dua kali seminggu untuk menjaga kesehatan jantung. Ikan bisa menjadi alternatif yang baik ketimbang daging tinggi lemak. Ikan yang sebaiknya dikonsumsi antara lain, ikan cod, tuna dan halibut memilikikadar lemak jenuh dan kolesterol yang lebih rendah dibandingkan daging dan unggas. Ikan seperti salmon, mackerel, tuna, sarden misalnya, kaya kandungan asam lemak omega-3 yang meningkatkan kesehatan jantung dengan menurunkan lemak darah yang disebut trigliserida. Namun, hindari ikan yang digoreng dan ikan dengan kadar merkuri yang tinggi, seperti ikan todak dan king mackerel.
• Konsumsi lemak baik. Makanan mengandung monounsaturated dan polyunsaturated – seperti alpukat, almond, pecan, walnut, zaitun, dan kanola, zaitun dan minyak kacang – dapat membantu menurunkan kadar kolesterol.
Makanan yang Harus Dihindari Penyandang Diabetes Mellitus

Diabetes meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke dengan mempercepat pembangunan penyumbatan dan pengerasan arteri. Sejumlah makanan berikut ini bisa menjadi ‘lawan’ dalam menciptakan diet yang sehat bagi jantung:
• Lemak jenuh. Produk susu tinggi lemak dan protein hewani seperti daging sapi, hot dog, sosis dan daging berisi lemak jenuh. Dapatkan tidak lebih dari 7 persen dari kalori harian dari lemak jenuh.
• Lemak trans. Jenis lemak yang ditemukan dalam makanan ringan olahan, dipanggang, dan diolah dengan margarin harus dihindari.
• Kolesterol. Sumber kolesterol termasuk produk susu tinggi lemak, serta produk hewani dengan kandungan lemak tinggi seperti kuning telur, kerang, hati, dan daging organ lainnya. Usahakan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 300 miligram (mg) kolesterol per hari.
• Sodium. Konsumsi sodium (garam) sebaiknya kurang dari 2.300 mg sodium per hari.
Ada beberapa pendekatan yang berbeda untuk menciptakan diet diabetes yang membuat kadar glukosa darah dalam rentang normal. Dengan bantuan seorang ahli diet, maka akan ditemukan formulasi yang pas untuk setiap individu.
Beberapa orang yang menderita diabetes menggunakan indeks glisemik (glikemik) untuk memilih makanan, terutama karbohidrat. Makanan dengan indeks glikemik tinggi berhubungan dengan peningkatan kadar gula darah ketimbang makanan dengan indeks glikemik rendah. Karbohidrat kompleks yang tinggi serat – seperti gandum beras, roti atau sereal – memiliki indeks glikemik lebih rendah dibandingkan karbohidrat sederhana – roti putih atau nasi putih.
Tapi makanan dengan indeks glikemik rendah tidak selalu sehat. Misalnya makanan yang tinggi lemak cenderung memiliki nilai indeks glikemik yang lebih rendah daripada beberapa pilihan makanan sehat.
Sumber:
mayoclinic.org
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/diabetes/in-depth/diabetes-diet/art-20044295
by gl75FKPUUayArC | Jun 14, 2016 | Healthy Living
Kadar gula darah normal. Kalimat itu menjadi penting khususnya bagi mereka yang menyandang diabetes mellitus alias kencing manis. Bagi penyandang diabetes, penting banget untuk menjaga kadar gula darah normal, tidak terlalu rendah, juga tak terlalu tinggi. Kadar gula darah yang melonjak tak terkendali dalam wkatu lama akan meningkatkan risiko komplikasi penyandang diabetes, antara lain penyakit ginjal, kerusakan saraf, penyakit retina, penyakit jantung, juga stroke.
Daftar masalah akibat kadar gula darah yang naik turun itu mungkin terlihat menakutkan tapi titik utama yang perlu diperhatikan adalah bahwa risiko masalah ini dapat diminimalkan melalui kendali kadar gula darah yang baik, atau kadar gula darah dalam posisi normal. Bahkan perbaikan kecil dalam gaya hidup dapat membuat perbedaan besar jika kita melakukannya bersungguh-sungguh dan mempertahankan kebaikan itu dalam jangka panjang. Memahami rentang kadar glukosa (kadar gula) darah dapat menjadi bagian penting dari pengelolaan diabetes mandiri.
Cara untuk mengetahui kadar gula darah apakah masuk kategori normal, terlalu tinggi atau rendah adalah dengan melakukan tes darah. Tes ini berguna untuk memonitor kadar gula darah dalam tubuh agar tidak keluar dari batas normal. Tes gula darah bisa dilakukan di rumah dengan memakai alat tes gula darah. Sebelum mengambil sampel darah pada ujung jari, disarankan untuk makan pada dua jam sebelumnya.
Ada beberapa jenis tes gula darah yang bisa dilakukan:
Tes gula darah yang mengharuskan puasa. Kita diharuskan puasa delapan jam sebelum pengambilan sampel darah. Tes ini sering dipakai untuk mendiagnosis pradiabetes dan diabetes.
Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Dalam tes ini kita akan diberikan glukosa dalam jumlah tertentu dan dua jam kemudian, kadar gula dalam darah akan diperiksa.
Tes hemoglobin A1c atau glikohemoglobin. Tes ini dilakukan untuk mengetahui kadar gula darah yang berada pada sel darah merah. Hasil tes ini dapat memberi informasi mengenai kadar gula selama 2-3 bulan terakhir. Tes ini memudahkan dokter untuk mengubah obat-obatan diabetes seseorang jika diperlukan. Tidak seperti sebelumnya, untuk melakukan tes ini tidak perlu menjalani persiapan khusus.
Tes gula darah acak. Tes ini bisa dilakukan kapan saja. Oleh karena itu, tidak perlu melakukan persiapan khusus sebelum tes dilakukan. Karena sifatnya yang tidak mengenal waktu, pengujian ini dianggap sangat berguna karena umumnya kadar gula darah pada orang sehat tidak berbeda jauh sepanjang hari. Jika kadar gula darah berbeda secara signifikan, maka mungkin ada masalah kesehatan. Selain di rumah sakit, tes ini juga bisa dilakukan di rumah memakai alat tes gula darah.
Berapa kadar gula darah normal?

Ternyata, kadar gula darah normal tidak selalu sama, tergantung kapan tes yang dijalani dan kondisi tubuh setiap individu. Mengonsumsi alkohol atau kafein bisa mempengaruhi kadar gula darah.
Sebagai gambaran, berikut ini disajikan kadar gula darah normal. Namun ini hanyalah perkiraan saja karena tiap laboratorium memiliki patokan yang berbeda-beda.
Melakukan tes dua jam setelah makan, maka kadar normal gula darah adalah kurang dari 140 mg/dL atau 7.8 mmol/L. Angka ini berlaku pada kalangan yang berusia di bawah 50 tahun.
Bagi mereka yang berusia 50-60 tahun, kadar normalnya adalah kurang dari 150 mg/dL atau 8.3 mmol/L. Jika Anda berusia 60 tahun ke atas, maka kadar normal gula darah adalah 160 mg/dL atau 8.9 mmol/L.
Tes gula darah yang mengharuskan puasa, maka kadar normal gula darah dapat berada kurang atau sama dengan 100 mg/dL atau 5.6 mmol/L.
Pemeriksaan gula darah acak, maka hasilnya tidak bisa disamakan. Hasilnya tergantung dari kapan dan apa yang dimakan sebelum menjalani tes. Namun umumnya kadar normal gula darah berada di angka 80-120 mg/dL atau 4.4-6.6 mmol/L (jika melakukan tes sebelum makan atau setelah bangun tidur). Jika melakukan tes pada waktu ingin tidur, maka angka normal adalah 100-140 mg/dL atau 5.5-7.7 mmol/L.
Jika menjalani tes hemoglobin untuk gula darah, maka kadar normal adalah kurang dari atau sekitar 7 persen.
Pastikan untuk mencatat tanggal tes dan hasilnya. Perhatikan pula apa saja makanan atau minuman yang dikonsumsi atau aktivitas yang dilakukan sebelum menjalani tes itu.
Dengan rutin mengecek tes gula darah dan menjalani hidup sehat, semoga kita bisa terhindar dari efek negatif dari tinggi atau rendahnya kadar gula darah.
Sumber:
Diabetes.co.uk
http://www.diabetes.co.uk/diabetes_care/blood-sugar-level-ranges.html
by gl75FKPUUayArC | Jun 14, 2016 | Healthy Living
Bicara tentang diabetes mellitus alias penyakit kencing manis, cara yang paling aman adalah mencegahnya sebelum penyakit ini menghampiri kita. Mengubah gaya hidup bisa menjadi langkah besar menuju pencegahan diabetes – dan untungnya hal itu tidak pernah terlambat untuk memulai.
Ketika membicarakan diabetes tipe 2 – jenis yang paling umum dari diabetes – maka tindakan pencegahan adalah masalah besar. Mereka yang memiliki risiko besar terkena diabetes harus menjadikan upaya pencegahan di poin paling atas. Siapa saja yang rawan mengalami diabetes? Yaitu individu yang kelebihan berat badan atau memiliki riwayat keluarga penyakit.
Pencegahan diabetes dasar seperti konsumsi makanan yang lebih sehat, lebih aktif secara fisik dan menurunkan berat badan merupakan langkah yang bisa ditempuh – dan hal itu tidak pernah terlambat untuk memulai.
Melakukan sejumlah perubahan sederhana dalam gaya hidup sekarang dapat membantu kita menghindari komplikasi kesehatan yang serius dari diabetes jalan, seperti saraf, ginjal dan kerusakan hati.
Simak tips pencegahan diabetes terbaru dari American Diabetes Association berikut ini:
Tips 1. Lakukan aktivitas fisik lebih banyak

Ada banyak manfaat untuk aktivitas fisik secara teratur. Latihan fisik bermanfaat antara lain membantu menurunkan berat badan, menurunkan kadar gula darah, meningkatkan sensitivitas terhadap insulin – yang membantu menjaga gula darah dalam rentang normal. Penelitian menunjukkan bahwa latihan aerobik dan latihan ketahanan dapat membantu mengendalikan diabetes, tapi manfaat yang lebih besar berasal dari program kebugaran yang mencakup keduanya.
Tips 2. Konsumsi serat lebih banyak

Mengonsumsi makanan berserat memiliki banyak manfaat kesehatan, antara lain: Mengurangi risiko diabetes dengan meningkatkan kontrol gula darah, menurunkan risiko penyakit jantung, meningkatkan peluang penurunan berat badan dengan membantu tubuh merasa kenyang lebih lama. Makanan tinggi serat termasuk buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan, juga biji-bijian.
Tip 3. Makan lebih banyak biji-bijian

Sejauh ini masih tidak jelas mengapa biji-bijian dapat mengurangi risiko diabetes dan membantu menjaga kadar gula darah. Banyak makanan yang terbuat dari biji-bijian yang siap santap, misalnya roto gandum, produk pasta dan banyak sereal. Carilah kata “whole grain” pada makanan itu untuk memastikan kandungan seratnya tinggi.
Tip 4. Turunkan berat badan

Jika kelebihan berat badan, pencegahan diabetes mungkin bergantung pada penurunan berat badan. Setiap kilogram penurunan berat akan berdampak besar pada kesehatan individu. Peserta dalam satu studi besar yang berhasil menurunkan jumlah berat badan higga 7 persen dari berat badan awal – dan berolahraga secara teratur mengurangi risiko berkembangnya diabetes hampir 60 persen.
Tip 5. Hindari fad diet dan pilih konsumsi makanan sehat

Diet rendah karbohidrat, indeks glikemik diet atau diet lain dapat membantu kita menurunkan berat badan pada awalnya, tetapi efektivitasnya dalam mencegah diabetes tidak diketahui, serta bagaimana dampak jangka panjangnya. Untuk menjalani diet yang sehat, alih-alih mengkhususkan diri pada pola diet tertentu, akan lebih baik melakukan pola makan seimbang.
Sumber:
Mayoclinic.org
http://www.mayoclinic.org/diabetes-prevention/art-20047639?pg=1